7 Pemaknaan kelembagaan dalam penyelenggaraan pendidikan muncul
dalam kondisi masyarakat serba sekolah di suatu negara. Kemunculannya tidak hanya secara evolusi alami akan tetapi tuntutan karena interkasi antar masyarakat
dan antar negara. Pengkondisian ini yang menyebabkan banyak kepentingan di dalam penyelenggaraannya. Kepentingan dalam pengelolaan pendidikan
dimunculkan karena adanya struktur dan dalam struktur tersebut kita dapat mengukur seberapa besar kepentingan atau tugas dan tanggungjawab dimiliki oleh
seseorang atau kelompok orang. Struktur menggambarkan kewenangan dan tingkatan, tingkatan kewenangan menggambarkan salah satu legalitas
kekuatankekuasaan atas orang, kelompok orang dan kelembagaan. Kekuasaan dalam pendidikan adalah sebuah bentuk legalitas terhadap
kepemimpinan yang
dijalankannya, legalitas
artinya kebermaknaan
kepemimpinan dalam organisasi pendidikan adalah kekuasaan individual ataupun kolektivitas. Kekuasaan dan pendidikan sebenarnya memiliki dua makna, makna
pertama kekuasaan adalah bentuk kewenangan dalamkelembagaan pendidikan, dan makna kedua adalah pendidikan melahirkan kekuasaan yang baik.
2. Kekuasaan dalam Pendidikan
a Kekuasaan Transformatif
Proses terjadinya hubungan kekuasaan tidak ada bentuk subordinasi antara subjek dengan subjek yang lain.
Membangkitkan refleksi, dan refleksi tersebut menimbulkan aksi.Orientasi yang terjadi dalam aksi tersebut merupakan orientasi yang adokatif.
b Kekuasaan Transmitif
Terjadi proses tranmisi yang diinginkan oleh subjek yang memegang kekuasaan terhadap subjek subjek yang terkena kekuasaan itu sendiri.
Orientasi kekuasaan besifat legitimatif, dengan demikian yang terjadi dalam proses pelaksanaan kekuasaan adalah suatu aksi dari subjek kekuasaan
yang bersifat robotik karena sekedar menerima atau dituangkan ke dalam sesuatu bejana subjek yang bersangkutan.
8
c Pendidikan yang dilaksanakan karena kekuasaan
Kerangka pikir pendidikan dan kekuasaan secara skematik dapat digambarkan sebagai berikut:
Ada empat masalah yang berkaitan dengan pendidikan yang dilaksanakan dengan kekuasan;
1 Domestipikasi dan stupidikasi pendidikan
Peserta didik menjadi subjek ekploetasi oleh suatu kekuasaan di luar pendidikan dan menjadikan peserta didik menjadi budak-budak dan alat
dari penjajahan mental dari yang mempunyai kekuasaan. Domestifikasi akan membunuh kreativitas dan menjadikan manusia
sebagai robot-robot yang sekedar menerima transmisi nilai-nilai kebudayaan yang ada. Hasilnya bukan pembebasan akan tetapi
pembodohan.
Peraturan Perundangan
Pengelolaan
Keterlibatan Peran Serta
schooling
Kewenangan
Kekuasaan
TUJUAN PENDIDIKAN
NASIONAL
9 2
Indoktrinasi Kurikulum yang ada dipandang sebagai indoktrinasi atau mentranmisikan
ilmu pengetahuan secara paksa. Penyusunan kurikulum silih bergant berubah hal ini menggambarkan
betapa kuku kekuasaan menancap begitu kuat, sebelum segala sesuatunya memperoleh penampaan hasil yang memuaskan. Ketika suatu kurikulum
ditetapkan maka tidak ada kebebasan dari lembaga pendidikan untuk berkreasi menyusun kurikulumnya sendiri.
3 Demokrasi dalam Pendidikan
Pendidikan yang demokratis melahirkan manusia-manusia yang penuh problematik
dengan alteratif-alternatif
yang dikembangkan
oleh kemampuan akal budinya untuk mencari solusi yang terbaik.
Pendidikan yang demokratis bukan hanya sekedar prinsip akan tetapi penuangan dan pengembangan tingkah laku yang membebaskan manusia
dari kungkungan. Tumbuhnya demokratisasi dalam pendidikan mendukung multikultarisme
dalam pendidikan. Multikultarisme melihat sumber kekuasaan bukan dari segi yang monolitik tetapi dari segi yang beragam.
4 Integrasi Sosial
Ada anggapan bahwa integritas sosial hanya dapat diciptakan melalaui kekuasaan pemerintah. Integritas sosial ternyata tidak dapat diciptakan
dengan pemaksaan kekuasaan dari atas.
D. PENUTUP