Prosedur Penyalaan Api Las

Teknik Penyambungan Logam Kelas XI Semester 3 35 Nyala inti Prosedur Menyalakan Nyala Karburasi:  Setel nyala netral.  Buka katup asetilin sehingga terjadi nyala inti, nyala ekor, dan nyala luar

3. Nyala Api Oksidasi Oxidising Flame

Yang dimaksud dengan nyala oksidasi ialah nyala kelebihan oksigen. Nyala ini terdiri dari dua bagian yaitu : nyala inti dan nyala luar. Tanda-tandanya :  Kerucut nyala inti meruncing dan pendek.  Warna kerucut nyala biru terang. Pemakaiannya adalah untu kmengelas tembaga dan paduannya. Adapun prosedur menyalakan nyala oksidasi :  Setel nyala netral  Kurangi asetilin sehingga terjadi nyala inti pendek dan meruncing.

E. Prosedur Pengelasan

1. Prosedur Penyalaan Api Las

Pekerjaan las oksi asetilin dapat dilakukan secara baik jika mengikuti prosedur yang benar dan melakukan latihan secara berulang-ulang sampai mencapai standar yang ditentukan kompeten. Teknik Penyambungan Logam Kelas XI Semester 3 36 Pencapaian kompetensi merupakan hal terpenting dalam melakukan pengelasan dengan proses las oksi asetilin. Oleh sebab itu, harus dilakukan secara bertahap dan dengan kerja keras, karena untuk mencapai standar yang ditetapkan memerlukan ketabahan, ketahanan fisik dan penuh kehati-hatian agar terhindar dari kecelakaan atau sakit. Secara umum, prosedur pengelasan sangat beragam dan tergantung pada bentuk dan jenis bahan yang dilas, posisi pengelasan, serta konstruksi sambungan las, dan lain-lain sebagainya. Namun, dari segi bentuk bahan yang dilas dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni: prosedur pengelasan pelat dan prosedur pengelasan pipa. Pada pengelasan pelat, terdiri dari beberapa posisi pengelasan, yakni: 1 posisi di bawah tangan down hand, 2 mendatar horizontal , 3 tegak vertical, dan 4 di atas kepala over head. Sedangkan pada pengelasan pipa, terdiri dari: 1 posisi pipa sumbu mendatar dapat diputar down hand, 2 posisi pipa sumbu tegak dapat diputar horizontal, 3 posisi pipa sumbu mendatar tidak dapat diputar all position, dan 4 posisi pipa sumbu sudut 45° tidak dapat diputar. Dari segi konstruksi sambungan, secara umum dapat dibedakan menjadi: sambungan sudut fillet yang biasanya disimbolkan dengan “F” dan sambungan tumpul butt yang disimbolkan dengan “G”. Dengan demikian, jika kita mengelas sambungan sudut pada pelat posisi di bawah tangan, maka cukup disimbolkan diistilahkan dengan “1F”. Demikian juga, jika mengelas sambungan tumpul pada pelat posisi tegak, maka disimbolkan diistilahkan dengan “3G”, demikian seterusnya. Teknik Penyambungan Logam Kelas XI Semester 3 37 Berdasarkan uraian di atas, maka sangat penting kita mengetahui karakteristik tiap bentuk atau jenis bahan, posisi pengelasan, dan konstruksi sambungan, karena masing-masingnya memiliki prosedur pengelasan yang relatif berbeda. Untuk itu, agar dapat memahami prosedur pengelasan, maka harus mencoba dan berlatih untuk tiap jenis sambungan las tersebut. Pada bahan ajar ini, akan disajikan beberapa prosedur dan teknik-teknik pengelasan melalui beberapa kegiatan latihan dasar las oksi asetilin.

2. Prosedur dan Latihan Las Oksi Asetilin