Analisis Kinerja Fiskal Dan Flypaper Effect Pada Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Periode Tahun 2005-2013

ANALISIS KINERJA FISKAL DAN FLYPAPER EFFECT PADA
BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI
SUMATERA SELATAN PERIODE
TAHUN 2005-2013

RACHMAT DARMAWAN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Fiskal
dan Flypaper Effect Pada Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

Selatan Periode Tahun 2005-2013 adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, April 2015
Rachmat Darmawan
NIM H14110103

iv

ABSTRAK
RACHMAT DARMAWAN. Analisis Kinerja Fiskal dan Flypaper Effect Pada
Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Periode Tahun
2005-2013. Dibimbing oleh MUHAMMAD FINDI ALEXANDI.
Penelitian yang dilakukan mencakup 14 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pemetaan kemampuan

fiskal kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal pada periode
2005-2013. Penelitian ini juga untuk melihat efek dari transfer Dana Alokasi
Umum terhadappengeluaran Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan.
Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat melihat indikasi flypaper effect pada
pengeluaran pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kuadran dan Indeks Kemampuan
Fiskal (IKF) yang digunakan untuk melihat kinerja fiskal daerah tahun 2005-2013,
selain itu, menggunakan metode data panel untuk menganalisis pengaruh transfer
Dana Alokasi Umum terhadap belanja pemerintah kabupaten/ kota di Provinsi
Sumatera Selatan.Model data panel yang digunakan dalam penelitian ini
menunjukkan pengaruh yang signifikan dari variabel DAU dan Belanja di tahun
sebelumnya (BDt-1) lebih besar dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
pendapatan per kapita (Y). Begitu jelas terlihat indikasi adanya fenomena flypaper
effect pada belanja pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan.
Kata kunci: Belanja Daerah, DAU, Flypaper effect, IKF, PAD.
ABSTRACT
RACHMAT DARMAWAN. An Analysis of Fiscal Performance and Flypaper
Effect on Local Government Spending Regency/Municipalities in South Sumatera
period 2005-2013.Supervised by MUHAMMAD FINDI ALEXANDI.
This study covers 14 districts/municipalities in South Sumatra. The purpose

of this study to look at the fiscal capability mapping districts/ cities in the
framework of the implementation of fiscal decentralization in the period 20052013. This study also to see the effect of the General Allocation Fund transfer to
Local GovernmentSpending the regency/municipalities in South Sumatera.
Therefore, the results of this study can see indications of flypaper effect on local
Government Spending regency/municipalitiesin South Sumatera.The method which
used in this study is the Quadrant Methods and Fiscal Capabilities Index (IKF) to
see the performance of the region's fiscal year 2005-2013, as well as use the panel
data methods to analyze the influence of the General Allocation Fund transfer to
the local goverment spending regency/municipalities of South Sumatera Province.
Panel data model used in this study showed a significant effect of the variable
DAU and Expenditure in the previous year (Bdt-1) is greater than revenue income
per capita (Y) and Local Government expenditure(BDt). So obvious indication of a
phenomenon flypaper effect on the local government spending regency/city in
South Sumatra Province.
Key words:DAU, Flypaper effect, IKF, Local Government Expenditure, dan PAD.

v

ANALISIS KINERJA FISKAL DAN FLYPAPER EFFECT PADA
BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI

SUMATERA SELATAN PERIODE
TAHUN 2005-2013

Rachmat Darmawan

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

vi

viii


ix

PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tak lupa
salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi dan Rasul termulia
Muhammad SAW beserta keluarganya dan sahabatnya yang setia hingga akhir
zaman.
Skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Fiskal dan Flypaper Effect Pada
Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan”, ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu
Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk
menganalisis pemetaan kinerja fiskal dan pengaruh transfer Dana Alokasi Umum
terhadap belanja daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada orang tua dan keluarga penulis, yakni AyahFarmansyah dan
Ibunda Parsuli serta adik tercinta dari penulis, Yuliana Syafitri atas segala doa dan
dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada:

1.
Dr. Muhammad Findi A, M.E. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu
memberikan arahan, bimbingan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
2.
Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si. selaku dosen penguji utama dan Deni Lubis
S.Ag, M.A. selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas saran dan
kritik yang telah diberikan untuk perbaikan skripsi
3.
Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi
FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.
4.
Keluarga Kecil Penulis, Resti Octavitrisa, Fakhri Isnan, M. Fakhri azhari,
Qonita Wakid, dan Yusrini Santika yang telah memberikan motivasi dan
doa.
5.
Teman satu bimbingan skripsi, Rosy, widya, Zulfa, dan Kemal yang telah
memberikan masukan dan doa.
6.
Teman-teman Ilmu Ekonomi 48 Feri, Faris, Faizal, Randy, Doni, Dodo,

Deny, Aulia, Siska, Dian, Kartika, dan yang lainnya atas dukungan dan
motivasinya.
7.
Teman-teman KKP Desa Cibitung, Idham, Chintya, Desna, Mimi, Dian,
Gina atas dukungan dan motivasinya.
8.
Semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2015
Rachmat Darmawan

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK

iv


DAFTAR ISI

x

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR TABEL

xii

DAFTAR LAMPIRAN

xii

PENDAHULUAN

1


Tujuan Penelitian

6

Manfaat penelitian

6

Ruang Lingkup Penelitian

6

TINJAUAN PUSTAKA

7

Desentralisasi fiskal

7


Flypaper Effect

7

Dana Alokasi Umum (DAU)

8

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

10

Teori Keuangan Daerah

11

Kerangka Pemikiran

12


Penelitian Terdahulu

13

Hipotesis Penelitian

14

METODE PENELITIAN

15

Jenis dan sumber data

15

Metode Analisis Data

15

Metode kuadran

15

Metode Indeks Kemampuan Keuangan

17

Metode Data Panel

17

Pengujian kriteria Ekonomi dan Statistik

18

Uji F atau Uji Chow

18

Uji Langrange Multiplier (LM)

19

Uji Hausman

19

Uji F

19

Uji t

20

Uji Koefisien Determinasi R2

20

Evaluasi Model

20

xi

Heteroskedastisitas

20

Autokorelasi

20

Uji Normalitas

21

Multikolinearitas

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

22

Kondisi Pemetaan Kinerja Fiskal di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
periode 2005-2013
22
Analisis Kinerja Fiskal Daerah

22

1.

Share PAD

22

2.

Growth Fiskal

23

3.

Elastisitas

24

Metode Kuadran

24

Metode Indeks Kemampuan Fiskal

27

Pengaruh Transfer DAU terhadap kinerja keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan terutama kaitannya dalam
pelaksanaan desentralisasi fiskal
29
Indikasi terjadinya fenomena Flypaper Effect
SIMPULAN DAN SARAN

31
33

Simpulan

33

Saran

34

DAFTAR PUSTAKA

35

LAMPIRAN

37

xii

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran
12
2. Share PAD terhadap pengeluaran daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun

2005-2013
23
3. Pertumbuhan kinerja fiskal daerah Provinsi Sumatera Selatan 2005-2013 23
4. Elastisitas PAD terhadap PDRB kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Selatan
24
5. Analisis pemetaan kemampuan keuangan Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Selatan
26

DAFTAR TABEL
1. Realisasi penerimaan dan pengeluaran Pemerintah Daerah Provinsi
2.
3.
4.
5.
6.

Sumatera Selatan Tahun 2005-2013 (dalam ribu rupiah)
3
Peta Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
4
Klasifikasi Status Kemampuan Keuangan Daerah Berdasarkan Metode
Kuadran
16
Deskripsi statistik growth dan share tahun 2005-2013
25
Kriteria tingkat kemampuan keuangan daerah
27
Koefisien penduga belanja daerah di Provinsi Sumatera Selatan
30

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perhitungan Indeks Elastisitas Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Selatan
37
Perhitungan Indeks Growth (Pertumbuhan Fiskal) Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Selatan
38
Perhitungan Indeks Share Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan
39
Indeks Kemampuan Fiskal Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan 40
Hasil estimasi model FEM,Pengaruh DAU, PAD, BDt-1, Y terhadap
Belanja Daerah Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan
41
Uji Chow
41
Uji Haussman
42
Uji Normalitas
42
Uji Multikolinearitas
43
Uji heteroskedastisitas
43
Uji Autokorelasi
43

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal sangat
cepat dan besar pengaruhnya terhadap kebijakan pemerintah baik fiskal maupun
moneter. Beberapa perubahan lingkungan strategis telah terjadi baik dalam ruang
lingkup domestik maupun internasional, seperti (1) dinamika ekonomi global
dengan segala manfaat dan kelemahannya, (2) perubahan sistem manajemen
pembangunan ke arah desentralisasi dan otonomi daerah di kabupaten atau kota,
dan (3) reorientasi peran pemerintah dalam pembangunan dari sebagai pelaku
menjadi pemicu dan pemacu pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat.
Perubahan lingkungan strategis tersebut mendorong Indonesia pada
situasi transisi berkepanjangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah
satu hal terpenting yang telah dilakukan, yaitu transisi dari suatu sistem
sentralistis menuju sistem yang lebih desentralisasi. Arus desentralisasi itu sendiri
merupakan sebuah proses yang dapat diciptakan menjadi sebuah kesempatan yang
harus dikelola dengan baik agar dapat memberikan hasil yang di inginkan.
Perubahan paradigma ini diharapkan mampu mengakomodasikan aspirasi
terhadap ketidakmerataan yang merupakan tuntutan penting sehingga terciptanya
otonomi daerah untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi bagi
daerah yang memiliki kelebihan (Mardiasmo 2002).
Secara garis besar, fiskal dalam keuangan daerah dapat di bagi menjadi
dua, yaitu penerimaan daerah dan pengeluaran daerah. Kedua komponen tersebut
sangat menentukan kedudukan suatu pemerintahan dalam rangka melaksanakan
otonomi daerah. Implementasi desentralisasi fiskal dan otonomi daerah yang di
dasarkan pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang di revisi dengan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004, memberikan kewenangan yang luas dan nyata kepada pemerintah daerah
untuk mengelola dan mengatur sumberdaya sesuai kepentingan masyarakat
daerahnya. Pemerintah daerah berwenang untuk menetapkan prioritas
pembangunan sesuai dengan potensi dan sumberdaya yang dimiliki.
Sementara itu, dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal, kebijakan
pengalokasiaan anggaran belanja daerah dalam bentuk dana perimbangan maupun
dana alokasi khusus diupayakan tetap konsisten dengan kebijakan fiskal nasional
(Abimanyu, 2003). Kebijakan yang dimaksud lebih diarahkan untuk memperkecil
ketimpangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah dengan tetap menjaga
netralitas fiskal,efisiensi, dan efektifitas kinerja pemerintah daerah (Mardiasmo,
Sidik 2002).
Setelah berlangsungnya pelaksanaan otonomi daerah ternyata dihadapkan
kepada permasalahan yang kemudian timbul yaitu pemerintah daerah cenderung
terlalu menggantungkan transfer pemerintah pusat untuk membiayai belanja
daerah tanpa
mengoptimalkan potensi yang di miliki oleh daerah.
Ketidakmampuan daerah menggali potensi-potensi fiskal melalui pajak dan
retribusi daerah berakibat kepada perbedaan yang timbul dalam penerimaan dan

2

pengeluaran antar daerah sehingga menyebabkan semakin timpangnya tingkat
pembangunan wilayah di indonesia.
Sumatera Selatan yang memiliki 15 kabupaten/kota, dalam hal ini
penelitian yang dilakukan pada 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan,
dimana 8 kabupaten merupakan kabupaten hasil pemekaran dan 7 kabupaten
merupakan kabupaten induk. Kabupaten/kota tersebut dituntut untuk memiliki
sarana dan prasarana yang lengkap dan juga dituntut untuk terus membangun baik
membangun sarana infrastruktur maupun membangun sumber daya manusia yang
berkualitas.
Jika diperhatikan beberapa wilayah di Provinsi Sumatera Selatan banyak
memiliki Potensi-potensi sumberdaya yang ada. Hal tersebut bertolak belakang
dengan kondisi Infrastruktur yang tersedia di beberapa wilayah di Provinsi
Sumatera Selatan. Semestinya Infrastruktur merupakan elemen penting dalam
membangun investasi lokal. Seperti contohnya, pada Kabupaten Musi Banyuasin
yang memiliki kandungan Minyak hitam, Kabupaten Prabumulih yang memiliki
potensi pada sektor perminyakan serta kabupaten Muara Enim yang berpotensial
pada sektor pertambangan dan beberapa wilayah lainnya.
Adanya keterbatasan Infrastruktur yang membuat terhambatnya
pertumbuhan investasi sehingga tidak mengalami perkembangan dari tahun ke
tahun. selaras dengan perjalanan otonomi daerah di Provinsi Sumatera Selatan
Pemerintah Kabupaten/Kota belum mampu menunjukan kemandirian, seharusnya
peran investasi lokal dapat memberikan sumbangsi terhadap Pendapatan Asli
Daerah yangmana PAD tidak hanya selalu mengandalkan potensi pajak dan
retribusi daerah saja.
Ketika transfer Dana Alokasi Umum (DAU) yang diperoleh oleh
pemerintah daerah dirasa besar, maka seketika pemerintah daerah berusaha agar
pada tahun-tahun berikutnya mendapatkan DAU yang diperoleh sama besarnya.
Padahal semestinya pemerintah daerah diharapkan mampu merepresentasikan
tujuan dari desentralisasi fiskal itu sendiri. Transfer pemerintah seharusnya dapat
dialokasikan pada sektor-sektor produktif sehingga dapat mendorong adanya
peningakatan investasi di daerah dan memaksimalkan potensi pendapatan daerah
yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah yang mana dapat membiayai belanja
daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah telah membawa perubahan yang signifikan
dalam hubungan pemerintah Pusat dan Daerah, sepertimeningkatnya tanggung
jawab pemerintah daerah atas berbagai pelayanan publik, mengalirnya dana
transfer dari Pusat ke daerah dalam jumlah yang besar sebagaimana pelaksanaan
prinsip money follows function dan maraknya pembentukan Daerah Otonom Baru
(DOB).
Berdasarkan tabel 1 dijelaskan bahwa penerimaan dan pengeluaran
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan adanya pelimpahan
wewenang kepada pemerintah daerah secara garis besar menyebabkan penerimaan
pemerintah daerah khususnya pada sektor Pendapatan Asli Daerah mengalami
peningkatan. Realisasi transfer pemerintah pusat juga menunjukan peningkatan
tiap tahunnya selama pelaksanaan desentralisasi fiskal. Adapun demikian, transfer
keuangan dalam bentuk dana perimbangan antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah yang merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam

3

mengatasi disparitas dalam pembangunan serta, membantu kinerja keuangan
daerah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal.
Dalam hal ini pemerintah daerah terlihat cenderung mengandalkan porsi
transfer Pemerintah pusat daripada mengedepankan upaya-upaya dalam menggali
potensi fiskal daerah. Pernyataan tersebut diperkuat dengan tingkat pertumbuhan
pengeluaran Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan terutamanya pada
belanja daerah mengalami peningkatan setelah berlakunya pelaksanaan
desentralisasi fiskal
Alokasi transfer yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah Provinsi Sumatera Selatan harus didasarkan pada respon yang menuntut
penggalian pada PAD dengan tidak hanya memperhatikan pada belanja daerah.
Keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pengumpulan pajak lokal
sehingga dapat menunjukan peningkatan proporsi pendapatan asli daerah dan
mampu membiayai belanja pemerintah daerah yang di tunjukan berdasarkan data
tiap tahunnya selama pelaksanaan desentralisasi fiskal selalu mengalami
peningkatan.
Tabel 1 Realisasi penerimaan dan pengeluaran Pemerintah Daerah Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2005-2013 (dalam ribu rupiah)
TR (Ribu
TE (Ribu
Realisasi PAD
Rupiah)
Rupiah)
2005
4.347.253.093 4.723.836.221
230.196.502
2006
7.588.822.540 8.703.230.057
352.353.905
2007
8.811.448.224 10.321.904.643
367.170.093
2008
9.923.784.151 11.220.233.589
448.806.362
2009
9.987.119.970 10.817.034.855
508.552.952
2010 12.432.856.206 13.045.125.644
632.844.688
2011 15.233.943.367 16.414.475.526
957.800.419
2012 17.617.662.851 19.176.768.778
1.270.333.116
2013 18.738.304.212 20.126.994.301
1.228.204.162
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015 (diolah).
Tahun

Keterangan :
TR
TE
DAPER
PAD

Realisasi
DAPER
3.964.447.952
7.183.509.906
7.925.468.078
8.955.498.618
8.734.838.171
10.409.782.639
11.992.852.442
14.215.757.184
15.297.730.499

= Total Penerimaan Daerah (Ribu Rupiah)
= Total Pengeluaran Daerah (Ribu Rupiah)
= Dana Perimbangan ( Ribu Rupiah)
= Pendapatan Asli Daerah (Ribu Rupiah)

Pemberian transfer terkonsep pada tujuan yaitu untuk meningkatkan
kapasitas daerah dalam membiayai belanja daerah yang lebih besar dari
pemberian transfer. Akan tetapi, pemberian transfer dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah juga menyebabkan ketidakefektifan pembiayaan pengeluaran
daerah. Pada konteks ini terjadilah yang namanya fenomena flypaper effect
dimana, berdasarkan hal tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan pajak dan
anggaran belanja pemerintah yang berlebihan, dan elastisitas pengeluaran

4

terhadap transfer yang lebih tinggi daripada elastisitas pengeluaran terhadap pajak
daerah.
Gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah yang
dicerminkan melalui penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah
(tidak termasuk dana alokasi khusus, dana darurat, dana pinjaman lama, dan
penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran
tertentu) yakni merupakan kapasitas fiskal. Peningkatan kapasitas fiskal daerah
sebagai bentuk upaya pemerintah daerah dengan menggali potensi-potensi PAD
yang dapat menyebabkan pergesaran pada fungsi produksi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Seharusnya dengan adanya pertumbuhan ekonomi dapat
memicu timbulnya Pendapatan Asli Daerah yaitu melalui potensi pajak dan
retribusi.
Tabel 2 Peta Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

DAERAH

Kabupaten Lahat
Kabupaten Musi Rawas
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Ogan Komering Ilir
Kabupaten Ogan Komering Ulu
Kota Palembang
Kota Prabumulih
Kota Pagar Alam
Kota Lubuklinggau
Kabupaten Banyuasin
Kabupaten Ogan Ilir
Kabupaten Ogan Komering Ulu
12
Timur
Kabupaten Ogan Komering Ulu
13
Selatan
14 Kabupaten Empat Lawang
15 Kabupaten Musi Banyuasin
Sumber: Kemenkeu RI, 2014.

INDEKS KAPASITAS
KATEGORI
FISKAL
0,4216
Rendah
0,4581
Rendah
0,5722
Sedang
0,3744
Rendah
0,7349
Sedang
0,1740
Rendah
1,0028
Tinggi
1,4904
Tinggi
0,6004
Sedang
0,4281
Rendah
0,5137
Sedang
0,3633

Rendah

0,6291

Sedang

0,7174
1,0921

Sedang
Tinggi

Berdasarkan Kapasitas Fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan
ayat (5) pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Tahun 2014
tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah, daerah dikelompokkan dalam 4 (empat)
kategori kapasitas fiskal yaitu :
a.
Daerah yang indeks Kapasitas Fiskalnya lebih dari atau sama dengan 2
(indeks ≥2) merupakan daerah yang termasuk kategori Kapasitas Fiskal
sangat tinggi.
b.
Daerah yang indeks Kapasitas Fiskalnya antara lebih dari atau sama
dengan 1 sampai kurang dari 2 (1≤indeks

Dokumen yang terkait

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Flypaper Effect Pada Unconditional Grant Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 45 80

Fenomena Flypaper Effect Pada Belanja Daerah Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Riau.

6 52 83

Fenomena Fly Paper Effect Pada Dana Perimbangan Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 28 126

Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Desentralisasi Fiskal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara.

1 60 72

Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Alokasi Umum (Dau) Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

0 41 89

Analisis Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

2 47 77

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Ketimpangan Pembangunan Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 27 81

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 15

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 11