Pewawancara  : Sufyan Sidqy Koresponden  : Yunda Kurniawan S.Pd
Jabatan : Kurikulum
1. Bagaimana  cara  memproses  sebuah  nilai  menjadi  rapor  di  SMA
Manbaul Ulum ini?
-  Ada  beberapa tahapan  yang di  jalankan untuk  mengolah  nilai sampau menjadi rapor.
  Sebelum melakukan penilaian terhadap siswa, guru meminta blanko penilaian kosong kepada Tata Usaha
  Setelah  mendapat  blanko,  guru  melaksanakan  ujian,  soal  diberikan kepada siswa.
  Setelah selesai melaksanakan ujian, ujian dikoreksi dkemudian nilai siswa di masukkan ke dalam blanko nilai tersebut,
  Guru memberikan kepada Tata Usaha untuk direkap.   Tata Usaha memasukkan data nilai siswa di buku rekap siswa sesuai
dengan  kelas  masing-masing.  Hal  ini  bertujuan  agar  sekolah memiliki arsip nilai siswa.
  Setelah  nilai  di  rekap,  Tata  Usaha  mengembalikan  blanko  nilai tersebut ke guru yang bersangkutan. Proses ini dilakukan untuk ujian
harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester.   Nilai di simpan oleh guru sebagai arsip.
  Setelah  nilai  uas  diberikan  dan  direkap  oleh  Tata  Usaha,  nilai diberikan  kepada  operator  Sistem  Penilaian  siswa.  Operator  SAS
memasukkan  nilai  tersebut  kedalam  sistem  untuk  kemudian  di  buat dalam bentuk file dengan format .pdf.
  File rapor dengan format .pdf diberikan kepada sekolah   Tata Usaha mencetak file tersebut
  Rapor diserahkan kepada wali kelas untuk di tanda tangani   Rapor diserahkan kepada kepala sekolah untuk ditanda tangani,
  setelah ditanda tangani diberikan kembali kepada wali kelas.   Rapor diberikan kepada siswa pada akhir semester.
  Siswa  memberikan  kepada  wali  siswa  untuk  dilihat  dan  ditanda tangani.
2. Apa  masalahkendala  yang  di  alami  selama  melakukan  proses
tersebut?
  Ada  beberapa,  kendala  yang  pertama  adalah  jika  ada  nilai  yang  di rekap  hilang  tercecer  karena  pengarsipan  yang  tidak  rapih.  Tapi  itu
masih  bisa  di  atasi  dengan  meminta  arsip  nilai  dari  guru,  masalah lagi  jika  nilai  tersebut  hilang.  Kendala  yang  kedua  adalah  ketika
proses  penyerahan  nilai  dari  guru  bidang  studi  kepada  tata  usaha. Msalahnya adalah guru tidak diberi  batasan waktu  yang ketat  untuk
penyerahan  dan  tidak  ada  sanksi  jika  telat  menyerahkan  nilai, akibatnya  bagian  TU  akan  meminta  terus  menerus  kepada  guru.
Padahal  proses  penyerahan  nilai  ke  operatot  SAS  sampai  menjadi rapor  cukup  memakan  waktu,  belum  lagi  jika  ada  kesalahan  dalam
isi  rapor.  Kendala  lain  adalah  rapor  yang  sudah  dibagikan  belum tentu  sampai  ke  wali  siswa,  padahal  rapor  merupakan  laporan  yang
sekolah berikan agar dapat disampaikan kepada wali siswa agar wali siswa tahu apa yang anaknya dapatkan selama bersekolah.
  Ada  satu  masalah  lagi,  yaitu  fungsi  dari  setiap  komponen  sekolah yang kurang dimaksimalkan. Jadi TU akan memiliki fungsi ganda.
3. Apa yang bapak harapkan?