dengan   kebutuhan   menguntungkan   negaranya,   tetapi   ada   beberapa   bagian   dari perjanjian yang memang tidak dibutuhkan tidak menguntugkan bagi negara tersebut
ataupun   bertentangan   dengan   konstitusi   negaranya.   Untuk   menghindarkan   negara mundur atau tidak meratifikasi dan atau mengaksesi perjanjian maka suatu perjanjian
dibuatkan suatu pengecualian dalam bentuk RESERVASI atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama persyaratan.
Persyaratan   reservasi   berlaku   juga   bagi   negara   ketiga   yang   ingin   ikut   serta dalam perjanjian tetapi tidak ikut dalam konvensi. Persyaratan disini memberikan angin
segar bagi negara yang ingin terikat dalam perjanjian tapi tidak secara penuh menerima semua ketentuan dalam perjanjian.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk   menguji   kedudukan   perjanjian   Internasional   dalam   sistem   perundang- undangan nasional
2. Untuk mengetahui seberapa besar kekuatan mengikat hukum Internasional terhadap negara pihak ke tiga
3. Untuk lebih memahami reservasi persyaratan berkenaan dengan tempatnya sebagai pranata   hukum   internasional   yang   mengetengahkan   antara   tataran   teori   ke
pengimplementasian persyaratan itu sendiri 4. Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh reservasi dalam pembuatan   hukum
perjanjian Intrnasional. 5. Untuk mengetahui perbedaan reservasi sistem suara bulat dengan sistim pan Amerika.
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Berdasarkan   uraian   dari   latar   belakang   masalah,   ruang   lingkup   masalah   untuk makalah ini adalah:
1. Seberapa   besar   pengaruh   kedaulatan   negara   dalam   menekan   untuk   lahirnya sebuah Persyaratan, dan apakah instrumen dari persyaratan reservasi
2.  Perbedaan reservation sistem suara bulat dengan sistem pan Amerika Dan kasus reservation atas Konvensi Genocide tahun 1951 tentang pencegahan dan
penghukuman atas kejahatan genocide
1.4 Sumber Data Penulisan
3
Sumber data  yang dipergunakan pada penelitian ini  adalah bersumber pada materi Kasus Perjanjian dan Perjanjian Internasional yang telah diratifikasikan dengan peraturan
perundang   –   undangan   Nasional,   diakui   keberadaannya   sebagai   bagian   dari   sistem Hukum   Nasional   dan   mempunyai   kekuasaan   hukum   yang   mengikat,   setelah   diatur
dengan   undang   Undang   –   undang   Ratifikasi   suatu   Perjanjian   Internasional.   Namun dalam hal   ada perbedaan isi ketentuan suatu Undang – Undang Nasional dengan isi
Perjanjian Internasional yang telah Diratifikasi, atau belum ada peraturan pelaksanaan Undang – undang Ratifikasi suatu perjanjian.
1.5 Metode Penulisan
1. Jenis dan Sifat Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini bersifat deskriptif
analistis yaitu untuk memperoleh gambaran secara rinci dan sistematis permasalahan yang akan diteliti. Analisis dimaksudkan untuk mendapat jawaban atas permasalahan
Kasus Perjanjian. Jenis yang digunakan penelitian ini adalah yuridis normatif yakni suatu kegiatan
ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan penelitian tertentu yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tentang kasus
perjanjian dan untuk memecahkan atas suatu permasalahan-permasalahan yang timbul.
BAB II
4
LANDASAN TEORITIS
2.1 Landasan Perjanjian Internasional