Alasan Permohonan Kasasi Upaya Hukum Kasasi .1 Pengertian dan Macam-Macam Upaya Hukum

undang. Penentuan alasan kasasi yang limitatif dengan sendirinya serta sekaligus “membatasi” kewenangan Mahkamah Agung memasuki pemeriksaan perkara dalam tingkat kasasi, terbatas hanya meliputi kekeliruan pengadilan atas ketiga hal tersebut. Oleh karena itu bagi seseorang yang mengajukan permohonan kasasi, harus benar-benar memperhatikan keberatan kasasi yang disampaikan dalam kasasinya, agar keberatan tersebut dapat mengenai sasaran yang ditentukan dalam Pasal 253 ayat 1 KUHAP.

2.3.2 Alasan Permohonan Kasasi

Sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 244 KUHAP bahwa terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas. Terkait dengan upaya hukum kasasi tersebut dalam ketentuan Pasal 245 KUHAP disebutkan tentang prosedur atau tata cara diajukannya kasasi, antara lain : 1 Permohonan kasasi disampaikan oleh pemohon kepada panitera pengadilan yang telah memutus perkaranya dalam tingkat pertama, dalam waktu empat belas hari sesudah putusan pengadilan yang dimintakan kasasi itu diberitahukan kepada terdakwa ; 2 Permintaan tersebut oleh penitera ditulis dalam sebuah surat keterangan yang ditandatangani oleh panitera serta pemohon, dan dicatat dalam daftar yang dilampirkan pada berkas perkara ; 3 Dalam hal pengadilan negeri menerima permohonan kasasi, baik yang diajukan oleh penuntut umum atau terdakwa maupun yang diajukan oleh penuntut umum dan terdakwa sekaligus, maka panitera wajib untuk memberitahukan permintaan dari pihak yang satu kepada pihak yang lain. Apabila dalam kurun waktu empat belas hari sesudah putusan pengadilan telah lewat tanpa diajukannya permohonan kasasi oleh yang bersangkutan, maka yang bersangkutan dianggap telah menerima putusan tersebut Pasal 246 ayat 1 KUHAP. Demikian halnya apabila dalam kurun waktu empat belas hari sesudah putusan pengadilan pemohon terlambat mengajukan permohonan kasasi, maka hak untuk kasasi itu menjadi gugur, Pasal 246 ayat 2 KUHAP. Terkait dengan permohonan kasasi, Mahkamah Agung dapat mencabut permohonan kasasi, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 247 KUHAP : 1 Selama permohonan kasasi belum diputus oleh Mahkamah Agung, permohonan kasasi dapat dicabut sewaktu-waktu dan dalam hal sudah dicabut, permohonan kasasi dalam perkara itu tidak dapat diajukan lagi. 2 Jika pencabutan dilakukan sebelum berkas perkara dikirim ke Mahkamah Agung, berkas tersebut tidak jadi dikirimkan. 3 Apabila perkara telah mulai diperiksa akan tetapi belum diputus, sedangkan sementara itu pemohon mencabut permohonan kasasinya, maka pemohon dibebani membayar biaya perkara yang telah dikeluarkan oleh Mahkamah Agung hingga saat pencabutannya. 4 Permohonan kasasi hanya dapat dilakukan satu kali. Selanjutnya terkait dengan prosedur permohonan kasasi, syarat-syarat dalam pengajuan kasasi menurut ketentuan dalam KUHAP adalah : 1 Permohonan kasasi harus diajukan oleh terdakwa atau penuntut umum terhadap putusan selain putusan bebas Pasal 244 KUHAP. 2 Permohonan kasasi harus disampaikan kepada panitera dalam tenggang waktu 14 empat belas hari setelah putusan yang dimintakan kasasi tersebut diberitahukan kepada terdakwa Pasal 245 ayat 1 KUHAP. 3 Permohonan kasasi yang dicabut sebelum dikeluarkan putusan oleh Mahkamah agung, maka permohonan tersebut tidak dapat diajukan lagi. Karena permohonan kasasi hanya dapat dilakukan satu kali dalam suatu perkara pidana Pasal 247 ayat 1 dan 4 KUHAP. 4 Pemohon kasasi dalam mengajukan permohonan kasasi wajib menyampaikan memori kasasi yang berisi alasan-alasan dari permohonan kasasinya kepada panitera dalam jangka waktu 14 empat belas hari setelah pengajuan permohonan kasasi dilakukan Pasal 248 ayat 1 KUHAP. 5 Pengajuan memori kasasi harus memuat alasan-alasan sebagaimana tercantum dalam Pasal 253 ayat 1 KUHAP Pasal 248 ayat 3 KUHAP. Kelima syarat tersebut diatas merupakan syarat formal dan materil dari suatu pengajuan kasasi. Apabila salah satu syarat tersebut diatas tidak dipenuhi oleh pemohon kasasi, maka permohonan kasasinya akan gugur sehingga tidak dapat diterima oleh Mahkamah Agung. Dari kelima syarat tersebut, ada satu syarat yang kurang memberikan keadilan terhadap terdakwa, yakni permohonan kasasi hanya boleh dilakukan oleh terdakwa atau penuntut umum seperti diatur Pasal 244 KUHAP. Pasal tersebut menegaskan bahwa hanya terdakwa dan penuntut umum sajalah yang dapat melakukan permohonan kasasi. Hal yang demikian bertentangan dengan Pasal 54 KUHAP, yang menyatakan bahwa tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan bantuan hukum dari seorang atau lebih penasehat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan. Kalau begitu dalam tingkat pemeriksaan kasasi pun terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari penasehat hukum. Jadi, kalau menurut Pasal 54, terdakwa berhak menunjuk kuasanya untuk mengurus kepentingannya mengajukan permohonan kasasi 34 Untuk menghilangkan pertentangan antar Pasal 244 dengan Pasal 54 KUHAP, maka Menteri Kehakiman mengeluarkan keputusan Nomor M. 14- PW.07.03 Tahun 1983. Pada angka 24 lampiran keputusan tersebut, menyatakan bahwa permintaan kasasi dapat juga diajukan oleh orang yang khusus dikuasakan terdakwa untuk itu. Dengan adanya keputusan tersebut, maka terdapat tiga pihak yang dapat mengajukan permohonan kasasi, yakni terdakwa, kuasa hukum terdakwa, dan penuntut umum. Sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 244 KUHAP putusan perkara pidana yang dapat diajukan permohonan pemeriksaan kasasi, antara lain : semua putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan, kecuali terhadap putusan Mahkamah Agung sendiri dan putusan bebas. Secara logis, sebagaimana disebutkan jika permohonan kasasi tidak dapat diajukan terhadap putusan Mahkamah Agung, karena Mahkamah Agung tidak dapat memeriksa dan memutus kembali putusan perkara yang telah diambil olehnya. Hal tersebut akan melenyapkan tujuan dari penegakan kepastian hukum. Kalau putusan kasasi masih dapat dikasasi, hal tersebut mencerminkan tidak terwujudnya kepastian penegakan hukum, serta akan menjadi siklus pemeriksaan yang tidak berujung pangkal. Oleh sebab itu, Undang Undang membatasi bahwa kasasi terhadap putusan Mahkamah Agung tidaklah diperkenankan. 34 Ibid, hlm.54

2.3.3 Putusan Terhadap Permohonan Kasasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS TENTANG KASASI TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM ( Studi Kasus Korupsi di Kejaksaan Negeri Klaten )

1 26 87

PERMOHONAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM AKIBAT JUDEX FACTIE MENGABAIKAN HUKUM PEMBUKTIAN DALAM PERKARA PENIPUAN (STUDI PUTUSAN NOMOR : 253K K/ PID/2015).

0 0 12

Alasan Dan Implikasi Permohonan Kasasi Penuntut Umum Mengenai Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum Dalam Tindak Pidana Terhadap Perkawinan.

0 0 14

PengajuanKasasi oleh Penuntut Umum terhadap Putusan Lepas dari segala Tuntutan Hukum dalam Perkara Penggelapan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1315 K/PID/2014).

0 0 10

ALASAN PERMOHONAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN JUDEX FACTI MENYATAKAN TERDAKWA LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA PENIPUAN (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor : 380 K/PID/2015).

0 0 13

PENGAJUAN KASASI OLEH PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM PENGADILAN NEGERI MADIUN DALAM PERKARA MELAKUKAN PRAKTEK KEDOKTERAN TANPA SURAT IJIN PRAKTEK (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1110 K/ Pid.Sus/2012).

0 2 14

PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM (ONSLAG VAN ALLE RECHTVOELGING) DALAM PERKARA PENGGELAPAN BERLANJUT (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 2194k/pid/2012).

0 0 13

TINJAUAN PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DALAM PERKARA KEHUTANAN (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR:237 K/PID.SUS/2013).

0 0 16

TINJAUAN TENTANG ALASAN PENGAJUAN KASASI OLEH PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA PENIPUAN (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1559 K/Pid/2011).

0 0 1

ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN JUDEX FACTIE LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DAN PERTIMBANGAN JUDEX JURIS MEMUTUS PERKARA PENIPUAN (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1420K/PID/2015) - UNS Institutional Repository

0 0 14