Jenis Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya Analisis Deret Waktu Stasioneritas

1. = Var ; = 1. Bukti : Dengan menggunakan definisi korelasi antara X t dan X t+k, akan dibuktikan bahwa = Var ; = 1. = , = Diberikan k = 0, maka = , = = , = = = = = = 1 2. ; 1. Bukti : Sifat kedua merupakan akibat dari persamaan autokorelasi kurang dari atau sama dengan 1 dalam nilai mutlak. 3. = dan = untuk semua k, dan adalah fungsi yang sama dan simetrik lag k=0. Bukti : Sifat tersebut diperoleh dari perbedaan waktu antara dan . Oleh sebab itu, fungsi autokorelasi sering hanya diplotkan untuk lag nonnegatif. Plot tersebut kadang disebut korrelogram Wei, 2006. Pendugaan koefisien adalah dugaan dari koefisien autokorelasi secara teoritis yang bersangkutan . Nilai tidak sama persis dengan yang berkorespondensi dikarenakan error sampling. Distribusi dari kemungkinan nilai- nilai disebut dengan distribusi sampel. Galat baku dari distribusi sampling adalah akar dari penduga variansinya. Pengujian koefisien autokorelasi : H : = 0 Koefisien autokorelasi tidak berbeda secara signifikan H 1 : ≠ 0 Koefisien autokorelasi berbeda secara signifikan Statistik uji : t = dengan : = dan SE = dengan : SE : standard error autokorelasi pada saat lag k : autokorelasi pada saat lag k k : time lag T : banyak observasi dalam data time series Kriteria keputusan : tolak H jika nilai │t hitung │ t α2,df dengan derajat bebas df = T-1, T merupakan banyaknya data dan k adalah lag koefisien autokorelasi yang diuji Pankratz, 1991.

2.4.2 Fungsi Autokorelasi Parsial

Autokorelasi parsial digunakan untuk mengukur tingkat keeratan antara X t dan X t+k , apabila pengaruh dari time lag 1, 2, 3, . . . , dan seterusnya sampai k-1 dianggap terpisah . Ada beberapa prosedur untuk menentukan bentuk PACF yang salah satunya akan dijelaskan sebagai berikut. Fungsi autokorelasi parsial dapat dinotasikan dengan: corr X t , X t+1 , X t+2, X t+3,…, X t+k misalkan X t adalah proses yang stasioner dengan EX t = 0, selanjutnya X t+k dapat dinyatakan sebagai model linear X t+k = + + + + 2.1 dengan adalah parameter regresi ke-i dan adalah nilai kesalahan yang tidak berkorelasi dengan dengan j=1,2, … , k. Untuk mendapatkan nilai PACF, langkah pertama yang dilakukan adalah mengalikan persamaan 2.1 dengan pada kedua ruas sehingga diperoleh : X t+k = + + + + Selanjutnya nilai harapannya adalah

Dokumen yang terkait

ASYMMETRIES MODEL OF VOLATILITY RETURN INDONESIAN SHARIA STOCK INDEX WITH EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY.

0 0 4

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 17

Sifat Asimetris Model Prediksi Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) dan Exponential Generalized Autoregressive Conditional (EGARCH) Asymmetrical Characteristic of Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) and Exponential General

0 0 14

Pemodelan volatilitas dapat dilakukan ketika terjadi heteroskedastisitas. Model Autoregressive Conditional Heteroscedastic (ARCH) dan model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) digunakan dalam generalisasi asumsi heteroskedast

0 0 10

METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA

0 0 9

93 Pemodelan Return Saham Perbankan Menggunakan Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity

0 0 10

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

0 0 9

Value-at-Risk Berbasis Model Exponential Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (EGARCH) Value-at-Risk Based On Exponential Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (EGARCH) Model

0 0 12

Generalized Autoregressive Conditional Heterocedasticity

0 0 14

Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastic (GARCH) - USD Repository

0 0 232