ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI METODE SRI DAN KONVENSIONAL (Studi Kasus Di Kelompok Tani Dewi Sri, Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang)
ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI METODE SRI
DAN KONVENSIONAL
(Studi Kasus Di Kelompok Tani Dewi Sri, Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu (S1)
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
OLEH
Bayu Mu’minun Latief
07720019
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Bayu Mu’minun Latief Nim : 07720019
Jurusan : Agribisnis
Fakultas : Pertanian - Peternakan
Judul : ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI METODE SRI : DAN KONVENSIONAL (Studi Kasus Di Kelompok Tani Dewi : Sri, Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten : Malang)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata (S-1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Mengesahkan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Bambang Yudi A, MM Ir. Harpowo, MP
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Peternakan Ketua Jurusan Agribisnis
(3)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur selalu tercurahkan kepada Sang pencipta alam beserta isinya, Allah SWT atas kebesaran dan limpahan rahmat serta hidayah-Nya, shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Komparasi Usahatani Padi Metode SRI dan Konvensional (Studi Kasus di Kelompok Tani Dewi Sri, Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang).”
Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan do’a, kasih sayang, perhatian, dukungan dan segalanya sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini. 2. Dr. Ir. Damat, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Ir. Dyah Erni Widyastuti, MM selaku Ketua Jurusan Agribisnis dan Dosen Wali, Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang 4. Prof. Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si selaku Dosen Penguji I yang
memberikan saran dan kelengkapan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ir. Rahayu Relawati, MM selaku Dosen Penguji II yang memberikan saran dan kelengkapan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ir. Bambang Yudi A, MM selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Penguji III yang telah membimbing dan mengarahkan sehingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Ir. Harpowo, MP selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen Penguji IV yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan.
(4)
8. Rahmad Pulung S. SP, MP selaku Kepala Laboratorium Agribisnis yang telah memberikan masukan, pengarahan dan bantuan.
9. Keluarga besar Laboratorium Agribisnis yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Keluarga besar Kelompok Tani Dewi Sri yang telah membantu memberikan banyak informasi.
11. Seluruh responden yang telah membantu memberikan data dan informasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
12. Teman-teman Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan inspirasi selama empat tahun ini.
Saya menyadari penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar skripsi ini menjadi jauh lebih baik. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca. Amien.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, Juli 2011
(5)
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ---i
HALAMAN PERSETUJUAN --- ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING --- iii
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI--- iv
HALAMAN REVISI --- v
SURAT PERNYATAAN --- vi
LEMBAR PERSEMBAHAN --- vii
RIWAYAT HIDUP --- viii
KATA PENGANTAR --- ix
ABSTRAKSI --- xi
DAFTAR ISI --- xii
DAFTAR TABEL --- xv
DAFTAR GAMBAR --- xvi
DAFTAR LAMPIRAN --- xvii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang --- 1
1.2.Rumusan Masalah --- 4
1.3.Tujuan Penelitian --- 4
1.4.Kegunaan Penelitian --- 4
1.5.Batasan Istilah dan Pengukuran Variabel --- 5
1.5.1. Batasan Istilah --- 5
1.5.2. Pengukuran Variabel --- 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu --- 9
2.2.Sejarah Metode SRI (System of Rice Intensification) --- 11
2.3.Budidaya Padi Metode SRI --- 12
2.3.Padi Sawah Varietas Inpari dan Varietas Cibogo --- 17
(6)
2.6.Struktur Biaya Usahatani dan Pendapatan Usahatani --- 22
2.6.1. Struktur Biaya Usahatani --- 22
2.6.2. Pendapatan Usahatani --- 23
2.7.Efisiensi Usahatani --- 24
2.8.Kerangka Pemikiran --- 26
2.9.Hipotesa --- 28
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi Penelitian --- 29
3.2.Metode Pengumpulan Data --- 29
3.3.Metode Pengambilan Sampel --- 30
3.4.Metode Analisa Data --- 30
3.4.1. Analisis Biaya dan Pendapatan --- 31
3.4.2. Analisis R/C ratio--- 31
3.4.3. Analisis Data dengan Menggunakan Uji T --- 32
3.4.4. Kaidah Pegujian --- 33
3.5.Konsep Operasional --- 34
BAB IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1.Letak Geografis --- 37
4.2.Luas Wilayah dan Jenis Penggunaan Lahan --- 37
4.3.Kesuburan Tanah --- 39
4.4.Keadaan Sosial Ekonomi --- 40
4.4.1. Keadaan Penduduk --- 40
4.4.2. Status Kepemilikan Pertanian Tanaman Pangan --- 41
4.4.3. Struktur Mata Pencaharian Penduduk --- 42
4.5.Profil Kelompok Tani Dewi Sri --- 43
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1.Karakteristik Responden --- 45
5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur --- 45
5.1.2. Karakteristik Responen Berdasarkan Tingkat Pendidikan --- 46
5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga --- 47
(7)
5.2.Usahatani Padi Inpari Metode SRI dan Padi Cibogo Metode
Konvensional Diterapkan di Kelompok Tani Dewi Sri --- 48
5.3.Perbedaan Biaya, Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Padi Inpari Metode SRI dan Padi Cibogo Metode Konvensional --- 50
5.3.1. Komparasi Biaya --- 50
5.3.1.1. Biaya Tenaga Kerja --- 50
5.3.1.2. Biaya Sarana Produksi --- 52
5.3.1.3. Biaya Lahan dan Lain-Lain --- 53
5.3.1.4. Biaya Total --- 55
5.3.2. Komparasi Produksi dan Penerimaan --- 56
5.3.3. Komparasi Pendapatan --- 57
5.4.Efisiensi Usahatani Padi Inpari Metode SRI dan Padi Cibogo Metode Konvensional di Kelompok Tani Dewi Sri --- 59
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan --- 61
6.2.Saran --- 62 DAFTAR PUSTAKA
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Identitas Responden Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 3 : Identitas Responden Petani Padi Cibogo Metode Konvensional Lampiran 4 : Data Asli Rata-Rata Tenaga Kerja Petani Padi Inpari Metode SRI Lampiran 5 : Data Asli Rata-Rata Tenaga Kerja Petani Padi Cibogo Metode
Konvensional
Lampiran 6 : Data Asli Rata-Rata Biaya Variabel Pestisida Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 7 : Data Asli Rata-Rata Biaya Variabel Pestisida Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 8 : Data Asli Rata-rata Biaya Variabel Pupuk Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 9 : Data Asli Rata-Rata Biaya Variabel Pupuk Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 10 : Data Asli Rata-Rata Biaya Variabel Benih Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 11 : Data Asli Rata-Rata Biaya Variabel Benih Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 12 : Data Asli Rata-Rata Biaya Lahan Dan Lain-Lain Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 13 : Data Asli Rata-Rata Biaya Lahan Dan Lain-Lain Petani Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 14 : Data Asli Rata-Rata Total Penerimaan (TR) Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 15 : Data Asli Rata-Rata Penerimaan Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 16 : Data Asli Rata-Rata Biaya Total (TC) Petani Padi Inpari Metode SRI
(9)
Lampiran 17 : Data Asli Rata-Rata Biaya Total (TC) Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 18 : Data Asli Rata-Rata Pendapatan Bersih Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 19 : Data Asli Rata-Rata Pendapatan Bersih Petani Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 20 : Data Asli Rata-Rata R/C Ratio Petani Padi Inpari Metode SRI Lampiran 21 : Data Asli Rata-Rata R/C Ratio Petani Petani Padi Cibogo Metode
Konvensional
Lampiran 22 : Data Konversi Rata-Rata Tenaga Kerja Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 23 : Data Konversi Rata-Rata Tenaga Kerja Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 24 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Variabel Pestisida Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 25 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Variabel Pestisida Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 26 : Data Konversi Rata-rata Biaya Variabel Pupuk Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 27 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Variabel Pupuk Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 28 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Variabel Benih Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 29 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Variabel Benih Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 30 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Tetap Penyusutan Alat Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 31 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Tetap Penyusutan Alat Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 32 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Lahan Dan Lain-Lain Petani Padi Inpari Metode SRI
(10)
Lampiran 33 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Lahan Dan Lain-Lain Petani Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 34 : Data Konversi Rata-Rata Total Penerimaan (TR) Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 35 : Data Konversi Rata-Rata Penerimaan Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 36 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Total (TC) Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 37 : Data Konversi Rata-Rata Biaya Total (TC) Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 38 : Data Konversi Rata-Rata Pendapatan Bersih Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 39 : Data Konversi Rata-Rata Pendapatan Bersih Petani Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 40 : Data Konversi Rata-Rata R/C Ratio Petani Padi Inpari Metode SRI
Lampiran 41 : Data Konversi Rata-Rata R/C Ratio Petani Petani Padi Cibogo Metode Konvensional
Lampiran 42 : Foto Kegiatan Budidaya dan Produksi di Kelompok Tani Dewi SRI
(11)
DAFTAR PUSTAKA
Admin “Padi Organik SRI” (Online) http://comerabersatu.wordpress.com/padi-organik-sri/ (diakses 27 Maret 2011)
Admin. “Jumlah Penduduk Indonesia Terbaru 2010“ (Online) http://www. peluangbisnisali.co.cc/2010/04/jumlah-penduduk-indonesia-terbaru-2010.html. (diakses 25 Maret 2011)
Anonim 2005. Metode Budidaya Padi Hemat Air SRI (System of Rise Intensification). DISIMP.
Anonim, 1991. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan PengembanganTanaman Pangan. Bogor
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta. Fitriadi, Farid. 2005. Analisis Pendapatan dan Marjin Pemasaran Padi Ramah
Lingkungan (Kasus di DesaSukagalih, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani. Swadaya. Jakarta.
Junaidi, Ahmad. 2008. Analisis Efisiensi Usahatani Padi Organik (Studi Kasus Penelitian di Desa Sumber Ngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang
Kasijadi., Ali., Yusran., Wahyunindyawati dan S. Balai, 2007. Integrasi Berbasis Padi Ternak. http://jatim.litbang.deptan.go.id. Diakses 26 Februari 2008. Maslukhin, Anang. 2008. Analisis Komparatif Usahatani Padi Hibrida Dan Padi
Non Hibrida. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang
Mubyarto. 1989. Ilmu Usahatani. LPP Yogyakarta.
Prawirokusuma, Soeharto. 1990. Ilmu Usahatani. BPFE. Yogyakarta.
Ranani, Sheika Dayenne. 2005. Studi Komparatif Tingkat Pendapatan Petani Padi Pada Musim Hujan dengan Kemarau (Studi Kasus Penelitian di Desa Ngraho, Kecamatan Kalitidu, Kabupten Bojonegoro). Skripsi tidak
(12)
diterbitkan. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang
Saragih, Ibrahim “PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13” (Online) http://cybex. deptan.go.id/penyuluhan/padi-sawah-varietas-inpari-13 (diakses 27 Maret 2011)
Sawabi, Ignatius “Tahun 2010 Penduduk Indonesia 234,2 Juta” (Online) http:// nasional.kompas.com/ (diakses 25 Maret 2011)
Siagian, Dergibson dan Sugiarto. 2000. Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Soekartawi, 1993. Teori Ekonomi Produksi. CV. Rajawali. Jakarta.
Soekartawi. 1991. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Rawali Press. Soratno, 1987. Ekonomi Pertanian. Penerbit Karinika. Jakarta.
Sugeng, H. R. 2001. Bercocok Tanam Padi. Aneka Ilmu. Semarang.
Wikipedia “System of Rice Intensification” (Online) http://en.wikipedia.org /wiki/System_of_Rice_Intensification (diakses 27 Maret 2011)
(13)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembangunan pertanian dalam arti luas meliputi pembangunan di sektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional dapat diukur dari sumbangan hasil produksi, sumbangan faktor produksi dan sumbangan devisa. Pembangunan pertanian nasional bertujuan untuk mengatasi kekurangan pangan dalam jumlah dan mutu, disamping itu juga untuk memperkuat sektor industri. Peran sektor pertanian dapat memperbesar dalam memperoleh devisa, menaikkan dan meratakan pendapatan, meluaskan kesempatan kerja dan sekaligus melestarikan kelestarian alam (Anonim, 1991).
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir perlu diperhatikan oleh pemerintah. Menurut Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 205,1 juta jiwa. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara keempat terbesar setelah China, India, dan Amerika Serikat. Sekitar 121 juta atau 60,1 persen di antaranya tinggal di pulau Jawa, pulau yang paling padat penduduknya dengan tingkat kepadatan 103 jiwa per kilometer persegi. Data Terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk Indonesia terbaru bulan Oktober tahun 2010. Totalnya penduduk RI sampai saat ini mencapai 237,56 juta jiwa. Oleh sebab itu kebutuhan
(14)
2
pangan masyarakat pun meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk tersebut.
Perluasan lahan sawah beririgasi untuk tanaman padi semakin sulit dan mahal. Bahkan luas areal lahan sawah, khususnya di pulau jawa cenderung menyusut. Tantangan peningkatan produksi adalah pesatnya konversi sawah menjadi lahan non pertanian, seperti pembangunan ruko dan perumahan. Sementara produktivitas lahan dengan menggunakan varietas padi unggul biasa dan teknologi budidaya yang ada, semakin sulit ditingkatkan. Hal ini menyebabkan melandainya laju peningkatan produktivitas padi secara nasional dan semakin sulitnya memenuhi permintaan beras yang terus meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk. Peluang untuk meningkatkan produksi padi nasional hanya dapat ditempuh dengan menggunakan Padi Tipe Baru (PTB) dan padi hibrida sebab jika menggunakan varietas unggul biasa tingkat produktivitasnya sudah “leveling off”.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka pemerintah telah melakukan usaha-usaha dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, pemerintah telah melaksanakan sejumlah program. Antara lain, program peningkatan besar nasional (P2BN). Serta sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT). Di Jawa Timur khususnya Kabupaten Malang pemerintah telah melaksanakan program meningkatkan ketahanan pangan melalui BLBU dan SLPTT, pemerintah memberikan bantuan sarana produksi berupa benih padi hibrida dan non hibrida kepada petani. Dengan didampingi PPL dalam rangka pembinaan teknologi
(15)
3
pemeliharaan tanaman yang baik, pemupukan berimbang dan sesuai kebutuhan tanaman, pengendalian OPT serta penanganan paska panen.
Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang petaninya turut serta dalam pengembangan usahatani padi binaan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang, di Dukuh Mlaten terdapat Denfarm Padi Inpari (Inbrida Padi Irigasi) yang dikelola oleh Kelompok Tani Dewi Sri. Penanaman padi di tempat ini mengunakan metode SRI (System of Rice Intensification), metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai oleh petani. Namun demikian ternyata masih terdapat beberapa anggota kelompok tani yang belum menanam padi inpari metode SRI dan memilih padi cibogo metode konvensional. Pengembangan usahatani padi inpari di daerah ini masih dalam tahap awal sehingga terdapat beberapa permasalahan yang perlu diteliti. Hasil analisis diharapkan dapat menjadi masukan bagi proses pengembangan pertanian padi inpari secara bertahap pada khususnya. Studi mengenai analisis usahatani padi telah banyak dilakukan, namun studi mengenai usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional belum banyak dilakukan, khususnya di daerah Jawa Timur, sehingga perlu dilakukan mengenai analisis usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional.
Dari paparan-paparan diatas, maka peneliti mengambil topik penelitian Analisis Komparasi Usahatani Padi Metode SRI dan Konvensional (Studi Kasus di Kelompok Tani Dewi Sri, Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang).
(16)
4
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat mengambil beberapa rumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional diterapkan di Kelompok Tani Dewi Sri?
2. Apakah ada perbedaan biaya, pendapatan dan efisiensi usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional di Kelompok Tani Dewi Sri?
1.3.Tujuan Penelitian
Dari beberapa perumusan masalah diatas, maka ada beberapa tujuan dilaksanakannya penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mendeskripsikan usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode Konvensional diterapkan di Kelompok Tani Dewi Sri.
2. Untuk menganalisis perbedaan biaya, pendapatan dan efisiensi usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional di Kelompok Tani Dewi Sri.
1.4.Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Sebagai bahan informasi bagi Kelompok Tani Dewi Sri untuk berusaha padi yang lebih menguntungkan dan memberikan informasi tentang efisiensi usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional di Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
(17)
5
2 Dapat dijadikan bahan referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan bahan acuan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan pertanian yang dapat membantu usahatani padi masyarakat, khususnya di Kabupaten Malang.
1.5.Batasan Istilah dan Pengukuran Variabel 1.5.1. Batasan Istilah
Untuk mengarahkan penelitian, maka diperlukan adanya suatu kesatuan pengertian dalam rangka menghindari adanya salah pengertian dari beberapa istilah yang dibahas atau diteliti. Sehingga, pembahasan masalah tidak meluas, maka diambil batasan istilah pada hal-hal berikut ini:
1. Metode SRI (System of Rice Intensification) adalah suatu metode untuk meningkatkan produktivitas padi dengan mengubah pengaturan tanaman, tanah, air, dan nutrisinya.
2. Metode konvensional merupakan usahatani padi dengan tidak menggunakan teknis budidaya padi SRI
3. Padi inpari (Inbrida Padi Irigasi) adalah, varietas yang cocok ditanam di ekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 dpl, memiliki potensi hasil 8,7 ton/ha
4. Padi cibogo adalah varietas yang baik ditanam pada lahan sawah sampai ketinggian 800 dpl, memiliki potensi hasil 8,1 ton/ha
5. Biaya variabel (Variable Cost) adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi secara langsung volume produksi padi yang dihasilkan. Terdiri dari biaya saprodi dan biaya tenaga kerja.
(18)
6
6. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah dimana besar kecilnya biaya tidak berubah dengan berubahnya produk yang dihasilkan. Terdiri dari biaya sewa lahan, pajak lahan, iuran irigasi, transportasi, biaya karung dan biaya konsumsi. 7. Biaya total (Total Cost) adalah penjumlahan dari biaya variabel dan biaya
tetap.
8. Penerimaan adalah hasil dari nilai penjualan produksi padi yang diterima usahatani yang berupa nilai barang yang dihitung dalam bentuk uang.
9. Pendapatan adalah keuntungan yang diterima dalam produksi padi dimana merupakan penerimaan bersih setiap satu kali proses produksi.
10. Efisiensi usahatani adalah ratio yang diperoleh dari kegiatan usahatani untuk mengetahui untung tidaknya usahatani tersebut untuk dikembangkan.
1.5.2. Pengukuran Variabel
Beberapa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil produksi adalah hasil panen dari usahatani yang diukur dalam satuan Kg.
2. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, yang termasuk biaya ini adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dinyatakan dalam satuan Rp/Kg.
3. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dalam luas tanam tertentu, diantaranya pajak, sewa lahan, iuran irigasi, penyusutan alat yang diukur dalam satuan Rp/Ha.
(19)
7
4. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan sarana produksi. Biaya variabel ini antara lain biaya sarana produksi (saprodi), biaya tenaga kerja yang dihitung dalam satuan Rp/Ha.
5. Penerimaan adalah hasil penjualan produksi padi yang diperoleh dengan mengalikan besarnya nilai produksi dengan harga produk dalam satuan Rp. 6. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang
(1)
2
pangan masyarakat pun meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk tersebut.
Perluasan lahan sawah beririgasi untuk tanaman padi semakin sulit dan mahal. Bahkan luas areal lahan sawah, khususnya di pulau jawa cenderung menyusut. Tantangan peningkatan produksi adalah pesatnya konversi sawah menjadi lahan non pertanian, seperti pembangunan ruko dan perumahan. Sementara produktivitas lahan dengan menggunakan varietas padi unggul biasa dan teknologi budidaya yang ada, semakin sulit ditingkatkan. Hal ini menyebabkan melandainya laju peningkatan produktivitas padi secara nasional dan semakin sulitnya memenuhi permintaan beras yang terus meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk. Peluang untuk meningkatkan produksi padi nasional hanya dapat ditempuh dengan menggunakan Padi Tipe Baru (PTB) dan padi hibrida sebab jika menggunakan varietas unggul biasa tingkat produktivitasnya sudah “leveling off”.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka pemerintah telah melakukan usaha-usaha dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, pemerintah telah melaksanakan sejumlah program. Antara lain, program peningkatan besar nasional (P2BN). Serta sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT). Di Jawa Timur khususnya Kabupaten Malang pemerintah telah melaksanakan program meningkatkan ketahanan pangan melalui BLBU dan SLPTT, pemerintah memberikan bantuan sarana produksi berupa benih padi hibrida dan non hibrida kepada petani. Dengan didampingi PPL dalam rangka pembinaan teknologi
(2)
3
pemeliharaan tanaman yang baik, pemupukan berimbang dan sesuai kebutuhan tanaman, pengendalian OPT serta penanganan paska panen.
Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang petaninya turut serta dalam pengembangan usahatani padi binaan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang, di Dukuh Mlaten terdapat Denfarm Padi Inpari (Inbrida Padi Irigasi) yang dikelola oleh Kelompok Tani Dewi Sri. Penanaman padi di tempat ini mengunakan metode SRI (System of Rice Intensification), metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai oleh petani. Namun demikian ternyata masih terdapat beberapa anggota kelompok tani yang belum menanam padi inpari metode SRI dan memilih padi cibogo metode konvensional. Pengembangan usahatani padi inpari di daerah ini masih dalam tahap awal sehingga terdapat beberapa permasalahan yang perlu diteliti. Hasil analisis diharapkan dapat menjadi masukan bagi proses pengembangan pertanian padi inpari secara bertahap pada khususnya. Studi mengenai analisis usahatani padi telah banyak dilakukan, namun studi mengenai usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional belum banyak dilakukan, khususnya di daerah Jawa Timur, sehingga perlu dilakukan mengenai analisis usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional.
Dari paparan-paparan diatas, maka peneliti mengambil topik penelitian Analisis Komparasi Usahatani Padi Metode SRI dan Konvensional (Studi Kasus di Kelompok Tani Dewi Sri, Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang).
(3)
4
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat mengambil beberapa rumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional diterapkan di Kelompok Tani Dewi Sri?
2. Apakah ada perbedaan biaya, pendapatan dan efisiensi usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional di Kelompok Tani Dewi Sri?
1.3.Tujuan Penelitian
Dari beberapa perumusan masalah diatas, maka ada beberapa tujuan dilaksanakannya penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mendeskripsikan usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode Konvensional diterapkan di Kelompok Tani Dewi Sri.
2. Untuk menganalisis perbedaan biaya, pendapatan dan efisiensi usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional di Kelompok Tani Dewi Sri.
1.4.Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Sebagai bahan informasi bagi Kelompok Tani Dewi Sri untuk berusaha padi yang lebih menguntungkan dan memberikan informasi tentang efisiensi usahatani padi inpari metode SRI dan padi cibogo metode konvensional di Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
(4)
5
2 Dapat dijadikan bahan referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan bahan acuan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan pertanian yang dapat membantu usahatani padi masyarakat, khususnya di Kabupaten Malang.
1.5.Batasan Istilah dan Pengukuran Variabel 1.5.1. Batasan Istilah
Untuk mengarahkan penelitian, maka diperlukan adanya suatu kesatuan pengertian dalam rangka menghindari adanya salah pengertian dari beberapa istilah yang dibahas atau diteliti. Sehingga, pembahasan masalah tidak meluas, maka diambil batasan istilah pada hal-hal berikut ini:
1. Metode SRI (System of Rice Intensification) adalah suatu metode untuk meningkatkan produktivitas padi dengan mengubah pengaturan tanaman, tanah, air, dan nutrisinya.
2. Metode konvensional merupakan usahatani padi dengan tidak menggunakan teknis budidaya padi SRI
3. Padi inpari (Inbrida Padi Irigasi) adalah, varietas yang cocok ditanam di ekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 dpl, memiliki potensi hasil 8,7 ton/ha
4. Padi cibogo adalah varietas yang baik ditanam pada lahan sawah sampai ketinggian 800 dpl, memiliki potensi hasil 8,1 ton/ha
5. Biaya variabel (Variable Cost) adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi secara langsung volume produksi padi yang dihasilkan. Terdiri dari biaya saprodi dan biaya tenaga kerja.
(5)
6
6. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah dimana besar kecilnya biaya tidak berubah dengan berubahnya produk yang dihasilkan. Terdiri dari biaya sewa lahan, pajak lahan, iuran irigasi, transportasi, biaya karung dan biaya konsumsi. 7. Biaya total (Total Cost) adalah penjumlahan dari biaya variabel dan biaya
tetap.
8. Penerimaan adalah hasil dari nilai penjualan produksi padi yang diterima usahatani yang berupa nilai barang yang dihitung dalam bentuk uang.
9. Pendapatan adalah keuntungan yang diterima dalam produksi padi dimana merupakan penerimaan bersih setiap satu kali proses produksi.
10. Efisiensi usahatani adalah ratio yang diperoleh dari kegiatan usahatani untuk mengetahui untung tidaknya usahatani tersebut untuk dikembangkan.
1.5.2. Pengukuran Variabel
Beberapa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil produksi adalah hasil panen dari usahatani yang diukur dalam satuan Kg.
2. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, yang termasuk biaya ini adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dinyatakan dalam satuan Rp/Kg.
3. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dalam luas tanam tertentu, diantaranya pajak, sewa lahan, iuran irigasi, penyusutan alat yang diukur dalam satuan Rp/Ha.
(6)
7
4. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan sarana produksi. Biaya variabel ini antara lain biaya sarana produksi (saprodi), biaya tenaga kerja yang dihitung dalam satuan Rp/Ha.
5. Penerimaan adalah hasil penjualan produksi padi yang diperoleh dengan mengalikan besarnya nilai produksi dengan harga produk dalam satuan Rp. 6. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang