PERUBAHAN MAKNA GONDANG NAPOSO BULUNG DI DESA RAWANG PASAR VI KECAMATAN RAWANG PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN.

PERUBAHAN MAKNA GONDANG NAPOSO BULUNG DI DESA
RAWANG PASAR VI KECAMATAN RAWANG
PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI

OLEH :
Rafael Salas Sinaga
3113122035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
Rafael Salas Sinaga, NIM 3113122035, Jurusan Pendidikan Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial, Perubahan Makna Gondang Naposo Bulung Di Desa

Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan makna Gondang
Naposo Bulung dikalangan muda – mudi etnis Batak Toba di Desa Rawang
Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan. Untuk mengetahui faktor
penyebab perubahan makna Gondang Naposo Bulung di Desa Rawang Pasar
VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan, serta untuk mengetahui
strategi yang dilakukan dalam mempertahankan tradisi Gondang Naposo Bulung
pada etnis Batak Toba yang ada di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga
Kabupaten Asahan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif yang memusatkan perhatian terhadap masalah – masalah
yang ada di lapangan yang kemudian menggambarkan fakta – fakta tentang
masalah yang diteliti. Objek dalam penelitian ini adalah tradisi Gondang Naposo
Bulung yang ada di Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga
Kabupaten Asahan. Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Sesuai dengan data yang penulis dapatkan dari lapangan yakni Gondang
Naposo Bulung di Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga pada
masa sekarang telah meninggalkan keaslian dari tradisi tersebut. Gondang Naposo
Bulung di Desa Rawang Pasar VI pada masa sekarang hanyalah sebagai hiburan

semata dan tidak lagi menjadi adat ajang pencarian jodoh. Hal ini dikarenakan
kurangnya minat dalam berpartisipasi oleh muda – mudi Batak Toba terhadap
Gondang Naposo Bulung, selain itu juga muda – mudi Batak Toba pada masa
sekarang ini telah dipengaruhi oleh kemajuan zaman yang semakin pesat, yang
mengakibatkan muda – mudi Batak Toba sekarang menganggap lebih mudah
mencari jodoh masa sekarang ini dengan bantuan alat telekomunikasi yang telah
maju secara pesat. Kemajuan zaman tidak juga hanya mempengaruhi pola pikir
muda – mudi Batak Toba saja melainkan tradisi Gondang Naposo Bulung itu
sendiri, hal ini terlihat dari adanya perubahan dari segi alat instrument musik
pengiring Gondang Naposo Bulung tersebut.
Dari hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan
makna yang terjadi pada gondang naposo bulung ialah yang awalnya ajang
pencaharian jodoh, sekarang hanya menjadi ajang hiburan saja. Hal ini disebabkan
oleh faktor internal ( faktor dari dalam ) yaitu muda – mudi etnis Batak Toba yang
ada di desa tersebut dan faktor eksternal ( faktor dari luar ) yaitu perkembangan
zaman yang semakin maju dan canggih. Salah satunya kurangnya niat muda –
mudi etnis Batak Toba sekarang dalam melaksanakan tradisi gondnag naposo
bulung, selain itu muda – mudi etnis Batak Toba merasa malu dengan
perkembangan zaman yang semakin canggih dan pesat
Kata kunci : Gondang Naposo Bulung, Perubahan, Makna, Strategi


iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat dan penyertaanNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “ Perubahan Makna Gondang Naposo Bulung Di Desa
Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan ”.
Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak –
pihak yang telah memberikan

motivasi

maupun

kontribusi bagi penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya
kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor Universitas
Negeri Medan ( UNIMED ).
2. Bapak Dr. H. Restu M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial ( FIS )
beserta jajarannya yang telah memberikan segala kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Puspitawati M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi
sekaligus

Dosen Pembimbing Akademik penulis

yang telah

memberikan segala fasilitas, nasehat, masukan dan motivasi selama
proses penyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Nurjannnah, M.Pd selaku pembimbing penulis yang telah
membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan, dan nasihat
kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

iv


5. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si dan Bapak Drs. Payerli
Pasaribu, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak
masukan dalam perbaikan penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh pegawai, staf dan dosen Pendidikan Antropologi Universitas
Negeri Medan .
7. Bapak J. Sihombing selaku Tokoh Adat Masyarakat Desa Rawang
Pasar VI

yang telah memberikan informasi selama penulis

mengadakan penelitian.
8. Ayahanda Drs. Nikson Jhonson Sinaga M.M dan Ibunda Dra. Raya
Emmy Siregar ( donator yang paling setia ) yang telah memberikan
kasih sayang dan bimbingan serta motivasi yang tidak terhitung, baik
secara

materi

maupun


non

materi

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Adik – adikku Margaretha Sinaga, Lidya Natalia Sinaga, Angelina
Stevani Sinaga, Christovel Sinaga, Jesica Ariesta Sinaga, Harry
Fernando Hamonangan Sinaga yang telah memberikan motivasi dan
dukungan terhadap penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Buat Inagudaku Br. Silitonga ( Inanguda Jesica )“ si pendek cerewet
kami ” yang telah banyak memberikan arahan, semangat dan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Terkhusus buat “ You’re Special One ” Restu Ida Sihombing, yang
selalu menyemangati dalam hal perkuliahan agar cepat selesai,


v

memberikan motivasi, baik secara materi maupun non materi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Apparaku Luhut Sinaga S.Pd yang menjadi rekan seperjuangan dalam
menyelesaikan skripsi ini, kebersamaan yang tidak ternilai baik suka
maupun duka dalam melewati masa – masa kuliah “ Semoga kita
sukses ya appara ”.
13. Buat teman – teman seperjuangan Antro 011, Andini Fuzioka S.Pd,
Victor Sinaga S.Pd, Morina Ginting, S.Pd, Lisna Verodica Barus,
S.Pd, Nova Sembiring, S.Pd, Lidya Claranta Barus, S.Pd, dan teman
– teman lainnya antro 011 yang tidak bisa penulis sebutkan satu demi
satu, terimakasih atas kebersamaannya selama ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,
masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyampaian dan penulisan
informasi, data dan bahasa. Kemampuan dari penulislah yang sangat terbatas,
maka dengan kerendahan hati penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik
dan saran untuk penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini agar dapat
dipergunakan dengan sebaik – baiknya.

Medan,
Penulis

Agustus 2016

Rafael Salas Sinaga

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan .. .................................................................

iii

Abstrak.. ........................................................................................................


iv

Kata Pengantar.. ..........................................................................................

v

Daftar Isi ......................................................................................................

viii

Daftar Tabel ................................................................................................

ix

Daftar Lampiran . .......................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah. ....................................................................


1

1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................

4

1.3 Pembatasan Masalah ..........................................................................

4

1.4 RumusanMasalah ...............................................................................

4

1.5 Tujuan Penelitian ...............................................................................

5

1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................


5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang relevan .....................................................................

6

2.2 Makna Gondang Naposo Bulung......................................................

8

v

2.3 Tradisi ........... ..................................................................................

9

2.4 Muda – mudi dalam kehidupan sosial ...............................................

10

2.5 Musik daerah / Tradisional ................................................................

11

2.6. Kerangka Teori
2.6.1 Kebudayaan.............................................................................

13

2.6.2 Teori Fungsional ....................................................................

16

2.6.3 Perubahan Sosial Budaya ................ .....................................

15

2.7. Kerangka Berfikir..............................................................................

19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian.............................................................................

21

3.2. LokasiPenelitian...............................................................................

22

3.3. Objek dan Subjek Penelitian
3.3.1 Subjek Penelitian.....................................................................

22

3.3.2 Objek Penelitian......................................................................

23

3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi( Pengamatan)..........................................................

24

3.4.2 Wawancara Mendalam (In-Dept Interview) ..........................

25

3.4.3 Dokumentasi ..........................................................................

26

3.5. Teknik Analisa Data ................................................ .........................

26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …… ........................................

vi

27

4.1.1. Kondisi Geografis……. .........................................................

27

4.1.2. Letak Administratif ….. ........................................................

27

4.1.3. Keadaan Topografi….. .........................................................

29

4.1.4. Demografi …… ....................................................................

30

4.1.5. Sarana dan Prasarana Desa … ..............................................

32

4.2. Unsur – Unsur Kebudayaan Di Desa Rawang Pasar VI …………...

33

4.2.1. Sistem Teknologi dan Peralatan Hidup Etnis Batak Toba… .

33

4.2.2. Sistem Mata Pencaharian Hidup Etnis Batak Toba… ...........

34

4.2.3. Sistem Organisai Kemasyarakatan Etnis Batak Toba.. ..........

34

4.2.4. Bahasa.. ..................................................................................

35

4.2.5. Sistem Pengetahuan .. ............................................................

36

4.2.6. Religi… ..................................................................................

37

4.2.7. Kesenian.. ...............................................................................

37

4.3. Asal Mula Kedatangan Etnis Batak Toba Di Desa Rawang,
Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan ......................

38

4.4.Tradisi Gondang Naposo Bulung Di Desa Rawang
Pasar VI Pada Masa Dahulu ………………….. ...............................

39

4.4.1. Tradisi Gondang Naposo Bulung Di Desa Rawang,
Pasar VI Pada Masa Sekarang ..............................................

42

4.5. Makna Simbol Alat Yang Digunakan Didalam Tradisi Gondang
Naposo Bulung .................................................................................

47

4.6. Proses Pelaksanaan Tradisi Gondang Naposo Bulung .....................

49

vii

4.6.1. Tahap Perencanaan ...............................................................

51

4.6.2. Tahap Persiapan ....................................................................

51

4.6.3. Tahap Pelaksanaan Acara Tradisi Gondang Naposo Bulung

51

4.7. Perubahan Makna Gondang Naposo Bulung Di Desa Rawang Pasar VI
Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan …………… ..

57

4.8. Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Makna
Gondang Naposo Bulung Di Desa Rawang Pasar VI .......................

61

4.9. Strategi Yang Dilakukan Dalam Mempertahankan Gondang
Naposo Bulung Di Desa Rawang Pasar VI……………………… ...

65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN ................................................................................

67

5.2. SARAN ............................................................................................

70

Daftar Pustaka

viii

DAFTAR TABEL

TABEL 1. NAMA DESA, JUMLAH PENDUDUK ……………………..

35

TABEL 2.JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN USIA……………..

36

TABEL 3. SARANA DAN PRASARANA DESA………………………...

37

TABEL 4. JENIS MATA PENCAHARIAN PENDUDUK……………......

39

TABEL 5. KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA……..

43

TABEL 6. PERUBAHAN MAKNA GONDANG NAPOSO BULUNG …

61

TABEL 7. PERUBAHAN TRADISI GONDANG NAPOSO BULUNG…

64

v

LAMPIRAN GAMBAR

GAMBAR 1………………………………………………………………..

74

GAMBAR 2 ……………………………………………………………….

74

GAMBAR 3 ……………………………………………………………….

75

GAMBAR 4 …………………………………………………………….....

75

GAMBAR 5 ……………………………………………………………….

76

GAMBAR 6 ……………………………………………………………….

76

v

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Etnis Batak Toba adalah salah satu dari rumpun Batak yang ada di

Sumatra Utara. Etnis yang mendiami daerah dataran tinggi di daerah Tapanuli
Utara, Sumatra Utara, Indonesia. Etnis Batak Toba memiliki bahasa yang menjadi
ciri khas orang batak Toba yaitu bahasa Batak. Tradisi adalah suatu kegiatan yang
turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang kepada keturunannya. Tradisi
pun banyak sekali ragamnya baik dari segi kepentingannya, keperluannya,
tujuannya dan sebagainya.
Warisan budaya tersebut adalah budaya tradisional yang harus dijaga
kesinambungannya. Salah satu budaya yang diwariskan pada masyarakat Batak
Toba adalah Gondang Naposo. Gondang Naposo adalah pesta muda-mudi Batak
Toba yang merupakan sarana untuk membina hubungan antara generasi muda.
Dahulu acara ini biasa dilakukan pada saat terang bulan (Rondang Bulan)
dan pada saat masyarakat mendapatkan hasil panen yang baik. Gondang Naposo
adalah pesta yang ditunggu-tunggu muda-mudi. Dalam acara tersebut muda-mudi
dari berbagai desa diundang untuk turut berpatisipasi dalam acara Gondang
Naposo tersebut dan disana muda-mudi bisa berkenalan satu dengan yang lain.
Kesempatan untuk para muda-mudi untuk saling berkenalan satu dengan yang lain
sangatlah besar karena di dalam acara Gondang tersebut dilengkapi dengan
penampilan tortor. Tortor dalam gondang naposo pada muda-mudi Batak Toba
1

juga dapat berfungsi sebagai ajang melepas rindu, sehingga nilai-nilai dalam
kehidupan etnis Batak Toba yang berupa kegembiraan, kesedihan, perjuangan
hidup serta pengharapan akan kehidupan yang lebih baik untuk kedepannya dapat
diwujudkan melalui tortor yang diiringi musik gondang.
Berdasarkan sejarah, ritual gondang naposo menjadi tradisi turun temurun
dikarenakan kegelisahan hati para orangtua yang memiliki anak yang
sesungguhnya dianggap sudah siap menikah namun belum menemukan jodoh. Ini
juga, bermakna untuk keberlangsungan marganya. Oleh karena itu, para orangtua
dan pemangku adat mengadakan tonggo raja (rapat) dan mempersiapkan acara
mengumpulkan muda-mudi atau naposobulung dari berbagai penjuru untuk bergondang naposo. Gondang naposo ini berupa tradisi suku batak yang
menyuguhkan gerak tari tor-tor yang dalam tariannya untuk saling berkenalan dan
tegur sapa atau berbalas pantun. Biasanya gondang naposo diakhiri dengan
adanya pasangan pemuda yang bertemu jodohnya dan kemudian melangkah
kejenjang pernikahan.
Gondang naposo, digelar setiap tahun dalam event-event tertentu terutama
event yang mempromosikan sisi adat kebudayaan di Sumatra Utara, Medan. Hal
ini dikarenakan Sumatera Utara lebih didominasi oleh suku Batak. Dalam tradisi
gondang naposo, setiap kecamatan dipercayai untuk menjadi tuan rumah (
hasuhuton ) sedangkan kecamatan lainnya menjadi tokoh masyarakat yang datang
(panise).
Pada masa sekarang ini bisa dikatakan sudah jarang dijumpai Gondang
Naposo, khususnya didaerah-daerah perantauan. Asahan merupakan salah satu
2

daerah perantauan etnis Batak terkhususnya di desa Rawang Pasar VI Kecamatan
Rawang Panca Arga ini. Di desa rawang pasar VI ini etnis Batak masih tetap
menjalankan acara adat Gondang Naposo Bulung meskipun wilayah Asahan yang
masyarakatnya didominasi oleh etnis melayu .
Gondang Naposo merupakan pesta mudi-mudi yang memiliki tata cara
penyajian. Peraturan-peraturan serta struktur penyajian gondang naposo adalah
suatu warisan leluhur yang harus diperhatikan. Begitu juga dengan acara adat
Gondang Naposo Bulung yang ada di desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang
Panca Arga Kabupaten Asahan ini yang harus diperhatikan dan dipertahankan.
Hal ini didasarkan dengan posisi masyarakat etnis Batak yang ada di daerah
perantauan ditambah lagi dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi pasa masa
sekarang ini.
Oleh sebab itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini,
etnis Batak Toba yang ada diperantauan, yang pada dasarnya tradisi ini melekat
pada muda – mudi Batak Toba yang ada di daerah Tapanuli Utara, Samosir dan
daerah persebaran Batak Toba lainnya. Sementara keberadaan tradisi ini di daerah
luar dari persebaran Batak Toba dan pengaruh perkembangan zaman yang pesat
seperti dibidang teknologi dan komunikasi serta gaya hidup modern yang banyak
mempengaruhi muda – mudi Batak Toba yang ada di daerah perantauan.
Karena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “
Perubahan Makna

Gondang Naposo Bulung Di Desa Rawang Pasar 6

Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.”

3

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi identifikasi masalah
adalah:
1.

Makna dari tradisi Gondang Naposo Bulung khususnya dikalangan muda –
mudi di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

2.

Manfaat dari tradisi Gondang Naposo pada etnis Batak Toba terkhusus di
kalangan muda – mudi di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga
Kabupaten Asahan.

3

Pergeseran nilai – nilai sosial budaya sebelum dan sesudah pada tradisi
Gondang Naposo Bulung yang ada di Desa Rawang Kecamatan Rawang
Panca Arga Kabupaten Asahan.

1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan data yang lebih mendalam maka penulis
membatasai masalah yang akan diteliti. Masalah dibatasi hanya pada “Perubahan
Makna Gondang Naposo Bulung di Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang
Panca Arga Kabupaten Asahan.”
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang di uraikan maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1.

Bagaimana makna Gondang Naposo Bulung di Desa Rawang Kecamatan
Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

4

2.

Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan perubahan makna dan nilai pada
tradisi Gondang Naposo Bulung dikalangan muda – mudi etnis Batak Toba di
Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

3.

Bagaimana strategi yang dilakukan dalam mempertahankan tradisi Gondang
Naposo Bulung Batak Toba di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca
Arga Kabupaten Asahan.

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1.

Untuk mengetahui perubahan makna Gondang Naposo Bulung dikalangan
muda – mudi etnis Batak Toba di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca
Arga Kabupaten Asahan.

2.

Faktor penyebab perubahan makna Gondang Naposo Bulung di Desa
Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

3.

Untuk mengetahui strategi yang dilakukan dalam mempertahankan tradisi
Gondang Naposo Bulung pada etnis Batak Toba yang ada di Desa Rawang
Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

1.6 Manfaat Penelitian
1.

Memberikan informasi baru bagi masyarakat luas tentang keberadaan
Gondang Naposo Bulung etnis Batak Toba diluar daerah kebudayaannya.

2.

Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang tradisi Gondang
Naposo.

3.

Sebagai Bahan Referensi bagi Peneliti lain yang ingin melanjutkan Penelitian
sejenis.
5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengolahan data serta analisi yang mendalam terhadap
data yang diperoleh di lapangan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sejarah Tradisi Gondang Naposo Bulung pada masa dahulu merupakan
acara adat yang dikhususkan kepada muda – mudi Batak Tobda yang ada di
suatu kampong. Tradisi Gondang Naposo Bulung ini bertujuan untuk ajang
pencarian jodoh yang mana mempertemukan muda – mudi dari desa tuan
rumah dengan desa lainnya, baik yang belum mengenal maupun sudah
saling kenal. Tradisi Gondang Naposo Bulung ini secara keseluruhan di
perankan oleh muda – mudi Batak Toba. Pada pelaksanaannya tradisi ini
acara di isi oleh muda – mudi yang menortor bersama dengan di iringi
musik Gondang Batak Toba.
2. Terjadinya perubahan Makna pada Gondang Naposo Bulung di desa
Rawang Pasar VI, Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan
adalah disebabkan 2 faktor yaitu faktor Internal Dan faktor Eksternal. Yang
mana faktor Internal berasal dari muda – mudi desa Rawang Pasar VI itu
sendiri yang jumlah muda – mudinya semakin sedikit dan juga muda –
mudinya yang sekarang kurang memahami makna GondangNaposo Bulung
itu yang sebenarnya.

1

Adapun faktor eksternal yang menjadi pengaruh dalam Gondang
Naposo Bulung itu adalah perkembangan zaman yang sangat cepat yang
mana berakibat kepada perubahan cara pandang dan berkurangnya minat
muda – mudi setempat terhadap Gondang Naposo Bulung tersebut.
Perkembangan zaman juga berpengaruh terhadap Tradisi Gondang Naposo
Bulung itu sendiri yang mana terjadi perubahan di bagian alat musik
pengiring acaranya yang sudah modern.
Berdsarkan pengamatan penulis di lapangan dan berdasarkan data yang
penulis peroleh, maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Tradisi
Gondang Naposo Bulung di Desa Rawang Pasar VI, Kecamatan Rawang Panca
Arga, Kabupaten Asahan pada masa sekarang ini hanya dilakukan sebagai
formalitas saja tanpa menimbang segi nilai dan makna dari Tradisi Gondang
Naposo Bulung yang sebenarnya.

5.2. SARAN
Adapun yang menjadi saran penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Diharapkan acara Tradisi Gondang Naposo Bulung ini tetap dijadikan
agenda tahunan di desa tersebut, agar tradisi ini tidak hilang meski
perkembangan zaman yang semakin pesat dan semakin canggih.
2. Tetap menjalankan acara Tradisi Gondang Naposo Bulung ini walau muda –
mudi desa yang seiring waktu kian sedikit, bahkan muda – mudi yang
tersisa di ajarkan betul pemahaman mengenai Gondang Naposo Bulung
tersebut.
2

3. Mulai memberikan arahan dan pemahan kepada generasi muda – mudi yang
akan dating mengenai acara Tradisi Gondang Naposo Bulung tersebut.
4. Mengingatkan kembali kepada muda – mudi desa yang berada diperantauan
ketika pulang ke kampong halaman mengenai acara Tradisi Gondang
Naposo Bulung tersebut agar tetap dipertahankan.
5. Diharapkan peranan orangtua dalam memberikan arahan dan pemahaman
yang benar benar mengenai tradisi ini terhadap calon muda – mudi generasi
penerus.

3

DAFTAR PUSTAKA
Husaini, Usman.2009. Metodologi Penelitiam Sosial.Jakarta : Bumi Aksara.
Koentjaraningrat. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian
Rakyat.
Koentjaraningrat. 1997. Pengantar Antropologi pokok-pokok etnografi II.
Jakarta : Rineka Cipta.
Kuntjara, Ester. 2006. Penelitian Kebudayaan Sebuah Panduan Praktis.
Jakarta : Graha Ilmu.
Maryaeni, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Moleong Lexy, J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset.
Hoetagaloeng, W.M, Poestana Taringot toe Tarombo Ni Bangso Batak, Zending
Drukkerij Laguboti.1926.
Silalahi, Ompu G., Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan
Kebudayaannya, Penerbit Tarsito. Bandung.1982.
Tambunan.Emil H. Sekelumit
Kebudayaannya.

Mengenai

Masyarakat

Batak

Toba

dan

Hutajulu, Rithaony dan Harahap, Irwansyah 2005.Gondang Batak Toba.
Bandung: P4ST UPI.
Rithaony dan Hutajulu. 2005. Gondang Batak. Pusat Pendidikan dan Seni
Tradisional
Davis, Kingsley.1958. Human society.New York: The Macmillan
Soemardjan, Selo. 1988, “ Masyarakat dan Kebudayaannya “, Djambatan, Jakarta
Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu Antropologi.: Rineka
Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius
SP, Soedarso. (1990). Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni.
Yogyakarta: Saku Dayar Sana Yogyakarta.
Sedyawati.1992.Budaya Indonesia : Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Jakarta :
Rajawali Pers

Sumber Internet :
http://www.berpendidikan.com/2015/09/pengertian-perubahan-sosial- budaya.html
http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-perubahan-sosial-teori-bentukdampak.html
https://pungsin.wordpress.com/tag/gondang-naposo/
http://www.inioke.com/berita/seni-budaya/seni-danbudaya/8574/20/10/2015/gondang-naposo-ritual-untuk-bertemu-jodoh
http://obajanainggolan.blogspot.co.id/2013/10/kebudayaan-daerah-suku-batak.html
https://tanobatak.wordpress.com/2007/04/12/gondang-batak-warisan-yang-kurangdihargai/
https://tanobatak.wordpress.com/2008/01/23/gondang-naposo/
http://denmaspriyadi.blogspot.co.id/2011/12/buku-budaya-indonesia-prof-dr-edi.html
https://santipadma.wordpress.com/2010/01/14/filsafat-seni/filsafat-seni-jacobsumardjo-penerbit-itb-bandung-2000/
http://denmaspriyadi.blogspot.co.id/2011/12/buku-budaya-indonesia-prof-dr-edi.html
http://repository.upi.edu/1293/7/s_c1051_055347_bibliography.pdf
http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/masyarakat-dankebudayaan-kumpulan-karangan-untuk-prof-dr-selo-soemardjan-harsja-w-bachtiar-etal-10001.html