BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen
Mary Parker Folletdalam Mugiyo Hartono 2010:8 menyatakan bahwa manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, atau
dapat diartikan bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen dapat pula diartikan sebagai kegiatan mengurus, membimbing serta mengarahkan agar suatu tujuan dapat tercapai. Untuk
mencapai suatu tujuan dari organisasi, banyak aspek yang menjadi penentu yang terikat satu sama lainnya, diantaranya adalah pemimpin yang profesional,
sarana yang memadai, waktu yang tersedia, dana yang mencukupi, dan dilaksanakan melalui tata pelaksanaan manajemen yang baik. Hal ini sesuai
dengan pendapat dari George R Terry yang menyatakan bahwa unsur dasar basic element yang merupakan sumber yang dapat digunakan available
resources untuk mencapai tujuan dalam manajemen adalah Men manusia, Materials material, Machins mesin-mesin, dan Money uang Sukino,
2008:8. Melihat pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan suatu metode atau cara untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi manajemen
yaitu, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan sumber daya organisasi tersebut.
2.2 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan Mugiyo Hartono, 2010:10.
Dalam pembahasan ini akan diperinci empat fungsi manajemen menurut T. Hani Handoko 2003: 23-26 :
2.2.1 Perencanaan planning
Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode,
sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.
2.2.2 Pengorganisasian organizing
Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya dan kegiatan- kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perancangan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu
dan kemudian, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu- individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur
formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi, dan dikoordinasikan.
2.2.3 Pengarahan actuating
Fungsi pengarahan Actuating secara sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan
harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan
pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.
2.2.4 Pengawasan controlling
Pengawasan Controling adalah Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
yang telah ditetapkan. Fungsi Pengawasan pada dasarnya yaitu : 1
Penetapan standar pelaksanaan 2
Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan 3
Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan
4 Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan
menyimpang dari standar. Dari beberapa pendapat ahli tersebut penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti suatu
tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaanya. Dalam esensinya tetap sama, bahwa manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari berbagai
tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi dan juga setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam mencapai tujuan
organisasi.
2.3 Manajemen Olahraga
Manajemen olahraga telah ada kira-kira sejak zaman Yunani Kuno, yaitu kurang lebih pada 12 Abad sebelum Masehi. Hal ini menunjukan betapa
pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia. Manajemen pada zaman modern dewasa ini kiranya belum dapat dikatakan berkembang secepat perkembangan
manajemen dibidang industri. Hal tersebut bisa disebabkan oleh pendapat umum yang menghubungkan olahraga dengan “bermain” dan manajemen dengan
“bekerja”. Dengan telah berkembangnya olahraga olahraga pendidikan, rekreasi,
prestasi, kebudayaan tubuh, gimnologi, kinesiologi, sport, dan lain-lain, maka olahraga telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, sebagaimana manajemen juga
telah menjadi disiplin yang juga dipelajari di perguruan tinggi. Oleh karena itu, disiplin ilmu manajemen telah bertautan dengan disiplin ilmu olahraga
membentuk indisiplin baru yang disebut manajemen olahraga. Dengan demikian, maka manajemen olahraga juga telah menjadi salah satu bidang ilmu yang
banyak digeluti oleh para pakar maupun praktisi olahraga. Pada dasarnya manajemen olahraga adalah perpaduan antara ilmu
manajemen dan ilmu olahraga. Seorang yang telah lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi atau dari Lembaga Ilmu Manajemen Bisnis tidak otomatis mengerti
atau dapat menerapkan manajemen olahraga Harsuki, 2003:117. Pada dasarnya manajemen olahraga dapat dibagikan dalam dua bagian
besar, yaitu manajemen olahraga pemerintah dan manajemen olahraga swasta. Manajemen olahraga pemerintah adalah kegiatan manajemen yang dewasa ini
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional dengan seluruh jajarannya baik dipusat maupun di daerah. Sedang
manajemen olahraga swasta adalah manajemen yang dilakukan dalam Institusi olahraga non pemerintah seperti KONI dengan seluruh anggotanya, yaitu induk
organisasi cabang olahraga dan induk organisasi badan fungtional serta perkumpulan-perkumpulan olahraga yang menjadi anggota induk organisasi
olahraga tersebut Harzuki, 2003:119.
2.4 Manajemen Fasilitas Olahraga