Pajak Daerah Pendapatan Asli Daerah PAD

tindakan kepala daerah selaku otorisator. Kepala daerah selaku penguasa anggaran dapat mengambil tindakan yang dapat berakibat pada anggaran, ataukah pedapatan, ataukah pembelanjaan. Pendapatan asli daerah PAD, ditegaskan oleh Yani 2002:39, bertujuan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah, sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Dimana sumber pendapatan asli daerah merupakan sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akan tetapi juga ditegaskan dalam UU No. 25 Tahun 1999 dan UU No. 33 Tahun 1999, dalam upaya meningkatkan pendapatan asli daerah PAD daerah dilarang: a menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi, dan b menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah, dan kegiatan imporekspor. Sumber pendapatan asli daerah ini terdiri dari UU No. 25 Tahun 1999 dan UU No. 33 Tahun 2004: a hasil pajak daerah, b hasil retribusi daerah, c hasil perusahaan milik daerah atau badan usaha milik daerah BUMD dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan antara lain: bagian laba, deviden, dan penjualan saham milik daerah, dan e lain-lain pendapatan asli daerah yang sah antara lain hasil penjualan asset tetap daerah dan jasa giro.

A. Pajak Daerah

Pajak daerah regional tax, didefinisikan sebagai iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, serta yang dapat dipaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; UU No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; PP No. 65 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah ; UU. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pengertian pajak daerah, berdasarkan UU No. 34 Tahun 2000 dan UU No. 28 Tahun 2009, pada dasarnya dapat lebih dijelaskan secara komperehensif sebagai berikut: a pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dengan pengaturan dari daerah sendiri, b pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional tetapi penetapan tarifnya dilakukan oleh pemerintah daerah, c pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh pemerintah daerah, dan d pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil pungutannya diberikan kepada, dibagi hasil dengan, atau dibebani pungutan tambahan oleh pemerintah daerah. Pajak daerah, sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah PAD, ditegaskan oleh Yani 2002:48, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pembiayaan dalam: a penyelenggarakan pemerintahan daerah, dan b pembangunan daerah, dengan tujuan untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian diharapkan daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Sebagaimana yang ditegaskan dalam UU No. 11 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah, pajak daerah adalah sebagai pungutan pemerintah daerah menurut peraturan pajak dipergunakan oleh pemerintah daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Jenis pajak daerah, sebagaimana dinyatakan oleh Yani 2002:45-55 dan dalam UU. 28 Tahun 2009, pada dasarnya ada 2 dua, yaitu: a pajak daerah di tingkat provinsi, dan b pajak daerah di tingkat kabupatenkota. Pajak daerah di tingkat kabupatenkota terdiri dari: a pajak hotel, b pajak restoran, c pajak hiburan, d pajak reklame, e pajak penerangan jalan, f pajak pengambilan bahan galian golongan C, dan g pajak parkir. Pajak hotel, yaitu pajak atas pelayanan hotel. Pajak restoran, yaitu pajak untuk pelayanan restoran. Pajak hiburan, yaitu pajak atas penyelenggaraan hiburan yang meliputi semua jenis pertunjukkan, permainan, permainan ketangkasan, danatau keramaian dengan nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau dinikamati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas berolah raga. Pajak reklame, adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pajak penerangan jalan, adalah pajak atas pengunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Pajak pengambilan bahan galian golongan C, adalah pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pajak parkir, adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan oleh pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

B. Retribusi Daerah