Pengaruh Penciptaan Pengetahuan Terhadap Inovasi Pada Ukm Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor

PENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP
INOVASI UKM KLUSTER KERAJINAN TANGAN
KOTA BOGOR

ANISSA HUTAMI DEWI

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penciptaan
Pengetahuan terhadap Inovasi UKM Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Anissa Hutami Dewi
NIM H24100153

ABSTRAK
ANISSA HUTAMI DEWI. Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi pada
UKM Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor. Dibimbing oleh ANGGRAINI
SUKMAWATI.
Usaha kecil dan menengah (UKM) kerajinan tangan merupakan salah satu
jenis usaha yang kegiatan produksinya menghasilkan produk-produk yang
memerlukan keterampilan dan keahlian tenaga pengrajin. Penciptaan pengetahuan
dan inovasi sangat berperan penting dalam meningkatkan produktivitas UKM
kerajinan tangan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis sumber-sumber
inovasi yang diperoleh UKM Kerajinan Tangan di Kota Bogor berdasarkan tipologi
inovasi, (2) Mengidentifikasi permasalahan dalam UKM kerajinan tangan di Kota
Bogor, dan (3) Menganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi
UKM kerajinan tangan di Kota Bogor. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah convenience sampling, dengan responden yang tergabung
dalam Dewan Kerajinan Tangan Daerah Kota Bogor berjumlah 8 UKM. Metode
analisis data pada penelitian ini menggunakan diagram ishikawa untuk
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh UKM, dan menggunakan
Structural Equation Modeling (SEM) untuk menganalisis pengaruh proses penciptaan
pengetahuan terhadap inovasi UKM. Hasil analisis diagram ishikawa menunjukkan
bahwa rendahnya produktivitas UKM disebabkan oleh faktor yang berasal dari
sumberdaya manusia.. Berdasarkan hasil analisis SEM yang menyatakan bahwa
model II memiliki nilai T-Hitung yang lebih besar dibandingkan model I. Proses
penciptaan pengetahuan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap inovasi UKM
kerajinan tangan Kota Bogor, dimana harus ada variabel yang menjadi perantara,
yaitu tipologi inovasi dan pemecahan masalah. Dan dari analisis SEM ini pula dapat
diketahui bahwa inovasi yang diperoleh berasal dari sumber internal, ini berarti
inovasi yang dilakukan oleh UKM kerajinan tangan kota Bogor berasal dari
lingkungan di dalam UKM, yaitu sumberdaya manusia dari UKM itu sendiri
Kata kunci: inovasi, penciptaan pengetahuan, UKM
ABSTRACT
ANISSA HUTAMI DEWI. The influence of Innovation in Knowledgw Creation of
SMEs cluster Handicrafts in Bogor. Supervised by ANGGRAINI SUKMAWATI.


Handicraft SMEs is one type of business production activities to produce
products that require the skills and expertise of craftsmen personnel. Knowledge
creation and innovation play an important role in increasing the productivity of
SMEs handicrafts. The purpose of this study was (1) to analyze the sources of
innovation
obtained Crafts SMEs
in
Bogor
based
typology of

innovation, (2) Identify the problems in handicraft SMEs in Bogor, and (3) analyze
the effect of knowledge creation to innovation SMEs crafts in the city of Bogor. In this
study,
the
sampling
technique
used
was
convenience

sampling, the respondents who are members of the Crafts Council of City
of Bogor are 8 SMEs. Methods of data analysis in this study
using Ishikawa diagram to identify the problems faced by SMEs, and using
Structural Equation Modeling (SEM) to analyze the influence of the knowledge
creation process innovation of SMEs. Ishikawa diagram analysis results indicate that
the low productivity of SMEs caused by factors derived from human resources. Based
on the analysis of Structural Equation Modeling (SEM) which states that the
model II has a T-Calculate the value is greater than model I. models do not have
the
knowledge
creation
process
direct
influence
on
crafts
SMEs
innovation
Bogor,
where

there
should be intermediate variables, namely typology of innovation and problem
solving. And from the SEM analysis also can be seen that innovation comes
from internal sources derived, it means innovation carried out by SMEs craft comes
from the town of Bogor in the SME environment, the human resources of SMEs
themselves.
Keywords: innovation, knowledge creation, SMEs

PENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP
INOVASI UKM KLUSTER KERAJINAN TANGAN
KOTA BOGOR

ANISSA HUTAMI DEWI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang dilaksanakan pada bulan Maret 2014 berjudul
Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM Kluster Kerajinan Tangan Kota
Bogor. Penyusunan karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Ir.
Anggraini Sukmawati, MM selaku dosen pembimbing. Ungkapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Ibunda Siti Rusmawati, Ayahanda Heru Sisyanto, Kakanda Andry Hadi
utomo, SH serta Muhammad Triaji Saputra Bahri, ST dan juga teman-teman terbaik atas
segala dukungan, doa dan kasih sayangnya. Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah
ini dapat bermanfaat.

Bogor, September 2014


Anissa Hutami Dewi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1

1
2
3
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Penciptaan Pengetahuan
Pengertian Inovasi
Pengertian Kreativitas
Studi Terdahulu yang Relevan

3
5
5
5
6

METODE
Kerangka Pemikiran

Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengambilan Sampel
Pengolahan dan Analisis Data

6
6
7
7
8
8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Karakteristik UKM
Permasalahan di UKM
Persepsi Karyawan
Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM
Implikasi Manajerial


10
10
13
14
15
16
19

SIMPULAN DAN SARAN

20

DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

23


DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5

Data Perkembangan UMKM Indonesia Tahun 2010-2012
Karakteristik UKM Kerajinan Tangan Kota Bogor
Persepsi Karyawan UKM
Hasil evaluasi outer model dan inner model model 1 dan 2
Hasil inner model 2 pada analisis smartPLS

1
13
15
16
18

DAFTAR GAMBAR

1 Konversi Pengetahuan (SECI Process)
2 Kerangka Pemikiran Penelitian
3 Model I Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi
4 Model II Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi
5 Karakteristik Karyawan UKM Berdasarkan Usia
6 Karakteristik Karyawan UKM Berdasarkan Pendidikan Terakhir
7 Karakteristik Karyawan UKM Berdasarkan Status Pernikahan
8 Karakteristik Karyawan UKM Berdasarkan Penghasilan per Bulan
9 Karakteristik Karyawan UKM Berdasarkan Jumlah Tanggungan
10 Karakteristik Karyawan UKM Berdasarkan Lama Bekerja
11 Diagram Ishikawa UKM
12 Model Inner yang terpilih

4
7
9
9
10
11
11
12
12
13
14
17

DAFTAR LAMPIRAN
1 Uji validitas dan reliabilitas
2 Hasil pengolahan PLS

22
22

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Definisi usaha kecil dan menengah menurut undang-undang No. 20 Tahun
2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah dibagi menjadi beberapa kriteria,
diantaranya usaha mikro adalah usaha produktif milik orang per orang dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam undang-undang. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang.
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
undang-undang.
Tabel 1 Data Perkembangan UMKM Indonesia Tahun 2010-2012
Tahun
Jenis Usaha
Mikro (Unit)
Kecil (Unit)
Menengah (Unit)
2010
53.504.415
568.397
42.008
2011
54.559.969
602.195
44.280
2012
55.856.176
629.418
48.997
Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM
Usaha kecil dan menengah (UKM) mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembangunan ekonomi nasional,. UKM di Indonesia pada tahun 2010
jumlahnya mencapai 53.504.415 unit usaha yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Kementerian Koperasi dan UKM menganggarkan dana senilai
Rp66,382 miliar untuk penguatan kapasitas produksi yang dilakukan oleh
koperasi dan UKM pada 2014. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan
UKM, anggaran 2014 untuk bidang produksi tersebut terdiri dari bantuan sosial
senilai Rp45,2 miliar, dan anggaran fasilitasi senilai Rp21,16 miliar.
UKM merupakan usaha kecil yang didirikan masyarakat berdasarkan
inisiatif, kreativitas dan keterampilan seseorang di dalam suatu bidang usaha.
UKM tidak hanya memberikan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu saja, namun
UKM berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. Selain itu UKM memiliki pengaruh besar pada pendapatan daerah
maupun pendapatan nasional.
Negara Indonesia terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya yang
sangat melimpah. Oleh karena itu, UKM memanfaatkan berbagai sumber daya
alam yang berpotensial di suatu daerah dan mengolahnya menjadi sesuatu yang
komersial, misalnya membuat berbagai macam kerajinan tangan dengan
menggunakan bahan baku yang berasal dari kekayaan alam Indonesia.

2

Kerajinan tangan Indonesia saat ini sudah mendapatkan pasar yang cukup
luas dan memiliki pasar tersendiri. Apalagi, tidak sedikit pula produk kerajinan
tangan indonesia yang sudah sukses menembus pasar mancanegara. Orang-orang
diluar negeri, khususnya dari Eropa dan Amerika menilai barang-barang kerajinan
tangan Indonesia mempunyai sesuatu hal yang eksotis, unik, serta antik. Tidak
jarang ada yang bersedia membeli walaupun dengan harga mahal. Barang
barang kerajinan tangan Indonesia ini juga dianggap sesuai dengan selera
sebagian masyarakat Eropa dan Amerika yang memulai kembali pola hidup alami
(back to nature).
Kota Bogor merupakan kota wisata yang terkenal, di samping terdapat
Kebun Raya Bogor dan juga Istana Kepresidenan, Hal ini menjadikan UKM Kota
Bogor khususnya UKM kerajinan tangan sangat potensial untuk dikembangkan.
Saat ini Kota Bogor telah dikenal dengan hasil kerajinan tangannya. Misalnya, di
daerah Katulampa yang menghasilkan kerajian tas yang sukses menarik
wisatawan lokal maupun luar Kota Bogor untuk berkunjung ke sana. Selain tas,
terdapat berbagai UKM kerajinan tangan di Kota Bogor, diantaranya adalah
kerajinan rotan, anyaman, batik, wayang, sepatu, goong dan beragam hasil
kerajinan tangan lainnya. Karena persaingan antar UKM terjadi cukup ketat, maka
sangat dibutuhkan kreativitas tinggi dan inovasi-inovasi untuk menghadapi
persaingan tersebut.
UKM yang ingin konsisten keberadaannya ditengah persaingan harus
menunjukkan kapasitas beradaptasi yang lebih cepat terhadap perubahan kondisi
lingkungannya, terus melakukan inovasi, dan mengambil keputusan yang tepat
untuk menggerakkan perusahaannya ke arah tujuan yang diinginkan. Salah satu
elemen penting yang dipertimbangkan mampu menunjang daya saing perusahaan
adalah dengan menerapkan konsep manajemen pengetahuan, khususnya dalam
proses penciptaan pengetahuan.
Konversi pengetahuan merupakan identifikasi pengetahuan (diakses) yang
ada, memperoleh dan kemudian menerapkan pengetahuan ini untuk
mengembangkan ide-ide baru atau meningkatkan ide-ide yang ada untuk
menciptakan tindakan yang lebih cepat, lebih baik atau lebih aman daripada
seharusnya mereka memiliki. Berawal dari pemikiran tersebut, dibutuhkan usaha
untuk mengetahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kegiatan konversi
pengetahuan.

Perumusan Masalah
Dikarenakan banyaknya pesaing, setiap UKM kerajinan tangan Kota Bogor
selalu dituntut untuk memiliki penciptaaan pengetahuan yang tinggi untuk
menghasilkan inovasi yang baru dalam menunjang usahanya. Serta harus
mengasah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru
dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Selain itu diperlukan
kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan
menemukan peluang. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mempertahankan
eksistensi usaha agar selalu memiliki sesuatu yang baru dan mengembangkan apa
yang sudah ada agar menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan sumber-sumber inovasi,
maka permasalahan yang akan diteliti adalah:

3

1. Berasal darimana sumber-sumber inovasi pada UKM Kerajinan Tangan di
Kota Bogor?
2. Permasalahan apakah yang dihadapi oleh UKM kerajinan tangan di Kota
Bogor?
3. Apakah penciptaan pengetahuan memiliki pengaruh terhadap inovasi UKM
kerajinan tangan di Kota Bogor?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, adapun tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi sumber-sumber inovasi yang diperoleh UKM Kerajinan
Tangan di Kota Bogor berdasarkan tipologi inovasi
2. Mengidentifikasi permasalahan dalam UKM kerajinan tangan di Kota Bogor.
3. Menganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi UKM
kerajinan tangan di Kota Bogor.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi pengusaha UKM
Bahan evaluasi usaha dan bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan
UKM Kerajinan Tangan di Kota Bogor.
2. Bagi akademisi
Bahan informasi dan bahan rujukan penelitian bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh langsung yang
diberikan dari penciptaan pengetahuan, sumber inovasi, pemecahan masalah dan
bentuk inovasi terhadap inovasi, serta pengaruh penciptaan pengetahuan sebagai
penunjang dalam peningkatan produktivitas dan inovasi karyawan UKM kerajinan
tangan Kota Bogor. Objek penelitian ini adalah SDM dari UKM kerajinan tangan
Kota Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Penciptaan Pengetahuan
Nonaka dan Hirotaka (1995) menyatakan bahwa proses penciptaan
pengetahuan organisasi terjadi karena adanya interaksi antara pengetahuan tacit
dan pengetahuan eksplisit, melalui sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan
internalisasi.
1. Pengetahuan eksplisit, dapat diekspresikan dalam kata-kata dan angka, oleh
sebab itu dapat disebarkan dalam berbagai bentuk data, formula ilmiah,

4

spesifikasi produk, manual dan sejenisnya. Pengetahuan jenis ini dapat segera
ditularkan dari satu individu ke individu lain secara formal dan sistematis.
2. Pengetahuan tacit, bersifat sangat pribadi dan sulit diformalkan, sehingga sulit
pula untuk dikomunikasikan dari satu pihak ke pihak lain. Pengetahuan tacit ini
sulit diverbalkan karena berakar jauh di dalam tindakan dan pengalaman
seseorang, seperti dalam idealisme, nilai-nilai dan emosi.
Organisasi biasanya menggunakan media-media sebagai sarana komunikasi
antar-sumber daya manusia yang ada di organisasi dan pihak-pihak yang
berkepentingan. Media-media tersebut antara lain rapat secara berkala, diskusi
secara berkala, pertemuan bulanan, intranet, suratan edaran/surat keputusan,
papan pengumuman, dan internet/media massa.
Model SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization)
berguna untuk mendukung proses aktivitas dan pengembangan sumber daya
manusia di suatu organisasi. Bentuk konversi ini dapat dilihat dalam Gambar 1.
Tacit Knowledge

Explicit Knowledge

Dialoogue

Tacit

Socialization

Externalization

Internalization

Combination

Knowledge

Explicit
Knowledge
Learning-by-Doing

Gambar 1. SECI Process (Nonaka & Takeuchi, 1995)
Indikator dari konversi pengetahuan ini terdiri atas:
1. Sosialisasi (Socialization): merupakan proses sharing dan pengubahan
pengetahuan dari tacit knowledge ke tacit knowledge memungkinkan
pengetahuan tacit diubah melalui interaksi antar individu. Proses sosialisasi
dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan
bulanan), melalui pendidikan dan pelatihan (training).
2. Eksternalisasi (Externalization): yakni proses berlangsung melalui aktivitas
menangkap ide-ide (dialog) dari tacit knowledge ke explicit knowledge.
Dukungan terhadap proses eksternalisasi dapat diberikan dengan
mendokumentasikannya.
3. Kombinasi (Combination): yakni pengubahan pengetahuan explicit knowledge
ke explicit knowledge terjadi melalui proses pengombinasian beragam explicit
knowledge yang dimiliki seseorang. Media untuk proses ini dapat melalui
intranet (forum diskusi), database organisasi dan internet untuk memperoleh
sumber eksternal.
4. Internalisasi (Internalization): yakni aktivitas dari explicit knowledge ke tacit
knowledge dimana aktivitas ini mirip dengan aktivitas yang sudah sering kali
dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu melalui aktivitas belajar.

5

Pengertian Inovasi
Proses penciptaan pengetahuan bersumber dari tipologi inovasi, menurut
Gopalakrishnan dan Bierly (2001), tipologi inovasi diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu sumber eksternal dan sumber internal. Inovasi adalah sesuatu yang
berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru oleh seseorang.
Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi
orang yang baru melihat atau merasakannya (Hadiyati 2011). Sedangkan menurut
Smits (2002), inovasi merupakan sebuah kesuksesan kombinasi dari hardware,
software atau keduanya, dilihat dari sudut pandang sosial dan ekonomi.
Pengertian Kreativitas
Menurut Zimmerer et al (2009) kreatifitas adalah kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam
melihat masalah dan peluang. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan
solusi kreatif terhadap masalah dan peluang.
Menurut David Campbell (1986) mengemukakan kreativitas sebagai suatu
kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya:
1. Baru, yang diartikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik,
aneh dan mengejutkan.
2. Berguna atau useful, yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis,
mempermudah, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan
masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang
baik.
3. Dapat dimengerti atau understandable, yang diartikan hasil yang sama dapat
dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau sebaliknya peristiwa-peristiwa
yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak
dapat diulangi.
Guilford (1950) mengemukakan 5 sifat dari kreativitas, antara lain:
1. Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk
menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat.
Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan
kualitas.
2. Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi
sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi,
dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari
alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacammacam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang
luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir
lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.
3. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan
dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau
situasi sehingga menjadi lebih menarik.
4. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik.

6

Studi Terdahulu yang Relevan
Keberhasilan UKM dikarenakan adanya kesadaran dari anggota UKM (lakilaki dan perempuan) dalam pengelolaan UKM terhadap tugas dan tanggung jawab
masing-masing (Wahyuningsih, 2013). Purwanto (2010) secara simultan
(keseluruhan), visi bersama, pengelolaan percakapan, dan penyebaran
pengetahuan internal memiliki pengaruh nyata terhadap pengetahuan organisasi
koperasi susu. Namun secara parsial, ternyata hanya pengelolaan percakapan dan
penyebaran pengetahuan internal yang memiliki pengaruh nyata terhadap
pengetahuan organisasi koperasi susu. Pada penelitian Sukmawati (2010) inovasi
yang terjadi berhubungan erat dengan kemampuan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan, sedangkan konversi pengetahuan (penciptaan
pengetahuan) tidak terbukti berpengaruh terhadap inovasi. Keberhasilan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan pada koperasi susu dipengaruhi
oleh akuisisi dan konversi dengan sama besarnya. Konversi pengetahuan yang
terjadi terbukti sangat dipengaruhi oleh kepemilikan aset pengetahuan.

METODE
Kerangka Pemikiran
UKM kerajinan tangan Kota Bogor merupakan UKM yang berpotensi untuk
dikembangkan karena memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang relatif signifikan
dan kontribusi besar terhadap pendapatan Kota Bogor. Penelitian mengenai
penciptaan pengetahuan terhadap inovasi di UKM kerajinan diharapkan
mempunyai manfaat sebagai bahan pertimbangan dan juga masukan dalam upaya
peningkatan kinerja organisasi terkait.
Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji permasalahan yang dihadapi oleh
UKM kerajinan tangan Kota Bogor dan dianalisis menggunakan diagram ishikawa
atau fishbone analysis. Setelah itu, mengkaji persepsi karyawan di UKM kerajinan
tangan Kota Bogor terhadap penciptaan pengetahuan dan inovasi. Kemudian
mengkaji dan menganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi.
Indikator yang akan dianalisis dalam penciptaan pengetahuan, yakni sosialisasi,
eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi (Nonaka dan Hirotaki, 1995), serta
indikator dalam tipologi inovasi yakni internal dan eksternal (Gopalakrishnan dan
Bierly, 2001). Teknik menganalisis pengaruh antara penciptaan pengetahuan
terhadap inovasi menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil
analisis akan disimpulkan sehingga memberikan beberapa implikasi manajerial
yang dapat dipertimbangkan dalam upaya peningkatan inovasi UKM
Kuesioner penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum dibagikan
dan diisi oleh karyawan. Secara skematis kerangka pemikiran dari penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 2.

7

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UKM kerajinan tangan yang berada di Kota
Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan April
2014 sampai bulan Juni 2014
Jenis dan Sumber Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber
pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti, sedangkan data sekunder
merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh
pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabeltabel atau diagram-diagram. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk
diproses lebih lanjut (Umar, 2005).
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pengumpulan data
menggunakan instrumen kuesioner. Daftar pertanyaan (kuesioner) merupakan alat
bantu dalam kegiatan riset berupa suatu daftar tertulis yang berisikan rangkaianrangkaian pertanyaan mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab secara tertulis

8

pula (Sumarsono, 2004). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan
pertanyaan tertutup, yaitu kuesioner dengan pertanyaan yang jawabannya sudah
disediakan dalam daftar pertanyaan dan responden dapat memilih di antara
jawaban yang telah disediakan. Kuesioner yang diberikan kepada para karyawan
berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup mengenai inovasi, konversi pengetahuan,
serta pengambilan keputusan dan pemecahan masalah (Qianzhen Cheng, 2005).
Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, buku-buku teori, jurnal,
serta data-data yang disediakan oleh instansi-instansi yang terkait.yang
berhubungan dengan teori yang dibahas dalam penelitian.
Metode Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Menentukan
sampel diperlukan suatu metode yang tepat agar sampel dapat merepresentatifkan
populasi. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode convenience
sampling dalam memilih UKM yang akan dijadikan sampel. UKM yang dijadikan
sampel adalah UKM kluster kerajinan tangan yang tergabung dalam Dewan
Kerajinan Tangan Daerah Bogor Setelah terpilih 15 UKM dengan berdasarkan
jumlah tenaga kerja dan jenis UKM, namun yang bersedia untuk menjadi
responden sebanyak 8 UKM, sehingga jumlah responden pada penelitian ini
berjumlah 65 orang. Informasi mengenai sampel diperoleh dari data yang dimiliki
oleh Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode Analisis
Deskriptif, Analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan Partial Least
Square (PLS) yang diolah dengan SmartPLS 2.0.
1. Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan salah satu bagian dari bidang statistika. Metode ini
merupakan metode yang mempelajari teknik atau prosedur yang digunakan
untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan data maupun hasil
penelitian. Metode ini digunakan untuk mempermudah penyajian agar
informasi yang diperoleh dapat lebih mudah dimengerti, menarik dan
informatif.
2. Diagram Ishikawa (Fishbone)
Diagram ishikawa atau diagram fishbone merupakan alat analisis yang dapat
mengidentifikasi penyebab dari masalah yang dihadapi. Diagram ini dapat
terlihat faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai
akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu, juga dapat melihat faktorfaktor lebih terperinci yang mempengaruhi dan mempunyai akibat pada faktor
utama yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada
diagram fishbone.
3. Structural Equation Modelling (SEM)
Struktural Equation Modeling (SEM) merupakan metode analisis data
multivariat yang bertujuan menguji model pengukuran dan model struktural
variabel laten. SEM dapat digunakan untuk mempelajari hubungan struktural
yang diekspresikan oleh seperangkat persamaan, yang serupa dengan
seperangkat persamaan regresi berganda (Kusnendi, 2008). Menurut Wijayanto

9

(2008), variabel dalam SEM ada 2 yaitu variabel laten dan variabel terukur.
Variabel laten merupakan konsep abstrak yang hanya dapat diamati secara
tidak langsung. Variabel laten ini ada 2 yaitu variabel eksogen dan variabel
endogen. Variabel terukur merupakan variabel yang dapat diamati atau dapat
diukur secara empiris dan sering disebut sebagai indikator
Model struktural pada SEM memberi kemungkinan untuk melakukan
estimasi atas persamaan regresi yang berbeda namun tetap terkait satu dengan
yang lainnya secara bersama-sama. Strustural Equation Model (SEM) yang diuji
sebenarnya adalah hubungan antar dimensi pembentuk variabel (Ferdinand,
2002). .
Model yang diuji pada penelitian ini terdiri dari dua model yang
menganalisis pengaruh dari penciptaan pengetahuan terhadap inovasi UKM
kerajinan tangan Kota Bogor, dapar dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Sosialisasi
Eksternalisasi
Kombinasi

Proses
Penciptaan
Pengetahuan

H1

Pemecahan
Masalah

Internalisasi

H3

Bentuk Inovasi

H2
internal

Typologi
Inovasi

Konsensus

Manajemen

Kreativitas

Eksternal
Eksternal

Produk
Proses

Gambar 3 Model I Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi

Sosialisasi
Eksternalisasi

Produk

Proses
Penciptaan
Pengetahuan

H3

Bentuk
Inovasi

Kombinasi

Proses

Manajemen

H2

Internalisasi

H4
H1

Kreativitas
internal

Typologi
Inovasi

Pemecahan
Masalah
Konsensus

Eksternal

Gambar 4 Model II Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini diambil dari 8 UKM kerajinan tangan di
Kota Bogor yang berjumlah 65 orang responden. Analisis deskriptif digunakan
untuk mengidentifikasi karakteristik karyawan berdasarkan usia, tingkat
pendidikan, status pernikahan, penghasilan per bulan, dan jumlah tanggungan.
Karakteristik Karyawan
Karakteristik karyawan ini dijelaskan melalui pie chart dengan jumlah 65
orang responden berdasarkan usia, tingkat pendidikan, status pernikahan,
penghasilan per bulan, dan jumlah tanggungan.
Usia
Usia pada karyawan sangat berpengaruh dalam menghasilkan produk dari
sebuah UKM kerajinan tangan. Berdasarkan penelitian, 5 orang karyawan berusia
antara 35-45 tahun, 14 orang berusia lebih dari 45 tahun, 18 orang berusia antara
26 sampai 35 tahun, dan mayoritas, yaitu berjumlah 28 orang berusia antara 16
sampai 25 tahun. Ini berarti bahwa sebagian besar karyawan memiliki usia yang
masih produktif dalam bekerja sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang
cukup tinggi.

Gambar 5. Karakteristik karyawan berdasarkan usia
Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan, karyawan yang mendominasi adalah
karyawan dengan pendidikan terakhir tingkat SMP/sederajat sebanyak 28 orang,
sedangkan karyawan dengan pendidikan terakhir tingkat SMA/sederajat
berjumlah 26 orang. Selain itu, terdapat pula karyawan dengan pendidikan
terakhir SD/sederajat, berjumlah 8 orang, serta karyawan yang memiliki
pendidikan cukup tinggi, yaitu diploma dan sarjana berjumlah sangat sedikit, yaitu
2 orang lulusan diploma dan hanya 1 orang yang berpendidikan sarjana. Hal ini
menunjukkan bahwa belum semua karyawan memiliki pendidikan yang tinggi,
karena lulusan terbanyak dari SMP/sederajat, hal ini akan berpengaruh kepada

11

berkembangnya inovasi yang berada dalam UKM kerajinan tangan Kota Bogor.
Namun, keadaan seperti itu dapat dibantu dengan cara diadakannya pelatihan
(training) atau seminar seminar yang dapat meningkatkan keterampilan karyawan
UKM kerajinan tangan Kota Bogor. Pendidikan yang tinggi akan meningkatkan
keterampilan dan kretivitas karyawan. Dengan meningkatnya keterampilan yang
dimiliki oleh setiap karyawan, maka kemampuan dalam menciptakan inovasi yang
lebih berkembang lagi pada UKM kerajinan tangan yang ada di Kota Bogor juga
akan meningkat.

Gambar 6. Karakteristik karawan berdasarkan pendidikan

Status Penikahan
Mayoritas karyawan UKM Kerajinan Tangan Kota Bogor sudah menikah,
yaitu sebanyak 35 orang, sedangkan karyawan yang belum menikah berjumlah 29
orang, dan 1 orang karyawan telah menjanda atau menduda. Status penikahan ini
akan berpengaruh terhadap jumlah tanggungan karyawan UKM.

Gambar 7. Karakteristik karyawan berdasarkan status pernikahan

Penghasilan per bulan
Penghasilan karyawan perbulan UKM Kerajinan Tangan Kota Bogor
berkisar antara Rp1.250.000,00 sampai Rp1.500.000,00. Penghasilan yang

12

tergolong sedang ini dibayar dengan berdasarkan kemampuan dan keterampilan
yang dimiliki dari setiap karyawan tersebut. Selain itu, lama bekerja seorang
karyawan juga berpengaruh pada penghasilan per bulan yang didapatkannya.

Gambar 8. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Penghasilan (Rupiah)

Jumlah Tanggungan
Berdasarkan hasil penelitian, karyawan yang memiliki tanggungan
didominasi berkisar antara 0 sampai 2 orang tanggungan. Banyaknya jumlah
tanggungan juga dipengaruhi kepada karyawan yang telah memiliki status
pernikahan, dikarenakan karyawan yang telah menikah harus menanggung hidup
pasangan serta anak anaknya. Selain itu banyaknya jumlah tanggungan juga
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi keluarga, karena semakin banyak jumlah
tangggungan, maka akan semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk
memenuhi segala kebutuhannya.

Gambar 9. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Lama Bekerja
Karyawan yang telah bekerja selama 1 sampai 3 tahun di UKM yang
mendominasi berjumlah 23 orang. Karyawan yang bekerja kurang dari 1 tahun

13

dan yang telah bekerja lebih dari 10 tahun berjumlah sama, yaitu 12 orang,
selanjutnya karyawan yang telah bekerja selama 4 sampai 6 tahun berjumlah 10
orang, dan karyawan yang bekerja selama 7 sampai 10 tahun berjumlah 8 orang.
Berdasarkan hasil ini, pengelolaan SDM pada UKM harus lebih diperhatikan dan
diperbaiki agar tidak terjadi tingginya tingkat turn over karyawan. Selain itu
pengelolaan SDM yang baik akan membantu meningkatkan produktivitas UKM,
serta menjadikan karyawan menjadi lebih displin dan bertanggung jawab.

Gambar 10. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik UKM
UKM kerajinan tangan Kota Bogor yang menjadi sampel penelitian
berjumlah 8 UKM. UKM kerajinan tangan berskala kecil berjumlah 7 UKM dan
1 UKM berskala menengah. Keseluruhan dari UKM tersebut berdiri di atas 5
tahun. Karakteristik UKM yang menjadi responden penelitian dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2 Karakteristik UKM Kerajinan Tangan Kota Bogor
Lama
Berdiri

Skala
Usaha

6

Kecil

Batik

30

100-150 juta

2.

Batik Bogor
Tradisiku
Omocha Toys

8

Kecil

26

60-100 juta

3.

Munti Keramik

15

Kecil

25

50 juta

4.

Goong Factory

49

Menengah

23

300 juta

5.

Yanri Tas

12

Kecil

25

90 juta

6.

Bogor Kreatif

7

Kecil

25

10-20 juta

7.

Janel’s
Handycraft
Top Then’s
Ceramica

5

Kecil

50

30 juta

10

Kecil

Mainan yang
terbuat dari kayu
Keramik tanah
liat
Alat musik
tradisional
Kerajinan tas,
dompet
Handycraft daur
ulang
Handycraft dari
batik dan kayu
Keramik tanah
liat dan porselen

30

60 juta

Nama UKM
1.

8.

Jenis Usaha

Jumlah
Karyawan

Omset

Berdasarkan penelitian, faktor yang mempengaruhi berkembangnya UKM
berskala kecil menjadi UKM berskala menengah adalah lama UKM tersebut

14

berdiri. UKM berskala menengah yang menjadi sampel penelitian telah berdiri
selama 49 tahun. Hal ini berpengaruh pada omset dari UKM tersebut, yaitu
mencapai Rp 300.000.000,00.
Permasalahan di UKM
Permasalahan yang terdapat di UKM kerajinan tangan Kota Bogor
dijelaskan pada Diagram Ishikawa (fishbone chart). Penyebab utama
permasalahan digambarkan pada ekor ikan, sedangkan penyebab permasalahan
digambarkan pada sirip dan duri, selain itu bagian kepala dari kerangka tulang
ikan menggambarkan akibat dari permasalahannya yang dapat dilihat pada
Gambar 11.

Gambar 11 Diagram Ishikawa UKM Kerajinan Tangan Kota Bogor
Penyebab tidak maksimalnya produktivitas UKM ada beberapa faktor, yaitu:
sumberdaya manusia (SDM), material, pengukuran, dan lingkungan. Faktor SDM
ditunjukkan pada kurangnya karyawan yang memiliki berpendidikan baik. Hal ini
dapat menimbulkan rendahnya komitmen karyawan dalam bekerja. Selain itu,
pemilik UKM masih kurang memberikan motivasi terhadap karyawan, sehingga
karyawan menjadi kurang semangat dalam melaksanakan pekerjaannya.
Karyawan juga membutuhkan media atau fasilitas dalam pengembangan
keterampilan mereka agar kemampuan karyawan menjadi semakin berkembang
dan dapat meningkatkan produktivitas UKM.
Faktor material, kurangnya modal menjadi suatu hal yang sangat
mempengaruhi kemajuan UKM, karena untuk mendapatkan bahan baku yang
berkualitas baik membutuhkan modal yang tidak sedikit, jika bahan baku tidak
berkualitas baik maka hasil produksinya pun akan bisa memenuhi permintaan

15

pasar. Faktor ini pun sangat dibutuhkan sistem pengawasan persediaan bahan
baku agar lebih terkontrol sehingga tidak merugikan UKM.
Faktor lingkungan, tata letak pada workshop terlihat berantakan dan terkesan
kotor. Showroom dan workshop masih bergabung, sehingga membuat lingkungan
UKM menjadi tidak nyaman, serta kurangnya sirkulasi udara mengakibatkan
ruangan menjadi tidak kondusif dan panas. Faktor pengukuran antara lain tidak
adanya sistem seleksi karyawan, sistem evaluasi kinerja masih belum ada, dan
rendahnya sistem pengendalian standar mutu pada UKM.
Persepsi Karyawan UKM
Karyawan UKM kerajinan tangan Kota Bogor mempunyai penilaian terkait
variabel tipologi inovasi, penciptaan pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, serta bentuk inovasi. Penilaian
persepsi terhadap variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Persepsi karyawan terhadap tipologi inovasi, penciptaan pengetahuan dan
pemanfaatan pengetahuan, pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan, serta bentuk inovasi.
Variabel
1.
2.
1.
Penciptaan pengetahuan
2.
1.
Pemanfaatan pengetahuan
2.
Pemecahan masalah dan 1.
pengambilan keputusan
2.
1.
Bentuk inovasi
2.
3.
Sumber : Data diolah (2014)
Tipologi Inovasi

Internal
Eksternal
Sosialisasi
Eksternalisasi
Kombinasi
Internalisasi
Konsensus
Kreativitas
Manajemen
Produk
Proses

Persentase (%)
73,54
72,30
67,73
61,84
61,55
58,50
66,74

Keterangan
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju

73,05
76,90
70,00
68,70

Setuju
Setuju
Setuju
Setuju

Persepsi karyawan UKM kerajinan tangan Kota Bogor terhadap tipologi
inovasi secara keseluruhan menunjukkan nilai persentase setuju pada setiap
variabelnya. Persentase tertinggi pada variabel internal sebesar 73,54 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa tipologi inovasi dianggap perlu dipertahankan karena
tipologi inovasi dianggap penting oleh karyawan. Pada variabel penciptaan
pengetahuan sosialisasi, persentase tertinggi sebesar 67,73. Karyawan
mengganggap bahwa dalam penciptaan pengetahuan dipengaruhi oleh proses
sosialisai di UKM. Begitu pula pada variabel pemanfaatan pengetahuan
sosialisasi, persentase tertinggi sebesar 61,55. Dimana karyawan beranggapan
bahwa kombinasi mempengaruhi pemanfaatan pengetahuan.
Selain itu, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, kreativitas
memiliki persentase yang tertinggi sebesar 73,30. Ini menunjukkan bahwa
kreativitas karyawan mempengaruhi pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan dalam UKM. Variabel pada bentuk inovasi, manajemen memiliki

16

persentase tertinggi mencapai 76,90 sehingga terlihat bahwa adanya inovasi
manajemen di UKM kerajinan tangan Kota Bogor.

Analisis Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM dengan
Pendekatan Partial Least Square (PLS)
Pada penelitian ini dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas konstruk
untuk mengevaluasi model pengukuran pada masing-masing peubah laten yaitu
tipologi inovasi, proses penciptaan pengetahuan, pemecahan masalah dan bentuk
inovasi. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square (PLS)
yang diolah dengan SmartPLS 2.0. Secara umum, evaluasi dan interpretasi dari ke
2 model dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil evaluasi outer model dan inner model model 1 dan 2
Kriteria

1.Loading
Factor

Standar
penilaian
menurut Chin
1998 disitasi
Ghozali 2008
Nilai loading
faktor > 0.50

MODEL 1

MODEL 2

tidak ada indikator yang berada
dibawah 0,5 tidak ada indikator
yang direduksi. Seluruh
indicator telah merefleksikan
variabel-variabel laten (Valid)

tidak ada indikator yang berada
dibawah 0,5 tidak ada indikator
yang direduksi. Seluruh indikator
telah merefleksikan variabelvariabel laten (Valid)

2.Average
Variance
Extracted

Nilai AVE > 0.50

Sosialisasi (0,6172),
eksternalisasi ( 0,5474),
kombinasi (1,000), internalisasi
(0,6027), internal (0,4606),
eksternal (1,000), kreativitas
(0,4973), konsensus (0,4411),
produk (0,8883), proses
(0,6213), manajemen (0,6367)
(Valid)

Sosialisasi (0,6177), eksternalisasi (
0,5475), kombinasi (1,000),
internalisasi (0,6034), internal
(0,4612), eksternal (1,000),
kreativitas (0,4973), konsensus
(0,4411), produk (0,8883), proses
(0,6214), manajemen (0,6367)
(Valid)

3.Composite
Reability

Nilai > 0,7

Sosialisasi (0,8284),
eksternalisasi ( 0,7072),
kombinasi (1,000), internalisasi
(0,7448), internal (0,8064),
eksternal (1,000), kreativitas
(0,7475), konsensus (0,8740),
produk (0,9408), proses
(0,8310), manajemen (8383)
(Valid)

Sosialisasi (0,8287), eksternalisasi (
0,7072), kombinasi (1,000),
internalisasi (0,7458), internal
(0,8067), eksternal (1,000),
kreativitas (0,7475), konsensus
(0,8740), produk (0,9408), proses
(0,8310), manajemen (8383)
(Valid)

4.Signifikansi

Nilai t-statistik >
1,96 (5%)

Pemecahan Masalah -> Inovasi
(9,3425) (berpengaruh positif)

Pemecahan Masalah -> Inovasi
(5,536) (Berpengaruh positif)

Penciptaan -> Pemecahan
Masalah (1,7187) (Tidak
Berpengaruh)

Penciptaan -> Inovasi (1,0601)
(Tidak berpengaruh)

Typologi -> Pemecahan
Masalah (3,3729) (Berpengaruh
positif)

Penciptaan -> Pemecahan Masalah
(3,3113) (berpengaruh positif)

17

Typologi -> Penciptaan (8,2071)
(Berpengaruh positif)

5.R-Square

R-square sebesar
0.67, 0,33, dan
0,19 menunjukan
model kuat,
moderate, lemah

R-square inovasi sebesar
0,5067 (Model moderate)
R-square pemecahan masalah
sebesar 0,3883 (Model
moderate)

R-square inovasi sebesar 0,5225
(Model moderate)
R-square pemecahan masalah
sebesar 0,2823 (Model moderate)
R-square penciptaan pengetahuan
sebesar 0,4727 (Model moderate)

Berdasarkan Tabel 4 didapatkan hasil evaluasi dari dua model, dimana hasil
yang paling baik adalah pada model kedua. Untuk menguji valid dan reliabel
menggunakan nilai AVE, dan Composite Reability dimana kedua model telah
memenuhi nilai tersebut. Model kedua melihat pengaruh tidak langsung penciptaan
pengetahuan terhadap inovasi dengan tipologi inovasi dan pemecahan masalah
sebagai variabel perantara. Berdasarkan nilai t-statistik dan R-square yang didapat
model kedua memiliki nilai yang paling baik.
Pada Tabel 5 dapat dilihat hasil analisis inner model dari smartPLS. Nilai
original sample (O) untuk melihat hubungan positif atau negatif antar variabel
sedangkan t-statistik untuk melihat adanya pengaruh yang signifikan atau tidak.
Tabel 5 Hasil inner model 2 pada analisis smartPLS
Original Sample Standard
Sample
Mean Deviation
(O)
(M)
(STDEV)

t-statistic

Keterangan

Typologi -> Penciptaan

0,6875

0,6967

0,0838

8,2071

Signifikan

Penciptaan -> Inovasi

0,1478

0,1531

0,1394

1,0601

Tidak signifikan

Penciptaan -> Pemecahan
Masalah

0,5313

0,5142

0,1605

3,3113

Signifikan

Pemecahan Masalah -> Inovasi

0,6334

0,6372

0,1144

5,536

Signifikan

Sumber : Data diolah (2014)

Tabel 5 menunjukkan nilai t-statistik pada model kedua. Ini akan menjawab
hipotesis yang diajukan pada penelitian ini. Jika nilai T hitung > dari T tabel yaitu
1,96 untuk tingkat error 5% hubungan tersebut adalah:
1. Laten tipologi inovasi terhadap penciptaan pengetahuan memiliki pengaruh
yang signifikan dan positif dimana t-statistik sebesar 8,2071. Nilai T hitung >
T tabel.
2. Laten penciptaan pengetahuan terhadap inovasi tidak memiliki pengaruh dan
signifikan dimana t-statistik sebesar 1,0601. Nilai T hitung < T tabel.
3. Laten penciptaan pengetahuan terhadap pemecahan masalah memiliki
pengaruh yang signifikan dan positif dimana t- statistik sebesar 3,3113. Nilai
T hitung > T tabel.

18

4. Laten pemecahan masalah terhadap inovasi memiliki pengaruh yang
signifikan dan positif dimana t- statistik sebesar 5,536. Nilai T hitung > T
tabel.
Hasil inner model yang terpilih dapat dilihat pada Gambar 12

Gambar 12 Model Inner yang terpilih
Gambar 12 menjelaskan pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi.
Variabel yang terdapat pada penciptaan pengetahuan yang memiliki pengaruh
paling besar terhadap UKM kerajinan tangan Kota Bogor adalah Internalisasi. Ini
menunjukan bahwa melalui aktivitas belajar karyawan memperoleh pengetahuan
yang membantunya dalam bekerja. Sedangkan pada variabel tipologi inovasi,
dapat dibuktikan bahwa UKM mendapatkan sumber inovasi dari dalam
lingkungan UKM (internal), hal ini berarti inovasi yang didapatkan oleh UKM
berasal dari dalam UKM itu sendiri, UKM kerajinan tangan sangat membutuhkan
kreativitas dan inovasi, sehingga UKM harus selalu berinovasi dan memikirkan
bagaimana caranya agar konsumen tertarik untuk membeli produknya, misalnya
dengan cara menuangkan ide-ide baru dalam membuat suatu produk, atau dengan
cara mencari sumber lain di luar UKM yang bertujuan sebagai referensi, namun
tetap harus dengan keunikan dan ciri khas dari masing-masing UKM. Sesuai
dengan hasil T-hitung model penelitian, variabel bentuk inovasi yang dihasilkan
yang terbentuk pada UKM kerajinan tangan Kota Bogor adalah produk. Dengan
begitu terbukti, adanya persaingan yang amat ketat terjadi di UKM kerajinan kota
Bogor, sehingga setiap UKM kerajinan tangan kota Bogor berlomba-lomba dalam
berinovasi dalam bentuk produk.

19

Berdasarkan penelitian, proses penciptaan pengetahuan tidak memiliki
pengaruh langsung terhadap inovasi UKM kerajinan tangan Kota Bogor, dimana
harus ada variabel yang menjadi perantara, yaitu tipologi inovasi dan pemecahan
masalah. Hasil ini telah sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Sukmawati
(2011) bahwa inovasi yang terjadi berhubungan erat dengan kemampuan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, sedangkan konversi
pengetahuan (penciptaan pengetahuan) tidak terbukti berpengaruh terhadap
inovasi. Keberhasilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan pada
koperasi susu dipengaruhi oleh akuisisi dan konversi dengan sama besarnya.
Konversi pengetahuan yang terjadi terbukti sangat dipengaruhi oleh kepemilikan
aset pengetahuan.

Implikasi Manajerial
Meningkatnya produktivitas UKM merupakan tujuan akhir dari setiap
UKM. Berdasarkan penelitian ini, implikasi manajerial yang dapat dijadikan
sebagai masukan bagi UKM kerajinan tangan Kota Bogor antara lain:
1. Meningkatnya produktivitas UKM merupakan tujuan akhir dari setiap UKM.
Produktivitas UKM yang tidak maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang dapat menghambat kemajuan dan perkembangan UKM. Hal ini perlu
diatasi, agar UKM menjadi lebih maju dan berkembang. Upaya yang dapat
dilakukan oleh UKM seperti memberikan media dan fasilitas dalam
pengembangan keterampilan karyawan dengan mengadakan pelatihanpelatihan rutin yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
kreativitas karyawan. Selain itu, pemilik UKM sebaiknya sering memberikan
motivasi kepada karyawan, agar lebih semangat dalam bekerja, dalam
meningkatkan kinerja dan produktivitas UKM. Upaya-upaya tersebut akan
menjadikan konversi pengetahuan menjadi lebih efektif di dalam UKM.
Misalnya, dengan pelatihan atau seminar dapat meningkatkan proses
sosialisasi. Kemudian dengan adanya diskusi atau media internet akan
meningkatkan proses kombinasi, dan aktivitas pembelajaran yang nantinya
dapat meningkatkan proses internalisasi.
2. Dukungan pemerintah dalam kemajuan UKM kerajinan tangan Kota Bogor
sangat diperlukan, yaitu dengan memfasilitasi UKM melalui pelatihan atau
seminar gratis, dengan tujuan mengembangkan potensi karyawan dalam
mengembangkan kreativitasnya. Selain itu, pemerintah sebaiknya membantu
memudahkan urusan UKM kerajinan tangan Kota Bogor dalam hal perizinan
dan hak paten yang selama ini masih terlihat sangat birokratis.

20

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pada penelitian ini, sumber inovasi yang didapatkan oleh UKM kerajinan
tangan Kota Bogor berasal dari sumber internal. Hal ini tunjukkan berdasarkan
hasil analisis menggunakan Structural Equations Modeling (SEM). Artinya, di
dalam pengorganisasian atau sistem yang ada pada UKM dapat menghasilkan
sumer inovasi bagi UKM itu sendiri. Karena dalam UKM kerajinan tangan Kota
Bogor ini, atasan sering melakukan bimbingan terhadap karyawan sehingga
menjadikan karyawan lebih inovatif dalam melakasanakan tugasnya.
Penyebab tidak maksimalnya produktivitas UKM ada beberapa faktor, yaitu:
sumberdaya manusia (SDM), material, pengukuran, dan lingkungan. Faktor SDM
ditunjukkan pada kurangnya karyawan yang memiliki berpendidikan baik. Faktor
material, kurangnya modal menjadi suatu hal yang sangat mempengaruhi
kemajuan UKM. Faktor lingkungan, tata letak pada workshop terlihat berantakan
dan terkesan kotor. Faktor pengukuran antara lain tidak adanya sistem seleksi
karyawan, system evaluasi kinerja pun masih belum ada, dan rendahnya sistem
pengendalian standar mutu pada UKM.
Berdasarkan hasil analisis Structural Equation Modelling (SEM), pada
kedua model terdapat adanya pengaruh antara pemecahan masalah dengan bentuk
inovasi yang dihasilkan. Namun, model II memiliki nilai T-Hitung yang lebih
besar dibandingkan model I. Proses penciptaan pengetahuan tidak memiliki
pengaruh langsung terhadap inovasi UKM kerajinan tangan Kota Bogor, dimana
harus ada variabel yang menjadi perantara, yaitu tipologi inovasi dan pemecahan
masalah.

Saran
Sumber daya manusia (SDM) pada UKM Kerajinan Kota Bogor merupakan
penunjang dalam pengembangan dan kemajuan UKM. Untuk itu, SDM harus
memiliki kompetensi dan kreativitas tinggi yang sesuai dengan bidang dan
pekerjaannya. Pihak pemilik UKM disarankan agar bekerja sama dengan
pemerintah agar membangun program-program yang dapat memotivasi karyawan
UKM, dan juga mengasah keterampilannya sehingga menghasilkan karya yang
lebih inovafif dan variatif. Hal ini akan memberi pengaruh positif terhadap
perkembangan produktivitas UKM Kerajinan Tangan Kota Bogor.

21

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, D. 1985. Take the Road to Creativity and Get Off Your Dead End.
Center for Creative Leadership. North Carolina.
Ferdinand A. 2002. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen.
Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gopalakrishnan S, P Bierly. 2001. Analyzing Innovation and Adoption Using a
Knowledge-based Approach. Journal of Engineering and Technology
Management. [internet]. [diunduh 2014 Februari 17]; 18(2001): 107-130.
Tersedia
pada:
http://ecsocman.hse.ru/data/581/681/1217/analyzing_inn_adopt.pdf
Guilford, J. P. (1950). Creativity. American Psychologist, 5, 444–454.
Hadiyati A. 2011. Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan
Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. [internet]. [diunduh
2014
September
11];
13(1):1-11.
Tersedia
pada:
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&
ved=0CC0QFjAC&url=http%3A%2F%2Fpuslit2.petra.ac.id%2Fejournal%
2Findex.php%2Fman%2Farticle%2Fview%2F182