PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DI SMP SULTAN ISKANDAR MUDA.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DI SMP SWASTA SULTAN ISKANDAR MUDA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi PendidikanMatematika
OLEH: DEVI ANDRIANI
NIM: 8146171014
PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda ”. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah umat.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan keikhlasan dan ketulusan, baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku dosen pemimbing II yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis.
2. Bapak Bapak Dr. Edy Surya, M.Si,, Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd dan Ibu Dr. Ani Minarni, M.Si., selaku nara sumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini.
(7)
iv
3. Kepala Sekolah dan Guru SMP Sultan Iskandar Muda yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.
4. Teristimewa kepada kedua orang tua saya Ayahanda Maliadi,S.IP dan Ibunda Hayati, serta kakakku Lola Mandasari, M.Pd dan adikku Tri Suprima Dani
yang senantiasa memberikan perhatian, kasih sayang, motivasi, do’a dan
dukungan baik moril maupun materi yang tak terhingga.
5. Sahabat semua yang telah memberikan semangat dan inspirasi, serta rekan-rekan mahasiswa pendidikan matematika angkatan XXIII khususnya untuk teman seperjuangan kelas Dikmat A-1 Tahun 2014.
6. Semua pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang
telah memberikan dukungan do’a dan motivasi yang diberikan selama ini.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan masukan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanan dalam membuat tesis dan dapat memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.
(8)
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 12
1.3 Batasan Masalah 13
1.4 Rumusan Masalah 13
1.5 Tujuan Penelitian 14
1.6 Manfaat Penelitian 15
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Perangkat Pembelajaran 16
2.1.1 RPP 17
2.1.2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 17
2.1.3 Instrumen Penilaian 18
2.2 Kualitas Perangkat Pembelajaran 19
2.2.1 Validasi 20
2.2.2 Kepraktisan 21
2.2.3 Keefektifan 22
2.3 Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran 25
2.3.1 Model Pengembangan 4-D 25
2.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 31
2.4.1 Pengertian Masalah 31
2.4.2 Pemecahan Masalah Matematis 31
2.4.3 Proses Pemecahan Masalah 34
2.4.4 Strategi Pemecahan Masalah 35 2.4.5 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 36 2.5 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 38
2.5.1 Kreatifitas 39
2.5.2 Berpikir Kreatif 45
2.5.3 Berpikir Kreatif Matematis 53
2.6 Model Pembelajaran Inkuiri 55
2.6.1 Pengertian Inkuiri 55
2.6.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri 56 2.6.3 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri 59
2.7 Kerangka Konseptual 60
(9)
vi
2.8.1 Teori Belajar Paget dan Pandangan 63 Kontruktivisme
2.8.2 Teori Belajar Vygotsky 63
2.8.3 Teori Belajar Bruner 64
2.8.4 Teori Ausubel 65
2.9 Penelitian Yang Relevan 65
2.10 Pertanyaan Penelitian 69
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 70
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 70
3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian 70
3.4 Definisi Operasional 71
3.5 Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran 72 3.5.1 Tahap Pendefinisian (define) 74 3.5.2 Tahap Perancangan (design) 77 3.5.3 Tahap Pengambangan (develop) 79 3.5.4 Tahap Penyebaran (diseminate) 82
3.6 Instrumen Penelitian 84
3.7 Teknik Pengumpulan Data 89
3.8 Teknik Analisis Data 91
3.9 Analisis Instrumen tes 94
3.10 Analisis Data Keefektifitasan 98 Perangkat Pembelajaran Matematika
BAB.IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 102
4.2 Deskripsi Tahap Pengambangan Perangkat 103 Pembelajaran
4.3 Kepraktisan Uji Coba I 135
4.4 Hasil Kepraktisan Uji Coba II 137
4.5 Analisis Efektivitas Perangkat Pembelajaran 140 Dengan Model Pembelajaran Inquiri
4.6 Analisis Efektivitas Perangkat Pembelajaran 140 Dengan Model Pembelajaran Inquiri Pada
Uji Coba I
4.7 Ketercapaian Tjuan Pembelajaran 146
4.8 Waktu Pembelajaran 150
4.9 Analisis Efektivita Perangkat Pembelajaran 151 Berbasis Model Pembelajaran Inquiri Pada
Tahap II
4.10 Deskripisi Peningkatan Kemampuan Pemecahan 161 Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Melalui Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Inquiri
(10)
vii
Matematis Siswa dengan Menggunakan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Pembelajaran Inquiri
4.12 Deskripsi Respon Siswa Terhadap Perangkat 167 Pembelajaran Berbasis Model Pembelajaran Inquiri
4.13 Pembahasan Hasil Penelitian 172
4.13.1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran 172 Berbasis Model Pembelajaran Berbasis Model Inquiri yang Valid, Praktis dan Efetif
4.13.2 Validitas Perangkat Pembelajaran Berbasis 174 Model Inquiri
4.13.3 Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Berbasis 175 Model Inquiri
4.13.4 Efektifitas Perangkat Pembelajaran Berbasis 176 Model Pembelajaran Inquiri
4.13.5 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah 179 Matematis Siswa
4.13.6 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif 181 Matematis Siswa
4.13.7 Respon Siswa Terhadap Perangkat 182 Pembelajaran Berbasis Model Pembelajaran
Inquiri
4.14 Keterbatasan Penelitian 184
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 186
5.2 Saran 188
(11)
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tes Berpikir Kreatif Matematis Siswa 86
Tabel 3.2 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 86
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kevalidan 93
Tabel 3.4 Format Perhitungan Validasi 94
Tabel 3.5 Interpretasi Validasi Tes 95
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Validitas Butir Soal Dan Realibitas 96 Tabel 3.7 kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika 96 Tabel 3.8 kisi-kisi Kemampuan Pemecahan Masalah 97 Tabel 4.1 Analisis Tugas Materi Segiempat pada LAS 107 Tabel 4.2 Sub Topik dan Tujuan Pembelajaran Setiap Pertemuan 108 Tabel 4.3 Topik Dan Tujuan Pembelajaran Stiap Pertemuan 111 Tabel 4.4 Kisi-Kisi Tes Kemampuan pemecahan masalah Matematis 112 Tabel 4.5. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 115 Tabel 4.6. Media dan Alat Bantu Pembelajaran Materi Segiempat 114 Tabel 4.7. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 122 Tabel 4.8. Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa 124
Tabel 4.9. Hasil Validasi Buku Siswa 126
Tabel 4.10 Hasil Validasi tes Kemampuan Kreatif dan 128 Pemecahan Masalah Matematis
Tabel 4.11. Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 129 Tabel 4.12. Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir 130
Kreatif Matematis
Tabel 4.13. Rangkuman Hasil Wawancara Uji Coba I 136 Tabel 4.14. Rangkuman Hasil Wawancara Uji Coba II 138 Tabel 4.15. Deskripsi Hasil Kemampuan Berpikir 141
Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Uji coba I
Tabel 4.16 Tingkat Penguasaan Kemampuan Pemecahan Masalah 141 Matematis Hasil Tes Uji Coba I
Tabel 4.17. Tingkat Penguasaan Kemampuan Berpikir 143 Kreatif Matematis Siswa Hasil Tes Uji Coba I
Tabel 4.18. Tingkat Ketuntasan Klasikal Kemampuan 144 Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis
pada Uji Coba I
Tabel 4.19. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 146 Kemampuan pemecahan masalah Matematis pada Uji Coba I Tabel 4.20. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 148
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Uji Coba I
Tabel 4.21. Deskripsi Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah 151 Dan Berpikir Kreatif Matematis Uji coba II
Tabel 4.22. Tingkat Penguasaan Kemampuan Pemecahan Masalah 152 Matematis Siswa Hasil Posttest Uji Coba II
Tabel 4.23. Tingkat Penguasaan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 153 Siswa Hasil Tes Uji Coba II
(13)
ix
Tabel 4.24. Tingkat Ketuntasan Klasikal Kemampuan 155 Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis
pada Uji Coba II
Tabel 4.25. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap Kemampuan 156 Pemecahan Masalah Matematis pada Uji Coba II
Tabel 4.26.Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap Kemampuan 159 Berpikir Kreatif Matematis pada Uji Coba II
Tabel 4.27.Deskripsi Hasil Peningkatan Kemampuan 162 Pemecahan Masalah Matematis
Tabel 4.28. Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 163 Untuk Setiap Indikator
Tabel 4.29. Deskripsi Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 164 Tabel 4.30. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa 165
untuk Setiap Indikator
Tabel 4.31. Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa Uji Coba I 167 Tabel 4.32 Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa 170 Tabel 4.33.Tabel Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran 174
(14)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D 83
Gambar 3.2 Peta Konsep Segi Empat 76
Gambar 3.3 Prosedur Penelitian Pengembangan 82 PerangkatPembelajaran
Gambar 4.1 Peta Konsep Materi Segi Empat 106
Gambar 4.2. Cover Buku Siswa 117
Gambar 4.3. Peta Konsep Segiempat 118
Gambar 4.4. Materi Segiempat 119
Gambar 4.5. Lembar Aktivitas Siswa 120
Gambar 4.6 Sebelum dan Sesudah Revisi RPP Validator III 124 Gambar 4.7.Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 142
Matematis Hasil Tes Uji Coba I
Gambar 4.8. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif 144 Matematis Hasil Tes Uji coba I
Gambar 4.9. Pesentase Ketuntasan Klasikal Kemampuan 145 Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis
pada Uji Coba I
Gambar 4.10.Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 147 Kemampuan Pemecahan Masalah pada Uji Coba I
Gambar 4.11. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 149 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Uji Coba I Gambar 4.12. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Hasil 152
Tes Uji Coba II
Gambar 4.13. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 154 Hasil Tes Uji coba II
Gambar 4.14. Pesentase Ketuntasan Klasikal Kemampuan Pemecahan 155 Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis pada Uji Coba II Gambar 4.15. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 158
Kemampuan Pemecahan Masalah pada Uji Coba II
Gambar 4.16. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 160 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Uji Coba II Gambar 4.17. Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah 163 untuk Setiap Indikator
Gambar 4.18. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 166 untuk Setiap Indikator
(15)
DAFTAR LAMPIRAN Riwayat Hidup
SK Pembimbing
Surat Undangan Seminar Proposal Tesis Surat Ijin Penelitian
Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah Surat Undangan Ujian Tesis
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pemanfaatan teknologi sangat berpengaruh pada saat ini, globalisasi dan perkembangan informasi mengalami perubahan pesat kearah yang lebih maju yang sedang terjadi pada segala bidang, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan profesi masyarakat. Hal ini menuntut individu untuk memiliki berbagai kemampuan dan keterampilan. Kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki tersebut termasuk diantaranya kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut berpikir kreatif untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Perubahan ini berimplikasi pula terhadap pendidikan. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.
Ruseffendi (2006) mengemukakan bahwa matematika merupakan aspek yang penting untuk membentuk sikap, sehingga tugas pengajar selain menyampainkan materi juga membantu pembentukan karakter siswa. Mengingat pentingnya matematika, maka sangat diharapkan siswa dapat menguasai pelajaran matematika. Namun kenyataannya, mutu pendidikan matematika di Indonesia masih kurang. Hal ini sesuai dengan keterangan data UNESCO yang
(17)
2
menyebutkan bahwa mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati.Ini menjadi sorotan karena merupakan masalah pendidikan yang harus diselesaikan.
Pada bidang pendidikan, kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah mendapatkan perhatian yang cukup besar. Hal itu terlihat pada upaya-upaya pengambil kebijakan dibidang pendidikan untuk memasukkan kedua komponen ini dalam berbagai kegiatan pendidikan, baik dimuat dalam kurikulum, strategi pembelajaran maupun perangkat pembelajaran lainnya. Upaya tersebut dimaksudkan agar setiap kegiatan pendidikan atau pembelajaran kepada siswa dapat dilatihkan keterampilan yang dapat mengembangkan kemampuan kreatif dan pemecahan masalah. Dengan demikian dunia pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pengembangan SDM yang kreatif dan memiliki kamampuan pemecahan masalah yang handal untuk menjalani masa depan yang penuh tantangan. Seperti tercantum dalam UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadikan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan kreatif dan pemecahan masalah bagi siswa pada pendidikan adalah melalui pembelajaran matematika. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sriyanto (2007:8) bahwa :
(18)
3
“selain matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, dengan belajar matematika seseorang dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, kritis dan kreatif, yang sungguh dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari”. Pada dasarnya hal yang paling mendasar terhadap masalah yang sering dihadapi bukan hanya masalah metode, strategi ataupun model pembelajaran apa yang digunakan, kita sering melupakan bahwa hal yang paling mendasar dalam proses pembelajaran adalah perangkat pembelajaran, dimana setiap guru sebelum memulai pelajaran harus terlebih dahulu mempersiapkan semua perangkat pembelajaran sebelum ia mengajar, baik itu RPP, bahan ajar, dan LAS, dimungkinkan juga menggunakan media agar pembelajaran lebih menarik dan mudah dipahami siswa, dan tak lupa strategi, metode, atau model pembelajaran apa yang akan diterapkan nantinya. Seperti halnya yang dituliskan oleh Suparno (dalam Fitriani, 2014:1) mengungkapkan bahwa:
“sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa lebih aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal siswa, kesemuaan ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran”
Pentingnya pengembangan perangkat pembelajaran bagi seorang guru, dimana perangkat pembelajaran merupakan panduan, artinya perangkat pembelajaran tersebut memberikkan arahan kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang telah disusun secara sistematis, yang sebelumnya telah disusun oleh guru tersebut. Perangkat pembelajaran merupakan tolak ukur, artinya didalam perangkat pembelajaran pasti memiliki alat evaluasi baik itu tes, non tes,
(19)
4
LAS, ataupun LKS. Perangkat pembelajaran merupakan peningkatan kualitas diri, artinya dengan adanya pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru, ini memperlihatkan bahwa guru tersebut telah menunjukkan keprofesionalannya sebagai guru. Perangkat pembelajaran itu mempermudah, artinya dengan dikembangkannya suatu perangkat pembelajaran sedemikian rupa akan mempermudah guru dalam proses pembelajarannya tanpa harus berpikir lagi hal apa atau bagaimana menyampaikan materi yang akan diajarkan .
Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih kreatif untuk mengembangkan bahan ajar yang akan digunakannya, sebisa mungkin mengembangkan perangkat pembelajaran yang menarik dan dapat menumbuhkan keingin tahuan siswa terhadap materi tersebut. Pengembangan perangkat pembelajaran merupakan tanggung jawab setiap guru, sebisa mungkin perangkat pembelajaran tersebut seefektif mungkin mengaktifkan proses pembelajaran siswa.
Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, guru diberi tuntutan dalam mempersiapkan desain pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar (Lembar Aktifitas Siswa, buku ajar, dan lainnya). Bahan ajar merupakan komponen terpenting yang harus dipersiapkan oleh guru
sebelum melaksanakan proses pembelajaran. National Center Vocational
Education Research ltd/National Center for Competency Based Training (Spronken-Smith, 2005) mengemukakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Bahan ajar dapat berupa apa saja yang dapat membantu
(20)
5
proses pembelajaran kearah yang lebih baik, disusun secara sistematis agar dapat digunakan guru dan siswa pada saat proses pembelajaran.
Pada dasarnya perangkat pembelajaran yang sering digunakan guru tergolong monoton, guru cenderung berpusat pada buku pegangan yang diberikan sekolah dan menyampaikan materi dengan cara yang biasanya, tanpa melakukan modifikasi terhadap bahan ajar dan model atau strategi pembelajaran. Disini akan diperlihatkan hasil wawancara dengan beberapa guru disalah satu sekolah, dan didapat hasil bahwa guru hanya menggunakan perangkat pembelajaran yang diberikan dari sekolah dimana guru tersebut mengajar. Dan hanya satu guru yang menggunakan media pembelajaran berupa software. Berikut hasil wawancara yang dilakukan.
Saat wawancara dilakukan dari beberapa guru matematika di sekolah tersebut, didapat bahwa hampir semua guru matematika memperbaharui RPP setiap tahun ajaran dengan sumber dari internet. Sedangkan materi yang diberikan pada siswa hanya bersumber dari buku yang diberikan dari sekolah atau penerbit saja, begitu juga dengan LAS yang digunakan. Model pembelajaran yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran kebanyakan sudah mencoba model pembelajaran yang bervariasi contohnya menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kualitas belajar, tetapi guru kembali lagi ke model pembelajaran konvensional, karena menganggap tidak adanya peningkatan belajar dengan menggunakan model tersebut.
Agar tercapainya tujuan dari proses pembelajaran, perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan model atau metode
(21)
6
yang diterapkan. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran, penyusunan bahan ajar hendaknya berdasarkan pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi matematika. Para peneliti lainnya telah menganjurkan kepada guru untuk membimbing siswa dalam memecahkan masalah secara kooperatif dalam konteks skenario nyata, bukan melakukan percobaan validasi hanya berdasarkan buku teks. Pengembangan perangkat pembelajaran ini haruslah
sesuai dengan lima standart proses yang ditetapkan oleh National Council of
Teachers of Mathematics (NCTM). Standar kemampuan matematis yang
dikemukakan oleh NCTM yaitu kemampuan matematis, meliputi pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, koneksi, dan representasi, yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang berkualitas perlu diperhatikan beberapa hal, yang mana dikemukakan oleh Rochmad (2012):
“Untuk memperoleh hasil pengembangan yang berkualitas diperlukan penilaian. Untuk menentukan kualitas hasil pengembangan model dan perangkat pembelajaran umumnya diperlukan tiga kriteria: kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan”.
Selain mengembangkan perangkat pembelajaran di sekolah, dalam sistem pendidikan sering ditemukan hal yang selalu ingin ditingkatkan yaitu pemecahan masalah siswa dan kemampuan berpikir kreatif, hal ini mendapat perhatian khusus, karena siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik, nantinya akan lebih mudah dalam menerima pelajaran. Hal itu terlihat pada upaya-upaya pengambil kebijakan dibidang pendidikan untuk memasukkan komponen ini dalam berbagai kegiatan pendidikan, baik dimuat dalam kurikulum, strategi pembelajaran maupun perangkat pembelajaran lainnya. Upaya tersebut
(22)
7
dimaksudkan agar supaya setiap kegiatan pendidikan atau pembelajaran, kepada siswa dapat dilatihkan keterampilan yang dapat mengembangkan kemampuan kreatif dan pemecahan masalah. Dengan demikian dunia pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pengembangan SDM yang kreatif dan memiliki kamampuan pemecahan masalah yang handal untuk menjalani mesa depan yang penuh tantangan
Supporting Kindergarten (2011) menyatakan bahwa pertanyaan efektif
dalam matematika adalah kunci untuk memulai dan membimbing proses inkuiri siswa dalam berpikir kritis, melakukan pemecahan masalah, dan merefleksikan pembelajaran mereka sendiri. Pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika karena dapat membangkitkan siswa untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, siswa menjadi lebih terampil dalam memilih dan mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, dan merumuskan penyelesaian permasalahan.Pembelajaran pemecahan masalah mengacu pada upaya yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan atau mencari solusi dari suatu masalah. Sebagian besar peneliti memeriksa pada umumnya strategi pemecahan masalah yang spesifik.
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) menyatakan seni
pemecahan masalah merupakan jantung dari matematika. Jadi pembelajaran matematika dapat didesain sedemikian sehingga pengalaman matematika sebagai pemecahan masalah. Dari rekomendasi NCTM tersebut dapat diartikan bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam pelajaran matematika, mengingat masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mengkonstruksikan
(23)
8
dan mengaplikasikan ide-ide dalam pemecahan masalah matematis, sehingga
perlu lebih dikembangkan dalam proses pembelajaran. Xuehui Xie pada jurnalnya
menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam matematika harus mencakup kedua aspek intelektual dan non intelektual. Aspek intelektual antara lain meliputi : a) kemampuan untuk merumuskan, (b) kemampuan menyelediki masalah matematika, (c) kemampuan untuk mencari strategi yang tepat, (d) kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, (e) kemampuan untuk mencerminkan dan memantau proses berpikir matematis. Dan aspek non intelektual antara lain : (a) budidaya disposisi positif, seperti ketekunan, rasa ingin tahu dan percaya diri, (b) pemahaman tentang peran matematika dalam kenyataan, (c) kecenderungan untuk mengeksplorasi pengetahuan baru dari perspektif matematika. Dan keduanya juga melihat penalaran sebagai proses dugaan, penjelasan dan pembenaran. Dan pendidikan matematika harus mendorong penalaran induktif dan deduktif siswa.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat melatih kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kreatif siswa, mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, pemecahan masalah sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan matematika.
Untuk meningkatakan pemecahan masalah pada siswa diperlukan perangkat pembelajaran yang mendukung serta media pembelajaran yang mendukung pula, dengan mengembangkan perangkat pembelajaran diharapkan akan meningkatkan kemampuan siswa khususnya kemampuan pemecahan
(24)
9
masalah. Perangkat yang akan dibuat harus sesuai dan konsep yang berikan akan cepat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Hal ini menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan proses pembelajaran, guru berupaya membentuk perangkat pembelajaran dan model pembelajaran yang sesuai dan menerapkannya kepada siswa, karena menyiapkan perangkat pembelajaran merupakan tanggung jawab setiap guru sebelum berlangsungnya proses pembelajaran.
Menyikapi permasalahan tersebut maka diperlukan pembelajaran yang kontruktivis. Salah satu model pembelajaran yang menganut paham konstruktivisme dimana siswa membangun sendiri kemampuannya adalah model inkuiri, yaitu suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dihadapi. Hinrichsen & Jarrett(dalam Erh-Tsung Chin, 2007) mengemukakan empat karakteristik inkuiri, yaitu menghubungkan pengetahuan individu dan konsep-konsep ilmiah, merancang percobaan, mengeksplorasi, dan membangun makna dari data dan observasi yang ada. Pembelajaran berbasis inkuiri melibatkan para siswa dalam mengajukan pertanyaan, merancang dan melaksanakan percobaan, menganalisis, dan mengkomunikasikan temuan mereka dalam rangka memperluas pengetahuan mereka. Alberta (2004) mengemukakan,
“pembelajaran berbasis inkuiri adalah sebuah proses dimana siswa terlibat dalam pembelajaran mereka, merumuskan pertanyaan, menyelidiki dengan luas dan kemudian membangun pemahaman, pengertian dan pengetahuan baru. Pengetahuan tersebut merupakan hal baru untuk siswa dan mungkin akan digunakan untuk menjawab pertanyaan, untuk mengembangkan suatu solusi atau untuk mendukung suatu sudut pandang.”
(25)
10
Model ini sesuai dengan kemampuan yang ingin ditingkatkan yaitu kemampuan pemecahan masalah, sesuai dengan di ungkapkan oleh Dennis Jarret mengemukakan alasan menerapkan inkuiri dalam proses pembelajaran, yaitu meningkatkan sikap dan prestasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pemahaman dan memfasilitasi penemuan matematika. Sedangkan menurut Alan, definisi inkuiri adalah pencapaian sebuah kelas dimana siswa terlibat dalam persoalan dasar yang berpusat pada siswa. Beberapa definisi yang berbeda dalam pendekatan inquiri, yaitu:
a. Structured inquiry – Guru meminta siswa untuk menyelidiki suatu
masalah, dengan pemberian prosedur, tetapi tidak memberitahu mereka tentang hasil yang diharapkan. Siswa akan menemukan hubungan antar variabel dari data yang dikumpulkan.
b. Guided inquiry-Guru hanya menyediakan materi dan masalah untuk
diselidiki. Siswa menyusun prosedur mereka sendiri untuk memecahkan masalah.
c. Open inquiry-Pendekatan ini mirip dengan inkuiri terbimbing (Guided
Inquiry), dengan tambahan bahwa siswa juga merumuskan masalah mereka sendiri untuk diselidiki.
d. Learning cycle-Siswa terlibat dalam kegiatan yang memperkenalkan
konsep baru. Guru kemudian memberikan nama resmi untuk konsep tersebut. Siswa mengaplikasikannya dalam konteks yang berbeda.
(26)
11
Dengan pembelajaran inquiri dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa serta mendukung perangkat pembelajaran yang akan diterpakan.
Pembelajaran yang menyenangkan memang menjadi langkah awal untuk mencapai hasil belajar yang berkualitas. Nurhadi, dkk (dalam Sari:2013) menyatakan bahwa “belajar akan lebih bermakna apabila siswa atau anak didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya”. Pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mampu mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan yang telah diperolehnya melalui pola pikir mereka sendiri. Nurhadi, dkk (dalam Sari:2013) menyatakan bahwa pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
“Konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat”.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemampuan berpikir kretif dan pemecahan masalah matematis siswa. Dalam memenuhi maksud tersebut, maka penulis tertarik mengadakan suatu penelitian tentang “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiri di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda”.
(27)
12
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas, diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.
1. Dalam belajar matematika, pembelajaran masih berfokus pada guru sebagai
sumber utama pengetahuan (teacher centered).
2. Dalam belajar matematika, siswa pasif untuk memberikan pendapat/ide,
pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru di kelas dalam menyampaikan materi pelajaran tidak melibatkan siswa secara aktif.
3. Perangkat pembelajaran yang digunakan di sekolah belum memadai untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif siswa.
4. Siswa kesulitan menyelesaikan soal kemampuan berpikir kreatif dan
pemecahan masalah matematis.
5. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
6. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
7. Rendahnya (negatif) respon siswa terhadap pembelajaran dikelas.
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Validitas, kepraktisan dan efektivitas perangkat pembelajaran matematika
yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa pada indikator;
(28)
13
b. Pencapaian ketuntasan tujuan pembelajaran
c. respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran
yang dilakukan.
2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri.
3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana validitas, kepraktisan, efektivitas perangkat pembelajaran
matematika yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa dengan model pembelajaran inquiri, dengan indikator efektivitas adalah sebagai berikut:
a. ketuntasan belajar siswa secara klasikal?
b. Pencapain ketuntasan tujuan pembelajaran?
c. respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran
(29)
14
2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan validitas, kepraktisan, efektivitas perangkat pembelajaran
matematika yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa dengan model pembelajaran inquiri, pada indikator;
a. ketuntasan belajar siswa secara klasikal.
b. Pencapain ketuntasan tujuan pembelajaran?
c. respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran
yang dilakukan
2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri?
(30)
15
3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri?
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat kepada banyak pihak dan menjadi masukan berarti bagi pembaharuan pembelajaran. Manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1. Bagi siswa melalui diterapkannnya perangkat pembelajaran matematika
menggunakan model pembelajaran inkuiri diharapkan tercipta sikap belajar yang positif dan kreatif.
2. Bagi guru, sebagai masukan untuk pengembangan perangkat pembelajaran
matematika menggunakan model pembelajaran inkuiri.
3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman
dalam pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
4. Sebagai bahan perbandingan dan informatif bagi pembaca ataupun peneliti
(31)
186
186 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Keefektivan perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran inquiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis sudah efektif untuk digunakan dalam pembelajaran, berdasarkan dari hasil validasi, kepraktisan perangkat dan efektivitas perangkat pembelajaran yang meliputi ketuntasan belajar secara klasikal, ketercapaian tujuan pembelajaran, dan respon siswa.
2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran inquiri pada materi segiempat adalah rata-rata pencapaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada uji coba I sebesar 73, 88 meningkat menjadi 77,58 pada uji coba II.. Hal ini menunjukkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis model inquiri mengalami peningkatan dari uji coba I ke uji coba II. Peningkatan terbesar yaitu 0,26 pada indikator flexibility, sementara peningkatan terkecil pada indikator elaboration hanya sebesar 0,08.
3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran inquiri pada materi segiempat adalah rata-rata pencapaian kemampuan pemecahan maslah siswa pada uji
(32)
187
coba I sebesar 77,92 meningkat menjadi 81,81 pada uji coba II. Hal ini menunjukkan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis model inquiri mengalami peningkatan dari uji coba I ke uji coba II. Peningkatan terbesar yaitu 0,21 pada indikator melakukan perhitungan, sementara peningkatan terkecil pada indikator memahami masalah hanya sebesar 0,01.
(33)
188
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Para guru dapat menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran inquiri sebagai alternatif pembelajaran, dengan bimbingan atau pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dapat terjangkau oleh siswa, sehingga siswa lebih mudah memahami masalah-masalah yang diberikan.
2. Untuk peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian yang sama mengenai peningkatan kemampuan kreatifitas dan pemecahan masalah matematis, perlu memperhatikan indikator elaboration pada kemampuan kreatifitas matematis dan indikator memahami masalah pada kemampuan pemecahan masalaah matematis, karena siswa sering mengalami kendala pada indikator tersebut, sehingga diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan indikator tersebut.
3. Peneliti menyarankan kepada pembaca dan para praktisi pendidikan untuk dapat melakukan penelitian sejenis. Sehingga kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang masih ada dapat diminimalisisir dengan adanya penelitian yang sejenis
(1)
b. Pencapaian ketuntasan tujuan pembelajaran
c. respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilakukan.
2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri.
3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana validitas, kepraktisan, efektivitas perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa dengan model pembelajaran inquiri, dengan indikator efektivitas adalah sebagai berikut:
a. ketuntasan belajar siswa secara klasikal? b. Pencapain ketuntasan tujuan pembelajaran?
(2)
2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan validitas, kepraktisan, efektivitas perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa dengan model pembelajaran inquiri, pada indikator;
a. ketuntasan belajar siswa secara klasikal. b. Pencapain ketuntasan tujuan pembelajaran?
c. respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilakukan
2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri?
(3)
3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri?
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat kepada banyak pihak dan menjadi masukan berarti bagi pembaharuan pembelajaran. Manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1. Bagi siswa melalui diterapkannnya perangkat pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran inkuiri diharapkan tercipta sikap belajar yang positif dan kreatif.
2. Bagi guru, sebagai masukan untuk pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran inkuiri.
3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
4. Sebagai bahan perbandingan dan informatif bagi pembaca ataupun peneliti selanjutnya.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Keefektivan perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran inquiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis sudah efektif untuk digunakan dalam pembelajaran, berdasarkan dari hasil validasi, kepraktisan perangkat dan efektivitas perangkat pembelajaran yang meliputi ketuntasan belajar secara klasikal, ketercapaian tujuan pembelajaran, dan respon siswa.
2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan
perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran inquiri pada materi segiempat adalah rata-rata pencapaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada uji coba I sebesar 73, 88 meningkat menjadi 77,58 pada uji coba II.. Hal ini menunjukkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis model inquiri mengalami peningkatan dari uji coba I ke uji coba II. Peningkatan terbesar yaitu 0,26 pada indikator flexibility, sementara peningkatan terkecil pada indikator elaboration hanya sebesar 0,08.
3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan perangkat
pembelajaran berbasis model pembelajaran inquiri pada materi segiempat adalah rata-rata pencapaian kemampuan pemecahan maslah siswa pada uji
(5)
coba I sebesar 77,92 meningkat menjadi 81,81 pada uji coba II. Hal ini menunjukkan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis model inquiri mengalami peningkatan dari uji coba I ke uji coba II. Peningkatan terbesar yaitu 0,21 pada indikator melakukan perhitungan, sementara peningkatan terkecil pada indikator memahami masalah hanya sebesar 0,01.
(6)
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Para guru dapat menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model
pembelajaran inquiri sebagai alternatif pembelajaran, dengan bimbingan atau pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dapat terjangkau oleh siswa, sehingga siswa lebih mudah memahami masalah-masalah yang diberikan.
2. Untuk peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian yang sama mengenai peningkatan kemampuan kreatifitas dan pemecahan masalah matematis, perlu memperhatikan indikator elaboration pada kemampuan kreatifitas matematis dan indikator memahami masalah pada kemampuan pemecahan masalaah matematis, karena siswa sering mengalami kendala pada indikator tersebut, sehingga diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan indikator tersebut.
3. Peneliti menyarankan kepada pembaca dan para praktisi pendidikan untuk dapat melakukan penelitian sejenis. Sehingga kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang masih ada dapat diminimalisisir dengan adanya penelitian yang sejenis