TA : Rancang Bangun Dashboard Untuk Visualisasi Produktivitas Bahan Baku Tebu Pada Pabrik Gula Gempolkrep.
RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK
VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU
TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP
TUGAS AKHIR
Program Studi Sistem Informasi
Oleh:
Welly Abdi Prayogi 09.41010.0247
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA
STIKOM SURABAYA 2016
(2)
ix
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Data, Informasi dan Pengolahan Data ... 5
2.2 Produktivitas Bahan Baku Tebu ... 7
2.3 Sistem Dashboard ... 8
2.3.1 Visualisasi ... 8
2.3.2 Pengertian Dashboard ... 9
2.3.3 Tujuan Penggunaan Dashboard ... 10
2.3.4 Jenis Dashboard ... 10
2.3.5 Karakteristik Dashboard ... 12
(3)
x
2.4 Kesalahan Umum Pembuatan Dashboard ... 16
2.5 Key Performance Indicator ... 18
2.4 Grafik ... 18
2.7 Monitoring ... 19
2.8 Controlling ... 20
2.9 Analisis dan Perancangan Sistem ... 20
2.10 Unified Modeling Language ... 21
2.11 Database ... 27
2.12 Hypertext Preprocessor ... 27
2.13 MySQL ... 28
2.14 Javascript ... 29
2.15 Highcharts ... 29
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 30
3.1 Analisis Sistem ... 30
3.1.1 Sekilas Mengenai PG. Gempolkrep ... 30
3.1.2 Identifikasi Permasalahan ... 31
3.1.3 Analisis Permasalahan ... 32
3.2 Gambaran Umum Sistem ... 33
3.3 Perancangan Sistem ... 35
3.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem ... 35
3.3.2 Identifikasi Parameter Indikator ... 36
3.3.3 Input, Proses, dan Output ... 39
3.3.4 UML ... 42
(4)
xi
3.3.6 Desain Interface... 56
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 61
4.1 Kebutuhan Sistem ... 61
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 61
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 61
4.2 Pembuatan Aplikasi ... 62
4.3 Implementasi Sistem ... 62
4.3.1 Halaman Login ... 62
4.3.2 Halaman Dashboard Manajer Tanaman ... 63
4.3.3 Halaman Dashboard Kepala Tebang Angkut ... 65
4.4 Uji Coba Sistem ... 67
4.4.1 Uji Coba Dashboard Manajer Tanaman ... 68
4.4.2 Uji Coba Dashboard Kepala Tebang Angkut... 68
4.5 Evaluasi Sistem ... 69
BAB V PENUTUP ... 70
5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 70
(5)
1 1.1 Latar Belakang
Pabrik Gula (PG). Gempolkrep merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yang memproduksi gula kristal dari bahan baku tebu. Untuk proses produksinya pabrik ini mendapatkan pemasukan bahan baku tebu dari petani tebu yang ada di wilayah Mojokerto, Lamongan, dan Jombang. Petani yang akan mengirim bahan baku tebu ke PG. Gempolkrep harus mendaftar kontrak pada kantor Koperasi Unit Desa (KUD) yang telah bekerja sama dengan PG.Gempolkrep, pada proses pendaftaran kontrak lahan akan di survey oleh petugas dari PG. Gempolkrep mulai dari luas lahan, lokasi, varietas tebu, dan masa tanam.
Pada proses pemasukan bahan baku tebu dimulai dari pengiriman tebu petani ke PG. Gempolkrep, kemudian memasuki tahap pemeriksaan kebersihan dan mutu bahan baku terlebih dahulu, jika bahan baku tebu sudah memenuhi kriteria yang ditentukan dilanjutkan pada proses penimbangan bobot bahan baku tebu, setelah itu tebu akan dipindahkan ke lori untuk dibawa ke tempat penggilingan tebu. Untuk setiap pencatatan hasil dari setiap proses diatas seperti mutu dan juga bobot tebu PG. Gempolkrep menggunakan teknologi informasi yang disebut SIPG (Sistem Informasi Pabrik Gula).
Saat ini data mengenai produktivitas bahan baku tebu yang didapatkan dari SIPG masih berupa data tabel yang cukup rumit, sehingga untuk mengetahui pencapaian produktivitas bahan baku tebu membutuhkan waktu untuk melakukan
(6)
pengolahan terlebih dahulu, Selain itu pada SIPG juga tidak memiliki sistem peringatan untuk situasi yang kritis seperti kurangnya pasokan tebu, jadi pada batas akhir waktu pengiriman tebu jam 17:00 jumlah tebu digiling kurang dari 6800 ton maka penting kepada kepala tebang angkut agar bisa mengambil kebijakan guna mencukupi kebutuhan produksi harian jika tidak perusahaan akan mengalami kerugian karena kurangnya bahan baku menyebabkan biaya produksi lebih besar dibandingkan dengan hasil produksi.
Data produktivitas bahan baku tebu lebih baik jika ditampilkan dalam bentuk visualisasi yang lebih mudah dipahami, padat dan ringkas dari pada tabel data yang sulit dipahami jika hanya dilihat secara sekilas, salah satu visualisasi data yang bisa digunakan adalah sistem dashboard (Haryanti, 2008). Dashboard
akan memberikan gambaran singkat kepada manajer tanaman, asisten manajer tanaman dan juga asisten muda mengenai keadaan perusahaan sehingga membantu mereka dalam hal pengambilan keputusan. Evaluasi dapat dilakukan dengan cepat dengan melihat kumpulan informasi pencapaian dalam bentuk grafik batang, grafik lingkaran, dan lain-lain.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa perumusan masalah dalam sistem ini yaitu:
1. Bagaimana mengelola data produktivitas bahan baku tebu menjadi informasi yang dapat membantu memonitoring pencapaian produktivitas bahan baku tebu.
(7)
2. Bagaimana merubah data tabel produktivitas bahan baku tebu menjadi informasi visual dalam bentuk dashboard.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pembuatan dashboard produktivitas bahan baku tebu ini adalah:
1. Data yang diolah adalah data pemasukan bahan baku tebu yang telah digiling dan telah sesuai dengan persyaratan.
2. Pengguna dari dashboard produktivitas bahan baku tebu ini adalah pegawai PG. Gempolkrep bagian tanaman yang menjabat sebagai: manajer tanaman, kepala tebang angkut, dan asisten muda.
3. Dashboard yang dibangun dalam penelitian ini, berfokus pada monitoring
kinerja dalam ruang lingkup produktivitas PG Gempolkrep yaitu: luas areal, tebu digiling/produksi, hablur, rendemen, tebu/ha, dan hablur/ha.
1.4 Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan dashboard produktivitas bahan baku tebu adalah menyajikan data produktivitas bahan baku tebu menjadi informasi yang dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk memonitoring dan mengontrol produktivitas bahan baku tebu pada PG. Gempolkrep.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penyusunan Tugas Akhir ini akan dijabarkan dalam setiap bab dengan pembagian sebagai berikut:
(8)
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, permasalahan yang ada, batasan masalah serta sistematika penulisan yang berisi penjelasan singkat pada masing-masing bab.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan landasan teori yang merupakan teori dasar dari teori yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan. Teori-teori tersebut antara lain: data dan informasi, produk, dashboard, visualisasi, Unified Modeling Language, hmtl5, Hypertext
Preprocessor (PHP), MySQL, java script, dan highcharts.
BAB III : ANALISIS DAN PERENCANGAN SISTEM
Bab ini membahas tentang analisis, perancangan sistem, yaitu gambaran umum sistem, diagram blok sistem, use case sistem, diagram aktivitas, diagram interaksi, struktur tabel, desain
input/output dan desain uji coba.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dalam bab ini dijelaskan tentang implementasi dari aplikasi yang dibuat secara keseluruhan dan memberikan penjelasan dari kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat lunak, desain penelitian, uji coba aplikasi, evaluasi sistem
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini dibahas tentang kesimpulan dan saran dari penggunaan aplikasi dan saran pengembangan selanjutnya.
(9)
5
Pada bab ini akan dijelaskan landasan teori yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada Tugas Akhir ini. Adapun landasan teori yang digunakan sebagai berikut:
2.1 Data, Informasi, dan Proses Pengolahan Data
Menurut Bocij dkk.(2008:6) Data adalah fakta atau hasil pengamatan yang dianggap memiliki sedikit atau tidak memiliki nilai sampai mereka telah diproses dan diubah menjadi informasi. Informasi adalah data yang diolah sesuai kebutuhan sehingga bisa dipahami oleh pengguna atau penerima informasi.
Proses pengolahan data harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan konteks agar mudah dipahami oleh pengguna. Pada gambar berikut menunjukkan bagaimana sebuah data diubah menjadi informasi. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan proses data seperti berikut ini (Bocij dkk., 2008:8).
1. Classification, mengelompokkan data berdasarkan kategori tertentu.
2. Rearranging/Sorting, mengelola data dengan dalam satu kelompok dan diatur
atau diurutkan berdasarkan urutan tertentu.
3. Aggregating, mengolah data dengan meringkasnya seperti menghitung
rata-rata, total, atau subtotal.
4. Performing calculations, mengolah data dengan melakukan perhitungan
terhadap data bisa dengan melakukan perkalian, penjumlahan, atau pengurangan. Sebagai contoh dalam penjualan barang untuk mendapatkan total
(10)
harga yang harus dibayar, kita melakukan perhitungan harga satuan dikalikan harga barang.
5. Selection, mengolah data dengan memilih atau memilah data berdasarkan
kriteria tertentu. Sebagai contoh, sebuah contoh sebuah perusahaan dapat membuat daftar pelanggan potensial berdasarkan besarnya pendapatan diatas rata-rata pelanggan lainnya.
Lima cara tersebut bukann merupakan cara mutlak bisa saja ada cara lain yang dapat digunakan untuk megolah data, misalkan dengan kombinasi diantara lima cara tersebut
Data Transformation process Information
Gambar 2.1 Proses Perubahan Data
Hasil pengolahan data menjadi informasi harus memenuhi karakteristik sebagai berikut (Tarigan dkk., 2010).
1. Relevant, informasi dikatakan relevan jika berguna untuk menjawab kebutuhan
organisasi.
2. Relieble, informasi yang disajikan lengkap tanpa menghilangkan elemen
penting dari bagian yang akan digunakan dalam mengambil keputusan.
3. Timely, disajikan tepat waktu atau sesuai dengan waktunya agar tidak
(11)
2.2 Produktivitas Bahan Baku Tebu
Kualitas dan kuantitas produksi gula tergantung pada bahan baku tebu yang diproduksi, ada beberapa parameter yang digunakan untuk mengetahui produktivitas bahan baku tebu.
1. Luas Areal
Luas areal merupakan sasaran yang harus terpenuhi guna memproduksi tanaman tebu untuk memenuhi pasok bahan baku tebu selama musim giling. Satuan yang digunakan hektar(ha).
2. Tebu Digiling
Tebu digiling merupakan jumlah tebu yang tergiling selama musim giling dalam satuan berat(ton). Pendapatan perusahaan mayoritas terdukung dari ketersediaan bahan baku semakin banyak bahan baku yang mendukung proses produksi semakin banyak pula produksi yang dihasilkan oleh perusahaan, semakin besar pula potensi pendapatan perusahaan dan begitu sebaliknya. Oleh karena itu jumlah bahan baku sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga hal ini menjadi titik kritis dan kunci dalam keberhasilan usaha di pabrik gula.
3. Hablur
Hablur adalah gula sukrosa yang dikristalkan. Pembentukan gula yang sebenarnya terjadi di lahan(on farm). Tugas pabrik gula berfungsi sebagai alat ekstraksi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dan mengolahnya menjadi gula kristal. Hablur yang dihasilkan mencerminkan rendemen tebu. Satuan yang digunakan berat(ton).
(12)
4. Rendemen
Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula yang ada didalam batang tebu yang dinyatakan dalam persen. Bila dikatakan rendemen tebu 10% , artinya ialah bahwa dari 100 kg tebu yang digiling dipabrik gula akan diperoleh gula 10 kg. Untuk mendapatkan rendemen tinggi tanaman harus bermutu baik dan di tebang pada saat yang tepat.
5. Tebu/ha
Menunjukkan produksi tanaman tebu dalam satuan luas hektar. Baik buruknya produksi dipengaruhi beberapa faktor diantaranya: kesuburan tanah, pemeliharaan, potensi varietas dan iklim.
6. Hablur/ha
Merupakan parameter dari produktivitas lahan. Semakin banyak kuintal tebu yang diproduksi dalam hektar tanam dan rendemennya, maka kebun tersebut akan mendapatkan hablur yang tinggi.
2.3 Sistem Dashboard 2.3.1 Visualisasi
Menurut Frey (2008:4), sebuah visualisasi yang tepat adalah semacam narasi yang memberikan jawaban jelas atas pertanyaan tanpa rincian yang tidak berhubungan/asing. Dengan berfokus pada tujuan awal dari pertanyaan, Anda dapat menghilangkan rincian seperti itu karena pertanyaan itu memberikan acuhan untuk apa yang diperlukan dan apa yang tidak diperlukan.
Menurut McCormick (1987:3), Visualisasi adalah metode komputasi. Mengubah simbol ke dalam geometris, memungkinkan peneliti untuk mengamati
(13)
simulasi dan perhitungan. Visualisasi menawarkan metode untuk melihat yang tak terlihat. Memperkaya proses penemuan ilmiah dan mendorong pengetahuan yang tak terduga. Dalam banyak bidang hal ini sudah merevolusi cara pandang ilmuwan terhadap ilmu pengetahuan.
Visualisasi mencakup baik pemahaman gambar dan perpaduan gambar. Artinya, visualisasi adalah alat untuk menafsirkan data gambar yang dimasukkan ke komputer, dan untuk menghasilkan gambar dari data multi-dimensi yang kompleks. Mempelajari mekanisme tersebut pada manusia dan komputer yang memungkinkan dengan tujuan untuk memahami, menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi visual. Visualisasi menyatukan sebagian besar bidang independen dan konvergen, dari berikut ini:
1. Computer Graphic
2. Image Processing
3. Computer Vision
4. Computer Aided Design (CAD)
5. Signal Processing
6. User Interface Studies
2.3.2 Pengertian Dashboard
Dashboard adalah sebuah tampilan visual dari informasi terpenting yang
dibutuhkan untuk mencapai satu atau lebih tujuan, digabungkan dan diatur pada sebuah layar, menjadi informasi yang dibutuhkan dan dapat dilihat secara sekilas.
Dashboard itu sebuah tampilan pada satu monitor komputer penuh yang berisi
(14)
diketahui. Biasanya kombinasi teks dan grafik, tetapi lebih ditekankan pada grafik (Few, 2006:34).
2.3.3 Tujuan Penggunaan Dashboard
Tujuan penggunaan dashboard menurut Eckerson (2006a:5) yaitu: 1. Mengkomunikasikan Strategi
Mengkomunikasikan strategi dan tujuan yang dibuat oleh eksekutif kepada semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan peran dan tingkatannya dalam organisasi.
2. Memonitor dan Menyesuiakan Pelaksanaan Strategi
Memonitor pelaksanaan dari rencana dan strategi yang telah dibuat. Memungkinkan eksekutif untuk mengidentifikasi permasalahan kritis dan membuat stategi untuk mengatasinya.
3. Menyampaikan Wawasan dan Informasi ke Semua Pihak
Menyajikan informasi menggunakan grafik, simbol, bagan dan warna yang memudahkan pengguna dalam memahami dan mempersepsi informasi secara benar.
2.3.4 Jenis Dashboard
Dashboard bisa dikelompokkan sesuai dengan level manajemen yang
didukungnya menurut Eckerson dan Few pada (Hariyanti 2008:10) yaitu:
1. StrategicDashboard
a. Mendukung manajemen level strategis.
b. Informasi untuk membuat keputusan bisnis, memprediksi peluang, dan memberikan arahan pencapaian tujuan strategis.
(15)
c. Fokus pada pengukuran kinerja high-level dan pencapaian tujuan strategis organisasi.
d. Mengadopsi konsep Balance Score Card.
e. Informasi yang disajikan tidak terlalu detail.
f. Konten informasi tidak terlalu banyak dan disajikan secara ringkas.
g. Informasi disajikan dengan mekanisme yang sederhana, melalui tampilan yang unidirectional.
h. Tidak di desain untuk berinteraksi dalam melakukan analisis yang lebih detail.
i. Tidak memerlukan data real time.
2. TacticalDashboard
a. Mendukung manajemen tactical.
b. Memberikan informasi yang diperlukan oleh analisis untuk mengetahui penyebab suatu kejadian.
c. Fokus pada analisis untuk menemukan penyebab dari suatu kondisi atau kejadian tertentu.
d. Dengan fungsi drill down dan navigasi yang baik.
e. Memiliki konten informasi yang lebih banyak (Analisis perbandingan, pola/tren, evaluasi kerja).
f. Menggunakan media penyajian yang “cerdas” yang memungkinkan pengguna melakukan analisis terhadap data yang kompleks.
g. Didesain untuk berinteraksi dengan data. h. Tidak memerlukan data real time.
(16)
a. Mendukung manajemen level operasional.
b. Memberikan informasi tentang aktivitas yang sedang terjadi, beserta perubahannya secara real time untuk memberikan kewaspadaan terhadap hal-hal yang perlu direspon secara cepat.
c. Fokus pada monitoring aktifitas dan kejadian yang berubah secara konstan.
d. Informasi disajikan spesifik, tingkat kedetailan yang cukup dalam. e. Media penyajian yang sederhana.
f. Alert disajikan dengan cara yang mudah dipahami dan mampu menarik
perhatian pengguna.
g. Bersifat dinamis, sehingga memerlukan data real time.
h. Didesain untuk berinteraksi dengan data, untuk mendapatkan informasi yang lebih detail, maupun informasi pada level lebih atas (Higher Level
Data).
2.3.5 Karakteristik Dashboard
Karakteristik dashboard menurut (Eckerson, 2006b:117) yaitu:
1. Model pemrosesan berdasarkan kejadian yaitu menangkap kejadian setiap saat dari beberapa sistem yang mencakup dan mempengaruhi proses bisnis.
2. Aturan bisnis yang kuat yaitu mengijinkan penggunanya membuat peringatan, target, ambang untuk menilai kinerja individu.
3. Dashboard bisnis yang user friendly yaitu mempebarui nilai sebagai aliran
kejadian melalui sistem dan menempatkan nilai tersebut dalam hubungan dengan menghubungkan ke pencapaian bisnis.
(17)
4. Sebuah sistem aliran kerja yang bergabung dan bekerjasama yang mengijinkan penggunanya untuk memulai proses secara formal dan informal, yang dengan proses itu pengguna dapat berkolaborasi mendiskusikan hasilnya.
Beberapa karakteristik dashboard menurut Malik (Hariyanti, 2008:8) yaitu:
1. Sinergi
Ergonomis dan memiliki tampilan visual yang mudah dipahami oleh pengguna. Dashboard mensinergikan informasi dari berbagai aspek yang berbeda dalam satu layar.
2. Monitor
Menampilkan KPI yang diperlukan dalam pembuatan keputusan dalam domain tertentu, sesuai dengan tujuan pembangunan dashboard tersebut. 3. Akurat
Informasi yang disajikan harus akurat, dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan dari penggunanya.
4. Responsif
Merespon threshold yang telah didefinisikan, dengan memberikan alert
(seperti bunyi alarm, blinker, email) untuk mendapatkan perhatian pengguna terhadap hal-hal yang kritis.
5. Timely
Menampilkan informasi terkini yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
(18)
6. Interaktif
Pengguna dapat melakukan drilldown dan mendapatkan informasi lebih detail, analisis sebab akibat dan sebagainya.
7. More Data History
Melihat tren sejarah KPI contohnya perbandingan jumlah mahasiswa baru saat ini dengan beberapa tahun yang lalu, untuk mengetahui apakah kondisi sekarang lebih baik atau tidak.
8. Personalized
Penyajian informasi spesifik untuk setiap jenis pengguna sesuai domain tanggung jawab, hak akses dan batasan akses data.
9. Analitical
Fasilitas untuk melakukan analisis seperti sebab akibat.
10.Collaborative
Fasilitas pertukaran catatan laporan antar pengguna mengenai hasil pengamatan dashboard-nya masing-masing yaitu sarana komunikasi dalam melakukan fungsi manajemen dan control.
11.Trackability
Memungkinkan setiap pengguna untuk mengkustomisasi nilai yang akan dilacaknya.
2.3.6 Komponen Dashboard
Dalam memahami perbedaan diantara ketiga jenis dashboard kinerja, perlu untuk mengetahui masing-masing komponen aplikasi yang digunakan. Meskipun tidak ada aturan keras dan cepat tentang penggunaan komponen, Gambar 2.2 yang memberikan beberapa pedoman umum (Eckerson, 2006b:106).
(19)
Gambar 2.2 Komponen Dashboard Kinerja
1. Komponen Dashboard Operasional
Dashboard operasional menggunakan antarmuka dashboard untuk
memantau proses operasional. Dashboard memberikan peringatan yang memberitahukan pengguna tentang kondisi pengecualian dalam proses yang sedang mereka pantau sehingga mereka dapat bertindak cepat untuk memperbaiki masalah atau memanfaatkan peluang.
2. Komponen Dashboard Taktis
Dashboard taktis sering menampilkan hasil dalam business intelligence
(BI) portal yang berisi grafik dan tabel serta dokumen lainnya pengguna perlu untuk memantau proyek atau proses yang mereka kelola. Portal ini dibangun ke sebagian besar alat BI dan biasanya mengintegrasikan dengan portal komersial yang banyak digunakan perusahaan untuk menjalankan intranet perusahaan mereka.
(20)
3. Komponen Dashboard Strategis
Dashboard Strategis menggunakan antarmuka scorecard untuk melacak
kinerja terhadap tujuan strategis. Meskipun mereka mirip dengan antarmuka
dashboard, scorecard umumnya melacak kemajuan kelompok secara bulanan
daripada secara tepat waktu. Scorecard umumnya menampilkan lebih metrik seluruh spektrum yang lebih luas dari organisasi daripada dashboard, terutama di
scorecard perusahaan. Informasi kinerja dalam antarmuka scorecard biasanya
lebih diringkas dari dalam antarmuka dashboard.
2.4 Kesalahan Umum Pembuatan Dashboard
Beberapa hal dibawah ini merupakan 13 kesalahan umum pada pembuatan
dashboard (Few, 2006):
1. Melebihi batas pada satu layar monitor komputer. Hal ini mengacu pada tampilan dashboard.
2. Menyediakan data yang tidak memadai: misal dashboard tentang penerimaan mahasiswa baru, seharusnya dashboard yang ada tidak hanya berisi jumlah mahasiswa baru pada tahun itu saja, melainkan berisi informasi jumlah mahasiswa baru tahun lalu.
3. Menampilkan detil atau presisi yang berlebihan: dashboard hampir selalu memerlukan informasi tingkat tinggi untuk mampu mendukung penggunanya untuk peninjauan cepat. Jadi dengan detil yang berlebihan, hanya akan memperlambat penangkapan si pengguna tanpa menambah keuntungan pengguna. Contoh: $3.8M akan lebih baik dibanding $3.848.352,93.
(21)
4. Memilih ukuran kurang tepat: misalnya, bila seorang pengguna dashboard
hanya memerlukan persentase tingkat penjualan, maka sebaiknya hanya disajikan dalam bentuk persentase (-9% akan lebih baik dibanding -$8.066) 5. Memilih media tampilan yang tidak tepat: maksudnya adalah salah memilih
media (bar, pie, circle, atau radar) .
6. Menyajikan variasi berbeda yang sia-sia: misalnya, menyajikan chart penjualan pada beberapa daerah dengan menggunakan pie, radar, dan bar pada dashboard
yang sama.
7. Menggunakan media tampil yang desainnya payah.
8. Menampilkan kuantitas data secara tidak akurat: contoh sebuah grafik batang yang dimulai angka $500.000 bukan $0.
9. Mengatur tampilan data dengan payah. Dashboard pada dasarnya menampilkan informasi yang banyak dengan tampilan seminimalis mungkin. Jadi, bila data yang ada tidak diatur sedemikian rupa, akan semakin membingungkan penggunanya.
10. Menyoroti data penting secara tidak efektif atau tidak sama sekali. Dashboard
yang baik adalah menonjolkan data yang lebih penting dibanding yang lain. Sehingga pengguna langsung melihatnya.
11. Mengacaukan tampilan dengan dekorasi yang tak perlu. Sebaiknya tampilan
dashboard tidak terlalu “wah” tampillannya, hal ini akan menyebabkan mata
penggunanya mudah lelah di kemudian hari.
12. Salah atau berlebihan menggunakan warna. Sebaiknya menggunakan warna yang tepat. Dan tidak serampangan dalam menggunakan warna.
(22)
2.5 Key Performance Indikator
Key Performance Indicator (Hariyanti, 2008) adalah indikator yang
merepresentasikan kinerja dari proses yang dilaksanakan. Key Performance
Indicator merupakan sekumpulan ukuran mengenai aspek kinerja yang paling
kritis, yang menentukan kesuksesan organisasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Key Performance Indicator digunakan memprediksi peluang kesuksesan atau kegagalan dari proses-proses yang dilaksanakan organisasi, sehingga KPI dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja organisasi secara dramatis. Contoh dari penjelasan diatas adalah penentuan parameter nilai dalam trend penerimaan mahasiswa baru membuat user dapat dengan mudah mengetahui kondisi penerimaan mahasiswa baru apakah sedang bagus atau tidak.
2.6 Grafik
Grafik dapat digunakan untuk menunjukkan keterhubungan antar data, seperti perbandingan nominal, time-series, deviasi, korelasi, dan sebagainya . Ada berbagai macam bentuk grafik yang dapat dipilih untuk menggambarkan setiap jenis keterhubungan data, seperti yang terdapat pada tabel 2.1, Namun demikian, grafik kurang bisa menampilkan angka dengan format yang presisi.
(23)
Tabel 2.1 Keterhubungan Data dan Jenis Grafik yang Sesuai (Hariyanti, 2008). No Keterhubungan Data Jenis Grafik yang sesuai
1 Perbandingan nominal a. Grafik bar (horisontal atau vertikal). b. Grafik titik (jika 0 tidak termasuk dalam
skala nilai).
2 Time-series a. Grafik garis (untuk melihat tren seluruh
data).
b. Perbandingan (antar nilai individu).
c. Grafik titik yang dihubungkan dengan garis (untuk melihat nilai individu sekaligus tren data secara keseluruhan).
3 Ranking a. Grafik bar (horisontal atau vertikal)
b. Grafik titik (jika 0 tidak termasuk dalam skala nilai).
4 Bagian dari keseluruhan a. Grafik bar (horisontal maupun vertikal). b. Grafik stack bar.
c. Pie chart.
5 Deviasi a. Grafik garis.
b. Grafik titik yang dihubungkan dengan garis. 6 Distribusi frekuensi a. Grafik bar vertikal/histogram (untuk
menunjukkan nilai individu).
b. Grafik garis/poligon frekuensi (untuk menunjuk tren data secara keseluruhan). 7 Korelasi a. Grafik titik dan garis (scatter-plot)
2.7 Monitoring
Menurut Casley dan Kumar (1989:76), monitoring merupakan pengidentifikasian kesuksesan atau kegagalan secara nyata maupun potensial sedini mungkin dan sewaktu-waktu bisa menyelesaikan operasionalnya dengan tujuan meninjau kemajuan dan mengusulkan langkah untuk mewujudkan tujuan.
(24)
aktifitas proyek sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan.
2.8 Controlling
Menurut Williams (2009:11), controlling atau pengendalian adalah
proses pemantauan kemajuan menuju pencapaian tujuan dan mengambil tindakan korektif ketika kemajuan tidak sedang dibuat. Dasar dari proses pengendalian mencakup penetapan standar untuk mencapai tujuan, membandingkan kinerja actual dengan standar tersebut, dan kemudian membuat perubahan untuk kembali menuju ke performa standar tersebut.
2.9 Analisis dan Perancangan Sistem
Menurut Kendall dan Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi. Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.
(25)
2.10 Unified Modeling Language
Menurut Nugroho (2005:16), pemodelan visual adalah proses penggambaran informasi-informasi secara grafis dengan notasi-notasi baku yang telah disepakati sebelumnya. Notasi-notasi baku sangat penting demi suatu alasan komunikasi. Dengan notasi-notasi pemodelan yang bersifat baku komunikasi yang baik akan terjalin dengan mudah antar anggota tim pengembang sistem/perangkat lunak dan antara anggota tim pengembang dengan para pengguna. Untuk melakukan pemodelan sistem/perangkat lunak, dalam buku ini notasi-notasi
Unified Modeling Language (UML) yang akan digambarkan secara elektronik
(dengan bantuan komputer) lewat sarana perangkat lunak. Dengan pemodelan menggunakan UML ini, pengembang dapat melakukan:
1. Tinjauan umum bagaimana arsitektur sistem secara keseluruhan.
2. Penelaahan bagaimana objek-objek dalam sistem saling mengirim pesan
(message) dan saling bekerjasama satu sama lain.
3. Menguji apakah sistem/perangkat lunak sudah berfungsi seperti yang seharusnya.
4. Dokumentasi sistem/perangkat lunak untuk keperluan-keperluan tertentu di masa yang akan datang.
A. Actor
Pada dasarnya actor bukanlah bagian dari use case diagram, namun untuk dapat terciptanya suatu use case diagram diperlukan beberapa actor. Actor
tersebut mempresentasikan seseorang atau sesuatu (seperti perangkat, sistem lain) yang berinteraksi dengan sistem. Sebuah actor mungkin hanya memberikan
(26)
informasi inputan pada sistem, hanya menerima informasi dari sistem atau keduanya menerima, dan memberi informasi pada sistem. Actor hanya berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use case. Actor
digambarkan dengan stick man. Actor dapat digambarkan secara secara umum atau spesifik, dimana untuk membedakannya kita dapat menggunakan
relationship.
Gambar 2.3 Actor pada UseCaseDiagram
B. Use Case
Use case adalah gambaran fungsionalitas dari suatu sistem, sehingga
customer atau pengguna sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem
yang akan dibangun.
Catatan : Use case diagram adalah penggambaran sistem dari sudut pandang pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatan use case lebih dititik beratkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur atau urutan kejadian.
(27)
Gambar 2.4 Use Case pada Use Case Diagram
C. Activity Diagram
Activity diagram memiliki pengertian yaitu lebih fokus kepada
menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses. Dipakai pada business modeling untuk memperlihatkan urutan aktifitas proses bisnis. Memiliki struktur diagram yang mirip flowchart atau data flow diagram pada perancangan terstruktur. Memiliki pula manfaat yaitu apabila kita membuat diagram ini terlebih dahulu dalam memodelkan sebuah proses untuk membantu memahami proses secara keseluruhan. Dan activity dibuat berdasarkan sebuah atau beberapa usecase pada usecasediagram (Felici, 2004).
Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram
No. Notasi Penjelasan
1. Activity mengambarkan sebuah pekerjaan atau
tugas dalam workflow, pada UML activity
digambarkan dengan simbol kotak
2. Start state dengan tegas menunjukan dimulainya suatu workflow pada sebuah activity diagram. Hanya terdapat satu start state dalam sebuah
workflow serta pada UML, start state
(28)
3. End state menggambarkan akhir atau terminal dari pada sebuah activity diagram. Bisa terdapat lebih dari satu end state pada sebuah activity
diagram. Pada UML, end state digambarkan
dengan simbol sebuah bull's eye
4. State transition menunjukan kegiatan apa
berikutnya setelah suatu kegiatan sebelumnya. Pada UML, state transition digambarkan oleh sebuah solid line dengan panah
5. Decision adalah suatu titik atau point pada activity
diagram yang mengindikasikan suatu kondisi
dimana ada kemungkinan perbedaan transisi. Pada UML, decision digambarkan dengan sebuah simbol diamond
6. Obyek swimlane untuk menggambarkan objek
mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu atau biasa disebut entitas pada workflow.
D. Sequence Diagram
Sequence diagram adalah interaksi antar objek di dalam dan di sekitar
sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event
untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Gambar 2.5 merupakan contoh dari sequencediagram.
(29)
Gambar 2.5 Sequence Diagram
Sequence diagram biasanya digunakan untuk tujuan analisa dan desain, memfokuskan pada identifikasi method didalam sebuah system.
E.Class Diagram
kumpulan objek-objek dengan dan yang mempunyai struktur umum,
behavior umum, relasi umum, dan semantic/kata yang umum. Class-class
ditentukan/ditemukan dengan cara memeriksa objek-objek dalam sequence
diagram dan collaboration diagram. Sebuah class digambarkan seperti sebuah
bujur sangkar dengan tiga bagian ruangan. Class sebaiknya diberi nama menggunakan kata benda sesuai dengan domain/bagian/kelompoknya (Whitten L. Jeffery et al, 2004).
Elemen-eleman class diagram dalam pemodelan UML terdiri dari:
Class-class, struktur class, sifat class (class behavior), perkumpulan/gabungan
(30)
relasi-relasi turunannya, keberagaman dan indikator navigasi, dan role name
(peranan/tugas nama).
Simbol-simbol pada class diagram:
Tabel 2.3 Simbol Class Diagram
No. Simbol Penjelasan
1. 1) Class adalah blok-blok pembangun pada
pemrograman berorientasi obyek. Sebuah class
digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian. Bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan property/atribut class. Bagian akhir mendefinisikan method dari sebuah
class.
2. 2) Association merupakan sebuah relationship
paling umum antara 2 class dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara
2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe
relationship dan juga dapat menampilkan
hukum-hukum multiplisitas pada sebuah
relationship.(Contoh: One-to-one,
one-to-many,many-to-many).
3)
3. 4) composition Jika sebuah class tidak bisa
berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class yang lain, maka class tersebut memiliki relasi Composition terhadap class
tempat dia bergantung tersebut. Sebuah
relationship composition digambarkan sebagai
garis dengan ujung berbentuk jajaran genjang berisi/solid.
(31)
4. 6) Dependency : Kadangkala sebuah class
menggunakan class yang lain. Hal ini disebut
dependency. Umumnya penggunaan
dependency digunakan untuk menunjukkan
operasi pada suatu class yang menggunakan
class yang lain. Sebuah dependency
dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik.
7)
5. 8) Aggregation : Aggregation mengindikasikan
keseluruhan bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi.
9)
2.11 Database
Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya. Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, banyak pemakai(multiple user), masalah keamanan(security), masalah kesatuan(integration), dan masalah kebebasan data(dataindependence).
2.12 Hypertext Preprocessor
Menurut Firdaus (2007:2), PHP merupakan singkatan dari Hypertext
(32)
terpasang pada HTML dan berada di server dieksekusi di server dan digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis. Sebagian besar sintaksnya mirip dengan bahasa C atau java, ditambah dengan beberapa fungsi PHP yang spesifik. Tujuan utama bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis halaman web dinamis dengan cepat.
Halaman web biasanya disusun dari kode-kode HTML yang disimpan dalam sebuah file berekstensi .html. File HTML ini dikirimkan oleh server (atau file) ke
browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga
menghasilkan suatu tampilan yang indah. Lain halnya dengan program PHP, program ini harus diterjemahkan oleh web server sehingga menghasilkan kode html yang dikirim ke browser agar dapat ditampilkan. Program ini dapat berdiri sendiri ataupun disisipkan di antara kode-kode HTML sehingga dapat langsung ditampilkan bersama dengan kode-kode HTML tersebut. Program php dapat ditambahkan dengan mengapit program tersebut di antara tanda <? dan ?>. Tanda-tanda tersebut biasanya digunakan untuk memisahkan kode php dari kode HTML.
File HTML yang telah dibubuhi program php harus diganti ekstensi-nya menjadi .php atau .php3.
2.13 MySQL
MySQL adalah database yang menghubungkan script PHP menggunakan perintah query dan escape character yang sama dengan PHP. PHP memang mendukung banyak database, tetapi untuk membuat sebuah web yang dinamis selalu Up to Date, MySQL merupakan pilihan database tercepat saat ini(Firdaus, 2007:3).
(33)
MySQL (My Structured Query Language) atau yang bisa dibaca mai-sekuel adalah program pembuat dan pengelola database. Selain itu data Mysql juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan, sehingga dapat digunakan untuk Aplikasi Multi User (banyak pengguna). Kelebihan dari MySQL adalah menggunakan bahasa query (permintaan) standar SQL (Structured Query
Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang terstruktur.
2.14 Java Script
Menurut Hakim (2010:2), java script merupakan bahasa scripting yang dapat bekerja di sebagian besar web browser. Java script dapat disisipkan di dalam web menggunakan tag script. Java script dapat digunakan untuk banyak tujuan, misalnya untuk membuat efek roolover baik gambar maupun text, dan untuk membuat AJAX Java script adalah bahasa yang digunakan untuk AJAX. Kode java script juga dapat diletakkan di file tersendiri yang berekstensi
javascript (.js). Script tersebut akan dieksekusi ketika dipanggil berdasarkan
trigger pada event tertentu.
2.15 Highcharts
Highcharts adalah library pembuatan chart yang ditulis dalam
JavaScript murni, menawarkan cara mudah untuk menambahkan grafik interaktif
ke situs web atau aplikasi web. Highcharts saat ini mendukung line, spline, area, area spline, column, bar, pie, scatter, angular gauges, area range, area spline
range, column range, bubble, box plot, error bars, funnel, waterfall dan polar
(34)
30 3.1 Analisis Sistem
Dashboard visualisasi informasi produktivitas bahan baku tebu ini
dirancang untuk membantu pihak PG. Gempolkrep untuk memberikan informasi mengenai pencapaian produktivitas bahan baku tebu yang berupa informasi visual. Selain memudahkan dalam melakukan pemantauan dashboard ini juga dirancang untuk bisa memberikan alert untuk keadaan tertentu.
3.1.1 Sekilas Mengenai PG. Gempolkrep
PG. Gempolkrep merupakan pabrik gula yang dimiliki oleh pemerintah Hindia Belanda yaitu suiker pabrik Gempolkrep dengan nama N. Kooy A Costervan Voo Hut yang didirikan tahun 1849. Namun setelah terbitnya peraturan pemerintah No. 23 tahun 1973 Lembaran Negara RI tahun 1973 No. 29 tambahan berita negara RI tanggal 2 juni 1974 No. 16 sejak itu PG. Gempolkrep menjadi salah satu pabrik dibawah naungan PTP XXI-XXII(PERSERO) yang saat ini menjadi PT.Perkebunan Nusantara X(PERSERO).
Perusahaan ini memproduksi gula kristal putih dari bahan baku tebu yang dikirim oleh petani tebu yang ada di kabupaten Mojokerto, Jombang dan Lamongan. Untuk proses pengiriman tebu dimulai dari pengiriman tebu petani ke PG. Gempolkrep, kemudian memasuki tahap pemeriksaan kebersihan dan mutu bahan baku terlebih dahulu, jika bahan baku tebu sudah memenuhi kriteria yang ditentukan dilanjutkan pada proses penimbangan bobot bahan baku tebu, setelah itu tebu akan dipindahkan ke lori untuk dibawa ke tempat penggilingan tebu.
(35)
Untuk setiap pencatatan hasil dari setiap proses diatas seperti mutu dan juga bobot tebu PG. Gempolkrep menggunakan teknologi informasi yang disebut SIPG (Sistem Informasi Pabrik Gula).
3.1.2 Identifikasi Permasalahan
Dalam menjalankan proses bisnisnya PG. Gempolkrep sebagai salah satu pabrik gula terbesar di jawa timur membutuhkan suatu sistem yang dapat membantu meningkatkan kualitas produksi gula sehingga mampu bersaing dengan pabrik gula lain. Sistem yang dibutuhkan adalah sistem yang dapat memberikan informasi mengenai produktivitas bahan baku tebu yang merupakan salah satu unsur penting dalam menghasilkan produk gula yang berkualitas. Meskipun PG. Gempolkrep sudah menggunakan sistem informasi dalam proses bisnisnya, namun sistem informasi pabrik gula(SIPG) yang digunakan belum mampu memberikan informasi produktivitas bahan baku tebu secara realtime sehingga pimpinan perusahaan tidak bisa memonitoring dan mengontrol kondisi produktivitas bahan baku tebu pada PG. Gempolkrep. Berikut adalah beberapa permasalahan yang ada di PG. Gempolkrep yang belum dapat dipenuhi oleh SIPG:
1. Tidak bisa mengetahui luas areal lahan kebun tebu yang sudah tertebang. 2. Tidak bisa mengetahui apakah jumlah tebu yang digiling sudah sesuai
target.
3. Tidak dapat memantau pencapaian rendemen gula baik secara keseluruhan maupun rendemen tiap wilayah.
(36)
4. Tidak dapat mengetahui hablur dari bahan baku tebu yang diproduksi oleh PG. Gempolkrep.
5. Tidak dapat mengetahui berapa ton tebu yang dihasilkan setiap satu hektar kebun tebu yang dikelola oleh PG. Gempolkrep.
6. Tidak dapat mengetahui berapa hablur tebu yang dihasilkan setiap satu hektar kebun tebu yang dikelola oleh PG. Gempolkrep.
3.1.3 Analisis Permasalahan
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, PG. Gempolkrep membutuhkan
dashboard produktivitas bahan baku tebu yang dapat memberikan informasi
kondisi produktivitas bahan baku tebu sehingga dapat membantu dalam memonitor dan mengontrol bahan baku tebu agar sesuai kebutuhan sehingga gula yang diproduksi bisa sesuai dengan target yang diinginkan. Berikut adalah solusi penanganan permasalahan yang bisa dilakukan dashboard produktivitas bahan baku tebu untuk menangani permasalahan yang ada:
1. Untuk menangani permasalahan apakah luas areal lahan kebun tebu sudah memenuhi target, akan dibuat informasi yang akan menampilkan luas areal lahan.
2. Untuk menangani permasalahan apakah tebu yang digiling sudah memenuhi target, maka akan dibuat informasi yang menampilkan pencapaian tebu yang digiling.
3. Untuk menangani permasalahan tidak adanya sistem peringatan jika terjadi kekurangan bahan baku, maka akan dibuat alert untuk memberi peringatan sebelum terjadi kekurangan bahan baku tebu.
(37)
4. Untuk mengetahui pencapaian rendemen gula secara keseluruhan dan tiap wilayah, akan dibuat informasi yang menampilkan informasi rendemen dan informasi rendemen berdasarkan wilayah.
5. Untuk mengetahui hablur dari bahan baku tebu yang diproduksi, akan dibuat informasi yang menampilkan informasi hablur.
6. Untuk mengetahui berapa ton tebu yang dihasilkan setiap satu hektar kebun tebu yang dikelola oleh PG. Gempolkrep, akan dibuat informasi yang menampilkan informasi tebu yang disajikan dengan satuan ton/ha. 7. Untuk mengetahui berapa hablur tebu yang dihasilkan setiap satu hektar
kebun tebu yang dikelola oleh PG. Gempolkrep, akan dibuat informasi yang menampilkan informasi hablur yang disajikan dengan satuan hablur/ha.
Dengan demikian, penggunaan dashboard Produktivitas bahan baku tebu diharapkan dapat membantu PG. Gempolkrep dalam memantau dan mengontrol produktivitas bahan baku tebu PG. Gempolkrep agar sesuai dengan target sehingga produksi gula yang dihasilkan bisa bersaing dengan pabrik gula lain.
3.2 Gambaran Umum Sistem
Gambar 3.1 di bawah ini adalah gambaran umum sistem dashboard
produktivitas bahan baku tebu yang menggambarkan hubungan antara elemen-elemen utama dari sistem yang akan dibuat.
(38)
Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem
Pada Gambar 3.1 pengguna dashboard dibagi menjadi tiga sesuai dengan level penggunanya, yaitu: manajer tanaman, kepala tebang angkut, asisten muda karena setiap pengguna memiliki tampilan dashboard yang berbeda. Pengguna berinteraksi dengan sistem melalui tampilan dashboard dari layar personal komputer yang terkoneksi dengan jaringan lokal di area PG.
Gempolkrep.
Ketika pengguna berinteraksi dengan dashboard produktivitas bahan baku tebu, sistem memberikan perintah/task yang dikirim dari personal komputer/tampilan dashboard melalui jaringan lokal dan dieksekusi oleh visual
engine. Di dalam visual engine, query berguna untuk mengolah data pada
database SIPG PG.Gempolkrep. Setelah data diolah oleh query, data tersebut
dikodekan menjadi gambar/chart oleh visual encoding. Kemudian data tersebut akan dikirim kembali kepada pengguna melalui internet dan ditampilkan pada layar dashboard pengguna. Proses tersebut dapat berjalan berulang-ulang dalam sistem ini.
Proses pembuatan sistem dashboard akan didasarkan pada beberapa tahapan, pembuatan dashboard memperhatikan semua tahapan dalam siklus hidup proyek perangkat lunak. Terdiri atas 4 tahap yaitu Plan, Requirement Gathering,
(39)
Design, Build and Validate, Deploy. Pada tahap Plan akan ditentukan ruang lingkup dan KPI yang digunakan. Tahap Requirement Gathering akan dilakukan wawancara, studi literatur, menentukan stakeholder dan kebutuhanya. Tahap
Design untuk menentukan sumber data, prototype tampilan, menentukan
drill-down, dan menentukan query. Tahap Build and Validate untuk melakukan pengkodean, menetapkan desain, implementasi query, dan pengujian dashboard. dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Tahapan penelitian
Tahap 1 (Plan)
Tahap 2 (Requirement
Gathering)
Tahap 3 (Design) Tahap 4 (Build and Validate) a. Menentukan ruang lingkup. a. Wawancara. b. Studi literatur. c. Menentukan pengguna. d. Menentukan kebutuhan pengguna. a. Menentukan sumber data. b. Prototype tampilan antar-muka. c. Menentukan drill-down. d. Menentukan query. a. Pengkodean. b. Menerapkan desain antar-muka. c. Implementasi query.
3.3 Perancangan Sistem
Dalam melakukan perancangan sistem ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Pada tahap ini akan dibuat narasi sistem dan desain arsitektur. Berikut adalah penjelasan secara lengkap tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan sistem.
(40)
3.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem
Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi informasi mengenai kebutuhan pengguna, seperti informasi apa yang perlu disampaikan, kepada siapa informasi akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikan informasi tersebut(bentuk visual yang digunakan) sehingga mudah dipahami, Tabel 3.2 merupakan analisis kebutuhan pengguna sekaligus rancangan output pada sistem ini.
Tabel 3.2 Analisis Kebutuhan
Posisi Pekerjaan Kebutuhan
Manajer Tanaman
a. Membuat rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP).
b.Menentukan nilai KPI hablur, hablur/ha, tebu digiling, tebu digiling /ha dan rendemen.
c. Menjadwalkan musim giling.
a. Informasi tebu digiling berdasarkan bulan dan tahun.
b. Informasi hablur berdasarkan bulan dan tahun
c. Informasi luas areal berdasarkan bulan dan tahun.
d. Informasi hablur. e. Informasi hablur/ha f. Informasi tebu/ha
Asstaman/Kepala Tebang Angkut
a. Membuat laporan rencana tebang harian
b.Memberikan bonus kepada tiga wilayah yang memiliki rendemen terbaik.
c. Memberikan bonus kepada tiga wilayah yang mengirim tebu terbanyak.
d.Menentukan varietas tebu yang digiling.
a. Informasi tebu digiling berdasarkan hari. b. Informasi tebu digiling
berdasarkan varietas. c. Informasi rendemen
harian.
d. Informasi 3 wilayah dengan rendemen tertinggi.
e. Informasi 3 wilayah yang mengirim tebu terbanyak.
(41)
3.3.2 Identifikasi Parameter Indikator
Parameter indikator yang digunakan untuk mengetahui pencapaian produktivitas bahan baku tebu pada PG. Gempolkrep, apakah dalam keadaan buruk, normal, ataupun bagus. Berdasarkan buku panduan manajemen perkebunan PTPN X, terdapat beberapa parameter indikator yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4.
Pada Tabel 3.3 menjelaskan target harian untuk produktivitas bahan baku tebu yang menjadi tanggung jawab kepala tebang angkut dan juga aktivitas kontrol yang dilakukan oleh kepala tebang angkut agar target harian tercapai.
Tabel 3.3 KPI Harian Produktivitas Bahan Baku Tebu Kepala Tebang Angkut
No. Nama Parameter
Nilai Standar
Satuan Aktivitas
1. Luas areal 70 Ha 1. Melakukan peninjauan ke lahan
tebangan.
2. Menambah buruh penebang tebu.
2. Tebu digiling 6800 Ton 1. Memperpanjang waktu pengiriman
tebu (standarnya sampai jam 5 sore). 2. Mengeluarkan SPTA (surat perintah
tebang angkut) tambahan.
3. Rendemen 8 % 1. Memberi perintah kepada seluruh
asisten muda untuk menebang tebu dengan varietas tertentu.
2. Memperketat seleksi kebersihan bahan baku tebu pada bagian kontrol kualitas bahan baku.
(42)
. Kemudian pada Tabel 3.3 menjelaskan target tahunan untuk produktivitas bahan baku tebu yang menjadi tanggung jawab manajer tanaman dan juga aktivitas kontrol yang dilakukan oleh manajer agar target harian tercapai.
Tabel 3.4 KPI Tahunan Produktivitas Bahan Baku Manajer Tanaman No . Nama Parameter Nilai Standar
Satuan Aktivitas
1. Luas areal 12.181 Hektar (ha)
1. Pendaftaran lahan lebih awal sebelum lahan didaftarkan ke pabrik gula lain.
2. Selain itu pabrik gula juga melakukan perluasan diareal lahan kering yang sebelumnya belum pernah ditanami tebu. 2. Tebu
digiling
1.073.000 Ton 1. Pabrik gula membuat sebuah Program Tebu Rakyat Khusus(TR-SUS)
2. Penambahan biaya garap.
3. Inputan teknologi melalui keharusan pemakaian kompos dan zat pemacu tumbuh. 3 Hablur 89.017,50 Ton 1. Untuk mendapatkan hablur sesuai dengan
target pabrik gula melakukan pendampingan atau pembinaan terhadap petani dalam mengelola kebun tebu mulai dari pemilihan varietas tebu, waktu penanaman bibit dan pemupukan.
4. Rendemen 8,30 % 1. Pabrik gula melakukan pengawasan dan pengetatan mutu mulai dari kebun sampai dengan pintu masuk pabrik gula dengan melibatkan petugas tebang angkut, petani, penebang, dan sopir.
5. Tebu/ha 88,1 Ton/ha 1. Pendekatan yang lebih oleh petugas pelaksana lapangan terhadap petani dengan meningkatkan frekuensi kunjungan.
2. Inhouse training untuk menambah wawasan petugas pelaksana.
6. Hablur/ha 7,31 Ton/ha 1. Untuk meningkatkan hablur/ha pabrik gula melakukan perbaikan kultur teknis dengan mekanisasi.
(43)
3.3.3 Input, Proses, dan Output
Input, proses, dan output sistem dashboard penjualan dapat dilihat pada
Gambar 3.2 yang menggambarkan tentang apa saja input, proses, dan output dari
dashboard produktivitas bahan baku tebu. Berikut adalah gambar beserta
penjelasannya.
Dashboard Produktivitas Bahan Baku Tebu
Input Proses Output
Phase
Input Proses Output
Data Luas Areal
Data Tebu Digiling
Data Rendemen
Pengolahan Data Luas Areal
Informasi total Luas Areal
Informasi Luas Areal berdasarkan wilayah Data Hablur Data Tebu/Ha Data Hablur/Ha Data Wilayah Data Varietas
Pengolahan Data Tebu Digiling
Informasi Jumlah Tebu Digiling
Informasi Jumlah Tebu Digiling berdasarkan wilayah
Informasi Jumlah Tebu Digiling berdasarkan varietas
Pengolahan Data Hablur Pengolahan Data Rendemen
Pengolahan Data Tebu/Ha
Pengolahan Data Hablur/Ha
Informasi Hablur berdasarkan tahun Informasi Rendemen berdasarkan tahun Informasi Tebu/Ha berdasarkan tahun Informasi Hablur/Ha berdasarkan tahun Informasi Rendemen berdasarkan wilayah
(44)
Pada dashboard produktivitas bahan baku tebu terdapat 6 proses pengolahan data yaitu:
1. Proses pengolahan data luas areal
A. Input
1) Data luas areal 2) Data wilayah B. Proses
1) Proses mengolah data luas areal berdasarkan tahun. 2) Proses mengolah data luas areal berdasarkan wilayah.
C. Output
1) Informasi pencapaian luas areal berdasarkan tahun. 2) Informasi luas areal berdasarkan wilayah.
2. Proses pengolahan data tebu digiling.
A. Input
1) Data jumlah data tebu digiling 2) Data wilayah.
3) Data varietas. B. Proses
1) Proses mengolah data jumlah tebu digiling berdasarkan tahun. 2) Proses mengolah data jumlah tebu digiling berdasarkan wilayah. 3) Proses mengolah data jumlah pemasukan berdasarkan varietas.
C. Output
1) Informasi pencapaian jumlah tebu digiling berdasarkan tahun. 2) Informasi jumlah tebu digiling berdasarkan wilayah
(45)
3) Informasi jumlah tebu digiling berdasarkan varietas 3. Proses pengolahan data rendemen.
A. Input.
1) Data rendemen 2) Data wilayah B. Proses.
1) Proses mengolah data rendemen berdasarkan wilayah. 2) Proses mengolah data rendemen berdasarkan tahun.
C. Output.
1) Informasi rendemen berdasarkan wilayah.
2) Informasi pencapaian rendemen berdasarkan tahun. 4. Proses pengolahan data hablur.
A. Input.
1) Data hablur. B. Proses.
1) Proses mengolah data hablur.
C. Output.
1) Informasi pencapaian hablur berdasarkan tahun. 5. Proses pengolahan data tebu/ha.
A. Input.
1) Data tebu/ha. B. Proses.
(46)
C. Output.
1) Informasi pencapaian tebu/ha berdasarkan tahun. 6. Proses pengolahan data hablur/ha.
A. Input.
1) Data hablur/ha. B. Proses.
1) Proses mengolah data hablur/ha.
C. Output.
1) Informasi pencapaian hablur/ha berdasarkan tahun.
3.3.4 UML
A. Mengidentifikasi Actor
Actor menggambarkan seseorang atau apa saja yang berhubungan dengan
sistem yang sedang dibangun. Ada dua tipe actor yaitu: pengguna sistem dan sistem lain yang berhubungan dengan sistem yang sedang dibangun. Dalam sistem ini actor dapat diidentifikasi seperti pada Gambar 3.3 dibawah ini.
(47)
Actor atau pengguna yang akan berinteraksi langsung dengan dashboard
produktivitas bahan baku tebu ini terbagi menjadi dua tingkat hak akses bisa dilihat pada tabel 3.5 dibawah ini.
Tabel 3.5 Hak Akses
No. Jabatan Infomasi yang diakses Wilayah Waktu 1. Manajer tanaman a. Infomasi tebu
digiling
b. Informasi luas areal c. Informasi hablur d. Informasi hablur/ha e. Informasi tebu/ha
seluruh wilayah
tahunan
2. Kepala tebang angkut
a. Informasi tebu digiling b. Informasi
berdasarkan varietas c. Informasi rendemen
Seluruh wilayah
Harian
B. Use Case
Usecase adalah bagian tingkat tinggi dan fungsional sistem. Dengan kata
lain, use case menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan sistem (Sholiq, 2006). Berikut ini merupakan use case yang telah didapat berdasarkan kebutuhan sistem yang dapat dilihat pada Gambar 3.4
(48)
C.Use Case Diagram
Use Case Diagram menyajikan interaksi antara Use Case dan Actor
(Sholiq, 2006). Use Case dan Actor menggambarkan ruang lingkup sistem yang sedang dibangun. Use Case meliputi semua yang ada didalam sistem, sedangkan
actor meliputi semua yang ada diluar sistem. Use Case Diagram dapat dilihat
pada Gambar 3.5 dibawah ini.
(49)
D. Diagram Aktivitas Login
Desain diagram aktivitas login dapat dilihat pada Gambar 3.6 dibawah ini.
Gambar 3.6 Diagram Aktivitas Login
Proses dimulai dengan mengakses halaman login dengan cara memasukkan alamat halaman login. Setelah berhasil menampilkan halaman login
dan pengguna memasukkan username dan password. Kemudian sistem akan melakukan validasi username dan password tersebut dengan yang ada didalam
(50)
memberikan notifikasi bahwa login sukses dan akan tampil dashboard sesuai dengan hak akses pengguna.
E. Diagram Aktivitas Mengoperasikan Dashboard
Desain diagram aktivitas Mengoperasikan dashboard dapat dilihat pada Gambar 3.7 dibawah ini.
(51)
Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman dashboard
yang menampilkan informasi sesuai dengan hak akses pengguna. Kemudian pengguna dapat memilih informasi yang ingin ditampilkan pada dashboard maka sistem akan menampilkan informasi tersebut.
F. Diagram Activity mencetak laporan
Desain diagram aktivitas Mencetak laporan dapat dilihat pada Gambar 3.8 dibawah ini.
(52)
Pada gambar 3.8 menggambarkan setelah proses login berhasil pengguna memilih terlebih dahulu informasi mana yang ingin dicetak pada layar dashboard
dan sistem akan menampilkan informasi yang dipilih tersebut. Kemudian pengguna dapat menekan tombol cetak lalu sistem akan menampilkan halaman
print preview yang dapat mencetak informasi tersebut.
G. Diagram Squence Login
Desain diagram sequence login beserta penjelasannya dapat dilihat pada Gambar 3.9 dibawah ini.
Gambar 3.9 Diagram Squence Login
Diagram sequence login dilakukan oleh semua pengguna. Pengguna meminta mengakses halaman login. Sistem akan menampilkan halaman tersebut. Kemudian pengguna memasukkan data login (username dan password) dan
(53)
sistem akan mengecek data tersebut. Apabila data sesuai dengan database akun maka sistem akan memberikan notifikasi bahwa login sukses. Setelah login
berhasil maka sistem akan menampilkan halaman dashboard.
H. Diagram Squence Mengoperasikan Dashboard
Desain diagram sequence mengoperasikan dashboard dapat dilihat pada Gambar 3.10 dibawah ini.
Gambar 3.10 Diagram Squence Mengoperasikan Dashboard
Diagram sequence mengoperasikan dashboard dilakukan oleh pengguna. Setiap pengguna memiliki tampilan informasi yang berbeda sesuai dengan role
(54)
dashboard dan sistem akan menampilkan halaman tersebut. Kemudian pengguna dapat memilih informasi yang ingin ditampilkan pada dashboard maka sistem akan menampilkan informasi tersebut.
I. Diagram Squence Mencetak Laporan
Desain diagram sequence mengoperasikan dashboard beserta penjelasannya dapat dilihat pada Gambar 3.11 dibawah ini.
Gambar 3.11 Diagram Sequence Mencetak Laporan
Diagram sequence mencetak laporan dilakukan oleh pengguna. Pengguna memilih terlebih dahulu tampilan informasi yang ingin dicetak pada layar
dashboard dan sistem akan menampilkan informasi yang dipilih tersebut.
Kemudian pengguna dapat menekan tombol cetak lalu sistem akan menampilkan halaman print preview yang dapat mencetak informasi tersebut.
(55)
J. Class Diagram
Class diagram digunakan untuk menunjukkan interaksi antar kelas dalam
sistem (Sholiq, 2006). Class diagram memberikan gambaran sistem secara statis dan relasi antar mereka.
1. Class diagram Dashboard Manajer Tanaman
Relasi antar kelas pada dashboard manajer tanaman dapat dilihat pada gambar 3.12 dibawah ini.
(56)
2. Class diagram dashboard kepala tebang angkut
Relasi antar kelas pada dashboard manajer tanaman dapat dilihat pada gambar 3.13 dibawah ini.
Gambar 3.13 Class Diagram Dashboard Kepala Tebang Angkut
3.3.5 Stuktur Tabel
Struktur tabel digunakan untuk penjabaran dan penjelasan secara detail tabel-tabel yang digunakan dan fungsi dari semua tabel sampai masing-masing
field yang ada di dalam sebuah tabel sesuai dengan kebutuhan aplikasi ini.
(57)
A. Tabel Pegawai
Nama Tabel : Pegawai
Primary Key : Nopeg
Foreign Key : Kodewilayah
Fungsi : Digunakan untuk menyimpan pegawai
Tabel 3.6Pegawai
No Nama Field Tipe
Data
Panjang Key Keterangan
1 Nopeg Char 10 PK PK dari tabel pegawai
2 Kodewilayah Char 10 FK Kode wilayah pegawai
3 Nama Char 35 - Nama pegawai
4 Password Char 30 - Password login
dashboard
produktivitas
5 Jabatan Char 30 - Jabatan pegawai
B. Tabel Wilayah
Nama Tabel : Wilayah
Primary Key : Kodewilayah
Foreign Key : -
Fungsi : Digunakan untuk menyimpan data wilayah
Tabel 3.7 Wilayah
No Nama Field Tipe Data Panjang Key Keterangan
1 Kodewilayah Char 10 PK PK dari tabel Wilayah
2 Kecamatan Char 35 - Kecamatan lokasi
kantor wilayah
3 Kabupaten Char 35 - Kabupaten lokasi kantor
(58)
C.Tabel Tebu Digiling
Nama Tabel : Tebu_digiling
Primary Key : No_SPTA
Foreign Key : Kode_kebun, Kodewilayah, dan Varietas
Fungsi : Digunakan untuk menyimpan data tebu yang digiling.
Tabel 3.8 Tebu_digiling
No Nama Field Tipe Data Panjang Key Keterangan
1 No_SPTA Char 5 PK PK dari tabel
tebu_digiling
2 Kode_kebun Char 10 FK FK dari tabel
kebun
3 Kode_Wilayah Char 10 FK FK dari tabel
wilayah
4 Varietas Char 20 FK FK dari tabel
Varietas
5 Tanggal_SPTA Date - - Tanggal tebu
digiling
6 Ku_Tebu Integer - - Berat tebu
dalam satuan kuintal
7 Rendemen Decimal - - Rendemen tebu
yang digiling
D. Tabel Hablur
Nama Tabel :Hablur
Primary Key : ID
Foreign Key : -
(59)
Tabel 3.9 Hablur
No Nama Field Tipe
Data
Panjang Key Keterangan
1 ID Char 5 PK PK dari tabel
Hablur
2 Tanggal Date - - Tanggal
pencapaian hablur
3 Hablur Integer - - Tgl. transaksi
4 Hablur_Ha Integer - - Tgl. konfirmasi
(bukti transfer diunggah)
E. Tabel Kebun
Nama Tabel : Kebun
Primary Key : Kode_kebun
Foreign Key : -
Fungsi : Digunakan untuk menyimpan data kebun tebu.
Tabel 3.10 Kebun
No Nama Field Tipe Data Panjang Key Keterangan
1 Kode_kebun Char 10 PK PK dari tabel
Kebun
2 Desa Char 30 FK FK dari tabel
produk
(60)
F. Tabel Varietas
Nama Tabel : Varietas
Primary Key : Varietas
Foreign Key : -
Fungsi : Digunakan untuk menyimpan data Varietas
Tabel 3.11 Varietas
No Nama Field Tipe Data Panjang Key Keterangan
1 Varietas Char 20 PK PK dari tabel
Varietas
3.3.6 Desain Interface
Pada tahap ini akan dibahas tentang desain interface dari dashboard
produktivitas bahan baku tebu yang terbagi menjadi tiga sesuai dengan role
pengguna, yaitu dashboard untuk manajer tanaman, dashboard untuk kepala tebang angkut, dan dashboard untuk asisten muda .Penjelasan lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
A. Desain Interface Login
Desain tampilan halaman login ini dibuat sama untuk semua pengguna dan akan tampil saat pengguna mengakses halaman login dashboard. Pengguna harus memasukkan username dan password yang sesuai dengan data pada
database untuk bisa masuk ke halaman dashboard. Tampilan desainnya bisa
(61)
Gambar 3.14 Interface Login
Pada tampilan desain halaman login dapat dilihat bahwa untuk user login
harus menggunakan no pegawai karena pengguna dari aplikasi dashboard ini merupakan pegawai ptpnx yang bertugas pada unit pabrik gula Gempolkrep sehingga ada kemungkinan ada nama yang sama. Oleh karena itu penting dibuat
user login yang unik agar tidak terjadi kesalahan pada sistem pada saat
menampilkan informasi kepada penggunanya.
B. Desain Interface Dashboard Manajaer Tanaman
Desain tampilan dashboard yang akan digunakan oleh manajer tanaman ini akan menampilkan visual produktivitas bahan baku tebu PG. Gempolkrep musim ini seperti pada gambar 3.15:
1. Informasi tebu digiling musim ini disajikan dalam grafik gauge karena lebih mudah dalam membaca pencapaian tebu digiling musim ini.
(62)
2. Informasi rendemen musim ini disajikan dalam grafik gauge karena lebih mudah dalam membaca pencapaian tebu digiling musim ini.
3. Informasi luas area berdasarkan periode disajikan dalam bentuk grafik batang digunakan untuk melakukan perbandingan pencapaian luas area yang ditebang berdasarkan periode.
4. Informasi tebu digiling/ha berdasarkan periode disajikan dalam bentuk grafik batang digunakan untuk melakukan perbandingan pencapaian tebu digiling/ha berdasarkan periode.
5. Informasi hablur berdasarkan periode disajikan dalam bentuk grafik batang digunakan untuk melakukan perbandingan pencapaian hablur berdasarkan periode.
6. Informasi hablur/ha berdasarkan periode disajikan dalam bentuk grafik batang digunakan untuk melakukan perbandingan pencapaian hablur/ha berdasarkan periode.
(63)
Gambar 3.15 Interface dasboard pencapaian produktivitas musim ini.
C. Desain Interface Dashboard Kepala Tebang Angkut
Desain tampilan dashboard yang akan digunakan oleh kepala tebang angkut ini akan menampilkan visual produktivitas bahan baku tebu PG. Gempolkrep sesuai kebutuhan kepala tebang angkut seperti:
1. Informasi tebu digiling ditampilkan dalam bentuk grafik gauge speedometer
karena informasi yang diinginkan berupa informasi pencapaian.
2. Informasi total luas area ditebang ditampilkan dalam bentuk grafik gauge
speedometer karena informasi yang diinginkan berupa informasi pencapaian.
3. Total rendemen ditampilkan dalam bentuk grafik gauge speedometer karena informasi yang diinginkan berupa informasi pencapaian.
(64)
4. Informasi tebu digiling berdasarkan varietas yang ditampilkan dalam bentuk pie karena merupakan informasi prosentase jumlah tebu digiling berdasarkan varietas.
5. Informasi tiga wilayah dengan rendemen tertinggi ditampilkan dalam bentuk grafik batang vertikal karena merupakan informasi ranking pencapaian rendemen berdasarkan wilayah.
6. Tampilan tiga wilayah dengan pengiriman tebu terbanyak ditampilkan dalam bentuk grafik batang vertikal karena merupakan informasi ranking pencapaian tebu digiling berdasarkan wilayah.
Tampilan desainnya bisa dilihat pada gambar 3.17.
(65)
61 4.1 Kebutuhan Sistem
Untuk implementasi sistem ini ada beberapa spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang akan mendukung jalannya aplikasi. Perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras
Pada proses implementasi dasboard untuk visualisasi produktivitas bahan baku tebu terdapat beberapa spesifikasi perangkat keras dan lunak yang dibutuhkan.
Untuk menjalankan aplikasi ini membutuhkan perangkat komputer dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:
1. Processor 1 Ghz 32 -bit
2. RAM 1GB
3. VGA on Board
4. Network Acces Ethernet, WLAN
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak atau software adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi (penghubung) antara pengguna (user) dan perangkat keras
(hardware). Software pada umumnya digunakan untuk mengontrol perangkat
keras, melakukan proses perhitungan, berinteraksi dengan software yang lain dan lebih mendasar seperti sistem operasi, bahasa pemrograman dan lain-lain.
(66)
Spesifikasi minimum perangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan
dasboard untuk visualisasi produktivitas bahan baku tebu ini adalah:
1. Sistem Operasi : Windows XP Service Pack 2
2. Browser : Google Chrome versi 20 atau Mozilla Firefox versi 20 3. Tambahan : XAMPP versi 1.7.3
4.2 Pembuatan Aplikasi
Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP,
Javascript, dan HTML. Dalam pembuatan grafiknya aplikasi ini menggunakan
highcharts. Untuk program pendukung pembuatan aplikasi ini menggunakan
Notepad++ Versi 5.9.6.2 dan database engine MySQL 5.0.
4.3 Implementasi Sistem
Dalam sub ini akan dijelaskan langkah-langkah pengoperasian aplikasi
dasboard penjualan. Berikut penjelasan dari implementasi aplikasi penjualan
berdasarkan fungsi pengguna yaitu eksekutif (strategis), manajer (taktis), dan operator (operasional).
4.3.1 Halaman Login
Halaman login yang dimaksud adalah halaman awal pengguna saat mengakses aplikasi ini. Pengguna harus memasukkan no pegawai dan password
yang benar pada form login agar dapat pindah ke halaman tampilan dasboard. Tampilan halaman login dapat dilihat pada Gambar 4.1.
(67)
Gambar 4.1 Tampilan Halaman Login
Pada gambar 4.1 diatas bisa dilihat bahwa untuk login harus memasukkan no pegawai, hal ini dikarenakan nantinya pengguna dari dasboard
ini adalah pegawai PTPN X yang berjumlah cukup banyak sehingga nama pegawai bisa jadi sama atau tidak unik .
4.3.2 Halaman Dasboard Manajer Tanaman
Halaman dasboard manajer tanaman ini menampilkan 6 informasi berdasarkan key performance indicator pada ruang lingkup produktivitas bahan baku tebu yaitu: tebu digiling, luas areal lahan, rendemen, hablur, tebu digiling/ha, dan hablur/ha. Manajer tanaman sebagai pimpinan tertinggi dibagian tanaman harus dapat mengetahui pencapaian produktivitas tebu oleh karena itu pada
dashboard manajer tanaman ditampilkan informasi pencapaian produktivitas
(68)
Gambar 4.2 Halaman Dasboard Pencapaian Produktivitas Musim Ini.
Pada dashboard luas area, tebu digiling/ha, hablur, dan hablur/ha jika di tekan/click akan menampilkan detail pencapaian berdasarkan wilayah seperti pada gambar 4.3.
(69)
4.3.3 Halaman Dasboard Kepala Tebang Angkut
Halaman dasboard kepala tebang angkut menampilkan informasi sebagai berikut:
1. Informasi pencapaian total tebu digiling hari ini, jika jarum pada gauges tebu digiling masih menunjuk pada area berwarna merah maka kondisi pencapaian jumlah tebu digiling masih dalam kondisi buruk atau dibawah target, jika berada pada area berwarna kuning maka pencapaian tebu digiling masih dalam batas normal dan jika sudah mencapai titik warna hijau maka pencapaian tebu digiling telah melebihi target atau dalam kondisi baik.
2. Informasi pencapaian total luas areal lahan yang ditebang hari ini, jika jarum pada gauges total luas areal masih menunjuk pada area berwarna merah maka kondisi pencapaian jumlah luas areal masih dalam kondisi buruk atau dibawah target, jika berada pada area berwarna kuning maka pencapaian luas areal yang ditebang masih dalam batas normal dan jika sudah mencapai titik warna hijau maka pencapaian luas areal yang ditebang telah melebihi target atau dalam kondisi baik.
3. Informasi pencapaian rendemen hari ini, jika jarum pada gauges total rendemen masih menunjuk pada area berwarna merah maka kondisi pencapaian rendemen masih dalam kondisi buruk atau dibawah target, jika berada pada area berwarna kuning maka pencapaian rendemen masih dalam batas normal dan jika sudah mencapai titik warna hijau maka rendemen telah melebihi target atau dalam kondisi baik.
(70)
4. Informasi tebu digiling berdasarkan varietas hari ini berfungsi untuk mempertimbangkan kebutuhan bahan baku tebu seperti, varian apa yang perlu diperbanyak.
5. Informasi 3 wilayah dengan rendemen tertinggi hari ini dibutuhkan oleh kepala tebang angkut karena 3 wilayah yang berkontribusi tersebut akan diberikan tambahan kuota pengiriman tebu untuk hari berikutnya.
6. Informasi 3 wilayah dengan pengiriman terbanyak hari ini dibutuhkan oleh kepala tebang angkut karena 3 wilayah yang berkontribusi tersebut akan diberikan tambahan kuota pengiriman tebu untuk hari berikutnya.
(1)
67
Tampilan halaman dasboard kepala tebang angkut dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Halaman Dasboard Kepala Tebang Angkut
4.4 Uji Coba Sistem
Uji coba sistem dilakukan dirancang berdasarkan pengujian non funsional kualitas informasi yang ditampilkan pada dashboard produktivitas bahan baku tebu pada pabrik gula Gempolkrep (Bocij dkk.,2008). Pengujian kualitas informasi pada aplikasi dashboard yang dibuat terdiri dari tiga dimensi yaitu: time dimension, Content dimension, Form dimension.
(2)
68
4.4.1 Uji Coba Dasboard Manajer Tanaman
Berikut ini adalah daftar pengujian yang dilakukan penulis ke aplikasi dashboard manajer tanaman.
Tabel 4.1 Hasil Tes Dasboard Manajer Tanaman
No Uji Penjelasan Hasil
1. Times Respons
Menghitung waktu login sampai dashboard menampilkan seluruh informasi.
10 Detik
2. Security Manajer melakukan login. Menampilkan informasi sesuai hak akses manajer tanaman.
3. Accuracy Mengevaluasi hasil informasi
yang ditampilkan dashboard. Informasi akurat. 4. Completenes Mengevaluasi apakah semua
kebutuhan informasi manajer tanaman sudah ditampilkan pada dashboard manajer tanaman.
Menampilkan informasi produktivitas bahan baku secara lengkap sesuai KPI produktivitas bahan baku.
5. Presentation Menganalisis tampilan dashboard.
Disajikan dalam bentuk grafik yang mudah dipahami.
4.4.2 Uji Coba Dasboard Kepala Tebang Angkut
Berikut ini adalah daftar pengujian yang dilakukan penulis ke aplikasi dashboard kepala tebang angkut.
Tabel 4.2 Hasil Tes Dasboard Kepala Tebang Angkut
No Uji Penjelasan Hasil
1. Times Respons
Menghitung waktu login sampai dashboard menampilkan seluruh informasi.
(3)
69
No Uji Penjelasan Hasil
2. Security Kepala tebang angkut melakukan login.
Menampilkan informasi sesuai hak akses kepala tebang angkut.
3. Accuracy Mengevaluasi hasil informasi
yang ditampilkan dashboard. Informasi akurat. 4. Completenes Mengevaluasi apakah semua
kebutuhan informasi kepala tebang angkut sudah
ditampilkan pada dashboard kepala tebang angkut.
Menampilkan informasi produktivitas bahan baku secara lengkap sesuai KPI produktivitas bahan baku.
5. Presentation Menganalisis tampilan dashboard.
Disajikan dalam bentuk grafik yang mudah dipahami.
4.5 Evaluasi Sistem
Setelah melakukan serangkaian pengujian uji coba pada aplikasi, tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap dashboard. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah aplikasi dashboard yang dibuat dapat menjawab kebutuhan pengguna atas permasalahan yang dialami.
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Dashboard
No Uji SIPG Dasboard
1. Times Respons
5 Menit.
10 Detik. 2. Security Tidak ada level hak akses pada
aplikasi
Menampilkan informasi sesuai hak akses
pengguna. 3. Accuracy Informasi kurang akurat Informasi akurat. 4. Completenes Informasi tidak lengkap Menampilkan informasi
produktivitas bahan baku secara lengkap sesuai kebutuhan pengguna. 5. Presentation Disajikan dalam data tabel. Disajikan dalam bentuk
grafik yang mudah dipahami.
(4)
BAB V PENUTUP
1 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis, perancangan dan pembuatan aplikasi, maka Tugas Akhir yang berjudul “Rancang Bangun Dashboard Untuk Visualisasi Produktivitas Bahan Baku Tebu Pada Pabrik Gula Gempolkrep” maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dashboard yang dibuat sudah dapat mengelola data produktivitas bahan baku tebu menjadi informasi yang dapat membantu memonitoring pencapaian produktivitas bahan baku tebu.
2. Dashboard yang dibuat sudah dapat mengubah data tabel produktivitas bahan baku tebu menjadi informasi visual.
5.2 Saran
Sesuai dengan hasil analisis dan evaluasi terhadap sistem, saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Sistem dashboard produktivitas dapat dikembangkan agar aplikasi dapat diakses melalui jaringan internet sehingga pemantauan produktivitas bahan baku tebu bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
2. Sistem dapat dikembangkan lagi untuk memonitoring pencapaian kinerja pabrik gula Gempolkrep selain dalam ruang lingkup produktivitas tebu seperti: ruang lingkup keuangan atau ruang lingkup kepegawaian.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Bocij, P., Greasley, A. and Hickie, S. 2008. Business Information Systems : Technology, Development, and Management. 4 ed. United States of America: Prentice Hall.
Casley, J. and Kumar, D. K. 1989. The Collection, Analysis and Use of Monitoring and Evaluation Data. United States: A World Bank Publication.
Eckerson, W. 2006. Deploying Dashboards and Scorecards. TDWI Best Practices Report.
Eckerson, W. 2006. Performance Dashboards: Measuring, Monitoring, and Managing Your Business. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Enterprise, Jubilee. 2011. Step By Step HTML5. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Felici, Massimo. 2004. “Activity Diagrams”. School of Informatics 2004-2009
Few, S. 2006. Information Dashboard Design. Italy: O’Reilly Media.
Firdaus. 2007. 7 Jam Belajar Interaktif PHP & MySQL dengan Dreamweaver. Palembang: Maxikom.
Frey, B. 2008. Visualizing Data. United States of America: O’Reilly Media.
Hakim, Lukmanul. 2010. Bikin Website Super Keren dengan PHP & JQuery. Yogyakarta: Loko Media.
Hariyanti, E. 2008. Metodologi Pembangunan Dashboard Sebagai Alat Monitoring Kinerja Organisasi Studi Kasus Institut Teknologi Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Institut Teknologi Bandung.
Jeffry, L.Whitten,et al, 2004. “Metode Desain dan Analisis Sistem. Edisi I”. Yogyakarta. Andi.
Kendall, K.E., & Kendall, J.E. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.
Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.
McCormick, Bruce H. 1987. Visualization In Scientific Computing. New York: ACM SIGGRAPH.
(6)
72
Nugroho, Adi. 2005. Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek, Bandung: Informatika.
Tarigan, J., O. Purbo, dan R. Sanjaya. 2010. Business-Driven Information Systems. 1 ed. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
William, Chuck. 2009. Management. Canada: Cencage Learning.
Wulyadi,2014. Kursus Manajemen Perkebunan Madya. Yogyakarta: Lembaga Pendidikan Perkebunan