forum rapat, namun koordinasi merupakan upaya check and recheck sehingga diharapkan program dapat berjalan sesuai dengan harapan.
Koordinasi dilaksanakan secara tidak terstruktur. Melalui obrolan santai koordinasi dilakukan. Hal tersebut dilakukan karena untuk melakukan rapat yang
cukup sering dikhawatirkan akan membuat jamaah jenuh. Koordinasi juga dilakukan sewaktu-waktu apabila para pengurus bertemu seperti setelah sholat berjamaah,
tahlilan, maupun berkunjung ke rumah.
3. Pendampingan
Program pendampingan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengurus, membuat kegiatan yang semakin komprehensif, dan menjalin kerjasama dengan
pihak luar. Hal tersebut dibutuhkan oleh pengurus sesuai dengan keinginan pengurus sendiri yang merasa belum mampu dan belum berpengalaman untuk
melaksanakan kerjasama. Di samping itu tidak lazimnya musholla sebagai kelembagaan yang berfungsi dalam bidang kesejahteraan menyebabkan pengurus
membutuhkan pendampingan dalam membuat program dan melaksanakannya. Pendampingan direncanakan dilakukan oleh fasilitator penulis yang
selanjutnya akan menghubungkan pengurus musholla dengan lembaga sosial yang bergerak di bidang sosial dan dakwah. Program pendampingan akan dilaksanakan
melalui pemberian contoh proposal kerjasama, pendampingan dalam kegiatan kesejahteraan, dan pemberian penjelasan-penjelasan tentang fungsi musholla yang
ideal. Beberapa kegiatan kesejahteraan telah direncanakan dan akan dipaparkan dalam poin berikutnya poin 5. Program pendampingan tersebut direncanakan akan
dirapatkan untuk pelaksanaannya sekitar bulan Oktober 2006, hal ini mengingat kesibukan musholla dalam rehab tempat wudhu, Isro’Mi’roj, Nisfu Sya’ban,
Ramadhan, Halal bi Halal dan Khaul Kyai Bizi yang berlangsung dari bulan Juli 2006 sampai dengan bulan Oktober 2006.
4. Keteladanan
Keteladanan merupakan hal yang sangat diperlukan oleh para jamaah. Hal tersebut merupakan motivasi bagi jamaah untuk berperan aktif dalam kegiatan
musholla, sehingga diharapkan jamaah akan mengalami peningkatan kesejahteraan baik berupa pengetahuan agama maupun keuntungan ekonomis. Program
keteladanan yang direncanakan dilaksanakan mulai bulan Juli 2006 ini menekankan kepada pengurus agar dapat memberi contoh dalam melaksanakan sholat
berjamaah di musholla dan mengikuti pengajian rutin, diharapkan dalam tindakan sehari-hari pun dapat dijadikan contoh oleh jamaah lainnya. Artinya, dalam kegiatan
rutin berupa sholat berjamaah dan pengajian rutin harus dihadiri oleh pengurus, sehingga jamaah dapat mencontohnya. Kegiatan yang bersifat insidental tidak
terlalu ditekankan karena telah diikuti oleh banyak jamaah.
5. Penambahan Program dan Kegiatan