tenaga kerja. Di lain pihak Soetarjo, dkk 1973 dalam Azwardi, 2001, menyatakan bahwa pendidikan seseorang pada umumnya mempengaruhi cara
berpikirnya. Makin tinggi tingkat pendidikannya makin dinamis sikapnya terhadap hal-hal baru. Selanjutnya Efferson dalam Soedjadmiko, 1990, bahwa
tingkat pendidikan baik formal maupun non formal besar sekali pengaruhnya terhadap penyerapan ide- ide baru, sebab pengaruh pendidikan terhadap seseorang
akan memberika n suatu wawasan yang luas, sehingga petani tidak mempunyai sifat yang tidak terlalu tradisional.
Tingkat pendidikan masyarakat merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi pola pikir seseorang dalam menentukan keputusan menerima
inovasi baru, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan dapat berpikir lebih baik dan mudah menyerap inovasi pertanian yang berkaitan
dengan pengembangan usahataninya. Mereka yang berpendidikan tinggi adalah relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya
mereka yang berpendidikan rendah, agak sulit dan memakan waktu yang relatif lama untuk mengadakan perubahan.
2.1.11 Teori Hubungan antara Jam Kerja Tenaga Kerja dengan Produktivitas Usahatani Buah Naga
Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut system pemasukan fisik peroranganperorang atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari
sudut pandangan pengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang
diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja jam, hari atau tahun.
Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya
yang bekerja menurut pelaksanaan standar. Untuk mengukur suatu produktivitas dapatlah digunakan dua jenis ukuran
jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua
jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan untuk
bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas tenaga kerja kita
memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja Sinungan, 2003.
Dari konsep diatas maka, jam kerja tenaga kerja dapat mempengaruhi produktivitas suatu usaha, dikarenakan untuk menjalankan usaha diperlukan peran
penting tenaga kerja. Selain jumlah tenaga kerja yang dipergunakan, jumlah jam kerja juga mempengaruhi produktivitas. Curahan waktu yang diberikan untuk
bekerja, dalam hal ini pemeliharaan tanaman buah naga. Semakin intensif pemeliharaan yang diberikan, maka kualitas dan jumlah buah naga yang
dihasilkan per pohon juga akan semakin meningkat. Pemeliharaan buah naga yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimal membutuhkan curahan waktu
kerja yang cukup banyak. Pemeliharaan yang harus dilakukan secara intensif adalah pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang, pemupukan
susulan, pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit tanaman. Keseluruhan hal tersebut harus dlakukan secara intensif dan
tepat waktu untuk mendapatkan buah naga dengan kualitas baik.
2.2 Penelitian Terdahulu