Samuel F.R. Sinaga : Wanprestasi Dalam Perjanjian Jual Beli Sepeda Motor Dengan Jaminan Secara Kredit Studi PT. Indako Medan, 2007.
USU Repository © 2009
“Baku berarti patokan, ukuran, acuan. Jika bahasa hukum dibakukan, berarti bahasahukum itu ditentukan ukurannya, patokannya, standarnya, sehingga
memiliki arti tetap yang dapat menjadi pegangan umum”
23
23
Mariam Darus Badrulzaman. Aneka Hukum Bisnis, Cetakan I Alumni, Bandung 1994, hal. 46.
.
Perusahaan yang memakai perjanjian baku sangat beruntung karena tidak memerlukan banyak biaya dalam pembuatan perjanjian dan juga waktu yang singkat,
dan juga tenaga yang lebih efisien dibandingkan harus berhadapan langsung untuk membuat surat perjanjian dengan masing-masing calon debitur.
Di dalam perjanjian pembiayaan konsumen biasanya ada disebutkan mengenai denda ataupun sanksi kepada debitur apabila telat waktu dalam melakukan
pembayarannya.hal ini dapat dilihat dari bunyi pasal 3 ayat 4 Perjanjian Pembiayan Konsumen, yang menyatakan bahwa setiap keterlambatan pembayaran angsuran
hutang pembiayan di atas, debitur setuju membayar denda keterlambatan sebesar 5 0 lima permil per hari dari jumlah angsuran yang telah jatuh tempo tetapi belum
dibayar.
B. Jaminan yang Dipergunakan pada Perjanjian Jual Beli Sepeda Motor dengan Jaminan Secara Kredit.
Pada umumnya, Lembaga jaminan yang dipakai para pengusaha pada perjanjian jual beli dengan cara kredit ini menggunakan lembaga jaminan fiducia.
Yang menjadi jaminan dalam perjanjian jual beli dengan cara kredit ini yakni objek dari perjanjian tersebut, dalam hal ini sepeda motor itu sendiri.
Samuel F.R. Sinaga : Wanprestasi Dalam Perjanjian Jual Beli Sepeda Motor Dengan Jaminan Secara Kredit Studi PT. Indako Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam prakteknya, lembaga jaminan yang dipakai oleh PT. Indako adalah juga merupakan lemga jaminan fiducia. Jadi, walaupun sepeda motor yang menjadi
objek perjanjian tersebut telah diterima oleh pihak debitur, namun mereka tidak dapat bertindak secara bebas atas sepeda motor tersebut, karena debitur masih
berkewajiban melunasi harga sepeda motor tersebut. Oleh karena itu, setiap peralihan atau pembebanan jaminan atas sepeda motor tersebut harus mendapat persetujuan
ataupun juga harus diketahui oleh PT. Indako. Hal ini karena seluruh dokumen yang berhubungan dengan kepemilikan sepeda motor tersebut dipegang oleh pihak pemberi
dana. Dokumen yang berhubungan dengan kenderaan tersebut yang diberikan kepada debitur hanyalah STNK saja sampai debitur melunasi pembayaran baru kemudian
seluruh dokumen tersebut diserahkan kepada debitur. Selain itu, sepeda motor yang sudah diterima oleh debitur tersebut dapat juga ditarik kembali oleh supplier apabila
telah melewati batas waktu keterlambatan pembayaran cicilan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Yang menjadi dasar terjadinya pembebanan jaminan dalam bentuk fiducia adalah perjanjian jual beli, karena sepeda motor tersebut dapat dijadikan sebagai
jaminan karena berlakunya hukum jual beli secara kredit tersebut. Fiducia merupakan perjanjian accesoir, yang lahir dari perjanjian pokok,oleh
karena itu, untuk mengadakan perjanjian jual beli dengan lembaga jaminan fiducia, diperlukan tiga jaminan yaitu, adanya perjanjian jual beli yang menjadi dasarnya,
kemudian perjanjian pengakuan atas sisa hutangdan perjanjian pengikatan fiducia, selama barang-barang yang dibeli belum lunas pembayarannya.
Samuel F.R. Sinaga : Wanprestasi Dalam Perjanjian Jual Beli Sepeda Motor Dengan Jaminan Secara Kredit Studi PT. Indako Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam perjanjian jual beli dengan menggunakan jaminan fiducia, jual beli tersebut sudah dianggap selesai walaupun pembayaran atas barang tersebut belum
selesai dilakukan debitur. Oleh karena itulah perlu dibuat perjanjian pengakuan atas sisa hutang agar lebih menjamin pelunasan hutang tersebut.
C. Wanprestasi Dalam Perjanjian Jual Beli Sepeda Motor Dengan Jaminan Secara Kredit.