PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LAJU REAKSI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA.

(1)

Putri Liani Pasaribu NIM 4123131069

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Putri Liani Pasaribu dilahirkan di Bah Gunung tanggal 31 Maret 1995. Ayah bernama Salim Parlindungan Pasaribu dan Ibu bernama Mariani Lubis, dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan dimulai tahun 2000, yaitu penulis masuk sekolah di SD Negeri 091617 Serbelawan, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(4)

iii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LAJU REAKSI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA

MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

Putri Liani Pasaribu (NIM 4123131069)

ABSTRAK

Model pembelajaran yang diterapkan dan pengembangan bahan ajar ini bertujuan untuk memperoleh bahan ajar yang memenuhi kriteria BSNP, mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis kontekstual terhadap hasil belajar, dan mengetahui pengaruh hasil belajar terhadap KKM (Ketuntasan Kriteria Minimal). Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 18 Medan. Populasi yakni seluruh siswa kelas XI IPA yang terdiri dari 4 (empat) kelas. Sampel ditetapkan dengan random sampling yakni mengambil 1 kelas yang dijadikan kelas eksperimen. Pengambilan data untuk hasil belajar siswa diperoleh instrumen yang valid sebanyak 20 soal dan reliabel (0,8098). Hasil penelitian menunjukkan bahan ajar memenuhi kriteria BSNP, data yang diperoleh : Kelayakan Isi = 3,78; Kelayakan Bahasa = 3,79; Kelayakan Penyajian = 3,79; Kelayakan Kegrafikan = 3,85; serta Pengintegrasian Kontekstual = 3,92 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi. Implementasi pembelajaran berbasis kontekstual yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar dalam materi laju reaksi. Kesimpulan dari penelitian : hasil belajar kimia menggunakan CTL terintegrasi bahan ajar lebih besar dari harga KKM, pada tingkat kepercayaan 95 % dan diperoleh persen peningkatan hasil belajar siswa sebesar 82%.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Laju Reaksi Berbasis Kontekstual pada Mata Pelajaran Kimia di SMA”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penentuan judul sampai dengan selesainya skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si, Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, dan Ibu Dr. Ir. Nurfajriani, M.Si, sebagai dosen-dosen penguji saya yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Arsad Sembiring, M.Ed selaku Kepala SMA Negeri 18 Medan atas izin penelitian yang diberikan kepada penulis dan kepada Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas XI IPA SMA Negeri 18 Medan yang telah membantu selama penelitian ini.

Teristimewa ucapan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Salim Parlindungan Pasaribu & Saralen Saragih, dan Ibunda tercinta Mariani Lubis & Supiani Lubis, yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan serta selalu memberikan semangat, motivasi, cinta, kasih sayang dan selalu mendoakan saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih juga penulis sampaikan


(6)

v

kepada adik-adik saya (Deby, Alfahri, dan Arya) yang selalu memberikan semangat kepada saya.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat-sahabat tercinta (Devi Ratna Sari, Febiana Wulandari, Mariana Magdalena Harianja, Marliana Fitri, Mei Silitonga) dan seluruh mahasiswa Kimia Reguler C 2012 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Teristimewa kepada abangda terkasih Faisal Abdillah yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Medan, Juni 2016 Penulis,

Putri Liani Pasaribu NIM 4123131069


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Batasan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Bahan Ajar 7

2.1.1. Pengertian Bahan Ajar 7

2.1.2. Jenis Bahan Ajar 7

2.1.3. Fungsi Bahan Ajar 8

2.1.4. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar 8

2.1.5. Alur Penyusunan Bahan Ajar 10

2.1.6. Format Bahan Ajar 11

2.2. Standar Pengembangan Buku Teks Pembelajaran 12

2.3. Pembelajaran Kimia Inovatif 14

2.4. Pembelajaran Kontekstual 15

2.4.1. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 19

2.4.2. Skenario Pembelajaran Kontekstual 20

2.4.3. Langkah-langkah Pembelajaran CTL 23

2.4.4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kontekstual 24

2.5. Kerangka Konseptual 24

2.6. Hipotesis Penelitian 25

BAB III METODE PENELITIAN 27

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 27

3.2.1. Populasi 27

3.2.2. Sampel 27


(8)

vii

3.3.1. Variabel Bebas 27

3.3.2. Variabel Terikat 27

3.4. Istrumen Penelitian 27

3.4.1. Uji Validasi Isi 28

3.4.2. Validitas Tes 29

3.4.3. Reliabilitas Tes 29

3.4.4. Tingkat Kesukaran Soal 30

3.4.5. Daya Pembeda Soal 30

3.4.6. Distruktor (Pengecoh) 31

3.5. Rancangan Penelitian 32

3.6. Prosedur Kegiatan Penelitian 33

3.7. Teknik Analisis Data 34

3.7.1. Uji Normalitas 35

3.7.2. Uji Homogenitas 35

3.7.3. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 35

3.7.4. Analisis Angket BSNP Standarisasi Bahan Ajar 36

3.8. Uji Hipotesis 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38

4.1. Hasil Penelitian 38

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 38

4.1.2. Validitas Isi Instrumen Tes 38

4.1.3. Validitas test 38

4.1.4. Reliabilitas Instrumen Tes 39

4.1.5. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 39

4.1.6. Daya Pembeda Instrumen Tes 39

4.1.7. Distruktor (Pengecoh) 39

4.2. Pengembangan Bahan Ajar 40

4.3. Standarisasi Bahan Ajar 40

4.4. Deskripsi Data Penelitian 41

4.5. Uji Persyaratan Analisa Data 42

4.5.1. Uji Normalitas Data 42

4.5.2. Uji Homogenitas Data 42

4.6. Uji Hipotesis 43

4.7. Peningkatan Hasil Belajar 43

4.8. Pembahasan Hasil Penelitian 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46

5.1. Kesimpulan 46

5.2. Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 47


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-langkah Bahan Ajar 34


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Klasifikasi Analisis Validitas Isi 29

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Tabel 32

Tabel 3.3. Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi 36 Tabel 3.4. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Bahan Ajar 36

Pembelajaran

Tabel 4.1. Hasil Standarisasi Bahan Ajar 41 Tabel 4.2. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pretest, 42

Postest, dan Gain


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Kimia 49 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 54 Lampiran 3 Instrumen Tes (Sebelum divalidasi) 76 Lampiran 4 Instrumen Tes (Setelah divalidasi) 82 Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Tes (Sebelum validasi) 86 Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes (Setelah validasi) 87 Lampiran 7 Lembar Validasi Isi Instrumen Tes 88 Lampiran 8 Penilaian Kisi-Kisi Instrumen Tes (Validator 1) 105 Lampiran 9 Penilaian Kisi-Kisi Instrumen Tes (Validator 2) 122 Lampiran 10 Lembar Jawaban 139 Lampiran 11 Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran 140 Lampiran 12 Penilaian Buku Teks Pelajaran (5 Responden) 154 Lampiran 13 Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes 166 Lampiran 14 Perhitungan Validitas Tes 167 Lampiran 15 Tabel Validitas Instrumen Tes 169 Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Tes 170 Lampiran 17 Tabel Reliabilitas Instrumen Penelitian 172 Lampiran 18 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 173 Lampiran 19 Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 175 Lampiran 20 Perhitungan Daya Beda Tes 176 Lampiran 21 Tabel Daya Beda Instrumen Penelitian 178 Lampiran 22 Tabel Distraktor Instrumen Penelitian 179 Lampiran 23 Kesimpulan Analisis Instrumen Tes 182 Lampiran 24 Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, 184

dan Varian Kelas Eksperimen

Lampiran 25 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 190 Lampiran 26 Uji Normalitas Data 192 Lampiran 27 Uji Homogenitas Data 195


(12)

xi

Lampiran 28 Perhitungan Uji Hipotesis 196 Lampiran 29 Jadwal Kegiatan Penelitian 198 Lampiran 30 Tabel Nilai r-Product Moment 200 Lampiran 31 Tabel Nilai Kritis Chi Kuadrat (X2) 201 Lampiran 32 Tabel Nilai Distribusi t 202 Lampiran 33 Hasil Analisis Buku 203 Lampiran 34 Bahan Ajar 213 Lampiran 35 Dokumentasi Penelitian 214 Lampiran 36 Surat 217


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Semakin meningkat kualitas suatu pendidikan, maka kualitas sumber daya manusia juga akan semakin baik. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. (Trianto, 2009)

Lee, dkk (2010) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran yang bermutu. Pengadaan materi pelajaran bermutu dapat dilakukan melalui bahan ajar bermutu. Situmorang (2013) menyatakan bahwa bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai. Di samping itu bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu. Buku-buku yang ada di universitas lebih menekankan pada misi penyampaian pengetahuan atau fakta belaka. Inovasi dari pengarang buku tersebut masih sangat kurang, sehingga pelajar sering merasa bosan dalam membaca buku tersebut. Tidak tepat jika dalam proses kegiatan belajar, materi yang diajarkan hanya bergantung kepada buku teks dan dianggap sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Maka dari itu diperlukan bahan ajar inovatif yang terintegrasi dengan media dan metode pembelajaran. Beberapa media pendidikan yang sering dipergunakan dalam pembelajaran diantaranya media cetak, elektronik, model dan peta (Silitonga dan Situmorang, 2009). Adapun metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pelajaran kimia yaitu metode praktikum, demonstrasi, diskusi, ceramah dan penugasan. Dengan


(14)

2

demikian, pembelajaran ilmu kimia tidak tepat hanya dilakukan dengan metode ceramah saja, melainkan diperlukan metode lain yang dapat memberikan kesempatan kepada pelajar untuk melakukan suatu proses kerja ilmiah.

Terdapat berbagai model yang telah dikembangkan untuk meningkatkan kreatifitas siswa misalnya dengan pendektan pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Pendekatan kontekstual merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarakan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. (Marlina,dkk. 2011).

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus dikuasai siswa jurusan IPA karena mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang masuk dalam Ujian Nasional. Namun pada saat ini tingkat penguasaan materi siswa terhadap pelajaran kimia masih sangat rendah. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan adanya faktor yang mempengaruhi seorang siswa dapat mencapai keberhasilan belajar kimia, antara lain faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal yakni kondisi lingkungan disekitar siswa dan faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi pembelajaran kimia yang menarik agar pembelajaran tidak monoton dan setiap siswa yang mempelajari kimia tidak merasa bosan dan tertarik untuk mempelajarinya.

Materi kimia di dalam bahan ajar harus tuntas, sistematik, mudah dimengerti, menarik, memotivasi belajar mandiri, dan memiliki materi tambahan sebagai pengayaan sesuai dengan karakteristik pebelajar (Situmorang dan Situmorang, 2013). Bahan ajar yang baik tentu saja harus mampu memotivasi pebelajar untuk belajar (Simatupang, 2013). Inovasi yang dilakukan pada bahan ajar dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa dengan adanya ilustrasi


(15)

gambar, contoh soal dan pengembangannya yang memanfaatkan teknologi komputer.

Dalam penelitian sebelumnya, penggunaan modul inovatif yang merupakan salah satu jenis bahan ajar dalam pembelajaran, telah terbukti memberikan hasil yang baik dalam meningkatkan prestasi pelajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang (2013) mengenai Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, menunjukkan bahwa buku ajar kimia hasil inovasi dapat menolong pelajar di dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Pelajar sangat tertarik menggunakan buku ajar hasil inovasi dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar pelajar, yaitu kelompok eksperimen memiliki hasil rata-rata 84,44±8,33, sedangkan kelompok kontrol 75,28±11,62), dan keduanya berbeda nyata (ttest 7,964 > ttabel 1,662). Penelitian lain yang dilakukan oleh Kristiyani (2009) yang berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa Kelas VIII SMP menunjukkan bahwa pada siklus I, nilai yang diperoleh siswa menunjukkan suatu peningkatan yang bertahap. Nilai pretest sebesar 56,12, dan nilai rata-rata posttest sebesar 65,50, dengan presentase kenaikan sebesar 7,71%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata posttest sebesar 78,50 dengan presentase kenaikan sebesar 9,03%.

Penelitian yang terkait dengan pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh Suharyadi, dkk (2013) yang berjudul Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, menyatakan bahwa guru menilai buku ajar telah memenuhi aspek keterbacaan yang baik dengan persentase rata-rata 80%. Sedangkan respon dari siswa, dengan menggunakan buku ajar yang telah dibuat, 56% siswa dapat mengerjakan soal dengan baik. Demikian halnya dengan hasil penelitian Cahyono (2014) yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Stoikiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis PBL, penilaian modul diperoleh 3,35 dan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu kelompok eksperimen memiliki persen peningkatan 53,50%,


(16)

4

sedangkan kelompok kontrol 50,12%, dan keduanya berbeda nyata (thitung 8,23 > ttabel 1,319).

Salah satu materi yang ada dalam pelajaran kimia adalah laju reaksi. Banyak bahan ajar tentang laju reaksi pada siswa yang kurang mencakup pada pokok bahasan yang seharusnya. Sulitnya materi yang akan dibahas dan membutuhkan nalar yang tinggi membutuhkan metode yang digunakan berbasis ke kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu materi ini akan lebih mudah dipahami jika tersedia bahan ajar inovatif yang diintegrasikan dengan media dan metode pembelajaran yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dan mencoba mengembangkan bahan ajar inovatif dalam pengajaran kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar kimia yang inovatif dalam bentuk hardcopy untuk mendukung pencapaian kompetensi yang diinginkan. Penelitian ini berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Laju Reaksi Berbasis Kontekstual pada Mata Pelajaran Kimia di SMA”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bahan ajar yang tersedia lebih bersifat informasi sehingga kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Penyusunan materi dalam bahan ajar harus disampaikan sesuai dengan karakteristik model pembelajaran.

3. Penyajian materi dalam bahan ajar yang kurang dimodifikasi, cenderung monoton dan membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi kurang menarik dan semakin sulit dipahami siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengembangan bahan ajar laju reaksi sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)?


(17)

2. Apakah implementasi pendekatan kontekstual yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi laju reaksi?

3. Apakah hasil belajar kimia menggunakan pendekatan kontekstual

terintegrasi bahan ajar lebih besar dari harga KKM?

1.4. Batasan Masalah

Dalam hal ini pembatasan masalah perlu dilakukan agar penelitian dilakukan dengan baik dan terarah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar dikembangkan dari minimal 5 buku kimia yang

berkaitan dengan laju reaksi.

2. Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar yang telah dikembangkan. 3. Bahan ajar yang telah disusun divalidasi oleh responden yang meliputi

dosen mata kuliah kimia umum I dan guru mata pelajaran kimia.

4. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 18 Medan.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah pengembangan bahan ajar laju reaksi sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

2. Untuk mengetahui apakah implementasi pendekatan kontekstual yang

didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi laju reaksi.

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia menggunakan pendekatan kontekstual terintegrasi bahan ajar lebih besar dari harga KKM.


(18)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti, bahan ajar yang dibuat dapat memberikan tambahan wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam membuat sumber belajar serta meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.

2. Bagi Guru, memberi informasi pada guru agar menyampaikan materi ajar

dengan bahan ajar yang sesuai untuk siswa dan menyampaikannya dengan lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

3. Bagi Siswa, menambah wawasan dan pengetahuan baru, serta

memungkinkan siswa lebih mengerti belajar kimia sehingga semakin memajukan pendidikan di Indonesia.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya, memberi informasi dalam penelitian selanjutnya untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran khusunya proses pembelajaran kimia.

1.7. Definisi Operasional

1. Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

2. Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar yang dikembangkan yang telah divalidasi oleh validator berdasarkan kriteria standar BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

3. Hasil belajar adalah hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan penguasaan terhadap bahan ajar yang mencakup aspek kognitif yang terdiri dari C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (analisis) dan dinyatakan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP), dengan pengolahan data yang diperoleh : Kelayakan Isi = 3,78; Kelayakan Bahasa = 3,79; Kelayakan Penyajian = 3,79; Kelayakan Kegrafikan = 3,85; serta Pengintegrasian Kontekstual ke dalam Bahan Ajar = 3,92 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi.

2. Implemetasi model pembelajaran berbasis kontekstual yang didukung bahan

ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi laju reaksi, dengan persen peningkatan hasil belajar sebesar 82%.

3. Dari penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan pengolahan data yang

ada, maka didapat hasil belajar kimia menggunakan CTL terintegrasi bahan ajar lebih besar dari harga KKM, pada tingkat kepercayaan 95 %.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka penulis menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan pembelajaran

berbasis kontekstual sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran kimia.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut

disarankan lebih memperhatikan kelemahan dalam model pembelajaran ini, dan dapat mengkolaborasikan dengan media yang sejalan dengan perkembangan teknologi sehingga terjadi lompatan pemahaman dalam belajar.

3. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan saat

melakukan penelitian sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.


(20)

47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Cahyono, J, (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Stokiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL), Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, CV Pustaka Setia, Bandung.

Kristiyani, Ary, (2009), Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa Kelas VIII SMP, Jurnal Pendidikan

8(1):1-10.

Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. dan Nyquist, J., (2010), how to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1):57-59 Marlina,dkk., (2011) Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada

Perkuliahan Dasar Rias (tata kecantikan wajah dan rambut) untuk Meningkatkan Kreatifitas Mahasiswa, Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1)

Ngalimun, (2012), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressinto, Banjarmasin.

Prastowo, A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Jakarta, Kencana Pranamedia Group.

Rusman, (2010), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Bandung: Rajawali Pers

Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta

Silitonga, L.L., dan Situmorang, M., (2009), Evektivitas Media Audiovisual Terhadap peningkatan Prestasi belajar Siswa pada pengajaran Sistim Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia1(1): 1-9.

Silitonga, P.M., (2011), Statistika: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Graha Ilmu, Yogyakarta.


(21)

Simatupang, N., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif Untuk SMA/MA Kelas X Semester II, Tesis, Universitas Negeri Medan, Medan. Situmorang, M.; Sinaga, M.; Tarigan, D.A. Sitorus, C.J, and Tobing, A.M.L.,

(2011), The Affectivity OF innovated Chemistry Learning Methods to

Increase Student’s Achievement in Teaching of Solubility and Solubility

Product, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan,17(1) : 29-37

Situmorang, M, Sinaga, M., dan Juniar, A., (2006), Efektifitas Inovasi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kimia Analitik II, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 13(1): 1-13.

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran

Kimia (Dengan Suplemen), Universitas Negeri Medan, Medan.

Situmorang, H., dan Situmorang, M., (2013), Efektifitas Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan

19(1): 1-7.

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Proseding Semirata, FMIPA, Universitas Lampung. Sudrajat, A, (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum

Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung

Sugiyono, (2008), Statistik untuk Penelitian, Alfabeta,Bandung.

Suharyadi, dkk, (2013) Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia1(1): 60-68

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.


(1)

sedangkan kelompok kontrol 50,12%, dan keduanya berbeda nyata (thitung 8,23 > ttabel 1,319).

Salah satu materi yang ada dalam pelajaran kimia adalah laju reaksi. Banyak bahan ajar tentang laju reaksi pada siswa yang kurang mencakup pada pokok bahasan yang seharusnya. Sulitnya materi yang akan dibahas dan membutuhkan nalar yang tinggi membutuhkan metode yang digunakan berbasis ke kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu materi ini akan lebih mudah dipahami jika tersedia bahan ajar inovatif yang diintegrasikan dengan media dan metode pembelajaran yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dan mencoba mengembangkan bahan ajar inovatif dalam pengajaran kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar kimia yang inovatif dalam bentuk hardcopy untuk mendukung pencapaian kompetensi yang diinginkan. Penelitian ini berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Laju Reaksi Berbasis Kontekstual pada Mata Pelajaran Kimia di SMA”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bahan ajar yang tersedia lebih bersifat informasi sehingga kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Penyusunan materi dalam bahan ajar harus disampaikan sesuai dengan karakteristik model pembelajaran.

3. Penyajian materi dalam bahan ajar yang kurang dimodifikasi, cenderung monoton dan membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi kurang menarik dan semakin sulit dipahami siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengembangan bahan ajar laju reaksi sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)?


(2)

2. Apakah implementasi pendekatan kontekstual yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi laju reaksi?

3. Apakah hasil belajar kimia menggunakan pendekatan kontekstual terintegrasi bahan ajar lebih besar dari harga KKM?

1.4. Batasan Masalah

Dalam hal ini pembatasan masalah perlu dilakukan agar penelitian dilakukan dengan baik dan terarah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar dikembangkan dari minimal 5 buku kimia yang berkaitan dengan laju reaksi.

2. Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar yang telah dikembangkan. 3. Bahan ajar yang telah disusun divalidasi oleh responden yang meliputi

dosen mata kuliah kimia umum I dan guru mata pelajaran kimia. 4. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 18 Medan. 1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah pengembangan bahan ajar laju reaksi sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

2. Untuk mengetahui apakah implementasi pendekatan kontekstual yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi laju reaksi.

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia menggunakan pendekatan kontekstual terintegrasi bahan ajar lebih besar dari harga KKM.


(3)

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti, bahan ajar yang dibuat dapat memberikan tambahan wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam membuat sumber belajar serta meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.

2. Bagi Guru, memberi informasi pada guru agar menyampaikan materi ajar dengan bahan ajar yang sesuai untuk siswa dan menyampaikannya dengan lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

3. Bagi Siswa, menambah wawasan dan pengetahuan baru, serta memungkinkan siswa lebih mengerti belajar kimia sehingga semakin memajukan pendidikan di Indonesia.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya, memberi informasi dalam penelitian selanjutnya untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran khusunya proses pembelajaran kimia.

1.7. Definisi Operasional

1. Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

2. Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar yang dikembangkan yang telah divalidasi oleh validator berdasarkan kriteria standar BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

3. Hasil belajar adalah hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan penguasaan terhadap bahan ajar yang mencakup aspek kognitif yang terdiri dari C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (analisis) dan dinyatakan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dengan pengolahan data yang diperoleh : Kelayakan Isi = 3,78; Kelayakan Bahasa = 3,79; Kelayakan Penyajian = 3,79; Kelayakan Kegrafikan = 3,85; serta Pengintegrasian Kontekstual ke dalam Bahan Ajar = 3,92 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi.

2. Implemetasi model pembelajaran berbasis kontekstual yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi laju reaksi, dengan persen peningkatan hasil belajar sebesar 82%.

3. Dari penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan pengolahan data yang ada, maka didapat hasil belajar kimia menggunakan CTL terintegrasi bahan ajar lebih besar dari harga KKM, pada tingkat kepercayaan 95 %.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka penulis menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis kontekstual sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran kimia.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan lebih memperhatikan kelemahan dalam model pembelajaran ini, dan dapat mengkolaborasikan dengan media yang sejalan dengan perkembangan teknologi sehingga terjadi lompatan pemahaman dalam belajar.

3. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan saat melakukan penelitian sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Cahyono, J, (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Stokiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, FMIPA

UNIMED, Medan.

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, CV Pustaka Setia, Bandung.

Kristiyani, Ary, (2009), Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Laporan Siswa Kelas VIII SMP, Jurnal Pendidikan

8(1):1-10.

Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. dan Nyquist, J., (2010), how to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1):57-59 Marlina,dkk., (2011) Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada

Perkuliahan Dasar Rias (tata kecantikan wajah dan rambut) untuk Meningkatkan Kreatifitas Mahasiswa, Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1)

Ngalimun, (2012), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressinto,

Banjarmasin.

Prastowo, A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Jakarta, Kencana Pranamedia Group.

Rusman, (2010), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Bandung: Rajawali Pers

Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta

Silitonga, L.L., dan Situmorang, M., (2009), Evektivitas Media Audiovisual Terhadap peningkatan Prestasi belajar Siswa pada pengajaran Sistim Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia1(1): 1-9.

Silitonga, P.M., (2011), Statistika: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Graha Ilmu, Yogyakarta.


(6)

Simatupang, N., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif Untuk SMA/MA Kelas X Semester II, Tesis, Universitas Negeri Medan, Medan. Situmorang, M.; Sinaga, M.; Tarigan, D.A. Sitorus, C.J, and Tobing, A.M.L.,

(2011), The Affectivity OF innovated Chemistry Learning Methods to Increase Student’s Achievement in Teaching of Solubility and Solubility Product, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 17(1) : 29-37

Situmorang, M, Sinaga, M., dan Juniar, A., (2006), Efektifitas Inovasi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kimia Analitik II, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 13(1): 1-13.

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran Kimia (Dengan Suplemen), Universitas Negeri Medan, Medan.

Situmorang, H., dan Situmorang, M., (2013), Efektifitas Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 19(1): 1-7.

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Proseding Semirata, FMIPA, Universitas Lampung. Sudrajat, A, (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum

Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung

Sugiyono, (2008), Statistik untuk Penelitian, Alfabeta,Bandung.

Suharyadi, dkk, (2013) Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia 1(1): 60-68

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.