Hubungan Konsumsi Junk Food Dengan Obesitas Pada Siswa Di Sma Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014

(1)

HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN OBESITAS PADA SISWA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHAN SELAYANG

MEDAN TAHUN 2014

DESSI HARVANINGSIH SIREGAR 135102131

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN OBESITAS PADA SISWA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHAN

SELAYANG MEDAN TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2014 Yang MembuatPernyataan

( DessiHarvaningsihSiregar ) NIM : 135102131


(4)

HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN OBESITAS PADA SISWA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHAN

SELAYANG MEDAN TAHUN 2014 ABSTRAK

Dessi Harvaningsih Siregar

Latar belakang : obesitas adalah kegemukan atau berat badan yang berlebih akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Diperkirakan sebanyak 1,7 milyar orang di bumi ini mengalami kelebihan berat badan. Salah satu kelompok umur yang beresiko adalah kelompok umur remaja. Hal ini perlu mendapat perhatian, sebab cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia yang dapat menimbulkan faktor risiko penyakit degeneratif, seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, beberapa jenis kanker, dan sebagainya.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014. Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Jumlah sampel adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Analisa data menggunakan uji Continuity Correction.

Hasil : berdasarkan hasil penelitian mayoritas berada di kelas XI sebanyak 40 orang (66,7%), usia 17 tahun sebanyak 20 orang (33,3%), jenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53,5%), suku jawa sebanyak 21 orang (34,9%). Dari 30 responden obesitas yang memiliki frekuensi konsumsi sering sebanyak 24 orang (68,6%) dan frekuensi konsumsi jarang sebanyak 6 orang (24,0%). Sedangkan dari 30 responden tidak obesitas yang memiliki frekuensi konsumsi sering sebanyak 11 orang (31,4%) dan frekuensi konsumsi jarang sebanyak 19 orang (76,0%). Dari hasil uji statistik hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa diperoleh nilai p = 0,002 artinya ada hubungan signifikan antara konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa.

Kesimpulan : hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa. Diharapkan kepada remaja agar memperhatikan pola makan, mengontrol asupan junk food yang dikonsumsi dan meningkatkan aktifitas fisik agar tidak terjadi obesitas.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

3. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan proposal karya tulis Ilmiah ini.

4. dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc. CM-FM, M.Pd Ked dan dr. Sarma Lumban Raja, SpOG(K), selaku dosen penguji I dan II yang telah bersedia memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada penulis demi kesempurnaan penelitian ini.


(6)

5. Seluruh dosen/staf pengajar yang telah banyak member ilmu kepada penulis selama kuliah di Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta adik-adikku tersayang yang telah memberikan do’a, dukungan dan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

7. Seluruh teman-teman D-IV Bidan pendidik USU yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

8. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

Akhir kata peneliti ucapkan terimah kasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari ALLAH SWT. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Juli 2014


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR SKEMA ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Praktek Kebidanan ... 4

2. Bagi Penelitian Kebidanan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Junk Food ... 5

1. Definisi ... 5

2. Jenis Junk Food ... 6

3. Bahaya Junk Food ... 7

4. Konsumsi Junk Food di Kalangan Siswa... 9

5. Pengukuran Konsumsi Junk Food ... 10

B. Obesitas ... 11

1. Definisi ... 11

2. Tipe Kegemukan ... 12

3. Penyebab Obesitas ... 13

4. Bahaya Obesitas ... 15

5. Obesitas di Kalangan Siswa ... 16

6. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas di Kalangan Siswa ... 16

7. Penentuan Obesitas ... 17

C. Siswa / Remaja ... 18

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 20

B. Hipotesis ... 20

C. Definisi Operasional... 22

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

1. Populasi ... 23

2. Sampel ... 23


(8)

D. Waktu Penelitian ... 24

E. Pertimbangan Etik ... 24

F. Instrumen Penelitian... 25

G. Alat Pengumpulan Data ... 26

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 26

I. Pengolahan Data... 27

J. Analisa Data ... 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 29

1. Karakteristik Responden ... 29

2. Obesitas pada Siswa ... 31

3. Konsumsi Junk Food pada Siswa ... 31

4. Hubungan Konsumsi Junk Food dengan Obesitas ... 34

B. Pembahasan ... 35

1. Hubungan Konsumsi Junk Food dengan Obesitas pada Siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 ... 35

2. Keterbatasan Penelitian ... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Obesitas ... 18 Tabel 3.1 Definisi Operasional... 22 Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi di

SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 ... 30 Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan status obesitas di SMA

Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 ... 31 Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan konsumsi junk food di SMA

Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 ... 31 Tabel 5.4 Distribusi konsumsi Junk Food pada siswa obesitas di SMA

Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 ... 32 Tabel 5.5 Distribusi konsumsi Junk Food pada siswa tidak obesitas di SMA

Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 ... 33 Tabel 5.6 Distribusi responden berdasarkan hubungan mengkonsumsi

junk food dengan obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 ... 34


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Keranga Konsep Hubungan Konsumsi Junk Food dengan Obesitas pada Siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Calon Responden Lampiran 2 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Lampiran 3 Lembar Kuesioner

Lampiran 4 Protap Penelitian

Lampiran 5 Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 6 Balasan Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 Master Data Penelitian Lampiran 8 Lembar Konsultasi Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup


(12)

HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN OBESITAS PADA SISWA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHAN

SELAYANG MEDAN TAHUN 2014 ABSTRAK

Dessi Harvaningsih Siregar

Latar belakang : obesitas adalah kegemukan atau berat badan yang berlebih akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Diperkirakan sebanyak 1,7 milyar orang di bumi ini mengalami kelebihan berat badan. Salah satu kelompok umur yang beresiko adalah kelompok umur remaja. Hal ini perlu mendapat perhatian, sebab cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia yang dapat menimbulkan faktor risiko penyakit degeneratif, seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, beberapa jenis kanker, dan sebagainya.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014. Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Jumlah sampel adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Analisa data menggunakan uji Continuity Correction.

Hasil : berdasarkan hasil penelitian mayoritas berada di kelas XI sebanyak 40 orang (66,7%), usia 17 tahun sebanyak 20 orang (33,3%), jenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53,5%), suku jawa sebanyak 21 orang (34,9%). Dari 30 responden obesitas yang memiliki frekuensi konsumsi sering sebanyak 24 orang (68,6%) dan frekuensi konsumsi jarang sebanyak 6 orang (24,0%). Sedangkan dari 30 responden tidak obesitas yang memiliki frekuensi konsumsi sering sebanyak 11 orang (31,4%) dan frekuensi konsumsi jarang sebanyak 19 orang (76,0%). Dari hasil uji statistik hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa diperoleh nilai p = 0,002 artinya ada hubungan signifikan antara konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa.

Kesimpulan : hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa. Diharapkan kepada remaja agar memperhatikan pola makan, mengontrol asupan junk food yang dikonsumsi dan meningkatkan aktifitas fisik agar tidak terjadi obesitas.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas biasa disebut dalam bahasa awam sebagai kegemukan atau berat badan yang berlebih sebagai akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Permasalahan ini terjadi hampir di seluruh dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat, baik di negara-negara maju ataupun negara berkembang, termasuk Indonesia (Depkes Poltekes, 2010, hal. 20).

Obesitas didefinisikan sebagai kegemukan atau kelebihan berat badan. Kebutuhan energi dan zat-zat gizi remaja lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan dewasa. Hal ini disebabkan karena remaja lebih banyak beraktifitas dan masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang sangat pesat (Mitayani & Sartika, 2010, hal. 73).

Ternyata sering kali kita salah kaprah menyamakan antara junk food dengan fast food. Pasalnya, fast food belum tentu junk food. Menurut ahli gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ali Khomsan, junk food adalah makanan padat yang rasanya enak, tapi miskin gizi. Junk food hanya kaya kalori, tapi kecil kandungan protein, vitamin, dan mineralnya. Sedangkan fast food adalah makanan cepat saji yang didesain modern. Fast food bergizi tetapi susunannya kurang berimbang (Putri, 2012).

Menurut Lembaga Obesitas Internasional di London Inggris dalam Wandasari (2007) diperkirakan sebanyak 1,7 milyar orang di bumi ini mengalami kelebihan berat badan (Alrasyid, 2011).

Menurut Virgianto (2005) peningkatan kemakmuran di masyarakat yang diikuti oleh peningkatan pendidikan dapat mengubah gaya hidup dan pola makan


(14)

dari pola makan tradisional ke pola makan makanan praktis dan siap saji yang dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Pola makan tersebut jika tidak dikonsumsi rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan kalori yang akan menimbulkan obesitas.

Prevalensi gizi lebih (overweight dan obesitas) di seluruh dunia mengalami tren yang terus meningkat dalam sekitar 30 tahun terakhir. Salah satu kelompok umur yang beresiko terjadinya gizi lebih adalah kelompok umur remaja. Hasil Riskesdas 2010 menyebutkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja (lebih dari 15 tahun) di Indonesia telah mencapai 19,1%. Berdasarkan penelitian Elita pada 194 siswa SMA Negeri 3 Semarang, sebesar 10,8% mengalami overweight dan 2,1% obesitas. Sedangkan penelitian Mardatillah terhadap 113 siswa SMA di Jakarta Timur didapatkan prevalensi obesitas sebesar 33,6% (Oktaviani, et al. 2012, hal. 2).

Prevalensi gizi lebih relatif lebih tinggi pada remaja perempuan dibanding dengan remaja laki-laki (perempuan 1,5%, laki-laki 1,3%). Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi gizi lebih pada remaja diperkotaan lebih tinggi dari pedesaan (perkotaan 1,8%, pedesaan 0,9%) (Aini, 2012, hal. 2).

Penyebab obesitas beranekaragam. Menurut Mu’tadin (2002) ada beberapa faktor pencetus obesitas, di antaranya adalah faktor genetik, pola makan yang berlebih, kurang aktivitas, emosi, serta lingkungan (Depkes Poltekkes. 2010, hal. 20).

Gizi lebih pada remaja perlu mendapat perhatian, sebab gizi lebih yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia. Sementara gizi lebih itu sendiri merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif, seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, beberapa jenis kanker, dan sebagainya (Oktaviani, et al. 2012).


(15)

Permasalahan gizi pada remaja jika tidak diupayakan perbaikannya akan mempengaruhi kualitas masyarakat di masa mendatang, sehingga perlu dicari informasi mengenai masalah gizi pada remaja, khususnya siswa/siswi SMA tentang faktor risiko penyebab gizi lebih agar faktor risiko tersebut dapat diidentifikasi sedini mungkin dan ditanggulangi dengan baik (Aini. 2012).

Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti salah satu faktor risiko obesitas pada siswa/siswi SMA. Penulis memilih SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan sebagai lokasi penelitian dikarenakan SMA Dharma Pancasila merupakan sekolah yang berlokasi di daerah perkotaan, memiliki kegiatan belajar yang cukup padat sehingga siswa-siswanya memiliki peluang yang cukup besar untuk makan di luar rumah, pola makan tidak seimbang dan banyaknya penjual makanan jajan di kantin maupun di depan sekolah memudahkan para siswa mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang kemungkinan dapat memicu terjadinya obesitas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan di dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan mengkonsumsi junk food dengan obesitas pada siswa SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.


(16)

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

Dengan memperhatikan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang MedanTahun 2014.

2. Untuk mengetahui jumlah siswa yang obesitas di di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.

3. Untuk mengetahui frekuensi konsumsi junk food pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Praktik Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi bidan praktik swasta sebagai bahan tambahan kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang gizi dan pelayanan kebidanan terutama tentang hal-hal yang berkaitan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja.

2. Bagi Penelitian Kebidanan

Sebagai acuan dalam meningkatkan pengetahuan untuk mengkaji secara ilmiah suatu permasalahan dengan mengaplikasikan teori khususnya tentang hubungan mengkonsumsi junk food dengan terjadinya obesitas pada remaja


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Junk Food 1. Definisi

Makanan rendah gizi (Junk food) adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidaksehat atau memiliki sedikit kandungan nutrisi. Makanan nirnutrisi mengandung jumlah lemak yang besar (Wikipedia, 2013).

Junk food merupakan makanan yang lebih mengutamakan cita rasa daripada kandungan gizi. Misalnya keripik kentang yang mengandung garam. Beberapa junk food juga mengandung banyak gula misalnya, minuman bersoda, permen dan kue tar. Gula, tertutama gula buatan sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh kita karena dapat menyebabkan penyakit diabetes, kerusakan pada gigi kita dan menyebabkan obesitas. Minuman bersoda mengandung paling banyak gula, sementara kebutuhan gula dalam tubuh tidak boleh lebih dari 4 gram atau satu sendok teh sehari (Griffindors, 2013).

Menurut Hendriani (dalam Anggraini, 2013) secara garis besar junk food adalah kata lain untuk makanan yang jumlah kandungan nutrisinya terbatas. Umumnya yang termasuk dalam golongan junk food adalah makanan yang kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya tinggi, tetapi kandungan gizinya sedikit, yang paling gampang masuk dalam jenis ini adalah keripik kentang yang banyak mengandung garam, permen, semua dessert manis, makanan fast food yang digoreng, dan minuman soda atau minuman berkarbonasi. Pada makanan yang mempunyai label junk food biasanya kandungan vitamin, protein, dan mineralnya sangat sedikit. Junk food mengandung lebih banyak sodium, saturated fat,dankolesterol. Bila jumlah ini terlalu banyak dalam tubuh, maka akan


(18)

menimbulkan banyak penyakit. Dari penyakit ringan sampai berat seperti darah tinggi, stroke, jantung, dan kanker.

Menurut Husein (dalam Damopolih, Mayulu dan Masi, 2013) efek makanan cepat saji terhadap tubuhyakni dapat mempengaruhi tingkat energi tubuh. Junk Foodtidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat. Sebagai hasilnya, anda mungkin merasa lelah dan kekurangan energi yang anda butuhkan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari. Tingginya tingkat gula dalam makanan cepat saji membuat metabolisme tidak terkendali, ketika makan gula halus, pankreas mengeluarkan insulin dalam jumlah yang tinggi untuk mencegah lonjakan berbahaya dalam kadar gula darah karena makanan cepat saji dan junk food tidak mengandung jumlah protein dan karbohidrat yang cukup dan baik, kadar gula darah akan turun secara tiba-tiba setelah makan, hal ini membuat merasa mudah marah-marah dan lelah. Junk food berkontribusi terhadap kinerja buruk dan obesitas, junk food juga mengandung sejumlah besar lemak, dan sebagaian lemak terakumulasi dalam tubuh. Pengkonsumsi akan bertambah berat badannya dan bisa menjadi obesitas. Berat lebih yang terjadi akan semakin mendekatkan pada risiko penyakit kronis serius seperti diabetes, penyakit jantung dan arthritis.

2. Jenis Makanan Junk Food

Menurut Vinsensia (2011) jenis junk food yang sering kita jumpai antara lain, yaitu :

a. Makanan yang berpengawet seperti makanan yang disimpan di dalam kaleng, mie yang dijual dalam kemasan dan kaleng. Hamper bias dipastikan semua makanan kategori ini mambahayakan karena zat pengawetnya.

b. Makanan yang mengandung kadar garam tinggi dan mengandung MSG seperti makanan ringan. Makanan jenis ini memang cocok dan enak untuk dijadikan


(19)

cemilan. Namun karena mengandung kadar garam tinggi dan penyedap rasa buatan, mau tidak mau akan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

c. Makanan yang mengandung lemak tinggi seperti daging dalam burger,

d. Makanan yang mengandung soda seperti minuman ringan yang bersoda yang banyak dijual.kulit ayam dalam fried chicken, dan lainnya.

3. Bahaya Junk Food

Makanan junk food rasanya sangat lezat dan orang yang melihatnya pasti ingin menggigitnya.Sulit rasanya menolak selera untuk menikmati makanan junk food, tetapi mengonsumsi junk food dalam waktu yang harus dihentikan, karena makanan tersebut sangat berbahaya terhadap tubuh.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda harus mengurangi makan junk food:

a. Junk Food dibuat menggunakan banyak lemak jenuh. Lemak tersebut tidak sehat

dan pada pencernaan dapat melepaskan banyak racun ke dalam tubuh kita. Tubuh kita mendapatkan makanan makanan tetapi tidak sehat.

b. Junk food kadang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak begitu

bersih. Dalam jangka panjang, ini bisa merusak perut, hati, dan usus kita.

c. Junk food tidak mengandung vitamin dan mineral dan banyak nutrisi dalam

makanan tersebut yang tidak dimasak dengan benar dan dalam makanan mentah. Tubuh tidak mendapatkan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk mendapatkan kesehatan yang baik dan kekebalan dari penyakit. Akibatnya, itu membuat orang yang sering memakan makanan tersebut sangat rentan terhadap penyakit.


(20)

d. Junk food membuat Anda menambah berat badan. Orang yang memiliki obesitas atau obesitas morbid adalah mereka yang memiliki preferensi ngemil yang kuat terhadap junk food.

e. Makan junk food bisa membuat Anda rentan terhadap diabetes, karena terlalu banyak mengandung gula. Anda juga bisa menjadi rentan terhadap penyakit jantung dan tekanan darah karena garam dan lemak tinggi ditemukan di jenis makanan.

f. Junk food mengandung pengawet dan pewarna, baik yang mengandung zat

karsinogenik atau tidak.

g. Dalam jangka panjang, sebenarnya junk food mempercepat efek penuaan. Orang-orang yang sering mengonsumsi junk foodakan menunjukkan tanda-tanda usia tua lebih cepat. Hal ini karena memakan junk food dalam waktu lama mengakibatkan tubuh mengonsumsi gizi buruk. Hasilnya adalah pelepasan radikal bebas yang merupakan faktor utama yang bertanggung jawab atas efek penuaan.

Kebiasaan memakan junk food terlihat terutama pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa.Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengakibatkan kesehatan mereka menurun.Faktor utama yang menarik orang untuk makan junk food adalah rasanya. Rasa ini harus diganti dengan makanan yang dimasak dengan baik dan lezat, namun pada saat yang sama sehat bagi tubuh. Apabila kita menyukai makanan junk food, maka cara mengatasinya adalah dengan memperbanyak memakan sayuran dan buah-buahan.


(21)

4. Konsumsi Junk Food di Kalangan Siswa

Remaja dengan aktivitas sosial tinggi, memperlihatkan peran teman sebaya semakin tampak. Di kota besar sering kita lihat sekelompok atau lebih remaja makan bersama di rumah makan yang menyajikan makanan siap saji atau fast foodyang berasal dari Negara barat (Andriani&Wirjatmadi, 2012, hal. 323).

Di sekolah, makanan perlu disediakan untuk anak dengan tujuan : a. Mempertahankan kemampuanberkonsentrasi dan belajar.

b. Memberi kontribusibagi asupan diet keseluruhan.

c. Mengajarkan tentang makanan dan nutrisi, serta aspek sosial dari makanan.

Menurut Barasasi (2007, hal. 40) dalam tahun-tahun terakhir ini, anak-anak telah memilih makanan kentang goreng, burger dan hidangan utama tinggi lemak lainnya, kue, serta minuman ringan, hanya sedikit yang memilih buah, sayuran, atau salad. Sebagai akibatnya, kualitas gizi makanan di sekolah telah di kritik karena mengandung :

a. Terlalu banyak lemak, menyuplai 41% dari kandungan energi dalam hidangantersebut (tingkat yang direkomendasikan adalah 35%).

b. Terlalu banyak lemak jenuh,menyuplai 14% dari energi (direkomendasikan 11%).

c. Terlalu banyak gula dari sumber selain susu, menyuplai sebanyak 14% energi (dianjurkan 11%).

d. Terlalu banyak garam.


(22)

5. Pengukuran Konsumsi Junk Food

Menurut Supariasi, Bakri & Fajar (2008, hal. 94) untuk tujuan penelitian yang ingin mengetahui kebiasaan atau pola konsumsi tingkat individu atau perorangan, maka metode pengukuran makanan yang dapat dilakukan yaitu dengan metode food recall 24 jam dan metode frekuensi makanan (food frequency).

a. Metode Food Recall 24 Jam

Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi 24 jam yang lalu dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu dinyatakan secara teliti dengan menggunakan alat seperti sendok, gelas, piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari.

Agar wawancara berlangsung secara sistematis, perlu disiapkan kuesioner sebelumnya sehingga wawancara terarah menurut urutan-urutan waktu dan pengelompokkan bahan makanan. Urutan waktu makan sehari dapat disusun berupa makan pagi, siang, malam dan snack serta makanan jajanan. Pengelompokkan bahan makanan dapat berupa makanan pokok, sumber protein nabati, sumber protein hewani, sayuran, buah-buahan dan lain-lain. Contoh kuesioner recall 24 jam dapat dilihat pada lampiran 3.

b. Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)

Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu, seperti hari, minggu, bulan atau tahun.

Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan jadi.Contoh kuesioner food frequency dapat dilihat pada lampiran 4.


(23)

B. Obesitas 1. Definisi

Obesitas atau biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaulan di kalangan remaja.Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose secara berlebihan.Jadi obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya (Proverawati, 2010, hal. 71).

Obesitas didefinisikan sebagai kegemukan atau kelebihan berat badan.Kebutuhan energi dan zat-zat gizi remaja lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan dewasa. Hal ini disebabkan karena remaja lebih banyak beraktifitas dan masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang sangat pesat serta kebiasaan remaja yang suka ngemil dan makan-makanan jajanan diluar bersama teman-teman sebaya yang berlemak tinggi seperti bakso, junk food, pizza dan lain-lain (Mitayani Sartika, 2010, hal. 73-74).

Kegemukan tidak terjadi secara instan, tetapi perlahan-lahan berdasarkan jumlah cadangan lemak yang terus bertambah karena cadangan lemak tersebut tidak digunakan untuk beraktivitas. Pada awalnya, sering tidak disadari bahwa gaya hidup seseorang terutama pola makanlah yang paling memicu terjadinya kegemukan. Ketika konsumsi kalori tersebut tidak seimbang dengan yang dibutuhkan oleh tubuh maka tidak akan menjadi masalah. Namun sebaliknya, jika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman dengan jumlah kalori yang lebih besar dari yang dibutuhkan, kalori tersebut akan disimpan dalam tubuh sebagai cadangan energi. Apabila menumpuk dalam jumlah yang berlebih tubuh akan menyebabkan terjadinya kegemukan (Mumpuni & Wulandari, 2010, hal. 13).


(24)

2. Tipe Kegemukan

Menurut Mumpuni dan Wulandari (2010, hal. 19) tipe kegemukan ada bermacam-macam.Secara umum dibedakan berdasarkan bentuk tubuh dan berdasarkan sel lemak.

a. Tipe kegemukan berdasarkan bentuk tubuh : 1) Kegemukan tipe buah apel

Pada pria yang mengalami kegemukan tipe buah apel,biasanya menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dan di rongga perut sehingga gemuk di perut dan mempunyai bentuk tubuh seperti buah apel (apple type).Kegemukan tipe buah apel ini sering pula diisebut kegemukan sentral atau terpusat karena lemak banyak berkumpul di rongga perut dan karena banyak terdapat pada laki-laki disebut juga sebagai kegemukan tipe android. 2) Kegemukan tipe buah pir (pear)

Kelebihan lemak pada perempuan disimpan di bawah kulit bagian daerah pinggul dan paha sehingga tubuh berbentuk seperti buah pir (pear type).Kegemukan tipe buah pir ini juga disebut sebagai kegemukan perifer karena lemak berkumpul di pinggir tubuh, yaitu di pinggul dan paha.Oleh karena tipe ini banyak terdapat pada perempuan disebut juga sebagai kegemukan tipe perempuan atau tipe gynoid.

b. Tipe kegemukan berdasarkan keadaan sel lemak : 1) Kegemukan tipe Hyperplastik

Kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal tetapi ukuran sel-selnya tidak bertambah besar. Kegemukan ini biasa terjadi pada masa anak-anak.


(25)

2) Kegemukan tipe Hypertropik

Kegemukan ini terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan dengan keadaan normal, tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal. Kegemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa. Usaha untuk menurunkan berat badan pada kondisi ini lebih mudah dibandingkan pada kegemukan tipe hyperplastik.

3) Kegemukan tipe gabungan (tipe Hyperplastik dan Hypertropik)

Kegemukan ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal.Kegemukan ini bisa dimulai pada anak-anak dan berlangsung terus sampai dewasa.Upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan risiko tinggi untuk terjadi komplikasi penyakit.

3. Penyebab

Menurut Proverawati (2010, hal. 72) secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan tubuh.Meskipun penyebab utamanya belum diketahui, namun obesitas pada remaja terlihat cenderung kompleks, multifaktorial dan berperan sebagai pencetus terjadinya penyakit kronis dan degeneratif.

Faktor resiko yang berperan terjadinya obesitas antara lain adalah sebagai berikut :

a. Faktor genetik

Obesitas cenderung untuk diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen , tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang biasa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian


(26)

menunjukkan bahwa rata-ra faktor genetic memberikan kontribusi sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

b. Faktor lingkungan

Gen merupakan faktor penting dalam timbulnya obesitas, namun lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Yang termasuk lingkungan dalam hal ini adalah perilaku atau pola gaya hidup, misalnya apa yang dimakan dan beberapa kali seseorang makan, serta bagaimana aktivitasnya setiap hari. Seseorang tidak dapat mengubah pola genetiknya namun dapat mengubah pola makan dan aktifitasnya.

c. Faktor psikososial

Apa yang ada dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.Salah satu bentuk gangguan emosi adalah presepsi diri yang negatif. Gangguan emosi ini merupakan maslah serius pada wanita muda penderita obesitas, dan dapat menimbulkan kesadaran berlebih tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan bersosial.

d. Faktor kesehatan

Obat-obatan juga dapat mengakibatkan terjadinya obesitas, yaitu obat-obatan tertentu seperti steroid dan beberapa antidepressant, dapat menyebabkan penambahan berat badan.

e. Faktor perkembangan

Penambahan ukuran dan atau jumlah sel-sel lemak menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemik pada masa kanak-kanak, dapat memliki sel lemak sampai lima kali lebih banyak dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal.


(27)

Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, oleh karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara menguranagu jumlah lemak dalam setiap sel.

f. Aktivitas fisik

Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan prevalensi terjadinya obesitas.Orang-orang yang kurang aktif memerlukan kalori dalam jumlah sedikit dibandingkan orang dengan aktivitas tinggi. Seseorang yang gaya hidupnya kurang aktif (sedentary life) atau tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang dan mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, akan cenderung mengalami obesitas.

4. Bahaya

Resiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi dan tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati dan kantung empedu (Mitayani &Sartika, 2010, hal. 49).

Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bagian bawah, dan memperburuk osteoarthritis(terutama di daerah pinggul, lutut, dan pergelangan kaki).Seseorang yang mengalami obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering juga ditenukan oedema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki (Proverawati, 2010, hal. 75).


(28)

5. Obesitas di Kalangan Siswa

Di kalangan perempuan, kegemukan adalah kondisi yang banyak dihindari dan sekaligus ditakuti.Kegemukan sering membuat perempuan menyiksa diri dan tidak makan sebagaimana mestinya, tanpa memperhatikan ketentuan, dan aturan kesehatan.Akhirnya, bukan berat badan ideal yang didapatkan, tetapi justru berakibat sakit dan kondisi tubuh yang tidak prima. Sebenarnya di kalangan laki-laki juga muncul kekhawatiran dan kecemasan yang samaseperti perempuan. Namun karena kecendrungan sikap laki-laki yang tidak heboh seperti perempuan maka keluhan-keluhan mereka tentang kegemukan sepertinya tertutupi (Mumpuni & Wulandari, 2010, hal. 4).

Remaja harus berada dalam status gizi yang adekuat untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan mereka secara normal dan kontinyu.Remaja dengan gangguan prilaku makan mempunyai masalah-masalah yang mendasar yang bertentangan dengan status gizi normal, mereka menggunakan makan secara tidak semestinya.Makanan berhubungan dengan perilaku dan dihubungkan dengan selisih berat badan adalah dua karakteristik yang jelas pada gangguan prilaku makan ini (Proverawati, 2010, hal. 6).

6. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas di Kalangan Siswa

a. Perubahan dalam lingkungan makanan.

Remaja mempunyai kebiasaan makan-makanan cepat alias junk food. Kebiasaan tersebut didukung dengan kebiasaan remaja untuk mengkonsumsimakanan tertentu karena eksposure iklan makanan cepat saji yang sangat gencar saat menonton televisi (Mitayani & Sartika, 2010, hal. 71).

Pola makan makanan cepat saji juga dapat mempercepat tingkat obesitas. Ukuran atau porsi makan yang terlalu berlebihan juga dapat


(29)

memiliki banyak kalori dalam jumlah banyak dibandingkan dengan apa yang dianjurkan untuk orang normal untuk konsumsi sehari-harinya. Makanan cepat saji cenderung mengandung sedikit serat, tetapi tinggi gula, sehingga kadar gula darah akan naik dengan cepat (Proverawati, 2010, hal. 78).

Pola makanan mereka sangat tidak sehat. Mereka lebih banyak mengkonsumsi makanan yang digoreng, banyak mengandung gula, dan minumnan soft drink. Jarang sekali mengkonsumsi sayuran, buah dan makanan berserat lainnya (Mitayani & Sartika, 2010, hal. 72).

b. Meningkatnya gaya hidup kurang gerak (sedentary lifestyle). 1) Berkurangnya pekerjaan manual.

2) Mekanisasi.

3) Urbanisasi dalam populasi.

4) Game elektronik menggantikan aktivitas fisik (Barasasi, 2007, hal. 49).

7. Penentuan Obesitas

Cara menghitung kegemukan yang paling mudah adalah dengan membandingkan antara tinggi badan (kg) dengan berat badan (m) yang dikenal dengan istilah Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) (Mumpuni & Wulandari, 2010, hal. 12).

Menentukan status gizi pada remaja adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT dapat membantu untuk mengidentifikasi remaja yang secara signifikan berisiko mengalami kelebihan berat badan.

Rumus penghitungan IMT dan klasifikasi adalah sebagai berikut :

IMT = Berat Badan (kg)


(30)

Tabel 2.1.Klasifikasi Obesitas

No Klasifikasi IMT (kg/m2)

1 Underweight < 18,5

2 Normal 18,5-22,9

3 Overweight 23

4 At Risk 23,0 – 24,9

5 Obesitas Tingkat I 25,0 – 29,9

6 Obesitas Tingkat II 30,0

Sumber :Asia Pacific Cohort Studiest Collaboration, IOTF, WHO (2000)

C. Siswa / Remaja

Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/paedagogis.

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting.Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya dimulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita. Menurut World Health Organization (WHO), batasan remaja secara umum adalah mereka yang berusia 10 tahun sampai 19 tahun (Proverawati, 2010, hal. 1).

Soetjiningsih (2004, dalam Depkes Poltekkes, 2010, hal. 1) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (adolescence). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi


(31)

dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas.

Menurut WHO (1995) penggolongan umur masa remaja terbagi atas : 1. Masa remaja awal (10-13 tahun).

2. Masa remaja tengah (14-16 tahun). 3. Masa remaja akhir (17-19 tahun).


(32)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan gambaran dan arahan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti, atau memiliki arti hasil sebuah sintesis dari proses berfikir deduktif maupun induktif, dengan kemampuan kreatif dan inovatif diakhiri konsep atau ide baru (Sugiyono, 2010).

Adapun kerangka konsep penelitian tentang hubungan frekuensi mengkonsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila kelurahan Selayang Medan adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 : Kerangka konsep

B. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah yang membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian, atau dengan kata lain hipotesis merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan

yangdiharapkanantaraduavariabelataulebih yang dapatdiujisecaraempiris (Hidayat, 2010, hal. 26).

Konsumsi junk food siswa SMA Dharma Pancasila

Obesitas pada siswa SMA Dharma Pancasila


(33)

Dari kerangka konsep yang sudah dibentuk menjadi hubungan-hubungan varibel tersebut, maka dapat dibuat kalimat hipotesis sebagai berikut :

Ho, ditolak : Ada hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.

Ho, gagal ditolak : Tidak ada hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.


(34)

C. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010, hal. 112).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Defenisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur Dependen (terikat) yaitu Obesitaspada siswa SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Kegemukan atau berat badan yang berlebihan pada siswa SMA yang berusia 15-18 tahun Timbanga dan Microtoise Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan cara : Berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m) dikuadratkan 1. Tidak Obesitasa pabila IMT < 25 2. Obesitasa

pabila

IMT ≥

25

Nominal

Independen (bebas) yaitu mengkonsum si junk food pada siswa SMA Dharma Pancasila Perilaku dimana siswa memakan dan meminum sesuatu yang termasuk sebagai junk food yaitu makanan yang rasanya enak tapi sedikit kandungan gizinya dan memiliki banyak kudapan yang berada disekitar lingkungan SMA Dharma Pancasila Kuesioner food recall 24 jam dan kuesioner frekuensi makanan (food frequency). Membagikan kuesioner 1.Jarang bila mengkon sumsi junk

food≥ 1

-2x Seminggu dengan skor 0-6. 2.Sering bila mengkon sumsi junk food≥ 2 x Seminggu dengan skor 7-12


(35)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Sectional yaitu variable sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau diamati pada saat bersamaan (Hidayat, 2007, hal. 56). Untuk mengetahui hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila kelurahan Selayang Medan tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006, hal.80).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan kelas X dan XI yang berjumlah 350 orang. Dalam penelitian ini kelas XII tidak diikutsertakan dalam populasi dengan alas an mengikuti Ujian Nasional (UN) pada bulan April tahun 2014.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006, hal. 81). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa yang mengalami obesitas dengan IMT ≥25 dan siswa-siswi yang tidak mengalami obesitas dengan IMT < 25 yang berada di SMA Dharma Pancasila kelurahan Selayang Medan.


(36)

Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa, masing-masing 30 siswa yang obesitas dan 30 siswa yang tidak obesitas. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang ada pada saat dijumpai, diambil dan langsung dijadikan sebagai sampel utama (Hidayat, 2007, hal. 83).

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Dharma Pancasila kelurahan Selayang Medan. Peneliti memilih lokasi ini dengan pertimbangan karena lokasi berada di daerah perkotaan, mudah dijangkau, menghemat waktu dan biaya, adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden dan memiliki kegiatan belajar yang cukup padat sehingga siswa-siswanya memiliki peluang yang cukup besar untuk makan diluar rumah.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai September 2013 sampai Mei 2014.

E. Pertimbangan Etik

Semua penelitian yang menggunakan subjek manusia, harus disertai dengan pernyataan bahwa sudah disetujui oleh komisi etik setempat (Hidayat, 2007, hal 93).

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka responden harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden (informed consent). Tetapi jika calon responden tidak bersedia maka calon


(37)

responden berhak untuk menolak atau mengundurkan diri selama proses pengumpulan atau berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik secara fisik maupun psikologis. Anonymity (tanpa nama), pada lembar persetujuan maupun lembar observasi peneliti tidak akan menuliskan nama responden tetapi hanya dengan memberi kode saja. Confidentiality (kerahasiaan), pembenaran informasi oleh responden dan semua data yang terkumpulakan menjadi koleksi pribadi tidak akan disebarluaskan kepada orang lain tanpa seizin responden.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah timbangan injak Electronic Scale Merk Camri dan alat pengukur tinggi badan (Microtoise) merk Seca. Bagian instrument kedua menggunakan kuesioner, jenis kuesioner yang digunakan adalah frekuensi konsumsi makan (food frequency) dengan memberikan jenis-jenis makanan yang termasuk junk food sehingga responden hanya memberikan jawaban berdasarkan frekuensi yang sudah tertera. Instrumen penelitian ini terbagi atas 3 bagian. Bagian pertama berisi data demografi meliputi kelas, umur, jenis kelamin dan suku. Bagian kedua berisi kuesioner frekuensi mengkonsumsi junk food. Bagian ketiga berisi status obesitas.

G. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini berupa kuesioner, yang terdiri dari bagian pertama yaitu petunjuk pengisian, kedua yaitu data demografi, ketiga yaitu data utama atau inti permasalahan tentang obesitas. Untuk frekuensi konsumsi junk food dengan pilihan jawaban sering = 1, jarang = 0.


(38)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan sekunder. Data primer di peroleh langsung dari responden melalui kuesioner yang disebarkan, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi kemahasiswaan SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:

1. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih dahulu meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk dijadikan sebagai responden dengan menandatangani surat persetujuan penelitian.

2. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut.

3. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti peneliti mengawasi dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

4. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan, selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksakan jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi kesalahan.


(39)

I. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang akan dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data ini terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing (Penyuntingan)

Upaya untuk memeriksa kembali kabenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding (Pengkodean)

Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer.

3. Data Entry (Memasukkan data)

Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi (Hidayat, 2010 : 95).

4. Cleaning (Pembersih Data)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembenaran atau koreksi.

5. Tabulating

Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010 : 176-177).


(40)

J. Analisis Data

Analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Data Univariat

Analisis data univariat digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi karakteristik responden dan distribusi siswa yang jarang dan sering mengkonsumsi junk food serta distribusi frekwensi responden yang obesitas dan tidak obesitas. 2. Analisis Data Bivariat

Analisis data bivariat digunakan untuk melihat hubungan mengkonsumsi junk food dengan obesitas dengan menggunakan uji chi-square. Dengan menggunakan taraf signifikan 95% (∝ = 0,05), dinyatakan ada hubungan apabila nilai Asymp.Sig.< ∝. Analisis data ini akan dilakukan menggunakan program komputer dan selanjutnya data yang didapat disajikan dalam bentuk tabel agar dapat dengan mudah melihat hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa.


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan tahun 2014 yang dilaksanakan dari 28 Maret 2014 sampai 10 April 2014. Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 60 siswa, dimana terdapat 30 siswa obesitas dan 30 siswa tidak obesitas.

1. Karakteristik Responden

Berikut ini akan dijabarkan hasil identifikasi karakteristik responden yang berisi kelas, umur, jenis kelamin dan suku responden mengenai hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.


(42)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang

Medan Tahun 2014 (n = 60) Karakteristik

Responden

Obesitas Tidak Obesitas Total

f % f % f %

Kelas : - X - XI 13 17 21.7 28.3 7 23 11.7 38.3 20 40 33.4 66.7 Umur: - 14 - 15 - 16 - 17 - 18 2 8 11 8 1 3.4 13.3 18.3 13.3 1.7 0 9 8 12 1 0.0 15.0 13.3 20.0 1.7 2 17 19 20 2 3.4 28.3 31.6 33.3 3.4 Jenis Kelamin: - Laki-laki - Perempuan 14 16 23.3 26.7 14 16 23.3 26.7 28 32 46.7 53.3 Suku : - Jawa - Mandailing - Karo - Melayu 10 4 12 4 16.6 6.7 20.0 6.7 11 7 6 6 18.3 11.7 10.0 10.0 21 11 18 10 34.9 18.4 30.0 16.7

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh data bahwa mayoritas responden berada di kelas XI sebanyak 40 orang (66,7%) dengan siswa obesitas berjumlah 17 orang (28,3%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 23 orang (38,3%), berumur 17 tahun sebanyak 20 orang (33,3%) dengan siswa obesitas berjumlah 8 orang (13,3%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 12 orang (20,0%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53,3%) dengan siswa obesitas dan tidak obesitas masing-masing berjumlah 16 orang (26,7%), dan bersuku jawa sebanyak 21 orang (34,9%), dengan siswa obesitas berjumlah 10 orang (16,6%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 11 orang (18,3%).


(43)

2. Obesitas pada Siswa

Status obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014, dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Status Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014

Status Obesitas Frekuensi Persentase (%)

- Obesitas - Tidak Obesitas

30 30

50.0 50.0

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data bahwa responden yang obesitas dan tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%).

3. Konsumsi Junk Food pada Siswa

Konsumsi junk food pada siswa diSMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014, dapat di lihat dari tabel berikut :

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Junk Food di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014

Konsumsi Junk Food Frekuensi Persentase (%)

- Jarang - Sering

25 35

41.7 58.3

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh data bahwa mayoritas responden adalah siswa yang memiliki konsumsi sering sebanyak 35 orang (58,3 %).


(44)

a. Konsumsi Junk Food pada Siswa Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014

Tabel 5.4

Distribusi Konsumsi Junk Food pada Siswa Obesitas di SMA Dharma Pancasila KelurahanSelayang Medan Tahun 2014

N O

Nama Makanan

Frekuensi Makan >1x/hari 1x/

Hari 4-6x/ mngg 1-3x/ mngg 1x/ bln 1x/ tahun

f % f % f % f % f % f %

1 Gorengan 7 23.3 12 40.0 9 30.0 2 6.7 0 0.0 0 0.0 2 Fried Chicken 5 16.7 4 13.3 12 40.0 5 16.7 4 13.3 0 0.0 3 Kentang Goreng 5 16.7 4 13.3 7 23.3 8 26.7 6 20.0 0 0.0 4 Pizza 4 13.3 3 10.0 3 10.0 7 23.3 9 30.0 4 13.3 5 Siomay 5 16.7 5 16.7 13 43.3 3 10.0 3 10.0 1 3.3

6 Sosis 5 16.7 3 10.0 9 30.0 4 13.3 7 23.3 2 6.7

7 Bakso / Miso 6 20.0 5 16.7 12 40.0 2 6.7 2 6.7 3 10.0 8 Bakso Bakar 5 16.7 5 16.7 12 40.0 4 13.3 3 10.0 1 3.3 9 Asinan 5 16.7 2 6.7 6 20.0 4 13.3 10 33.3 3 10.0 10 Minuman Ringan 13 43.3 13 43.3 2 6.7 2 6.7 0 0.0 0 0.0 11 Jajanan Ringan 15 50.0 12 40.0 1 3.3 2 6.7 0 0.0 0 0.0 12 Ice cream 7 23.3 5 16.7 11 36.7 3 10.0 4 13.3 0 0.0

Berdasarkan tabel 5.4 distribusi jawaban responden obesitas menunjukkan frekuensi konsumsi junk food terbanyak terdapat pada pernyataan no 11 yaitu pada konsumsi makanan jajanan ringan sebanyak 15 orang (50.0%) dengan frekuensi konsumsi >1x/hari.


(45)

b. Konsumsi Junk Food pada Siswa Tidak Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014

Tabel 5.5

Distribusi Konsumsi Junk Food pada Siswa Tidak Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014

N O

Nama Makanan

Frekuensi Makan >1x/hari 1x/

Hari 4-6x/ mngg 1-3x/ mngg 1x/ bln 1x/ tahun

f % f % f % f % f % f %

1 Gorengan 6 20.0 9 30.0 11 36.7 4 13.3 0 0.0 0 0.0 2 Fried Chicken 0 0.0 4 13.3 8 26.7 11 36.7 5 16.7 2 6.7 3 Kentang Goreng 2 6.7 3 10.0 4 13.3 14 46.7 6 20.0 1 3.3

4 Pizza 1 3.3 0 0.0 3 10.0 13 43.3 7 23.3 6 20.0

5 Siomay 2 6.7 1 3.3 10 33.3 12 40.0 3 10.0 2 6.7

6 Sosis 1 3.3 1 3.3 8 26.7 10 33.3 7 23.3 3 10.0

7 Bakso / Miso 1 3.3 2 6.7 5 16.7 9 30.0 8 26.7 5 16.7 8 Bakso Bakar 0 0.0 4 13.3 5 16.7 9 30.0 10 33.3 2 6.7

9 Asinan 1 3.3 2 6.7 1 3.3 9 30.0 7 23.3 10 33.3

10 Minuman Ringan 8 26.7 11 36.7 5 16.7 3 10.0 3 10.0 0 0.0 11 Jajanan Ringan 10 33.3 14 46.7 4 13.3 1 3.3 1 3.3 0 0.0 12 Es Krim 3 10.0 1 3.3 7 23.3 14 46.7 5 16.7 0 0.0

Berdasarkan tabel 5.5 distribusi jawaban responden tidak obesitas menunjukkan frekuensi konsumsi junk food terbanyak terdapat pada pernyataan no 3 yaitu kentang goring dengan frekuensi 1-3x/minggu, no 11 yaitu jajanan ringan dengan frekuensi 1x/hari dan no 12 yaitu ice cream dengan frekuensi 1-3x/minggu, masing-masing sebanyak 14 orang (46.7%).


(46)

4. Hubungan Konsumsi Junk Food dengan Obesitas

Hubungan mengkonsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014, dapat di lihat dari tabel berikut :

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Mengkonsumsi Junk Food dengan Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan

Selayang Medan Tahun 2014

Konsumsi Junk Food

Status Obesitas

Jumlah Obesitas Tidak Obesitas

f % f % F %

Jarang Sering 6 24 24.0 68.6 19 11 76.0 31.4 25 35 100 100

Jumlah 30 50.0 30 50.0 60 100

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 60 responden yang diteliti terhadap siswa tentang hubungan mengkonsumsi junk food dengan obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan tahun 2014 terdapat 6 responden (24,0%) obesitas dengan konsumsi junk food jarang, 24 responden (68,6%) obesitas dengan konsumsi junk food sering, 19 responden (76,0%) tidak obesitas dengan konsumsi junk food jarang, dan 11 responden (31,4%) tidak obesitas dengan konsumsi junk food sering.


(47)

B. PEMBAHASAN

1. Hubungan Konsumsi Junk Food dengan Obesitas pada Siswadi SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan tahun 2014

Berdasarkan hasil analisis antara hubungan mengkonsumsi junk food dengan obesitas terlihat bahwa responden obesitas yang mengkonsumsi junk food jarang berjumlah 6 responden (24,0%), responden obesitas yang mengkonsumsi junk food sering berjumlah 24 responden (68,6%), responden tidak obesitas yang mengkonsumsi junk food jarang berjumlah 19 responden (76,0%), dan responden tidak obesitas yang mengkonsumsi junk food sering berjumlah 11 responden (31,4%). Hal ini pun dibuktikan dengan uji statistik chi square pada tingkat

signifikan α = 0,05 (95%), maka didapatkan ρ < α (0,002< 0,05) berarti Ho ditolak. Maka secara statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara mengkonsumsi junk food dengan obesitas pada siswa.

Junk food merupakan makanan yang lebih mengutamakan cita rasa dari pada kandungan gizi. Misalnya keripik kentang yang mengandung garam. Beberapa junk food juga mengandung banyak gula misalnya, minuman bersoda, permen dan kue tar. Gula, tertutama gula buatan sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh kita karena dapat menyebabkan penyakit diabetes, kerusakan pada gigi kita dan menyebabkan obesitas (Griffindors, 2013).

Riset menyebutkan bahwa kandungan kalori yang ada pada junk food sangat tinggi, dan kalori ini yang menyebabkan terjadinya obesitas (Anggraini, 2013).

Penelitian Mudjianto (1994, dalam penelitian Ratna 2008) mengungkapkan bahwa kebiasaan konsumsi junk food sudah tampak di kalangan remaja di 6 kota besar di Indonesia, dari penelitian itu disebutkan bahwa sebanyak 15-20% remaja di Jakarta biasa mengkonsumsi fried chicken dan burger sebagai makan siang. Makanan


(48)

modern tersebut jika dikonsumsi secara berkesinambungan dan berlebihan dapat mengakibatkan masalah gizi lebih, karena makanan tersebut cenderung mengandung lemak, protein, hidrat arang dan garam yang relatif tinggi dan dengan kemungkinan konsekuensi seperti : kegemukan, tekanan darah tinggi, gangguan jantung koroner dan lainnya.

Hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi junk food dengan obesitas (p < 0,05). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraini (2013) yang menemukan adanya hubungan yang bermakna antara frekuensi mengkonsumsi junk food dengan obesitas pada anak.

Adanya hubungan yang bermakna antara kebiasaan konsumsi junk food dengan obesitas disebabkan karena responden obesitas yang sering mengkonsumsi junk food (68,6%) lebih banyak dari pada responden obesitas yang jarang mengkonsumsi junk food (24,0%). Dilihat dari jawaban responden obesitas menunjukkan frekuensi konsumsi junk food terbanyak terdapat pada makanan jajanan ringan sebanyak 15 orang (50.0%) dengan frekuensi konsumsi >1x/hari dan dilihat dari jawaban responden tidak obesitas menunjukkan frekuensi konsumsi junk food terbanyak terdapat pada makanan kentang goreng dengan frekuensi 1-3x/minggu, jajanan ringan dengan frekuensi 1x/hari dan ice cream dengan frekuensi 1-3x/minggu, masing-masing sebanyak 14 orang (46.7%). Perbedaan proporsi ini disebabkan karena seseorang yang obes cenderung memiliki kebiasaan pola makan berlebih serta mengkonsumsi makanan dalam jumlah lebih banyak setiap kalinya. Seseorang makan lebih banyak dari pada kebutuhan energi sesungguhnya yang mereka butuhkan.


(49)

Hal ini sesuai dengan penelitian Jacobs (dalam penelitian Ratna 2008) yang menunjukkan bahwa konsumsi junk food 2 kali seminggu dapat meningkatkan kandungan energi diet sebesar 1195 kKal (23% energi diet). Kebiasaan mengkonsumsi junk food 2 kali seminggu juga menimbulkan peningkatan rata-rata energi harian sebesar 750 kJoule, yang rata-rata setahun dapat menambah berat badan sebesar 8,8 kg.

Penelitian ini menggambarkan bahwa siswa dengan obesitas cenderung memiliki frekuensi konsumsi junk food yang sering sehingga mereka tidak maksimal dalam mengontrol asupan makanan junk food yang merekamakan, hal ini bersesuaian dengan pengertian obesitas yaitu kegemukan atau kelebihan berat badan yang disebabkan karena kebiasaan remaja yang suka ngemil dan makan-makanan jajanan diluar bersama teman-teman sebaya yang berlemak tinggi seperti bakso, junk food dan lain-lain (Mitayani&Sartika, 2010, hal. 73).

2. Keterbatasan Penelitian

Obesitas tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensi konsumsi junk food saja, masih banyak lagi faktor seperti genetik, pola aktifitas, status ekonomi, kondisi medis, obat-obatan dan pola makan dari responden. Karena pada penelitian ini cara menganalisa data hanya untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan dependent tanpa menilai seberapa erat hubungan tersebut dan variabel manakah yang paling mempengaruhi serta seberapa berpengaruh variabel tersebut, maka hal ini cukup untuk melihat hubungan antara mengkonsumsi junk food dengan obesitas.


(50)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian hubungan mengkonsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil perhitungan yang pada 60 responden berdasarkan karakteristik demografi diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berada di kelas XI sebanyak 40 orang (66,7%) dengan siswa obesitas berjumlah 17 orang (28,3%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 23 orang (38,3%), berumur 17 tahun sebanyak 20 orang (33,3%) dengan siswa obesitas berjumlah 8 orang (13,3%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 12 orang (20,0%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53,3%) dengan siswa obesitas dan tidak obesitas masing-masing berjumlah 16 orang (26,7%), dan bersuku jawa sebanyak 21 orang (34,9%), dengan siswa obesitas berjumlah 10 orang (16,6%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 11 orang (18,3%).

2. Dari hasil uji statistik pada 60 responden, diperoleh data bahwa responden yang obesitas dan tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%).

3. Dari hasil perhitungan pada 60 responden, diperoleh data bahwa mayoritas responden adalah siswa yang memiliki konsumsi junk food sering sebanyak 35 orang (58,3%).

4. Ada hubungan konsumsi junk food dengan obesitas pada siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.


(51)

B. SARAN

1. Diharapkan kepada petugas pelayanan kesehatan untuk semakin peduli terhadap pemberian informasi kepada para remaja. Hendaknya para penyedia layanan kesehatan memiliki beban tanggung jawab dalam mempromosikan kesehatan reproduksi khususnya pada remaja untuk mengetahui hubungan mengkonsumsi junk food dengan obesitas. Sehingga para remaja dapat mengetahui bagaimana makanan sehat yang baik untuk dikonsumsi.

2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menambah dan meneruskan penelitian pada aspek yang lebih luas lagi terutama dalam menggali faktor-faktor lain yang berhubungan dengan obesitas pada siswa/remaja.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Aini, S. N. (2012). Faktor Resiko yang berhubungan dengan Kejadian Gizi Lebih pada Remaja di Perkotaan. Unnes Journal of Public Health. 1 (2) Retrieved from

Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2012). Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Anggraini, A.K. (2013). Hubungan Kejadian Obesitas pada Anak dengan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Siap Saji di SDIT Ulul Albab Bekasi. Jurnal Kesehatan..

Damapoli, W., Mayuli. N., & Masi, G. (2013). Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas pada Anak SD di Kota Manado. E-Journal Keperawatan. 1 (1) Retrieved from http://ejournal.unsrat.ac.id

Depkes Poltekkes. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.

Griffindors, A. (2013). Mengenal Junk Food (Makanan Sampah). Retrieved from

Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

____________. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika

Mitayani & Sartika, W. (2010). Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Media. Mumpuni, Y., & Wulandari, A. (2010). Cara Jitu mengatasi Kegemukan.

Yogyakarta: Andi

Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Oktaviani, W. D., Saraswati, L.D., & Rahfiludin, M. Z. (2012). Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja dan Orang Tua dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Jurnal Kesehatan

Masyarakat. 1, 54 2– 553 Retrieved from

Proverawati, Atikah. (2010). Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan pada Remaja. Jakarta: Muha Medika.

Putri, G.M. (2012, Februari 14). Junk Food versus Fast Food. Retrieved from


(53)

. (2010). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif. CV. Alfabeta

Supariasi, I.D.N., Bakri, B., & Fajar, I. (2008). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Vinsesnsia. (2011). Makanan Junk Food. Retrieved from http://forum.detik.com/

Virgianto, G. (2005). Konsumsi Fast Food sebagai Faktor Risiko Terjadinya

Obesitas pada Remaja Usia 15-17 Tahun. Retrieved from

http://eprints.undip.ac.id/

Wikipedia. (2013). Junk Food. Retrieved from.


(54)

Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb/Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama Saya Dessi Harvaningsih Siregar, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Konsumsi Junk Food dengan Obesitas”.

Obesitas merupakan kelebihan lemak tubuh yang dialami oleh seseorang secara kronis. Pada kondisi normal, lemak tubuh berfungsi sebagai cadangan energi, pengatur suhu tubuh, dan fungsi-fungsi lainnya. Namun, bila lemak tubuh tersebut berlebih, akan disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan lemak. Inilah yang menimbulkan kegemukan (Mumpuni& Wulandari, 2010).

Kebutuhan energi dan zat-zat gizi remaja lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan dewasa. Hal ini disebabkan karena remaja lebih banyak beraktifitas dan masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang sangat pesat serta kebiasaan remaja yang suka ngemil dan makan-makanan jajanan diluar bersama teman-teman sebaya yang berlemak tinggi seperti bakso, junk food dan lain-lain (Mitayani&Sartika, 2010, hal. 73).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara konsumsi junk food dengan obesitas pada remaja.

Kami akan memberikan kuesioner kepada saudara / saudari yang berisi tentang :

a. Data demografi seperti kelas, umur, jenis kelamin dan suku yang di dapatkan dari siswa/siswi SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.


(55)

b. Kuesioner yang berisikan jenis-jenis makanan beserta frekuensinya yang akan diisi oleh siswa/siswi SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.

c. Melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan siswa/siswi SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.

Partisipasi saudara/saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini saudara/saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudara/saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya : Nam : Dessi Harvaningsih Siregar

Alamat : Dr. Mansyur Jl. Pembangunan No. 12 No. HP : 087763600204

Terimakasih saya ucapkan kepada saudara/saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudara/saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudara/saudari bersedia mengisi lembar persutujuan yang telah kami siapkan.

Medan, Maret 2014


(56)

Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Judul : Hubungan Konsumsi Junk Food dengan Obesitas pada Siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 Peneliti : Dessi Harvaningsih Siregar

Nim : 135102131

Alamat : Dr. Mansyur Jl. Pembangunan No.12

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan untuk menyelesaikan tugas akhir Program Studi D-IV Bidan Pendidik yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Konsumsi Junk Food dengan Obesitas pada Siswa di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Partisipasi saudara/saudari dalam penilitian ini bersifat sukarela. Saudara/saudari mempunyai hak bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden dan jika anda tidak bersedia menjadi responden maka saya tetap menghargai dan tidak akan mempengaruhi terhadap proses penelitian ini.

Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas, jika anda mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, maka peneliti dengan senang hati akan memberikan penjelasan. Atas kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Medan, Maret2014

Responden Peneliti


(57)

Lampiran 3 LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN OBESITAS PADA SISWA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHAN SELAYANG

MEDAN TAHUN 2014

I. IDENTITAS

A. PETUNJUK PENGISIAN

Isilah data di bawah ini dengan benar No. Responden

B. IDENTITAS RESPONDEN

Kelas :

Umur :

Jenis Kelamin :

Suku :

II.FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD

Berilah tanda checklist (√) pada frekuensi makan sesuai dengan jenis makanan yang tertera dan berilah keterangan makanan apa yang anda makan sesuai jenis tersebut pada kolom keterangan nama makanan.

N

O Nama Makanan

Frekuensi Makan >1x/ hari 1x/ hari 4-6x/ mng 1-3x/ mng 1x/ bln 1x/

thn Keterangan

1 Gorengan 2 Fried Chicken 3 Kentang Goreng 4 Fizza

5 Siomay 6 Sosis

7 Bakso / Miso 8 Bakso Bakar 9 Asinan

10 Minuman Ringan 11 Jajanan Ringan 12 Es Krim


(58)

III.STATUS OBESITAS SISWA

LEMBAR ENTRY DATA ( diisi oleh peneliti)

Tinggi Badan

Berat Badan

IMT

Terimakasih banyak atas partisipasi yang saudara/saudari berikan dalam penelitian ini


(59)

Lampiran 4 Protap Penelitian

1. Penelitian menjelaskan tujuan penelitian.

2. Memberikan Informed concent kepada responden.

3. Meminta kesediaan responden untuk mengisi lembar kuesioner. 4. Peneliti menjelaskan cara mengisi lembar kuesioner.

5. Mengoreksi kelengkapan jawaban lembar kuesioner. 6. Menganalisis data yang sudah terkumpul.


(60)

(61)

(62)

(63)

Lampiran 7 MASTER DATA PENELITIAN

No Kelas Umur J

K Suku BB TB IMT

Frek Kon sums i P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P 10 P 11 P

12 Skor

1 1 15 2 3 65 158 1 2 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 7

2 1 16 1 1 56 156 2 2 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7

3 1 15 2 2 52 151 2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4

4 1 15 1 2 91 171 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

5 1 15 2 3 62 154 1 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

6 1 16 1 3 82 158 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 7 1 16 1 4 61 162 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

8 1 14 2 4 58 146 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 8

9 1 16 1 3 62 164 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 10 1 15 2 1 68 153 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 8 11 1 15 1 2 62 156 1 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 12 1 15 2 3 72 154 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 13 1 14 2 1 65 149 1 2 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 14 1 15 1 1 58 150 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 15 1 16 1 4 68 158 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 16 1 15 1 3 62 153 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 17 1 16 1 1 69 173 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 18 1 15 2 4 58 153 2 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 19 1 16 2 3 59 154 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 20 1 15 2 1 48 154 1 2 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 21 2 16 1 3 65 158 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 22 2 16 1 4 52 155 1 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 23 2 16 2 4 63 154 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 24 2 16 2 3 55 148 1 2 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 25 2 17 1 3 68 159 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 26 2 17 1 2 88 170 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 27 2 17 2 1 65 154 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 28 2 15 2 1 45 155 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 29 2 15 2 2 63 166 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 30 2 15 2 1 52 166 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 31 2 15 2 4 47 157 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 2 17 1 3 54 150 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 7 33 2 16 1 3 58 166 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 4 34 2 16 1 2 64 166 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 5 35 2 15 1 1 59 166 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 36 2 18 2 1 65 162 2 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 8 37 2 17 2 4 53 164 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 38 2 17 2 3 55 156 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4 39 2 17 2 1 61 164 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 40 2 17 2 4 54 151 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 9 41 2 16 2 3 74 155 2 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 42 2 17 2 1 52 151 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5 43 2 17 1 3 67 162 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 44 2 17 2 1 66 154 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 45 2 17 2 1 50 156 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 6


(64)

46 2 17 2 3 18 150 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5 47 2 17 1 1 56 148 1 2 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7 48 2 16 2 3 69 151 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5 49 2 17 2 4 57 149 1 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 8 50 2 16 2 1 73 154 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 51 2 17 2 1 70 162 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 52 2 16 2 2 65 152 1 2 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 9 53 2 16 1 1 90 170 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 5 54 2 18 1 3 75 169 1 2 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 7 55 2 17 1 2 70 176 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 8 56 2 17 1 1 65 180 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 57 2 15 1 2 48 146 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 58 2 17 1 2 52 156 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 59 2 17 1 1 69 171 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 60 2 16 1 2 64 172 1 2 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 7

Keterangan :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki Obesitas : 1. Tingkat I = > 25 – 29,9 2. Perempuan 2. Tingkat II = ≥30

Suku : 1. Jawa Frekuensi : 1. Jarang

2. Mandailing 2. Sering

3. Karo 4. Melayu


(65)

(66)

(67)

Lampiran 9 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Dessi Harvaningsih Siregar

Umur : 21 Tahun

Tempat/ Tgl. Lahir : Besilam, 10 Desember 1992

Agama : Islam

Alamat : Besilam Dusun III Jawa Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat

II. DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Ilham Siregar

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Fathimah Syam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Besilam Dusun III Jawa Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1997-1998 : TK AL-ANSHAR Tg. Pura 2. Tahun 1998-2004 : SD N.1 Tg. Pura

3. Tahun 2004-2007 : SMP N.1 Tg.Pura 4. Tahun 2007-2010 : SMA N.1 Tg. Pura

5. Tahun 2010-2013 : Akademi Kebidanan Kholisatur Rahmi Binjai 6. Tahun 2013-2014 : D-IV Bidan Pendidik USU


(1)

(2)

Lampiran 7

MASTER DATA PENELITIAN

No Kelas Umur J

K Suku BB TB IMT

Frek Kon sums i P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P 10 P 11 P

12 Skor 1 1 15 2 3 65 158 1 2 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 7 2 1 16 1 1 56 156 2 2 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 3 1 15 2 2 52 151 2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4 4 1 15 1 2 91 171 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 1 15 2 3 62 154 1 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 6 1 16 1 3 82 158 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 7 1 16 1 4 61 162 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 8 1 14 2 4 58 146 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 8 9 1 16 1 3 62 164 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 10 1 15 2 1 68 153 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 8 11 1 15 1 2 62 156 1 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 12 1 15 2 3 72 154 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 13 1 14 2 1 65 149 1 2 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 14 1 15 1 1 58 150 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 15 1 16 1 4 68 158 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 16 1 15 1 3 62 153 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 17 1 16 1 1 69 173 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 18 1 15 2 4 58 153 2 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 19 1 16 2 3 59 154 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 20 1 15 2 1 48 154 1 2 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 21 2 16 1 3 65 158 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 22 2 16 1 4 52 155 1 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 23 2 16 2 4 63 154 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 24 2 16 2 3 55 148 1 2 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 25 2 17 1 3 68 159 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 26 2 17 1 2 88 170 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 27 2 17 2 1 65 154 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 28 2 15 2 1 45 155 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 29 2 15 2 2 63 166 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 30 2 15 2 1 52 166 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 31 2 15 2 4 47 157 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 2 17 1 3 54 150 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 7 33 2 16 1 3 58 166 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 4 34 2 16 1 2 64 166 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 5 35 2 15 1 1 59 166 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 36 2 18 2 1 65 162 2 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 8 37 2 17 2 4 53 164 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 38 2 17 2 3 55 156 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4 39 2 17 2 1 61 164 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 40 2 17 2 4 54 151 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 9 41 2 16 2 3 74 155 2 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 42 2 17 2 1 52 151 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5 43 2 17 1 3 67 162 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 44 2 17 2 1 66 154 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 45 2 17 2 1 50 156 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 6


(3)

46 2 17 2 3 18 150 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5 47 2 17 1 1 56 148 1 2 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7 48 2 16 2 3 69 151 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5 49 2 17 2 4 57 149 1 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 8 50 2 16 2 1 73 154 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 51 2 17 2 1 70 162 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 52 2 16 2 2 65 152 1 2 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 9 53 2 16 1 1 90 170 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 5 54 2 18 1 3 75 169 1 2 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 7 55 2 17 1 2 70 176 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 8 56 2 17 1 1 65 180 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 57 2 15 1 2 48 146 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 58 2 17 1 2 52 156 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 59 2 17 1 1 69 171 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 60 2 16 1 2 64 172 1 2 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 7

Keterangan :

Jenis Kelamin

: 1. Laki-laki

Obesitas

: 1. Tingkat I = > 25 – 29,9

2. Perempuan

2. Tingkat II =

30

Suku

: 1. Jawa

Frekuensi

: 1. Jarang

2. Mandailing

2. Sering

3. Karo

4. Melayu


(4)

(5)

(6)

Lampiran 9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

DATA PRIBADI

Nama

: Dessi Harvaningsih Siregar

Umur

: 21 Tahun

Tempat/ Tgl. Lahir

: Besilam, 10 Desember 1992

Agama

: Islam

Alamat

: Besilam Dusun III Jawa Kecamatan Padang

Tualang Kabupaten Langkat

II.

DATA ORANG TUA

Nama Ayah

: Ilham Siregar

Pekerjaan

: Wiraswasta

Nama Ibu

: Fathimah Syam

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Besilam Dusun III Jawa Kecamatan Padang

Tualang Kabupaten Langkat

III.

RIWAYAT PENDIDIKAN

1.

Tahun 1997-1998

: TK AL-ANSHAR Tg. Pura

2.

Tahun 1998-2004

: SD N.1 Tg. Pura

3.

Tahun 2004-2007

: SMP N.1 Tg.Pura

4.

Tahun 2007-2010

: SMA N.1 Tg. Pura

5.

Tahun 2010-2013

: Akademi Kebidanan Kholisatur Rahmi Binjai