Hubungan Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014

(1)

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHAN

SELAYANG MEDAN TAHUN 2014

NURDINAH 135102067

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


(2)

(3)

(4)

Hubungan Obesitas Dengan Harga Diri Pada Remaja Di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang

Medan Tahun 2014 ABSTRAK

Nurdinah

Latar Belakang : tahun 2005 secara global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau overweight dan 400 juta diantaranya dikategorikan obesitas. Pada tahun 2015 diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka tersebut. Salah satu kelompok umur yang beresiko terjadinya gizi lebih adalah kelompok umur remaja. Hasil Riskesdas 2010 menyebutkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja (lebih dari 15 tahun) di Indonesia telah mencapai 19,1%.

Tujuan Penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Analisa data yang digunakan adalah chi square.

Hasil Penelitian : berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar responden berumur 17 tahun sebanyak 20 orang (33,3%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53,3%), suku jawa sebanyak 21 orang (34,9%), memiliki harga diri tinggi dengan obesitas sebanyak 7 orang (23,3%), harga diri tinggi dengan tidak obesitas sebanyak 19 orang (63,3%), harga diri rendah dengan obesitas sebanyak 23 orang (76,7%), dan harga diri rendah dengan tidak obesitas sebanyak 11 orang (36,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004, dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.

Kesimpulan dan Saran : penelitian ini membukt ikan adanya hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja, diharapkan pada responden untuk melakukan program penurunan berat badan dan meningkatkan kualitas asupan makanan sehingga dapat terwujud program pembangunan kesehatan.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Bidang Studi D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dengan judul “Hubungan Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmia ini penulis banyak mendapatkan bantuan bimbingan dan masukan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes, selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(6)

4. Dr. Isti Fujiati, MSc (CM.FM) dan Dr. Dr. M. Fidel G, Srg, SpOG (KFR), selaku dosen penguji I dan II yang telah bersedia memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada penulis demi kesempurnaan penelitian ini.

5. Seluruh dosen/staf pengajar yang telah banyak memberi ilmu kepada penulis selama kuliah di Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, abang, kakak serta adik-adikku tersayang yang telah memberikan do’a, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

7. Seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik USU yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga karya tulis ini selesai.

8. Semua pihak yang mendukung penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah Akhirnya kepada Allah SWT sajalh penulis berserah diri. Penulis mengucapkan terima kasih dan berharap Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Juni 2014

Penulis

NIM: 135102067 NURDINAH


(7)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan umum ... 5

2 Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Obesitas ... 7

1. Defenisi ... 7

2. Tipe Kegemukan ... 8

3. Penyebab... 9

4. Bahaya... 11

5. Obesitas dikalangan Remaja... 12

6. Penentuan Obesitas... 13

B. Harga Diri ... 14

1. Defenisi ... 14

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Diri ... 15

3. Karakteristik Harga Diri... 15

4. Pembentukan Harga Diri... 17

5. Harga Diri Remaja Obesitas... 17

C. Remaja... 17

1. Defenisi ... 17

2. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ... 18

BAB III : KERANGKA PENELITIAN ... 20

A. Kerangka Konsep ... 20

B. Hipotesa ... 20

C. Defenisi Operasional ... 21

BAB IV : METODE PENELITIAN ... 23

A. Desain Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Tempat Penelitian ... 24


(8)

F. Alat Pengumpulan Data ... 25

G. Uji Realibilitas Instrumen ... 26

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 27

I. Rencana Analisa Data ... 27

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil ... 29

B. Pembahasan ... 36

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Calon Responden Lampiran 2 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Lampiran 3 Lembar Kuesioner

Lampiran 4 Protap Penelitian Lampiran 5 Lembar Konsultasi

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Editor Bahasa Indonesia Lampiran 7 Master Data Penelitian

Lampiran 8 Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 9 Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 10 Balasan Surat Izin Penelitian


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014...20


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kalsifikasi Berat Badan ... 14 Table 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ………... 21 Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi

di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan ... 30 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Status Obesitas di SMA

Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan... 31 Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Harga Diri Remaja di SMA

Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan ... 31 Tabel 5.4 Distribusi Jawaban Responden tentang Harga Diri Remaja

Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan... 32 Tabel 5.5 Distribusi Jawaban Responden tentang Harga Diri Remaja

Tidak Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan... 34 Tabel 5.6 Distribusi Responden berdasarakan Hubungan Obesitas dengan

Harga Diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan... 35


(12)

Hubungan Obesitas Dengan Harga Diri Pada Remaja Di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang

Medan Tahun 2014 ABSTRAK

Nurdinah

Latar Belakang : tahun 2005 secara global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau overweight dan 400 juta diantaranya dikategorikan obesitas. Pada tahun 2015 diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka tersebut. Salah satu kelompok umur yang beresiko terjadinya gizi lebih adalah kelompok umur remaja. Hasil Riskesdas 2010 menyebutkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja (lebih dari 15 tahun) di Indonesia telah mencapai 19,1%.

Tujuan Penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Analisa data yang digunakan adalah chi square.

Hasil Penelitian : berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar responden berumur 17 tahun sebanyak 20 orang (33,3%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53,3%), suku jawa sebanyak 21 orang (34,9%), memiliki harga diri tinggi dengan obesitas sebanyak 7 orang (23,3%), harga diri tinggi dengan tidak obesitas sebanyak 19 orang (63,3%), harga diri rendah dengan obesitas sebanyak 23 orang (76,7%), dan harga diri rendah dengan tidak obesitas sebanyak 11 orang (36,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004, dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.

Kesimpulan dan Saran : penelitian ini membukt ikan adanya hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja, diharapkan pada responden untuk melakukan program penurunan berat badan dan meningkatkan kualitas asupan makanan sehingga dapat terwujud program pembangunan kesehatan.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh yang berfungsi sebagai energi, sebagai penyekat panas, penyerap goncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh 25% dianggap mengalami obesitas. Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose secara berlebihan (Proverawati, 2010).

Obesitas biasa disebut dalam bahasa awam sebagai kegemukan atau berat badan yang berlebih sebagai akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Permasalahan ini terjadi hampir di seluruh dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat, baik di negara-negara maju ataupun negara berkembang, termasuk Indonesia (Depkes Poltekes, 2010).

Obesitas tidak terjadi secara instan, tetapi perlahan-lahan berdasarkan jumlah cadangan lemak yang terus bertambah karena cadangan lemak tersebut tidak digunakan untuk beraktivitas. Dengan demikian, tidak ada pembakaran kalori dan cadangan lemak akan terus bertambah seiring bertambahnya lemak di dalam tubuh (Mumpuni & Wulandari, 2010).


(14)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2010) dalam Kusmiran (2012) mencatat, pada tahun 2005 secara global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau overweight dan 400 juta diantaranya dikategorikan obesitas. Pada 2015 diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka tersebut.

Prevalensi gizi lebih (overweight dan obesitas) di seluruh dunia mengalami tren yang terus meningkat dalam sekitar 30 tahun terakhir. Salah satu kelompok umur yang beresiko terjadinya gizi lebih adalah kelompok umur remaja. Hasil Riskesdas 2010 menyebutkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja (lebih dari 15 tahun) di Indonesia telah mencapai 19,1%. Berdasarkan penelitian Elita pada 194 siswa SMA Negeri 3 Semarang, sebesar 10,8% mengalami overweight dan 2,1% obesitas. Sedangkan penelitian Mardatillah terhadap 113 siswa SMA di jakarta Timur didapatkan prevalensi obesitas sebesar 33,6% (Oktaviani, et al. 2012).

Prevalensi gizi relatif lebih tinggi pada remaja perempuan dibanding dengan remaja laki-laki (perempuan 1,5%, laki-laki 1,3%). Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi gizi lebih pada remaja diperkotaan lebih tinggi dari pedesaan (perkotaan 1,8%, pedesaan 0,9%) (Aini,2012).

Menurut hasil penelitian Ramadani (2011), didapat nilai p sebesar 0,00 (p<0,05) yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara harga diri dengan kemampuan aktualisasi diri pada remaja putri dengan obesitas.

Penelitian ini menggambarkan bahwa remaja putri dengan obesitas cenderung memiliki karakteristik harga diri rendah sehingga mereka tidak maksimal dalam mengaktualisasikan diri, hal ini bersesuaian dengan pengertian aktualisasi yang menyatakan bahwa aktualisasi diri merupakan suatu proses menjadi diri sendiri dengan mengembangkan sifat-sifat serta potensi individu sesuai dengan keunikannya yang ada


(15)

untuk menjadi kepribadian yang utuh. Remaja yang obesitas biasanya tidak menerima kondisi fisik yang besar dan merasa berbeda dengan remaja putri yang memiliki tubuh ideal.

Di kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologi yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat dibayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri (Depkes Poltekes, 2010).

Hal tersebut diperkuat oleh American Journal of Epidemiology dalam penelitiannya yang mengungkapkan obesitas yang dialami seseorang pada saat remaja berkaitan erat dengan peningkatan resiko kematian di usia paruh baya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mereka yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan(overweight) saat remaja diketahui 3-4 kali lebih beresiko mengalami penyakit jantung yang berujung pada kematian, serta beresiko 2-3 kali terhadap penyakit kanker kolon dan penyakit pernapasan seperti asma dan emfisemi.

Penyebab obesitas beraneka ragam. Menurut Mu’tadin (2002), ada beberapa faktor pencetus obesitas, diantaranya adalah faktor genetik, pola makan yang berlebih, kurang aktivitas, emosi, serta lingkungan (Depkes Poltekes, 2010).

Dampak lain pada seseorang yang mengalami obesitas adalah ketidakmampuan menerima keadaan dirinya, kemungkinan akan memiliki persepsi negatif yaitu menganggap dirinya merasa ada kekukrangan. Karena merasa ada kekurangan dalam dirinya, maka menyebabkan remaja merasa minder atau kurang percaya diri (lack of self-confidence) dalam pergaulan. Mereka akan menarik diri, membatasi diri dari aktivitas


(16)

bersama kelompok, takut diejek dihina atau menjadi bahan tertawaan dari teman-teman sebaya (Dariyo, 2004).

Harga diri adalah evaluasi mengenai diri individu yang dilakukan oleh individu itu sendiri (Taylor, Peplau & Sears, 2000) dalam Rahmawati (2006). Harga diri disini berkaitan dengan bagaimana individu mempersiapkan dirinya dalam arti penghargaan secara keseluruhan. Pada penelitian terhadap remaja obesitas oleh Mendelson & White dalam Sarafino, 1994, bahwa remaja obesitas cenderung menurun secara konsisten harga dirinya. Harga diri memiliki hubungan yang erat terhadap berat badan ideal seorang remaja. Remaja yang memiliki berat badan yang ideal cenderung dapat diterima lingkungan, sehingga remaja tersebut memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila remaja tersebut memiliki berat badan yang kurang ideal oleh lingkungannya, maka dapat membuat remaja tersebut menjadi tidak percaya diri dan akhirnya merasa harga dirinya rendah (Rahmawati, 2006).

Masalah harga diri secara intensif terjadi pada remaja putri ketika proses kenaikan berat badan berjalan, peningkatan persentase lemak tubuh, pertumbuhan tinggi badan, perkembangan payudara dan memperoleh hal-hal lain yang berkaitan dengan kematangan tubuh remaja putri (Proverawati, 2010).

Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat dirinya sendiri. Remaja dituntut untuk menentukan pilihan, posisi peran dan memutuskan apakah ia mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu, apakah ia dapat berpartisipasi atau diterima di berbagai macam aktivitas sosial (Suliswati, 2005).


(17)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan di dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan harga diri remaja SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan antara Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.

2. Tujuan Khusus

Dengan memperhatikan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui gambaran obesitas remaja yang mengalami obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.

b. Untuk mengetahui gambaran harga diri remaja SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.

c. Untuk mengetahui apakah ada hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.


(18)

D. Manfaat Penelitian

1.

Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk membantu guru BP (Bimbingan Penyuluhan) dan siswa dengan obesitas mengetahui dampak buruk obesitas serta menumbuhkan rasa percaya diri.

2.

Bagi Peneliti

Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang nyata dalam melakukan penelitian di bidang kesehatan khususnya pada siswa di SMA Dharma Pancasila yang berhubungan Obesitas dengan Harga Diri.

3.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut berkaitan obesitas dengan harga diri pada remaja SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obesitas 1. Defenisi

Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose secara berlebihan. Jadi obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya (Proverawati, 2010).

Obesitas biasa disebut dalam bahasa awam sebagai kegemukan atau berat badan yang berlebih sebagai akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Permasalahan ini terjadi hampir di seluruh dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat, baik di negara-negara maju ataupun negara berkembang, termasuk Indonesia (Depkes Poltekes, 2010).

Kegemukan tidak terjadi secara instan, tetapi perlahan-lahan berdasarkan jumlah cadangan lemak yang terus bertambah karena cadangan lemak tersebut tidak digunakan untuk beraktivitas. Pada awalnya, sering tidak disadari bahwa gaya hidup seseorang terutama pola makanlah yang paling memicu terjadinya kegemukan. Ketika konsumsi kalori tersebut tidak seimbang dengan yang dibutuhkan oleh tubuh maka tidak akan menjadi masalah. Namun sebaliknya, jika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman dengan jumlah kalori yang lebih


(20)

besar dari yang dibutuhkan, kalori tersebut akan disimpan dalam tubuh sebagai cadangan energi. Apabila menumpuk dalam jumlah yang berlebih tubuh akan menyebabkan terjadinya kegemukan (Mumpuni & Wulandari, 2010).

2. Tipe Kegemukan

Tipe kegemukan ada bermacam-macam. Secara umum dibedakan berdasarkan bentuk tubuh dan berdasarkan sel lemak. Berikut ini uraian lebih detailnya (Mumpuni & Wulandari, 2010).

Tipe kegemukan berdasarkan bentuk tubuh : a.Kegemukan tipe buah apel

Pada pria yang mengalami kegemukan tipe buah apel, biasanya menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dan di rongga perut sehingga gemuk di perut dan mempunyai bentuk tubuh seperti buah apel (apple type) . Kegemukan tipe buah apel ini sering pula disebut kegemukan sentral atau terpusat karena lemak banyak terkumpul di rongga perut dan karena banyak terdapat pada laki-laki disebut juga sebagai kegemukan tipe android.

b. Tipe buah pir

Kelebihan lemak pada perempuan disimpan di bawah kulit bagian daerah pinggul dan paha sehingga tubuh berbentuk seperti buah pir (pear type). Kegemukan tipe buah pir ini juga disebut sebagai kegemukan perifer karena lemak berkumpul di pinggir tubuh, yaitu di pinggul dan paha. Oleh karena tipe ini banyak terdapat pada perempuan juga sebagai kegemukan tipe perempuan atau kegemukan tipe gynoid.


(21)

Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak

a. Kegemukan tipe Hyperplastik

Kegamukan tipe ini terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal tetapi ukuran sel-selnya tidak bertambah besar. Kegemukan ini biasa terjadi pada masa anak-anak.

b. Kegemukan tipe Hypertropik

Kegemukan ini terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan dengan keadaan normal, tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal. Kegemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa. Usaha untuk menurunkan berat badan pada kondisi ini lebih mudah dibandingkan pada kegemukan tipe hyperplastik.

c. Kegemukan tipe Gabungan (Tipe Hyperplastik dan Hypertropik)

Kegemukan terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropik mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik. Kegemukan ini bisa dimulai pada anak-anak dan berlangsung terus sampai dewasa. Upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan resiko tinggi untuk terjadi komplikasi penyakit (Mumpuni & Wulandari, 2010).

3 . Penyebab

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan tubuh. Meskipun penyebab utamanya belum diketahui, namun obesitas pada remaja terlihat cenderung kompleks, multifaktorial, dan berperan sebagai pencetus


(22)

terjadinya penyakit kronis dan degeneratif. Faktor resiko yang berperan terjadinya obesitas antara lain adalah sebagai berikut:

a. Faktor genetik

Obesitas cenderung untuk diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bias mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan kontribusi sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

b. Faktor lingkungan

Gen merupakan faktor penting dalam timbulnya obesitas, namun lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup penting. Yang termasuk lingkungan dalam hal ini adalah prilaku atau pola gaya hidup, misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan, serta bagaimana aktifitasnya setiap hari. Seseorang tidak dapat mengubah pola genetiknya namun dapat mengubah pola makan dan aktifitasnya.

c. Faktor psikososial

Apa yang ada dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negative. Gangguan emosi ini merupakanmasalah serius pada wanita muda penderita obesitas, dan dapat menimbulkan kesadaran berlebih tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan bersosial.


(23)

d. Faktor kesehatan

Obat-obatan juga dapat mengakibatkan terjadinya obesitas, yaitu obat-obatan tertentu seperti steroid dan beberapa anti depresant, dapat menyebabkan penambahan berat badan.

e. Faktor perkembangan

Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, dapat memiliki sel lemak sampai lima kali lebih banyak dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, oleh karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak dalam setiap sel.

f. Aktivitas fisik

Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan prevalensi terjadinya obesitas. Orang-orang yang kurang aktif memerlukan kalori dalam jumlah sedikit dibandingkan orang dengan aktivitas tinggi. Seseorang yang hidupnya kurang aktif (sedentary life) atau tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang dan mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, akan cenderung mengalami obesitas (Proverawati, 2010).

4. Bahaya

Resiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi dan tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati dan kantung empedu (Mitayani & Sartika, 2010).


(24)

Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah ortopedik (masalah tulang), termasuk nyeri punggung bagian bawah, dan memperburuk osteoarthritis ( radang sendi), terutama di daerah pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering juga ditemukan oedema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki (Mumpuni & Wulandari, 2010).

5. Obesitas dikalangan Remaja

Di kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat dibayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri (Depkes Poltekes, 2010).

Di kalangan perempuan, kegemukan adalah kondisi yang layak dihindari dan sekaligus ditakuti. Kegemukan sering membuat perempuan “menyiksa diri” dengan tidak makan sebagaimana mestinya, tanpa memperhatikan ketentuan, dan aturan kesehatan. Akhirnya, bukan berat badan ideal yang didapatkan, tetapi justru berakibat sakit dan kondisi tubuh yang tidak prima.

Sebenarnya di kalangan laki-laki juga muncul kekhawatiran dan kecemasan yang sama seperti perempuan. Namun karena laki-laki yang “tidak heboh” seperti perempuan maka keluhan-keluhan mereka tentang kegemukan sepertinya tertutupi.


(25)

Berbeda dengan perempuan yang lebih sering mengeluh dan panik atas kegemukan yang dialaminya (Mumpuni & Wulandari, 2010).

Remaja sering kurang nyaman dengan pertumbuhan yang pesat tersebut, sedangkan di sisi lain mereka ingin berpenampilan seperti pada umumnya teman sebayanya atau idolanya. Sebagian dari mereka mungkin sedang menyiapkan diri mereka untuk melakukan aktivitas seperti sebagai model, entertainer, dancer, gymnast dan kegiatan olah raga lainnya, yang mengharuskan mereka mengatur berat badan mereka. Sehingga remaja sangat rentan terhadap gangguan makan, seperti halnya remaja perempuan yang melakukan diet yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, atau pada remaja laki-laki yang memakai makanan suplemen agar ototnya tumbuh seprti orang dewasa (Proverawati, 2010).

6. Penentuan Obesitas

Cara menghitung kegemukan yang paling mudah adalah dengan membandingkan antara tinggi badan (kg) dengan berat badan (m) yang dikenal dengan istilah Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) (Mumpuni & Wulandari, 2010).

Menentukan status gizi pada remaja adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT dapat membantu untuk mengidentifikasi remaja yang secara signifikan berisiko mengalami kelebihan berat badan. Rumus penghitungan IMT dan klasifikasi adalah sebagai berikut :

IMT = Berat Badan (kg)


(26)

Klasifikasi yang digunakan di sini adalah kategori berdasarkan aturan untuk orang-orang di Asia Pasific. Indonesia termasuk bagian dari Asia Pasific. Apabila nilai IMT atau BMI telah diperoleh, maka hasilnya kemudian dibandingkan dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan

No Klasifikasi IMT (kg/m2)

1 Underweight < 18,5

2 Normal 18,5-22,9

3 Overweight 23

4 At Risk 23,0 – 24,9

5 Obesitas Tingkat I 25,0 – 29,9

6 Obesitas Tingkat II 30,0

Sumber : Asia Pacific Cohort Studiest Collaboration, IOTF, WHO (2000)

B. Harga Diri 1. Defenisi

Harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh mana prilaku memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami gagal cenderung harga diri menjadi rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain (Tarwono & Wartonah, 2010).

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan oarang lain yaitu dicintai, dihormati, dan dihargai.


(27)

Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima lingkungan (Suliswati et al, 2005).

Menurut (Maslow) adalah perasaan individu tentang nilai/harga diri, manfaat, dan keefektifan dirinya. Pandangan seseorang tentang dirinya secara keseluruhan berupa positif atau negatif. Harga diri diperoleh dari diri dan orang lain yang dicintai, mendapat perhatian, dan respek dari orang lain (Kusumawati & Hartono, 2011).

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Harga Diri

Faktor yang mempengaruhi harga diri adalah sebagai berikut menurut (Kusumawati & Hartono, 2011). :

1. Ideal diri: harapan, tujuan, nilai, dan standar prilaku yang ditetapkan 2. Interaksi dengan orang lain

3. Norma sosial

4. Harapan oarang terhadap dirinya dan kemampuan dirinya untuk memenuhi harapan tersebut

5. Harga diri tinggi: seimbang antara ideal diri dengan konsep diri

6. Harga diri rendah: adanya kesenjangan antara ideal diri dengan konsep diri

3. Karakteristik Harga Diri a. Harga Diri Tinggi

Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa


(28)

b. Harga diri rendah

Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa.

Adapun prilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri dan/atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta menarik diri dari realitas.

Ciri-ciri harga diri rendah adalah sebagai berikut: 1. Perasaan bersalah/penyesalan

2. Menghukum diri 3. Merasa gagal

4. Gangguan hubungan interpersonal 5. Mengkr itik diri sendiri dan orang lain

6. Menganggap diri lebih penting dari orang lain (Kusumawati & Hartono, 2011).

Menurut Yosep (2009), penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya (Damaiyanti & Iskandar, 2012).


(29)

4. Pembentukan Harga Diri

Menurut Dariuzky (2004) dalam Ramadani, harga diri mulai terbentuk setelah anak lahir, ketika anak berhadapan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang dilingkungan sekitarnya. Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan, penerimaan peran yang paling tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak bicara. Interaksi menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas dan pemahaman tentang diri. Hal ini akan membentuk penilaian individu terhadap dirinya sebagai orang yang berarti, berharga, dan menerima keadaan diri apa adanya sehingga individu mempunyai perasaan harga diri.

5. Harga Diri Remaja Obesitas

Masalah harga diri secara intensif terjadi pada remaja putri ketika proses kenaikan berat badan berjalan, peningkatan persentase lemak tubuh, pertumbuhan tinggi badan, perkembangan payudara dan memperoleh hal-hal lain yang berkaitan dalam kematangan tubuh remaja putri (Proverawati, 2010).

D. Remaja 1. Defenisi

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting. Remaja didefenisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya dimulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita Menurut World


(30)

Health Organization (WHO), batasan remaja secara umum adalah mereka yang berusia 10 tahun sampai 19 tahun (Proverawati, 2010).

Soetjiningsih (2004, dalam Depkes Poltekes, 2010) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (adolescence). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas.

Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas:

1. Masa remaja awal (10-13 tahun) 2. Masa remaja tengah (14-16 tahun) 3. Masa remaja akhir (17-19 tahun)

2. Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurst (1988), ada tugas-tugas yang harus diselesaikan dengan baik pada setiap periode perkembangan. Tugas perkembangan adalah hal-hal yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh remaja dan dipengaruhi oleh harapan sosial.

Deskripsi tugas perkembangan berisi harapan lingkungan yang merupakan tuntutan bagi remaja dalam bertingkah laku. Adapun tugas perkembangan pada remaja adalah sebagai berikut:


(31)

1. Menerima keadaan dan penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara efektif. 2. Belajar berperan sesuai jenis kelamin (sebagai laki-laki atau perempuan).

3. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis.

4. Mengharapkan dan mencapai prilaku sosial yang bartanggung jawab.

5. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orangtua dan orang dewasa lainnya.

6. Mempersiapkan karier dan kemandirian secara ekonomi.

7. Menyiapkan diri (fisik dan psikis) dalam menghadapi perkawinan dan kehidupan keluarga.

8. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat dan untuk masa depan (dalam bidang pendidikan atau pekerjaan).


(32)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin di amati dan di ukur melalui penelitian-penelitian yang akan di lakukan (Notoadmodjo,2007).

Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul ”Hubungan Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan” adalah sebagai berikut:

variabel independen variabel dependen

Skema 3.1.Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pertanyaan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian (Hidayat, 2009).


(33)

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Menurut La Biondo-Wood dan Harber (1994) dalam Nursalam (2011) hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua variabel atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Nursalam, 2011).

Dari kerangka konsep yang sudah dibentuk menjadi hubungan-hubungan varibel tersebut, maka dapat dibuat kalimat hipotesis sebagai berikut :

Ha diterima, Ho ditolak : Ada hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.

Ho diterima, Ha ditolak : Tidak ada hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila kelurahan Selayang Medan tahun 2014.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang di amati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel diukur dan ditentukan karakteristiknya ( Hidayat, 2009).


(34)

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional Alat ukur Hasil ukur

Skala ukur Independen (Bebas) yaitu Obesitas pada remaja SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Kegemukan atau berat badan yang berlebihan pada remaja akibat dari Penimbunan lemak yang berlebih pada siswa SMA yang berusia 15-18 tahun Menggunakan timbangan dan microtoise untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)

1. Obesitas : ≥ 25 2. Tidak Obesitas : ≤

25 Ordinal Dependen (Terikat) yaitu Harga Diri remaja SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Penilaian siswa/siswi SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan yang berusia 15-18 tahun tentang evaluasi memandang dirinya, terutama perasaan individu tentang nilai/harga diri, manfaat, dan keefektifan dirinya

Kuesioner harga diri dengan pertanyaan yang terdiri dari 20 soal dan jawaban Sangat sekali: 5 Sangat : 4 Agak : 3 Sedikit sekali: 2 Tidak sama sekali :1

1. Harga diri tinggi : 60-100

2. Harga diri rendah : 20-59


(35)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu desain penelitian yang mengkaji hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Elfindri, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan berjumlah 350 orang. Dalam penelitian ini kelas XII tidak diikutsertakan dalam populasi dengan alasan mengikuti Ujian Nasional (UN) pada bulan April tahun 2014. .

2. Sampel

Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah siswa di SMA Dharma Pancasila yang mengalami obesitas dengan IMT ≥25 dan siswa-siswi yang tidak mengalami obesitas dengan IMT ≤ 25.

Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa, masing-masing 30 siswa yang obesitas dan 30 siswa yang tidak obesitas. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan consecutive sampling (berurutan) dengan menetapkan


(36)

subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian, sehingga jumlah responden terpenuhi ( Nursalam, 2008).

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan, pemilihan di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Adapun pertimbangan mengambil lokasi penelitian tersebut karena belum ada penelitian yang dilakukan tentang hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila oleh mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Lokasi serta wilayah penelitian dan tempat tinggal peneliti saling berdekatan sehingga penggunaan waktu dan biaya lebih ekonomis dan efisien.

D. Waktu Penelitian

Penelitian mengenai hubungan obesitas dengan harga diri remaja di SMA Dharma Pancasila dilaksanakan mulai tanggal September 2013 – Juni 2014. Yang dimulai dari pengajuan judul, penunjuk pembimbing, seminar proposal, pengumpulan data, pengolahan data, dan sidang KTI.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperoleh surat izin penelitian dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan, kemudian mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SMA Dharma Pancasila. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti bersifat suka rela. Peneliti membagi lembar persetujuan


(37)

(Informed Consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner. Untuk menjaga kerahasiaan (Confidentiality), maka kuesioner yang akan diberikan tidak mencantumkan nama responden akan tetapi dengan menggunakan kode tertentu pada masing-masing lembar kuesioner tersebut sehingga peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut dan informasi yang diperolehnya hanya dipergunakan untuk penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan tentang demografi seperti: kelas, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, IMT dan suku, sedangkan bagian kedua berisi pertanyaan tentang harga diri responden.

Untuk mengukur obesitas adalah timbangan injak Electronic Scale Merk Camri dan alat pengukur tinggi badan (Microtoise) merk Seca. Untuk menentukan obesitas dan tidak obesitas adalah metode IMT, yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (m). Seseorang dikatakan obesitas jika nilai IMT ≥ 25.

Kuesioner harga diri adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang memberikan harga diri responden. Kuesioner ini terdiri dari 20 butir pertanyaan dengan menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban yaitu: Sangat setuju (SS) mendapat nilai 5, Setuju (S) mendapat nilai 4, Ragu-ragu (R) mendapat nilai 3, Tidak setuju (TS) mendapat nilai 2, Sangat tidak setuju (STS) mendapat nilai 1. Total skor yang diperoleh terendah 20 dan tertinggi 100, semakin tinggi skor, maka semakin rendah harga diri


(38)

responden. Kuesioner diadopsi dari Heatherton and Polivy (1991) yang diterjemahkan oleh unit pusat pengembangan bahasa.

�= Rentang

Banyak kelas

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) sebesar 80 dan 2 kategori kelas untuk harga diri didapatlah panjang kelas sebesar 40. Menggunakan p = 40 dan nilai terendah 20 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka harga diri responden dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut: 60-100 adalah harga diri tinggi dan 20-59 adalah harga diri rendah.

G. Uji Realibilitas Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya dilakukan uji coba instrumen dengan melakukan validitas dan reliabilitas instrument yang bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih dan handal. Karena kuesioner yang diadopsi dari Heatherton and Polivy (1991) sudah valid, jadi uji validitas tidak dilakukan lagi. Uji reliabilitas telah dilakukan menggunakan rumus Cronbach’s alpha. Untuk instrumen yang baru akan reliabel apabila koefisien α > 0,70. Hasil uji reliabilitas dari kuesioner harga diri adalah 0,601 yang menggambarkan bahwa ada beberapa item dari kuesioner yang belum reliable.


(39)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini, yaitu :

1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepala Kepala Sekolah SMA DP

3. Responden diperoleh dengan wawancara langsung, kemudian menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden

4. Menanyakan persetujuan responden untuk menjadi responden secara suka rela

5. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan ( informed consent) ‘

6. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner oleh responden.

7. Setelah diisi kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

I. Rencana Analisa Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, dimana dalam pengolahan data akan menggunakan teknik statistik, yakni teknik pengolahan data menggunakan analisis statistik (Notoatmodjo, 2010). Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisa data pada penelitian ini adalah dengan melakukan analisis deskriptif untuk mengetahui frekuensi dan persentase remaja yang obesitas dan tidak obesitas,


(40)

inferensial untuk menguji ada tidaknya hubungan antara obesitas dengan harga diri. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square, dikatakan ada hubungan jika nilai p ≤ 0,05. Data diolah dengan perhitungan statistik secara kuantitatif dengan menggunakan komputerisasi.


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Dalam bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan tahun 2014 yang dilaksanakan dari tanggal 28 Maret s/d 10 April 2014. Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 60 siswa, dimana 30 siswa yang mengalami obesitas dan 30 siswa yang tidak mengalami obesitas.

Selanjutnya, untuk mengetahui harga diri pada remaja yang mengalami obesitas, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, harga diri remaja dan hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian ke dalam tabel distribusi frekuensi.


(42)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 (n=60)

Karakteristik Obesitas Tidak Obesitas Total

Responden f % f % f %

Umur : 14 15 16 17 18 2 8 11 8 1 3.4 13.3 18.3 13.3 1.7 0 9 8 12 1 0.0 15.0 13.3 20.0 1.7 2 17 19 20 2 3.4 28.3 31.6 33.3 3.4 Jenis Kelamin :

Laki-laki Perempuan 14 16 23.3 26.7 14 16 23.3 26.7 28 32 46.7 53.3 Suku : Jawa Mandailing Karo Melayu 10 4 12 4 16.6 6.7 20.0 6.7 11 7 6 6 18.3 11.7 10.0 10.0 21 11 18 10 34.9 18.4 30.0 16.7 Berat Badan :

45-60 61-76 77-92 5 21 4 16.7 70.0 13.3 20 10 0 66.7 33.3 0.0 25 31 4 41.7 51.7 6.6 Tinggi Badan :

145-156 157-168 169-180 18 7 5 60.0 23.3 16.7 15 11 4 50.0 36.7 13.3 33 18 9 55.0 30.0 15.0 IMT : Obesitas Tidak Obesitas 30 0 50.0 0.0 0 30 0.0 50.0 30 30 50.0 50.0

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh data bahwa responden berumur 17 tahun sebanyak 20 orang (33,3%) dengan siswa obesitas berjumlah 8 orang (13,3%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 12 orang (20,0%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53,3%) dengan siswa obesitas dan tidak obesitas masing-masing berjumlah 16


(43)

orang (26,7%), bersuku jawa sebanyak 21 orang (34,9%) dengan siswa obesitas berjumlah 10 orang (16,6%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 11 orang (18,3%), berat badan 61-76 sebanyak 31 orang (51,7%) dengan siswa obesitas berjumlah 21 orang (70,0%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 10 orang (33,3%), dan tinggi badan 145-156 sebanyak 33 orang (55,0%) dengan siswa obesitas berjumlah 18 orang (60,0%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 15 orang (50,0%), berdasarkan status obesitas dan tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%).

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Status Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014

Status Obesitas Frekuensi Persentase (%)

Obesitas Tidak Obesitas 30 30 50.0 50.0

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data bahwa responden yang obesitas dan tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%).

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Harga Diri Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014

Harga Diri Frekuensi Persentase (%)

Tinggi Rendah 26 34 43.3 56.7

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh data bahwa mayoritas responden adalah remaja yang memiliki harga diri rendah sebanyak 34 orang (56,7 %).


(44)

Tabel 5.4

Distribusi Jawaban Responden tentang Harga Diri pada Remaja yang Obesitas di SMA DharmaPancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 (n=30)

N

o PERNYATAAN

Tidak sama sekali

Sedikit sekali

Agak Sangat Sangat sekali

f % f % f % f % f %

1 Saya yakin akan kemampuan saya 0 0.0 2 6.7 6 20.0 15 50.0 7 23.3 2 Saya khawatir tentang apakah saya ini

dianggap berhasil atau gagal 7 23.3 4 13.3 15 50.0 3 10.0 1 3.3 3 Saya puas dengan bentuk tubuh saya

saat ini 13

43.

3 5 16.7 5 16.7 3 10.0 4 13.3 4 Saya merasa frustrasi dan tergoncang

dengan performa saya 8 26.7 9 30.0 9 30.0 2 6.7 2 6.7 5 Saya merasa kesulitan memahami apa

yang saya baca 10 33.3 7 23.3 8 26.7 3 10.0 2 6.7 6 Saya merasa orang-orang menghormati

dan mengagumi saya 5 16.7 7 23.3 11 36.7 7 23.3 0 0.0 7 Saya merasa tidak puas dengan berat

badan saya 6 20.0 7 23.3 6 20.0 6 20.0 5 16.7

8 Saya menyadari siapa sesungguhnya

saya ini 2 6.7 2 6.7 2 6.7 13 43.3 11 36.7

9 Saya merasa saya sama pintarnya

dengan orang lain 5 16.7 7 23.3 9 30.0 8 26.7 1 3.3 10 Saya merasa tidak nyaman terhadap diri

saya 10 33.3 10 33.3 7 23.3 2 6.7 1 3.3

11 Saya merasa nyaman dengan keadaan

diri saya 6 20.0 3 10.0 8 26.7 5 16.7 8 26.7

12 Saya merasa senang dengan penampilan

saya sekarang 4 13.3 5 16.7 8 26.7 6 20.0 7 23.3 13 Saya khawatir dengan pendapat orang

tentang diri saya 6 20.0 6 20.0 12 40.0 3 10.0 3 10.0 14 Saya yakin bahwa saya bisa memahami

segala sesuatunya 0 0.0 4 13.3 11 36.7 9 30.0 6 20.0 15 Saya merasa rendah diri saat ini 4 13.3 10 33.3 8 26.7 6 20.0 2 6.7 16 Saya merasa saya tidak punya daya tarik 6 20.0 11 36.7 10 33.3 2 6.7 1 3.3 17 Saya merasa prihatin dengan kesan

yang saya buat 9 30.0 7 23.3 10 33.3 4 13.3 0 0.0 18 Saya merasa bahwa kemampuan belajar

saya lebih rendah dari orang lain 9 30.0 5 16.7 11 36.7 3 10.0 2 6.7 19 Saya merasa tidak pernah melakukan

sesuatu dengan baik 13 43.3 6 20.0 6 20.0 4 13.3 1 3.3 20 Saya khawatir orang lain menganggap


(45)

Berdasarkan tabel 5.4 distribusi jawaban responden menunjukkan gambaran harga diri tertinggi terdapat pada pernyataan no 1 didapatkan bahwa mereka yakin akan kemampuan mereka, mayoritas menjawab (Sangat) sebanyak 15 orang (50.0%), pada pernyataan no 2 didapatkan bahwa mereka khawatir tentang apakah mereka dianggap berhasil atau gagal, mayoritas menjawab (Agak) sebanyak 15 orang (50.0%). Selain itu pada pernyataan no 3 didapatkan bahwa mereka puas dengan bentuk tubuh mereka saat ini, mayoritas menjawab (Tidak sama sekali) sebanyak 13 orang (43,3%). Dan pada pernyataan no 13 didapatkan bahwa mereka khawatir dengan pendapat orang tentang diri mereka, mayoritas menjawab (Agak) sebanyak 12 orang (40,0%).


(46)

Tabel 5.5

Distribusi Jawaban Responden tentang Harga Diri pada Remaja yang tidak Obesitas di SMA DharmaPancasila Kelurahan Selayang Medan

Tahun 2014 (n=30)

No PERNYATAAN Tidak sama sekali Sedikit sekali

Agak Sangat Sangat sekali

f % f % f % f % f %

1 Saya yakin akan kemampuan saya 0 0.0 0 0.0 6 20.0 21 70.0 3 10.0

2 Saya khawatir tentang apakah saya ini dianggap

berhasil atau gagal 4 13.3 1 3.3 22 73.3 1 3.3 2 6.7 3 Saya puas dengan bentuk tubuh saya saat ini 6 20.0 2 6.7 9 30.0 5 16.7 8 26.7

4 Saya merasa frustrasi dan tergoncang dengan

performa saya 10 33.3 4 13.3 12 40.0 2 6.7 2 6.7 5 Saya merasa kesulitan memahami apa yang saya

baca 10 33.3 2 6.7 11 36.7 6 20.0 1 3.3 6 Saya merasa orang-orang menghormati dan

mengagumi saya 3 10.0 3 10.0 15 50.0 6 20.0 3 10.0 7 Saya merasa tidak puas dengan berat badan saya 8 26.7 5 16.7 10 33.3 2 6.7 5 16.7

8 Saya menyadari siapa sesungguhnya saya ini 0 0.0 4 13.3 2 6.7 12 40.0 12 40.0

9 Saya merasa saya sama pintarnya dengan orang

lain 2 6.7 2 6.7 13 43.3 9 30.0 4 13.3 10 Saya merasa tidak nyaman terhadap diri saya 10 33.3 6 20.0 8 26.7 4 13.3 2 6.7

11 Saya merasa nyaman dengan keadaan diri saya 3 10.0 0 0.0 7 23.3 11 36.7 9 30.0

12 Saya merasa senang dengan penampilan saya

sekarang 3 10.0 1 3.3 9 30.0 6 20.0 11 36.7 13 Saya khawatir dengan pendapat orang tentang

diri saya 5 16.7 3 10.0 15 50.0 3 10.0 4 13.3 14 Saya yakin bahwa saya bisa memahami segala

sesuatunya 0 0.0 6 20.0 6 20.0 12 40.0 6 20.0 15 Saya merasa rendah diri saat ini 8 26,7 3 10.0 12 40.0 5 16.7 2 6.7

16 Saya merasa saya tidak punya daya tarik 8 26,7 4 13.3 13 43.3 2 6.7 3 10.0

17 Saya merasa prihatin dengan kesan yang saya

buat 4 13.3 6 20.0 16 53.3 2 6.7 2 6.7 18 Saya merasa bahwa kemampuan belajar saya

lebih rendah dari orang lain 7 23,3 5 16.7 12 40.0 6 20.0 0 0.0 19 Saya merasa tidak pernah melakukan sesuatu

dengan baik 6 20.0 8 26.7 10 33.3 6 20.0 0 0.0 20 Saya khawatir orang lain menganggap saya

bodoh 10 33.3 5 16.7 7 23.3 4 13.3 4 13.3

Berdasarkan tabel 5.4 distribusi jawaban responden menunjukkan gambaran harga diri tertinggi terdapat pada pernyataan no. 2 didapatkan bahwa mereka khawatir


(47)

tentang apakah mereka ini dianggap berhasil atau gagal, mayoritas menjawab (Agak) sebanyak 22 orang (73,3%). Selain itu pada pernyataan no 1 didapatkan bahwa mereka yakin akan kemampuan mereka, mayoritas menjawab (Sangat) sebanyak 21 orang (70,0%). Dan pada pernyataan no 16 didapatkan bahwa mereka prihatin dengan kesan yang mereka buat, mayoritas menjawab (Agak) sebanyak 16 orang (53,3%). Sementara pada pernyataan no 6 didapatkan bahwa mereka merasa orang-orang menghormati dan mengagumi mereka, dan no 13 mereka khawatir dengan pendapat orang tentang diri mereka, mayoritas masing-masing mereka menjawab (Agak) sebanyak 15 orang (50,0%).

2. Analisis Bivariat

Hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014, dapat di lihat dari tabel berikut :

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan

Selayang Medan Tahun 2014

Harga Diri

Status Obesitas

Jumlah Nilai P

Obesitas Tidak Obesitas

f % f % f %

Tinggi Rendah 7 23 23.3 76.7 19 11 63.3 36.7 26 34 100 100 0.004


(48)

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 60 responden yang diteliti terhadap remaja tentang hubungan obesitas dengan harga diri di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan tahun 2014 terdapat 7 responden (23,3%) obesitas dengan harga diri tinggi, 23 responden (76,7%) obesitas dengan harga diri rendah, 19 responden (63,3%) tidak obesitas dengan harga diri tinggi, dan 11 responden (36,7%) tidak obesitas dengan harga diri rendah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004 maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.

B. PEMBAHASAN

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tujuan penelitian ini yaitu bagaimana karakteristik para responden, bagaimana harga diri responden, serta bagaimana identifikasi hubungan obesitas dengan harga diri.

a. Obesitas pada Remaja

Hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 60 responden yang telah diteliti berdasarkan IMT mayoritas responden yang mengalami obesitas dan tidak obesitas masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%).

Hal ini telah sesuai dengan pendapat Mumpuni & Wulandari (2010) yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas dan seseorang yang dikatakan obesitas apabila memiliki IMT > 25.

Di kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat


(49)

dibayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri (Depkes Poltekes, 2010).

Menurut Soetjiningsih (2004) dalam observasinya, individu yang obes gerak/aktifitasnya lebih rendah dibandingkan individu dengan BB normal. Jadi pemakaian energinya lebih rendah. Pada pengamatan tingkah laku, umumnya cara makannya dilakukan dengan cepat dan pada waktu makan malam dalam jumlah kalori yang banyak. Kadang-kadang ditemukan mereka makan dalam keadaan tidak lapar, atau makan ketika dalam keadaan depresi atau cemas, dan makan sambil beraktifitas lain (nonton televisi), sering kali yang dipilih adalah makanan jenis cepat saji (fast food).

b. Harga Diri Remaja dengan Obesitas

Hasil penelitian mengenai hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan diperoleh dari 60 responden, mayoritas karakteristik harga diri yang di,iliki remaja adalah harga diri rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan Marlina (1997) dalam Ramadani (2011) yang menyatakan bahwa tingkat kepercayaan diri orang yang obesitas cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah dari pada orang yang memiliki tubuh ideal sehingga karakteristik harga diri mereka juga cenderung rendah.

Remaja dengan obesitas sering sekali menjadi korban ejekan oleh teman bermain atau teman sekolahnya karena remaja dengan obesitas biasanya tidak mampu untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan terutama olahraga akibat adanya hambatan pergerakan akibat obesitas yang di derita. Hal ini dapat menyebabkan remaja mengalami gangguan psikososial, depresif, menarik diri dari lingkungan, serta harga diri rendah.


(50)

c. Hubungan Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan tahun 2014

Berdasarkan hasil analisis antara hubungan obesitas dengan harga diri terlihat bahwa responden obesitas dengan harga diri tinggi berjumlah 7 responden (23,3%), responden obesitas dengan harga diri rendah sebanyak 23 responden (76,7%), responden tidak obesitas dengan harga diri tinggi berjumlah 19 responden (63,3%), dan responden tidak obesitas dengan harga diri rendah berjumlah 11 responden (36,7%). Hal ini pun dibuktikan dengan uji statistik chi square pada tingkat signifikan α = 0,05 (95%), maka didapatkan ρ < α (0,004 < 0,05) berarti Ho ditolak Maka secara statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.

Menurut penelitian Ramadani (2011) menyatakan bahwa kekuatan hubungan harga diri dengan kemampuan aktualisasi diri remaja putri dngan obesitas dalam kategori interpretasi kuat dengan arah korelasi (+) sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi harga diri remaja putri dengan obesitas semakin tinggi pula kemampuan aktualisasi dirinya, demikian sebaliknya semakin rendah harga diri remaja putri dengan obesitas maka semakin rendah pula kemampuan aktualisasi dirinya.

Penelitian ini menggambarkan bahwa remaja putri dengan obesitas cenderung memiliki karakteristik harga diri rendah sehingga mereka tidak maksimal dalam mengaktualisasikan diri, hal ini bersesuaian dengan pengertian aktualisasi yang menyatakan bahwa aktualisasi diri merupakan suatu proses menjadi diri sendiri dengan mengembangkan sifat-sifat serta potensi individu sesuai dengan keunikannya yang ada untuk menjadi kepribadian yang utuh. Remaja dengan obesitas biasanya tidak menerima


(51)

kondisi fisik yang sebenarnya dan merasa berbeda dengan remaja putri yang memiliki tubuh ideal.

2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini cara menganalisa data hanya untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan dependent tanpa menilai seberapa erat hubungan tersebut dan variabel manakah yang paling mempengaruhi serta seberapa berpengaruh variabel tersebut, maka hal ini cukup untuk melihat hubungan antara obesitas dengan harga diri.

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan a. Bagi pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan perhatian dan pendidikan kesehatan khususnya kepada remaja yang mengalami obesitas tentang pemahaman harga diri pada remaja.

b. Bagi penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin meneliti tentang obesitas dengan harga diri serta meneliti aspek-aspek lain yang mungkin saja dapat berpengaruh terhadap harga diri seseorang.

c. Bagi remaja

Setelah membukt ikan bahwa obesitas mempunyai hubungan terhadap harga diri pada remaja, maka diharapkan pada remaja untuk mengurangi dan


(52)

konsumsi makanan siap saji serta meningkatkan aktifitas fisik seperti berolahraga secara rutin untuk menciptakan pola hidup yang sehat dan mencegah peningkatan terjadinya obesitas khususnya pada remaja


(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan tahun 2014, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil uji statistik pada 60 responden, diperoleh data bahwa responden yang obesitas dan tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%). 2. Dari hasil perhitungan pada 60 responden, diperoleh data bahwa mayoritas responden adalah

remaja yang memiliki harga diri rendah sebanyak 34 orang (56,7%).

3. Ada hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 (p= 0,004).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan diatas maka peneliti pun memberikan sedikit saran berdasarkan pemikiran serta pengetahuan yang sederhana sebagai berikut:

1. Bagi responden

Diharapkan kepada responden yang mengalami obesitas dapat mengatahui dampak buruk obesitas, dan dapat diturunkan dengan melakukan program penurunan berat badan dan meningkatkan kualitas asupan makanan yang tinggi mengandung asam folat, zat besi, vitamin C, vitamin E, vitamin B6, seng, aluminium, dan kalsium.


(54)

Diharapkan dapat menghimbau siswa/siswi untuk melakukan program penurunan berat badan dan memperhatikan kualitas asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari sehingga dapat terwujud program pembangunan kesehatan.

3. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan yang dapat memberi masukan dan menambah wawasan bagi mahasiswi lainnya tentang harga diri pada remaja yang mengalami obesitas.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menambah dan meneruskan penelitian pada aspek yang lebih luas lagi terutama dalam menggali semua hal yang berhubungan tentang harga diri pada remaja yang mengalami obesitas.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Aini,. S. N. (2012). Faktor Resiko yang berhubungan dengan Kejadian Gizi Lebih pada

Remaja di Perkotaan

Dalami, E., Suliswati., Farida, P., Rochimah., & Banon, E. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial. Jakarta: Trans Info Media.

Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Damaiyanti Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Depkes Poltekes. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika. Elfindri., Hasnita Evi., Abidin Zainal., Machmud Rizanda., & Elmiyasna. (2011). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Badouse Media.

Hidayat Alimul Aziz. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Kusumawati Faida & Hartono Yudi. (2010). Buku Ajar Keperawata Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Kusmiran, Eny. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika Mitayani & Sartika Wiwi. (2010). Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Media.

Mumpuni Yekti & Wulandari Ari. (2010). Cara Jitu mengatasi Kegemukan. Yogyakarta: Andi Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Oktaviani Dwi Wiwied., Dian Lintang., Saraswati., & Rahfiludin M.Zen. (2012). Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja

dan Orang Tua dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Php/Jkm.

Proverawati Atikah. (2010). Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan padaRemaja. Jakarta: Muha Medika.

Rahmawati Ade. (2006). Harga Diri Remaja Obesitas

Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1918/06009832.Pdf.

Ramadani Melati. (2011). Hubungan Harga Diri dengan Kemampuan Aktualisasi Diri. Repository.usu.ac.id/27522/1/Appendix. Pdf.


(56)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb/Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama Saya Nurdinah, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Obesitas Dengan Harga Diri Pada Remaja”.

Obesitas merupakan kelebihan lemak tubuh yang dialami oleh seseorang secara kronis. Pada kondisi normal, lemak tubuh berfungsi sebagai cadangan energi, pengatur suhu tubuh, dan fungsi-fungsi lainnya. Namun, bila lemak tubuh tersebut berlebih, akan disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan lemak. Inilah yang menimbulkan kegemukan (Mumpuni & Wulandari,2010).

Dampak lain pada seseorang yang mengalami obesitas adalah ketidakmampuan menerima keadaan dirinya, kemungkinan akan memiliki persepsi negatif yaitu menganggap dirinya merasa ada kekukrangan. Karena merasa ada kekurangan dalam dirinya, maka menyebabkan remaja merasa minder atau kurang percaya diri (lack of self-confidence) dalam pergaulan. Mereka akan menarik diri, membatasi diri dari aktivitas bersama kelompok, takut diejek dihina atau menjadi bahan tertawaan dari teman-teman sebaya (Dariyo, 2004).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan identitas diri pada remaja.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada saudara/saudari tentang :

a. Data demografi seperti usia dan sumber informasi lainnya yang di dapatkan dari siswa/siswi SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.


(57)

b. Melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan siswa/siswi SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.

Partisipasi saudara/saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini saudara/saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudara/saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Nurdinah

Alamat : Jalan dr Mansyur No.80 A No. HP : 087869426994

Terimakasih saya ucapkan kepada saudara/saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudara/saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudara/saudari bersedia mengisi lembar persutujuan yang telah kami siapkan.

Medan, 2014 Peneliti


(58)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul : Hubungan Obesitas dengan Harga Diri Pada Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan

Peneliti : Nurdinah Nim : 135102067

Alamat : Jl. Dr Mansyur No.80 A

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan untuk menyelesaikan tugas akhir Program Studi D-IV Bidan Pendidik yang bertujuan untuk mengetahui Hubunhan Obesitas dengan Harga Diri Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Partisipasi saudara/saudari dalam penilitian ini bersifat sukarela. Saudara/saudari mempunyai hak bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden dan jika anda tidak bersedia menjadi responden maka saya tetap menghargai dan tidak akan mempengaruhi terhadapproses penelitian ini.

Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas, jika anda mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, maka penelita dengan senang hati akan memberikan penjelasan. Atas kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2014

Responden Peneliti


(59)

(60)

Kuesioner

“Hubungan Obesitas dengan Harga Diri Remaja di SMA Dharma Pancasila

Kelurahan Selayang Medan”

Kode Responden : (di isi oleh responden)

Tanggal Pengisian :

A. Data Demografi

Jenis Kelamin : Pria/Wanita

Usia : Tahun Berat Badan : Kg Tinggi Badan : Cm

IMT :

Suku :

B. Kuesioner

Petunjuk pengisian kuesioner

Ini adalah kuesioner yang dirancang untuk mengukur apa yang sedang anda pikirkan saat ini. Tentu saja tidak ada jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan. Jawaban yang paling tepat adalah apa yang anda rasa benar tentang diri anda saat ini. Jawab semua pertanyaan meskipun anda kurang yakin bahwa jawaban itu benar menurut anda. Sekali lagi, jawablah semua pertanyaan yang anda anggap benar menurut anda saat ini.

Berilah tanda cheklist(√) pada kolom skor sesuai dengan kenyataan. Kriteria skor adalah sebagai berikut:

1 : Tidak sama sekali

2 : Sedikit sekali

3 : Agak

4 : Sangat


(61)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1 2 3 4 5

1 Saya yakin akan kemampuan saya

2 Saya khawatir tentang apakah saya ini dianggap berhasil atau gagal

3 Saya puas dengan bentuk tubuh saya saat ini

4 Saya merasa frustrasi dan tergoncang dengan performa saya

5 Saya merasa kesulitan memahami apa yang saya baca

6 Saya merasa orang-orang menghormati dan mengagumi saya

7 Saya merasa tidak puas dengan berat badan saya

8 Saya menyadari siapa sesungguhnya saya ini

9 Saya merasa saya sama pintarnya dengan orang lain

10 Saya merasa tidak nyaman terhadap diri saya

11 Saya merasa nyaman dengan keadaan diri saya

12 Saya merasa senang dengan penampilan saya sekarang

13 Saya khawatir dengan pendapat orang tentang diri saya

14 Saya yakin bahwa saya bisa memahami segala sesuatunya

15 Saya merasa rendah diri saat ini

16 Saya merasa saya tidak punya daya tarik

17 Saya merasa prihatin dengan kesan yang saya buat

18 Saya merasa bahwa kemampuan belajar saya lebih rendah dari orang lain

19 Saya merasa tidak pernah melakukan sesuatu dengan baik


(62)

Protap Penelitian

1. Penelitian menjelaskan tujuan penelitian.

2. Memberikan Informed concent kepada responden.

3. Meminta kesediaan responden untuk mengisi lembar kuesioner. 4. Peneliti menjelaskan cara mengisi lembar kuesioner.

5. Mengoreksi kelengkapan jawaban lembar kuesioner. 6. Menganalisis data yang sudah terkumpul.


(63)

(64)

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHANSELAYANG MEDAN

TAHUN 2014

No Umur JK Suku BB TB IMT

Harga Diri

Skor Kategori Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 15 2 3 65 158 1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 3 3 1 1 3 1 1 44 2 2 16 1 1 56 156 2 4 1 4 1 2 3 1 4 3 1 5 5 1 2 1 1 2 1 1 1 38 2 3 15 2 2 51 146 2 4 3 3 3 3 4 2 2 4 2 4 5 2 4 4 3 3 2 2 4 64 1 4 15 1 2 91 171 1 4 3 2 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 4 2 2 2 1 1 1 52 2 5 15 2 3 62 154 1 3 3 4 2 1 2 3 5 2 1 5 5 2 3 1 2 1 4 3 5 55 2 6 16 1 3 82 158 1 4 1 1 1 1 4 5 5 1 1 5 1 1 5 5 1 4 1 1 1 49 2 7 16 1 4 61 162 2 3 3 1 1 1 2 4 5 3 2 3 2 2 5 2 3 3 1 1 1 48 2 8 14 2 4 58 146 1 3 3 2 2 3 4 2 2 3 2 4 1 5 3 2 3 1 3 4 3 56 2 9 16 1 3 68 166 2 4 5 3 3 4 1 3 4 5 4 4 5 1 5 1 1 1 1 1 1 53 2 10 15 2 1 68 153 1 5 1 3 2 1 3 1 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 1 2 55 2 11 15 1 2 62 156 1 4 2 3 1 4 1 1 1 1 2 4 5 3 3 1 2 1 1 3 1 44 2 12 15 2 3 72 154 1 5 4 4 2 4 4 2 4 4 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 61 1 13 14 2 1 65 149 1 4 3 1 4 1 1 4 5 3 3 1 2 4 5 2 3 4 3 5 2 60 1 14 15 1 1 58 150 1 4 3 1 3 2 4 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 47 2 15 16 1 4 68 158 1 2 1 1 2 2 2 5 5 1 2 1 1 2 5 2 3 2 1 1 2 42 2 16 15 1 3 62 153 1 5 1 1 3 1 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2 1 48 2 17 16 1 1 69 173 1 5 3 5 1 5 4 3 4 5 1 5 5 1 3 4 1 2 1 2 1 62 1 18 15 2 4 58 153 2 3 4 5 1 4 1 5 4 3 4 4 5 3 2 1 4 2 2 4 3 66 1 19 16 2 3 59 154 2 4 1 1 1 3 3 1 3 4 1 5 3 3 3 1 3 4 3 4 3 54 2 20 15 2 1 48 154 2 3 3 3 1 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 1 2 3 4 2 62 1 21 16 1 3 65 158 1 4 1 5 1 5 1 1 5 3 1 5 5 1 3 1 1 3 3 3 3 55 2


(65)

22 16 1 4 52 155 2 4 3 5 3 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 62 1 23 16 2 4 63 154 1 5 3 1 3 2 1 1 1 1 2 3 4 5 5 2 2 3 5 1 5 55 2 24 16 2 3 55 148 1 4 3 2 1 1 1 1 4 3 1 5 3 3 4 3 2 3 3 2 4 53 2 25 17 1 3 68 159 1 5 1 3 1 1 3 3 5 1 1 5 3 1 4 3 3 1 1 1 1 47 2 26 17 1 2 88 170 1 4 2 3 1 3 3 2 4 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 1 3 51 2 27 17 2 1 65 154 1 4 5 1 5 3 2 5 5 3 5 1 1 4 2 4 5 3 4 3 5 66 1 28 15 2 1 45 155 2 3 1 4 1 1 3 1 5 3 1 4 3 3 3 1 2 1 1 1 1 43 2 29 15 2 2 63 166 2 4 3 2 1 1 1 1 4 3 1 5 3 3 4 3 2 3 3 2 4 53 2 30 15 2 1 52 166 2 4 3 5 2 3 3 2 4 3 2 4 4 1 4 1 2 1 3 2 2 55 2 31 15 2 4 47 157 2 5 3 5 3 5 3 1 4 5 1 5 3 5 5 3 4 5 3 3 1 75 1 32 17 1 3 54 150 2 5 1 4 3 1 4 3 4 5 1 5 5 1 3 4 1 2 1 2 1 56 2 33 16 1 3 58 166 2 4 3 5 3 4 3 1 5 2 3 5 5 3 4 3 3 3 3 2 3 67 1 34 16 1 2 64 166 2 3 3 5 5 3 5 2 5 2 1 5 5 5 2 5 3 3 4 3 5 74 1 35 15 1 1 59 166 2 4 3 3 2 1 5 2 4 3 2 5 5 4 4 3 3 2 3 1 2 61 1 36 18 2 1 65 162 2 3 3 4 2 3 3 3 4 1 3 4 4 3 4 3 1 3 1 1 2 55 2 37 17 2 4 53 164 2 4 3 1 4 1 3 1 4 4 3 3 1 3 3 4 3 3 1 3 2 64 1 38 17 2 3 55 156 2 4 2 3 4 4 3 4 5 3 4 1 3 5 5 1 2 4 3 2 5 67 1 39 17 2 1 61 164 2 4 3 4 2 3 2 1 5 4 2 1 5 3 4 3 5 2 4 2 1 65 1 40 17 2 4 54 151 2 4 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 1 57 2 41 16 2 3 74 155 1 4 2 5 2 1 3 2 4 3 1 5 4 2 3 2 2 2 2 2 4 55 2 42 17 2 1 52 151 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 1 60 1 43 17 1 3 67 162 1 3 2 1 2 2 2 4 4 2 3 2 3 2 5 3 4 3 5 4 1 57 2 44 17 2 1 66 154 1 4 3 3 3 2 2 4 5 2 2 4 3 2 2 2 2 1 3 1 3 53 2 45 17 2 1 50 156 2 4 3 5 1 4 4 5 5 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 70 1 46 17 2 3 48 150 2 4 3 3 3 3 4 2 2 4 2 4 5 2 4 4 3 3 2 2 4 63 1 47 17 1 1 56 148 1 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 1 2 3 3 2 1 52 2 48 16 2 3 69 151 1 3 4 1 5 3 2 5 5 2 4 3 2 5 2 4 4 1 4 4 5 64 1


(66)

49 17 2 4 57 149 1 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 1 56 2 50 16 2 1 73 154 1 5 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 1 1 1 63 1 51 17 2 1 70 162 1 3 3 1 1 3 4 3 4 4 1 5 5 1 4 3 1 1 3 1 1 52 2 52 16 2 2 65 152 1 4 3 1 2 3 2 4 5 4 2 1 5 3 4 5 2 4 2 1 1 59 2 53 16 1 1 90 170 1 4 3 5 3 1 3 4 5 4 1 3 5 4 5 3 1 4 1 4 1 64 1 54 18 1 3 75 169 1 4 3 1 3 2 3 5 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 58 2 55 17 1 2 70 176 2 4 5 1 5 3 2 5 5 3 5 1 1 4 2 4 5 3 4 3 5 70 1 56 17 1 1 65 180 2 4 3 3 3 1 3 3 5 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 61 1 57 15 1 2 48 146 2 5 3 1 3 1 3 5 5 5 5 3 1 5 5 5 5 5 4 4 1 66 1 58 17 1 2 52 156 2 4 3 1 1 2 5 3 5 4 1 5 5 1 5 1 1 1 3 3 3 54 2 59 17 1 1 69 171 2 4 3 5 1 4 4 5 5 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 70 1 60 16 1 2 64 172 2 4 3 3 3 1 3 3 2 1 1 4 3 3 4 3 1 3 3 3 5 68 1

Keterangan :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki IMT : 1. Obesitas

2. Perempuan 2. Tidak Obesitas

Suku : 1. Jawa Harga Diri : 1. Tinggi

2. Mandailing 2. Rendah

3. Karo 4. Melayu


(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)