PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS NILAI-NILAI SPIRITUAL PADA MATERI REAKSI REDOKS.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS NILAI-NILAI
SPIRITUAL PADA MATERI REAKSI REDOKS
Oleh:
Sri Juliana Manihuruk
NIM 4123131086
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS
NILAI-NILAI SPIRITUAL PADA MATERI
REAKSI REDOKS
Sri Juliana Manihuruk (NIM 4123131086)
ABSTRAK
Penelitian pengembangan bahan ajar kimia berbasis nilai-nilai spiritual pada
materi reaksi redoks, bertujuan untuk, 1) mengetahui ada/tidaknya nilai-nilai
spiritual dalam materi ajar buku kimia SMA, 2) mengetahui bagaimana kelayakan
rancangan bahan ajar kimia berbasis nilai-nilai spiritual pada materi reaksi redoks
berdasarkan kriteria BSNP dan berdasarkan kriteria spiritual, 3) mengetahui
bagaimana tanggapan siswa terhadap rancangan bahan ajar kimia berbasis nilainilai spiritual yang dikembangkan. Penelitian ini meliputi empat tahapan yaitu, 1)
analisis kebutuhan, 2) penyusunan rancangan bahan ajar , 3) standarisasi dan
revisi rancangan bahan ajar berdasarkan BSNP, 4) tanggapan siswa terhadap
bahan ajar. Penelitian ini melibatkan 2 dosen, 1 guru dan 30 orang siswa.
Instrument yang digunakan adalah angket analisis nilai-nilai spiritual terhadap
buku teks kimia dan bahan ajar yang dikembangkan, angket penilaian kelayakan
bahan ajar berdasarkan BSNP, dan angket penilaian tanggapan siswa terhadap
bahan ajar. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data angket adalah: 1) analisis
nilai-nilai spiritual terhadap buku teks kimia yang digunakan di sekolah tidak
ada/kurang dengan nilai rata-rata 1,125; 2) penilaian kelayakan bahan ajar
berdasarkan BSNP valid dengan nilai rata-rata 3,725 dan berdasarkan kriteria
spiritual memiliki nilai rata-rata 3,375 yang artinya nilai-nilai spiritual yang
diinsertkan mendapat tanggapan yang positif, 3) tanggapan siswa terhadap bahan
ajar positif dengan nilai rata-rata 3,68
Kata Kunci
: Nilai-Nilai Spiritual, Bahan Ajar, BSNP
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis NilaiNilai Spiritual pada Materi Reaksi Redoks”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr.
Ayi Darmana, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan dan saran-saran sejak awal penelitian
hingga selesainya penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Muhammad Yusuf, M.Si, Ibu Destria Roza, S.Si, M.Si dan Ibu
Ratna Sari Dewi, S.Si, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan tugas
akhir ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Lisnawaty Simatupang,
S.Si, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik selama penulis menjalani
perkuliahan di UNIMED. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu
Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si yang telah
membantu penulis dalam standarisasi bahan ajar berbasis nilai-nilai spiritual.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Kepala Sekolah SMA N 1
Purba, Bapak Drs. Tulus M Tambunan dan guru kimia SMA N 1 Purba, yang
telah banyak membantu dan memberikan kelancaran selama penelitian di sekolah
SMA N 1 Purba.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang
sangat luar biasa A. Manihuruk dan E. br Lingga, terima kasih untuk doa-doa,
jerih payah dan perjuangan selama ini dalam menyekolahkan penulis dan yang
selalu memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. Teristimewa
juga kepada abang Jahya Manihuruk, kakak Dina Friance Manihuruk dan adik
penulis, Angelic Magdalena Manihuruk yang selalu memberi semangat dan
dukungan demi terselasainya studi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu PS, Elvi
Manihuruk, haryati, ummi, aria, dan devi yang merupakan kawan seperjuangan
v
dalam mengerjakan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada temanteman pendidikan Kimia C 2012, teman-teman seperjuangan semasa kuliah
khususnya, Marta, Nelly, Nobelia, Novia, Ita, Judika, Mei, Shinta, dan Intan untuk
partisipasi, dukungan, dan motivasi serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu kos dan mantan
penghuni (kost Kesya),kak Rhone, kak Nuri, bg Ginting, Basar, Arnias, Mery,
Eko, dan Edi yang juga turut serta memberi semangat dan dukungan dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa juga penulis sampaikan terima kasih kepada
teman-teman penulis sewaktu PPL (Posko Changnim), Roito, Juniar, Dewi, Mega,
Dorvalda, Novita, dan Setiawan yang selalu memberi motivasi dan dukungan
selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini
baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa, oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Medan, Juni 2016
Penulis
Sri Juliana Manihuruk
NIM 4123131086
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Defenisi Operasional
1
4
4
5
5
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1.
Bahan Ajar
7
2.1.1.
Pengertian dan Jenis Bahan Ajar
7
2.1.2.
Ruang Lingkup Bahan Ajar
8
2.1.3.
Tujuan dan Manfaat Pembuatan Bahan Ajar
8
2.1.4.
Kedudukan Bahan Ajar dalam Pembelajaran
9
2.1.5.
Teknik Penyusunan Bahan Ajar
10
2.1.6.
Pengembangan Bahan Ajar
11
2.1.7.
Perencanaan Bahan-bahan Pengajaran
12
vii
2.1.8.
Standar Bahan Ajar Berdasarkan BSNP
13
2.1.8.1. Standar Kelayakan Isi Buku Pelajaran Kimia
14
2.1.8.2. Standar Kelayakan Bahasa Buku Pelajaran Kimia
14
2.1.8.3. Standar Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran Kimia
14
2.2.
Spiritual
15
2.2.1.
Kecerdasan Spiritual (SQ)
15
2.2.2.
Ciri-ciri Anak yang Memiliki Kecerdasan Spiritual
15
2.2.3.
Hubungan Kepercayaan Eksistensial (Iman) dengan
Perkembangan Moral
16
2.3.
Tinjauan Materi Reaksi Redoks
17
2.4.
Kerangka Konseptual
23
BAB III
METODE PENELITIAN
25
3.1.
Metode Penelitian
25
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
25
3.3.
Populasi, Sampel, dan Subjek Penelitian
26
3.4.
Data, Sumber Data, Instrumen dan Analisis Data Penelitian
26
3.5.
Prosedur Penelitian
26
3.6.
Alur Penelitian
28
3.7.
Teknik Analisis Data
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
31
4.1
Peninjauan Buku Kimia SMA
31
4.2
Identifikasi Nilai-Nilai Spiritual pada Materi Reaksi Redoks dalam
Buku Kimia SMA
33
4.3
Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Nilai-Nilai Spiritual
34
4.4
Standarisasi Bahan Ajar Kimia Berbasis Nilai-Nilai Spiritual
36
viii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
39
5.1
Kesimpulan
39
5.2
Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
41
ix
DAFTAR GAMBAR
3.1.
Alur Penelitian
28
x
DAFTAR TABEL
3.1
Data, Sumber data, Instrumen, dan Analisis Data Penelitan
3.2
Skala Kriteria Kelayakan Bahan Ajar Reaksi Redoks
26
Berdasarkan Responden
30
Daftar Buku yang Dianalisis Berdasarkan Hasil Observasi di SMA N
1 Purba
31
4.2
Hasil Analisis Buku Teks Kimia SMA N 1 Purba
31
4.3
Hasil Identifikasi Nilai-Nilai Spiritual pada Buku Kimia SMA N 1
Purba
33
4.4
Gambaran Umum Rancangan Bahan Ajar Kimia Reaksi Redoks
34
4.5
Nilai-Nilai Spiritual yang Diinsertkan dalam Bahan Ajar
35
4.6
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai Spiritual
Berdasarkan Kelayakan BSNP Menurut Dosen Ahli Kimia dan Guru
Kimia
37
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai Spiritual
Menurut Dosen Ahli Kimia dan Guru Kimia
37
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai Spiritual yang
Dilakukan oleh Siswa
38
4.1
4.7
4.8
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Silabus Mata Pelajaran Kimia
43
Lampiran 2
Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran
48
Lampiran 3
Instrumen Test Penilaian Bahan Ajar pada Materi Reaksi
Redoks untuk Validator dan Guru Kimia
Lampiran 4
49
Angket Penilaian Rancangan Bahan Ajar Kimia Berbasis
Nilai-Nilai Spiritual pada Materi Kimia Reaksi Redoks untuk
Siswa
Lampiran 5
Angket Penilaian Spiritual Bahan Ajar Kimia SMA/MA
Kelas X untuk Validator
Lampiran 6
84
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai
Spiritual Menurut Dosen Ahli Kimia dan Guru Kimia
Lampiran 9
70
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar pada Materi Reaksi
Redoks untuk Validator (Guru)
Lampiran 8
68
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar pada Materi Reaksi
Redoks untuk Validator (Dosen Ahli)
Lampiran 7
64
98
Hasil Angket Analisis Nilai-Nilai Spiritual Bahan Aja
Berbasis Nilai-Nilai Spiritual Menurut Dosen Ahli Kimia dan
Guru Kimia
Lampiran 10
110
Daftar Penilai Kualitas Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai
Spiritual pada Materi Reaksi Redoks
113
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Istilah pendidikan, nilai, moral, etika dalam pandangan masyarakat pada
umumnya sering dicampuradukkan. Hal itu terwakili dalam pandangan Brian Hill
dalam Sutardjo (2012), yang mengatakan bahwa ketika orang berbicara tentang
„Pendidikan Nilai‟, mereka biasanya akan berbicara tentang moral, agama, nilai
dan etika. Ia mengatakan hakikat pendidikan nilai adalah mengantar peserta didik
mengenali, mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai, moral dan keyakinan
agama, untuk memasuki kehidupan budaya zamannya.
Terkait dengan pendidikan nilai-nilai luhur Pancasila, Sastraprateja dalam
Prayitno (2010), mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia yang didasarkan
pada nila-nilai luhur Pancasila paling sedikit harus memiliki lima ciri, yaitu:
Pertama Pendidikan haruslah memperlakukan manusia dengan hormat, karena
menurut keyakinan religius manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi
di antara ciptaan lain di dunia. Kedua,pendidikan harus bersifat manusiawi,
artinya manusia harus dilihat sebagai subjek didik. Ketiga, pendidikan harus
berwawasan kebangsaan, artinya pendidikan harus dapat sebagai perekat bangsa
sehingga antara warga yang satu dengan yang lain memperoleh kedudukan dan
martabat yang sama. Keempat, pendidikan harus demokratis, setiap manusia harus
dihargai dan diperlakukan sama, dan yang kelima, pendidikan harus menjadi
pendidikan yang berkeadilan, “education for justice” dan sekaligus menjadi
perwujudan dari keadilan sosial itu sendiri.
Pendidikan adalah suatu proses panjang dalam rangka mengantarkan
manusia menjadi seseorang yang kaya spiritual dan intelektual, maka guru sebagai
tenaga pendidikan mempunyai makna penting untuk berperan serta dalam
mensukseskan tujuan pendidikan nasional yang bercita-cita terwujudnya manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa serta berkembangnya potensi diri secara
optimal (Harianto, 2013)
2
Di sisi lain, Negara Indonesia telah menyelenggarakan pendidikan sejak
berpuluh-puluh tahun merdeka, namun demikian tingkat ketercapaian pendidikan
nasional masih jauh dari yang diharapkan baik dari sisi pengembangan sumber
daya manusia yang ahli, terampil dan cerdas terlebih lagi jika diukur dengan
indikator pencapaian iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta
akhlak yang mulia.
Sebagai contoh nyata, di Indonesia sangat marak terjadi perilaku-perilaku
yang tidak mencerminkan bahwa siswa telah menerima pendidikan dengan baik
dari sekolah seperti tawuran, penggunaan narkoba, kekerasan seksual, bahkan
telah banyak siswa yang tidak menghormati guru dan orang tuanya. Hal ini telah
menyebabkan ketidaksesuaian tujuan pendidikan Indonesia dengan kenyataan
yang terjadi.
Hal tersebut dapat dipicu oleh karena masalah-masalah sebagai berikut,
diantaranya: 1) Sikap apatis guru sains terhadap agama, sebagian guru tidak suka
membicarakan sains dengan agama karena dianggap dua hal yang sangat berbeda,
berlainan, dimana agama dimulai dengan “keyakinan” sedangkan sains dimulai
dengan “ketidakyakinan”. 2) Sebagian guru menganggap sains bebas nilai. 3)
Pada umumnya pemikir, perencana, pelaksana kurikulum terutama para guru tidak
mampu/tidak cukup mengerti bagaimana mempersiapkan dan mengajarkan materi
sains berbasis nilai moral agama yang dapat mengantarkan siswa memungkinkan
menjadi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini
dikarenakan mereka juga tidak pernah mendapatkannya selama dipersekolahan. 4)
Sangat terbatasnya referensi, baik berupa buku maupun ahli yang dapat dijadikan
sebagai rujukam atau model dalam pembelajaran sains berbasis moral yang dapat
mengantarkan siswa menjadi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa (Darmana, 2013)
Dalam kurikulum 2013 terdapat 4 kompetensi yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran, salah satu diantaranya adalah Kompetensi Inti 1 yang
memuat tentang sikap spiritual. Pada kompetensi ini ditekankan supaya guru tidak
hanya fokus terhadap materi pelajaran saja namun guru diharapkan mampu
mengaplikasikan hubungan materi dengan spiritualitas siswa, sehingga kelak
3
materi pelajaran yang telah diterima oleh siswa dapat diaplikasikan dalam
kehidupannya dengan sebaik-baiknya dan tidak disalahgunakan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan agar tujuan tersebut dapat tercapai
adalah dengan mengembangkan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran,
salah satu contoh bahan ajar yaitu buku. Buku ajar kimia bermutu, inovatif dan
diintegrasikan dengan pendidikan karakter sangat diperlukan oleh siswa Sekolah
Menengah Atas karena berfungsi ganda sebagai media pembelajaran dan
sekaligus memperbaiki karakter baik siswa (Situmorang, 2013).
Buku yang digunakan siswa sekarang ini cenderung terfokus pada
penguasaan materi (kognitif) saja. Apabila bahan ajar yang digunakan oleh siswa
dikembangkan berbasis nilai spiritual maka siswa tidak hanya memperoleh
pengetahuan (kognitif) saja namun siswa akan memperoleh motivasi dan
merangsang siswa untuk lebih tertarik pada proses pembelajaran dimana bahan
ajar yang digunakan juga memberikan pengaruh positif terhadap psikologis siswa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Simatupang (2013) yang menyatakan bahwa
pengembangan bahan
ajar dengan mengintegrasikan nilai-nilai
spiritual
diharapkan mampu menumbuhkan karakter yang baik terhadap siswa di dalam
materi ajar yang juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
meningkatkan karakter baik bagi bangsa sesuai budaya di Indonesia.
Kendala yang dihadapi adalah bagaimana menyusun rancangan bahan ajar
memuat nilai spiritual agar sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dan dapat digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Kekeliruan dalam
memasukkan nilai-nilai ini dapat berakibat sebaliknya, bukannya kebaikan tetapi
keburukan yang dapat berupa pengkaburan konsep sains atau konsep agama itu
sendiri. Secara teoritis ada beberapa kaidah dalam memasukkan atau
mengintegrasikan nilai-nilai agama kepada materi sains, diantaranya “tidak
memaksakan”, tidak perlu dicari-cari kaitannya kalau memang secara substansi
tidak berhubungan. (Darmana, 2013).
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain,
Penelitian yang dilakukan oleh Darmana (2013) tentang pandangan siswa
terhadap nilai Tauhid melalui materi termokimia diperoleh hasil 51,9%
4
memperoleh skor >20 dan 48% memperoleh skor >15 dan
SPIRITUAL PADA MATERI REAKSI REDOKS
Oleh:
Sri Juliana Manihuruk
NIM 4123131086
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS
NILAI-NILAI SPIRITUAL PADA MATERI
REAKSI REDOKS
Sri Juliana Manihuruk (NIM 4123131086)
ABSTRAK
Penelitian pengembangan bahan ajar kimia berbasis nilai-nilai spiritual pada
materi reaksi redoks, bertujuan untuk, 1) mengetahui ada/tidaknya nilai-nilai
spiritual dalam materi ajar buku kimia SMA, 2) mengetahui bagaimana kelayakan
rancangan bahan ajar kimia berbasis nilai-nilai spiritual pada materi reaksi redoks
berdasarkan kriteria BSNP dan berdasarkan kriteria spiritual, 3) mengetahui
bagaimana tanggapan siswa terhadap rancangan bahan ajar kimia berbasis nilainilai spiritual yang dikembangkan. Penelitian ini meliputi empat tahapan yaitu, 1)
analisis kebutuhan, 2) penyusunan rancangan bahan ajar , 3) standarisasi dan
revisi rancangan bahan ajar berdasarkan BSNP, 4) tanggapan siswa terhadap
bahan ajar. Penelitian ini melibatkan 2 dosen, 1 guru dan 30 orang siswa.
Instrument yang digunakan adalah angket analisis nilai-nilai spiritual terhadap
buku teks kimia dan bahan ajar yang dikembangkan, angket penilaian kelayakan
bahan ajar berdasarkan BSNP, dan angket penilaian tanggapan siswa terhadap
bahan ajar. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data angket adalah: 1) analisis
nilai-nilai spiritual terhadap buku teks kimia yang digunakan di sekolah tidak
ada/kurang dengan nilai rata-rata 1,125; 2) penilaian kelayakan bahan ajar
berdasarkan BSNP valid dengan nilai rata-rata 3,725 dan berdasarkan kriteria
spiritual memiliki nilai rata-rata 3,375 yang artinya nilai-nilai spiritual yang
diinsertkan mendapat tanggapan yang positif, 3) tanggapan siswa terhadap bahan
ajar positif dengan nilai rata-rata 3,68
Kata Kunci
: Nilai-Nilai Spiritual, Bahan Ajar, BSNP
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis NilaiNilai Spiritual pada Materi Reaksi Redoks”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr.
Ayi Darmana, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan dan saran-saran sejak awal penelitian
hingga selesainya penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Muhammad Yusuf, M.Si, Ibu Destria Roza, S.Si, M.Si dan Ibu
Ratna Sari Dewi, S.Si, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan tugas
akhir ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Lisnawaty Simatupang,
S.Si, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik selama penulis menjalani
perkuliahan di UNIMED. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu
Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si yang telah
membantu penulis dalam standarisasi bahan ajar berbasis nilai-nilai spiritual.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Kepala Sekolah SMA N 1
Purba, Bapak Drs. Tulus M Tambunan dan guru kimia SMA N 1 Purba, yang
telah banyak membantu dan memberikan kelancaran selama penelitian di sekolah
SMA N 1 Purba.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang
sangat luar biasa A. Manihuruk dan E. br Lingga, terima kasih untuk doa-doa,
jerih payah dan perjuangan selama ini dalam menyekolahkan penulis dan yang
selalu memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. Teristimewa
juga kepada abang Jahya Manihuruk, kakak Dina Friance Manihuruk dan adik
penulis, Angelic Magdalena Manihuruk yang selalu memberi semangat dan
dukungan demi terselasainya studi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu PS, Elvi
Manihuruk, haryati, ummi, aria, dan devi yang merupakan kawan seperjuangan
v
dalam mengerjakan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada temanteman pendidikan Kimia C 2012, teman-teman seperjuangan semasa kuliah
khususnya, Marta, Nelly, Nobelia, Novia, Ita, Judika, Mei, Shinta, dan Intan untuk
partisipasi, dukungan, dan motivasi serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu kos dan mantan
penghuni (kost Kesya),kak Rhone, kak Nuri, bg Ginting, Basar, Arnias, Mery,
Eko, dan Edi yang juga turut serta memberi semangat dan dukungan dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa juga penulis sampaikan terima kasih kepada
teman-teman penulis sewaktu PPL (Posko Changnim), Roito, Juniar, Dewi, Mega,
Dorvalda, Novita, dan Setiawan yang selalu memberi motivasi dan dukungan
selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini
baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa, oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Medan, Juni 2016
Penulis
Sri Juliana Manihuruk
NIM 4123131086
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Defenisi Operasional
1
4
4
5
5
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1.
Bahan Ajar
7
2.1.1.
Pengertian dan Jenis Bahan Ajar
7
2.1.2.
Ruang Lingkup Bahan Ajar
8
2.1.3.
Tujuan dan Manfaat Pembuatan Bahan Ajar
8
2.1.4.
Kedudukan Bahan Ajar dalam Pembelajaran
9
2.1.5.
Teknik Penyusunan Bahan Ajar
10
2.1.6.
Pengembangan Bahan Ajar
11
2.1.7.
Perencanaan Bahan-bahan Pengajaran
12
vii
2.1.8.
Standar Bahan Ajar Berdasarkan BSNP
13
2.1.8.1. Standar Kelayakan Isi Buku Pelajaran Kimia
14
2.1.8.2. Standar Kelayakan Bahasa Buku Pelajaran Kimia
14
2.1.8.3. Standar Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran Kimia
14
2.2.
Spiritual
15
2.2.1.
Kecerdasan Spiritual (SQ)
15
2.2.2.
Ciri-ciri Anak yang Memiliki Kecerdasan Spiritual
15
2.2.3.
Hubungan Kepercayaan Eksistensial (Iman) dengan
Perkembangan Moral
16
2.3.
Tinjauan Materi Reaksi Redoks
17
2.4.
Kerangka Konseptual
23
BAB III
METODE PENELITIAN
25
3.1.
Metode Penelitian
25
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
25
3.3.
Populasi, Sampel, dan Subjek Penelitian
26
3.4.
Data, Sumber Data, Instrumen dan Analisis Data Penelitian
26
3.5.
Prosedur Penelitian
26
3.6.
Alur Penelitian
28
3.7.
Teknik Analisis Data
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
31
4.1
Peninjauan Buku Kimia SMA
31
4.2
Identifikasi Nilai-Nilai Spiritual pada Materi Reaksi Redoks dalam
Buku Kimia SMA
33
4.3
Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Nilai-Nilai Spiritual
34
4.4
Standarisasi Bahan Ajar Kimia Berbasis Nilai-Nilai Spiritual
36
viii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
39
5.1
Kesimpulan
39
5.2
Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
41
ix
DAFTAR GAMBAR
3.1.
Alur Penelitian
28
x
DAFTAR TABEL
3.1
Data, Sumber data, Instrumen, dan Analisis Data Penelitan
3.2
Skala Kriteria Kelayakan Bahan Ajar Reaksi Redoks
26
Berdasarkan Responden
30
Daftar Buku yang Dianalisis Berdasarkan Hasil Observasi di SMA N
1 Purba
31
4.2
Hasil Analisis Buku Teks Kimia SMA N 1 Purba
31
4.3
Hasil Identifikasi Nilai-Nilai Spiritual pada Buku Kimia SMA N 1
Purba
33
4.4
Gambaran Umum Rancangan Bahan Ajar Kimia Reaksi Redoks
34
4.5
Nilai-Nilai Spiritual yang Diinsertkan dalam Bahan Ajar
35
4.6
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai Spiritual
Berdasarkan Kelayakan BSNP Menurut Dosen Ahli Kimia dan Guru
Kimia
37
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai Spiritual
Menurut Dosen Ahli Kimia dan Guru Kimia
37
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai Spiritual yang
Dilakukan oleh Siswa
38
4.1
4.7
4.8
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Silabus Mata Pelajaran Kimia
43
Lampiran 2
Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran
48
Lampiran 3
Instrumen Test Penilaian Bahan Ajar pada Materi Reaksi
Redoks untuk Validator dan Guru Kimia
Lampiran 4
49
Angket Penilaian Rancangan Bahan Ajar Kimia Berbasis
Nilai-Nilai Spiritual pada Materi Kimia Reaksi Redoks untuk
Siswa
Lampiran 5
Angket Penilaian Spiritual Bahan Ajar Kimia SMA/MA
Kelas X untuk Validator
Lampiran 6
84
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai
Spiritual Menurut Dosen Ahli Kimia dan Guru Kimia
Lampiran 9
70
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar pada Materi Reaksi
Redoks untuk Validator (Guru)
Lampiran 8
68
Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar pada Materi Reaksi
Redoks untuk Validator (Dosen Ahli)
Lampiran 7
64
98
Hasil Angket Analisis Nilai-Nilai Spiritual Bahan Aja
Berbasis Nilai-Nilai Spiritual Menurut Dosen Ahli Kimia dan
Guru Kimia
Lampiran 10
110
Daftar Penilai Kualitas Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai
Spiritual pada Materi Reaksi Redoks
113
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Istilah pendidikan, nilai, moral, etika dalam pandangan masyarakat pada
umumnya sering dicampuradukkan. Hal itu terwakili dalam pandangan Brian Hill
dalam Sutardjo (2012), yang mengatakan bahwa ketika orang berbicara tentang
„Pendidikan Nilai‟, mereka biasanya akan berbicara tentang moral, agama, nilai
dan etika. Ia mengatakan hakikat pendidikan nilai adalah mengantar peserta didik
mengenali, mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai, moral dan keyakinan
agama, untuk memasuki kehidupan budaya zamannya.
Terkait dengan pendidikan nilai-nilai luhur Pancasila, Sastraprateja dalam
Prayitno (2010), mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia yang didasarkan
pada nila-nilai luhur Pancasila paling sedikit harus memiliki lima ciri, yaitu:
Pertama Pendidikan haruslah memperlakukan manusia dengan hormat, karena
menurut keyakinan religius manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi
di antara ciptaan lain di dunia. Kedua,pendidikan harus bersifat manusiawi,
artinya manusia harus dilihat sebagai subjek didik. Ketiga, pendidikan harus
berwawasan kebangsaan, artinya pendidikan harus dapat sebagai perekat bangsa
sehingga antara warga yang satu dengan yang lain memperoleh kedudukan dan
martabat yang sama. Keempat, pendidikan harus demokratis, setiap manusia harus
dihargai dan diperlakukan sama, dan yang kelima, pendidikan harus menjadi
pendidikan yang berkeadilan, “education for justice” dan sekaligus menjadi
perwujudan dari keadilan sosial itu sendiri.
Pendidikan adalah suatu proses panjang dalam rangka mengantarkan
manusia menjadi seseorang yang kaya spiritual dan intelektual, maka guru sebagai
tenaga pendidikan mempunyai makna penting untuk berperan serta dalam
mensukseskan tujuan pendidikan nasional yang bercita-cita terwujudnya manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa serta berkembangnya potensi diri secara
optimal (Harianto, 2013)
2
Di sisi lain, Negara Indonesia telah menyelenggarakan pendidikan sejak
berpuluh-puluh tahun merdeka, namun demikian tingkat ketercapaian pendidikan
nasional masih jauh dari yang diharapkan baik dari sisi pengembangan sumber
daya manusia yang ahli, terampil dan cerdas terlebih lagi jika diukur dengan
indikator pencapaian iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta
akhlak yang mulia.
Sebagai contoh nyata, di Indonesia sangat marak terjadi perilaku-perilaku
yang tidak mencerminkan bahwa siswa telah menerima pendidikan dengan baik
dari sekolah seperti tawuran, penggunaan narkoba, kekerasan seksual, bahkan
telah banyak siswa yang tidak menghormati guru dan orang tuanya. Hal ini telah
menyebabkan ketidaksesuaian tujuan pendidikan Indonesia dengan kenyataan
yang terjadi.
Hal tersebut dapat dipicu oleh karena masalah-masalah sebagai berikut,
diantaranya: 1) Sikap apatis guru sains terhadap agama, sebagian guru tidak suka
membicarakan sains dengan agama karena dianggap dua hal yang sangat berbeda,
berlainan, dimana agama dimulai dengan “keyakinan” sedangkan sains dimulai
dengan “ketidakyakinan”. 2) Sebagian guru menganggap sains bebas nilai. 3)
Pada umumnya pemikir, perencana, pelaksana kurikulum terutama para guru tidak
mampu/tidak cukup mengerti bagaimana mempersiapkan dan mengajarkan materi
sains berbasis nilai moral agama yang dapat mengantarkan siswa memungkinkan
menjadi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini
dikarenakan mereka juga tidak pernah mendapatkannya selama dipersekolahan. 4)
Sangat terbatasnya referensi, baik berupa buku maupun ahli yang dapat dijadikan
sebagai rujukam atau model dalam pembelajaran sains berbasis moral yang dapat
mengantarkan siswa menjadi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa (Darmana, 2013)
Dalam kurikulum 2013 terdapat 4 kompetensi yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran, salah satu diantaranya adalah Kompetensi Inti 1 yang
memuat tentang sikap spiritual. Pada kompetensi ini ditekankan supaya guru tidak
hanya fokus terhadap materi pelajaran saja namun guru diharapkan mampu
mengaplikasikan hubungan materi dengan spiritualitas siswa, sehingga kelak
3
materi pelajaran yang telah diterima oleh siswa dapat diaplikasikan dalam
kehidupannya dengan sebaik-baiknya dan tidak disalahgunakan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan agar tujuan tersebut dapat tercapai
adalah dengan mengembangkan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran,
salah satu contoh bahan ajar yaitu buku. Buku ajar kimia bermutu, inovatif dan
diintegrasikan dengan pendidikan karakter sangat diperlukan oleh siswa Sekolah
Menengah Atas karena berfungsi ganda sebagai media pembelajaran dan
sekaligus memperbaiki karakter baik siswa (Situmorang, 2013).
Buku yang digunakan siswa sekarang ini cenderung terfokus pada
penguasaan materi (kognitif) saja. Apabila bahan ajar yang digunakan oleh siswa
dikembangkan berbasis nilai spiritual maka siswa tidak hanya memperoleh
pengetahuan (kognitif) saja namun siswa akan memperoleh motivasi dan
merangsang siswa untuk lebih tertarik pada proses pembelajaran dimana bahan
ajar yang digunakan juga memberikan pengaruh positif terhadap psikologis siswa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Simatupang (2013) yang menyatakan bahwa
pengembangan bahan
ajar dengan mengintegrasikan nilai-nilai
spiritual
diharapkan mampu menumbuhkan karakter yang baik terhadap siswa di dalam
materi ajar yang juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
meningkatkan karakter baik bagi bangsa sesuai budaya di Indonesia.
Kendala yang dihadapi adalah bagaimana menyusun rancangan bahan ajar
memuat nilai spiritual agar sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dan dapat digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Kekeliruan dalam
memasukkan nilai-nilai ini dapat berakibat sebaliknya, bukannya kebaikan tetapi
keburukan yang dapat berupa pengkaburan konsep sains atau konsep agama itu
sendiri. Secara teoritis ada beberapa kaidah dalam memasukkan atau
mengintegrasikan nilai-nilai agama kepada materi sains, diantaranya “tidak
memaksakan”, tidak perlu dicari-cari kaitannya kalau memang secara substansi
tidak berhubungan. (Darmana, 2013).
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain,
Penelitian yang dilakukan oleh Darmana (2013) tentang pandangan siswa
terhadap nilai Tauhid melalui materi termokimia diperoleh hasil 51,9%
4
memperoleh skor >20 dan 48% memperoleh skor >15 dan