Teknik Penyambungan Logam Kelas XI Semester 3
3
merupakan bagian dari Program Studi Keahlian Teknik Mesin, maka pada bahan ajar ini akan dijelaskan dua macam proses penyambungan logam,
yakni: penyambungan logam dengan proses las oksi asetilin dan proses las busur manual.
B. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar
Kompetensi Dasar Pengalaman Belajar
Setelah mempelajari dan berlatih tentang materi Las Oksi Asetilin dan Las Busur
Manual, peserta didik diharapkan mampu:
1.
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan
tanggung jawab dalam dalam mengaplikasikan teknik penyambungan
logam ;
2.
menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam
menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir;
3.
menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan;
4.
memahami dan menerapkan teknik penyambungan logam menggunakan las
oksi asetilin
5.
memahami dan menerapkan teknik penyambungan logam menggunakan las
busur manual.
Melalui bahan ajar
Las Oksi Asetilin dan Las Busur Manual,
peserta didik diharapkan akan memperoleh pengalaman belajar:
1.
mengamati, mengekslorasi berbagai proses penyambungan
logam;
2.
mengkaji, menyimpulkan dan mengkomunikasikan konsep,
karaktertik dan kondisi otentik tentang penerapan sambungan
las oksi asetilin dan las busur manual dalam pekerjaan
fabrikasi logam;
3.
menerapkan kompetensi las oksi asetilin dalam pekerjaan
fabrikasi logam sesuai dengan standar yang berlaku SOP;
4.
menerapkan kompetensi las busur manual dalam pekerjaan
fabrikasi logam sesuai dengan standar yang berlaku SOP
Teknik Penyambungan Logam Kelas XI Semester 3
4
L
AS OKSI ASITILIN
A. Pengertian Las Oksi Asetilin
Las oksi asetilin merupakan proses las cair yang panasnya diperoleh dari pembakaran campuran gas oksigen dan asetilin menghasilkan nyala
api atau disebut juga nyala api las. Dalam perkembangan teknologi pengelasan, proses las asetilin
sudah banyak ditinggalkan dan mulai jarang dipakai dalam proses penyambungan logam, karena secara ekonomis kurang menguntungkan
dibanding dengan proses-proses las yang lain. Namun demikian, untuk aplikasi tertentu kita masih membutuhkan las oksi asetilin.
Secara teknis, las oksi asetilin dapat digunakan untuk menyambung bahan yang relatif tipis sampai dengan ketebalan sedang, dan akan lebih
mahal untuk mengelas bahan yang lebih tebal, sehingga sesuai digunakan untuk pekerjaan fabrikasi ringan atau industri karoseri kendaraan.
Proses las oksi asetilin memerlukan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja K3, karena jenis pekerjaan ini beresiko terhadap
kesehatan dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja jika tidak mengindahkan ketentuan atau aturan K3 dalam melakukan pengelasan.
Pada umumnya las oksi asetilin dilakukan secara manual dan
Teknik Penyambungan Logam Kelas XI Semester 3
5
penyambungan dapat menggunakan atau tanpa menggunakan bahan tambahpengisi. Oleh sebab itu, dalam melakukan pengelasan diperlukan
pemahaman tentang K3, peralatan, teknik-teknik dan berlatih keterampilan pengelasan sesuai dengan standar operasional prosedur
SOP. Sebagai ilustrasi awal dalam memahami proses las oksi asetilin,
perhatikanlah gambar berikut.
Gambar : Proses Las Oksi Asetilin
Gambar :. Posisi Tip dan Bahan Tambah
Dari gambar di atas, diperlihatkan salah satu bentuk konstruksi sambungan las dan bagaimana posisi benda kerja terhadap bahan tambah
dan tip las dan arah pengelasan.
Arah pengelasan Gerakan tip dan
bahan tambah
Arah pengelasan
Teknik Penyambungan Logam Kelas XI Semester 3
6
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Las Oksi Asetilin