Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Pantene (Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang

(1)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPOO PANTENE

(Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang)

Oleh Syifa Fauziyyah NIM : 207081000547

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPOO PANTENE

(Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang)

Oleh Syifa Fauziyyah NIM : 207081000547

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Syifa Fauziyyah

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 17 April 1989

3. Agama : Islam

4. Status : Belum Menikah

5. Alamat : Jl. Adi Sucipto No. 29 RT. 02 / RW. 03 Kel. Pajang Kec. Benda Kota Tangerang 6. Kewarganegaraan : Indonesia

B. Data Pendidikan Formal

1. 1995 – 2001 : SDN Sidapurna 01 Tegal 2. 2001 – 2004 : MTS Mambaul’ulum Tangerang 3. 2004 – 2007 : SMA Mambaul’ulum Tangerang

C. Data Keluarga

1. Ayah : Nasirudin

2. Ibu : Nuripah


(8)

iii ABSTRACT

This research aims to analyze the influence of attributes products and brand trust on purchase decision of Pantene Shampoo in regions Batu Ceper Tangerang.

Convenience sampling method has been selected to obtain data required at this study. The research utilizes overall of 60 respondents of Batu Ceper Tangerang society, who buy and use Pantene Shampoo periodicaly.

The analytical method of this research is the multiple regression method. The result shows that attributes products and brand trust simultaneosly and partially have significant influence on purchase decision


(9)

iv ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atribut produk dan kepercayaan merek terhadap keputusan pembelian Sampo Pantene di daerah Batu Ceper Tangerang.

Metode convenience sampling telah dipilih untuk memperoleh data dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan 60 responden dan keseluruhan responden adalah masyarakat Batu Ceper Tangerang yang sudah membeli dan menggunakan Sampo Pantene.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut produk dan kepercayaan merek secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.


(10)

v

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahhirobbil alamin... Segala Puji dan Syukur Kepada ALLAH SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya, yang senantiasa memberi petunjuk, kekuatan lahir dan batin, serta kesehatan. Sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Pendidikan Strata Satu Program Studi Manajemen Pemasaran pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis sangat sadar akan segala kekurangan yang penulis miliki, tetapi dengan seijin ALLAH SWT, kerja keras, doa, dan dukungan yang tiada henti yang diberikan oleh keluarga, teman-teman, dan dosen pembimbing. Akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan, rasa terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu berusaha keras menjadikan saya anak yang terbaik, walau dengan segala kekurangan yang dimilikinya. Ya ALLAH... berikanlah nikmat yang sebesar-besarnya untuk mereka, hanya nikmat-Mu yang sederajat untuk mereka, sebagai balasan dari apa-apa yang mereka berikan kepada saya.

2. Bpk. Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bpk. Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing I, atas masukan-masukan yang telah diberikan kepada saya selama membimbing dalam pembuatan skripsi ini.

4. Bpk. Ade Suherlan, MBA, MM selaku Dosen Pembimbing II, atas masukan-masukan yang telah diberikan kepada saya selama membimbing dalam pembuatan skripsi ini.

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah atas semua curahan ilmu, bantuan, dan pelayanannya.

6. Adik-adikku Himmatul Aliyyah dan A. Fajar Ulil yang selalu memberikan dorongan semangat agar dapat menyelesaikan skripsi ini.


(11)

vi

7. Buat teman-teman manajemen angkatan 2007, baik yang sudah lulus duluan dan yang sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi. Terima kasih atas kebersamaannya selama perkuliahan, semoga pertemanan kita tetap berlanjut sampai tua.

8. Buat Catur Setiabudi SE yang selalu menemani dan mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga kita tetap bisa sama-sama selama mungkin. Amin...

9. Buat teman-teman seperjuangan dibawah pohon rindang (DPR)... Catur SE, Reyhan SE, Rury Atma SE, Sigit SE, Syaihu SE, Hadi SE, Joko SE, Halim SE, Adi SE, Ardi, Rurry, Ari, Tomy, Fajri, Rahmat, Angga. Dan buat wanita yang menghiasi indahnya pohon rindang, Hilwah SE dan Rahma SE. Semoga kita dapat meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Amin...

10.Serta untuk pihak-pihak lain yang turut serta membantu, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu... Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan, namun penulis berharap semoga sumbangan pemikiran yang penulis sampaikan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Wassalammualaikum Wr. Wb

Jakarta, 3 Mei 2013 Penulis


(12)

vii DAFTAR ISI

COVER

COVER Dalam

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... i

Daftar Riwayat Hidup ... ii

Abstract ... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran ... 7

B. Konsep Pemasaran ... 8

C. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 9

D. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 10

E. Produk dan Atribut Produk ... 12

1. Produk ... 12

2. Atribut Produk ... 15

F. Merek dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) ... 19

1. Merek ... 19

2. Kepercayaaan Merek (Brand Trust) ... 21

G. Perilaku Konsumen ... 23

H. Keputusan Pembelian ... 25

I. Penelitian Terdahulu ... 27

J. Kerangka Pemikiran ... 30

K. Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 32

B. Metode Pengumpulan Sampel ... 32

C. Metode Pengumpulan Data ... 33


(13)

viii

2. Data Sekunder ... 33

D. Metode Analisis Data ... 34

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

a. Uji Validitas ... 35

b. Uji Reliabilitas ... 35

2. Uji Asumsi Klasik ... 36

a. Uji Multikolinieritas ... 36

b. Uji Normalitas ... 36

c. Uji Heterokedastisitas ... 37

3. Uji Regresi ... 38

a. Analisis Regresi Linier Berganda ... 38

b. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 39

c. Uji Simultan (Uji F) ... 39

d. Uji Parsial (Uji t) ... 40

E. Operasional Variabel Penelitian ... 41

1. Variabel Penelitian ... 41

2. Definisi Operasional ... 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat P&G (Procter & Gamble) Company ... 43

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 43

2. Sejarah P&G Indonesia Tbk ... 43

3. Visi dan Misi P&G Indonesia Tbk ... 44

a. Visi P&G Indonesia Tbk ... 44

b. Misi P&G Indonesia Tbk ... 45

B. Analisis Dan Pembahasan ... 45

1. Uji Validitas ... 45

2. Uji Reliabilitas ... 46

3. Karakteristik Responden ... 47

4. Penilaian Responden ... 48

5. Uji Asumsi Klasik ... 63

a. Uji Multikolinieritas ... 63

b. Uji Normalitas... ... 65

c. Uji Heterokedastisitas ... 66

C. Uji Regresi…... 68

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

2. Koefisien Determinasi (R2) ... 69

3. Uji Simultan (Uji F) ... 71

4. Uji Parsial (Uji t) ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 74

B. Implikasi ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(14)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Top Brand Index SHAMPOO ... 5

3.1 Skala Likert ... 34

3.2 Definisi Operasional Variabel ... 42

4.1 Hasil Uji Validitas ... 45

4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 47

4.3 Jenis Kelamin Responden ... 47

4.4 Tempat Pembelian ... 48

4.5 Jawaban Responden Mengenai Harga Yang Terjangkau... ... 49

4.6 Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Harga Dengan Produk .... 49

4.7 Jawaban Responden Mengenai Merek Yang Mudah Diingat ... 50

4.8 Jawaban Responden Mengenai Merek Terkenal Di Masyarakat ... 50

4.9 Jawaban Responden Mengenai Kemasan Yang Menarik ... 51

4.10 Jawaban Responden Mengenai Mempunyai Ciri Khas Tersendiri ... 51

4.11 Jawaban Responden Mengenai Mudah (Praktis) Untuk Dibawa ... 52

4.12 Jawaban Responden Mengenai Performance (Fungsi Utama Produk) 52 4.13 Jawaban Responden Mengenai Features (Kelengkapan Atau Tambahan) ... 53

4.14 Jawaban Responden Mengenai Keandalan (Kemampuan Selalu Dalam Keadaan Baik Atau Siap Pakai) ... 53

4.15 Jawaban Responden Mengenai Prediksi Merek ... 54

4.16 Jawaban Responden Mengenai Reputasi Merek ... 54

4.17 Jawaban Responden Mengenai Kompetensi Merek……... ... 55

4.18 Jawaban Responden Mengenai Reputasi Perusahaan ... .... 55

4.19 Jawaban Responden Mengenai Motivasi Perusahaan Yang Diinginkan ... 56

4.20 Jawaban Responden Mengenai Integritas Suatu Perusahaan ... 56

4.21 Jawaban Responden Mengenai Kemiripan Antara Emosional Dengan Kepribadian Merek ... 57

4.22 Jawaban Responden Mengenai Kesukaan Terhadap Merek ... 57


(15)

x

4.24 Jawaban Responden Mengenai Mengenali Kebutuhan ... 59

4.25 Jawaban Responden Mengenai Mencari Informasi Dari Sumber Pribadi ... 59

4.26 Jawaban Responden Mengenai Mencari Informasi Dari Sumber Lain Atau Umum ... 60

4.27 Jawaban Responden Mengenai Membandingkan Harga ... 60

4.28 Jawaban Responden Mengenai Membandingkan Kualitas ... 61

4.29 Jawaban Responden Mengenai Pembelian Produk Oleh Konsumen ... 61

4.30 Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Setelah Membeli ... 62

4.31 Jawaban Responden Mengenai Melakukan Pembelian Ulang ... 62

4.32 Jawaban Responden Mengenai Merekomendasikan Kepada Orang Lain ... 63

4.33 Hasil Uji Multikolinieritas ... 64

4.34 Nilai Korelasi Antar Variabel Independen ... 64

4.35 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 68

4.36 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 69

4.37 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 70

4.38 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 71


(16)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 30 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 66 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 67


(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 79

2. Data Mentah Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 83

3. Data Mentah Analisis Regresi Linier Berganda ... 85

4. Distribusi Frekuensi Penilaian Responden ... 90

5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 97

6. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 100


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi seperti saat ini, banyak bermunculan berbagai jenis usaha baru dengan persaingan yang semakin ketat. Hal ini membuat setiap perusahaan harus memutar otak untuk bisa bertahan dan bersaing dalam dunia usaha. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan perubahan zaman, setiap perusahaan harus mampu memanfaatkan segala peluang yang ada, agar usaha mereka bisa tetap bertahan dan semakin berkembang. Jika mereka tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada, maka dapat dipastikan mereka akan tertinggal dan harus gugur dari dunia persaingan usaha yang sengit ini. Hal ini jelas berpengaruh terhadap lingkungan pemasaran itu sendiri.

Dengan semakin berkembangnya lingkungan pemasaran tersebut, akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan di dalam diri konsumen. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran pemasaran dalam dunia usaha, karena perkembangan usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang, khususnya pemasaran yang selalu membutuhkan pemikiran segar tentang cara beroperasi dan bersaing dalam perekonomian baru (Kotler, 2005:38).

Agar dapat bertahan ditengah persaingan yang makin sengit, perusahaan setidaknya harus melakukan langkah-langkah berikut (Sulaksana, 2007:3): 1. Merumuskan kebutuhan konsumen.


(19)

2 3. Positioning produk baru atau repotitioning produk lama untuk memenuhi

kebutuhan tersebut.

4. Mengembangkan strategi pemasaran untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan benefit produk.

5. Mengevaluasi efektifitas strategi.

6. Memastikan tanggung jawab sosial perusahaan, jangan sampai strategi tersebut menyesatkan atau menipu konsumen.

Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi pesaing. Karena pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 2005:10).

Dalam proses penyampaian produk kepada pelanggan dan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan penjualan produk yang optimal, maka kegiatan pemasaran dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum meluncurkan produknya, perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen dalam memilih produk yang baik dan aman, khususnya dalam pemilihan sampo. Sampo merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat, karena hampir setiap hari mereka lakukan untuk menjaga agar rambut mereka tetapbersihdan sehat. Dengan semakin banyaknya jenis dan merek yang beredar di pasaran, konsumen akan semakin jeli dan kritis dalam memilih shampoo yang ada. Konsumen akan menggunakan produk shampoo yang menurut persepsi mereka baik.


(20)

3 Atribut produk sangatlah penting untuk diperhatikan, karena atribut produk biasanya dijadikan dasar oleh konsumen dalam pembelian sebuah produk, dalam melakukan pembelian konsumen akan bereaksi terhadap produk dengan segala atribut yang melekat di dalamnya. Menurut Stanton dalamSantosa (2012:44), produk dapat dirumuskan sebagai sekumpulan atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualan. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat dan memikirkan berbagai atribut produk yang menarik, agar konsumen lebih tertarik untuk melakukan pembelian terhadap produk mereka.

Selain atribut produk, faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah kepercayaan merek. Lau dan Lee dalam Diosi dan Purwanto (2006:502) menyatakan bahwa kepercayaan terhadap merek adalah kemauan konsumen mempercayai merek dengan segala risikonya, karena adanya harapan yang dijanjikan oleh merek dalam memberikan hasil yang positif bagi konsumen. Kepercayaan terhadap merek mempunyai berbagai aspek yang menjadi pedoman konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

Oleh karena itu, jika seorang pemasar mampu mengidentifikasi kebutuhan konsumen dengan baik, dengan merumuskan atribut-atribut produk yang bernilai serta menetapkan merek yang dapat dipercaya konsumen, maka produk tersebut akan diminati dan konsumen akan memutuskan untuk membeli produk tersebut.

Setiap perusahaan harus semaksimal mungkin menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, agar konsumen tertarik untuk melakukan


(21)

4 keputusan pembelian terhadap produk mereka. Keputusan pembelian merupakan pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut need arousal (Sutisna, 2002 dalam Yuliana, 2009:2).

Untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, setiap perusahaan harus berusaha untuk menciptakan keunggulan kompetitif agar mampu bertahan dan sekaligus mampu memenangkan persaingan dengan produk sejenis yang dimiliki oleh pesaing. Hal inilah yang dilakukan oleh perusahaan P&G (Procter & Gamble) dengan produk Pantene, dalam menghadapi ketatnya persaingan yang datang dari para pesaingnya. Baik yang datang dari pesaing lama maupun pesaing baru yang dapat mengancam pertumbuhan pangsa pasar produk mereka.

Pantene merupakan produk sampo dengan formula khusus terdapat pro vitamin B5 yang berfungsi menguatkan rambut. Vitamin memberikan lapisan pelindung tambahan bagi kutikula yang mengalami kerusakan akibat faktor cuaca, kimiawi, khususnya pada bagian yang rusak. Dalam 14 hari rambut bertransformasi menjadi lebih sehat, mudah diatur, lembut lurus, tidak kusut, dan lebih bercahaya. Rangkaian produk Pantene baru kini hadir dalam lima varian, yakni Pantene Total Care, Pantene Hair Fall Control, Pantene Smoot and Silky, Pantene Nourised, dan Pantene Long Black (Kangklinsman, 2011). Saat ini produk Pantene telah menjadi Top Leader kategori Shampoo dalam penilaian Top Brand Index tahun 2012 yang selalu mengalami peningkatan dari tahun 2010 – 2012. Hal ini dapat dilihat dalam tabel. 1.1 berikut ini:


(22)

5 Tabel. 1.1

Top Brand IndexSHAMPOO

2010 2011 2012

Merek TBI Merek TBI Merek TBI

Sunsilk 25,9 % Sunsilk 25,8 % Pantene 29,2 % TOP Clear 20,8 % Pantene 24,2 % Sunsilk 20,5 % TOP Pantene 20,1 % Clear 21,0 % Clear 20,3 % TOP Lifebouy 12,2 % Lifebuoy 10,7 % Lifebuoy 11,2 %

Rejoice 6,5 % Rejoice 6,0 % Rejoice 6,1 % Dove 5,5 % Dove 5,2 % Dove 5,5 % Zinc 3,5 % Zinc 3,2 % Zinc 2,3 %

www.topbrand-award.com(survei tahun 2010 - 2012)

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa peningkatan yang terjadi pada produk Pantene tiap tahunnya menjadi bukti nyata bahwa Pantene telah menjadi pilihan utama bagi konsumen dalam memilih produk shampoo.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis mengambil judul Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sampo Pantene (Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang”.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah atribut produk dan kepercayaan merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian?

2. Apakah atribut produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian?

3. Apakah kepercayaan merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian?


(23)

6 C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh atribut produk dan kepercayaan merek terhadap keputusan pembelian.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepercayaan merek terhadap keputusan pembelian.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang pemasaran agar dapat menerapkan ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari bangku kuliah dalam praktik sesungguhnya di lapangan, khususnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur untuk penelitian lebih lanjut bagi yang berminat. Dan dapat digunakan sebagai bahan pembanding untuk penelitian yang relevan dan dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan penambah ilmu kepustakaan di bidang pemasaran.

3. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan suatu informasi dan bahan pertimbangan oleh perusahaan dalam menetapkan manajemen strategi pemasaran pada pasar konsumen.


(24)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 2005:10).

Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler (2005:10) mendefinsikan pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Sedangkan Dibb, et al dalam Tjiptono (2006:2) mendefinisikan pemasaran sebagai aktivitas individual dan organisasional yang memfasilitasi dan memperlancar hubungan pertukaran yang saling memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui pengembangan, distribusi, promosi, dan penetapan harga barang, jasa, dan gagasan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang pada dasarnya berperan sebagai penghubung antara keinginan dan permintaan akan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh individu atau kelompok.


(25)

8 B. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran menurut Kotler (2005:22) terdiri dari empat pilar, yaitu:

1. Pasar Sasaran

Perusahaan akan berhasil secara gemilang bila mereka secara cermat memilih sejumlah pasar sasaran dan mepersiapkan program pemasaran yang dirancang khusus untuk masing-masing pasar tersebut.

2. Kebutuhan Pelanggan

Perusahaan dapat mendefinisikan pasar sasaran tetapi gagal memahami kebutuhan pelanggan secara akurat. Memahami kebutuhan dan keinginan tidak selalu sederhana. Beberapa pelanggan memiliki kebutuhan yang tidak sepenuhnya mereka sadari, atau mereka tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata kebutuhan itu, atau mereka menggunakan kata-kata yang memerlukan penafsiran.

3. Pemasaran Terpadu dan Terintegrasi

Pemasaran terpadu biasa terjadi dua level, yaitu:

a. Beberapa fungsi pemasaran-tenaga penjualan, periklanan, pelayanan pelanggan, manajemen produk, riset pemasaran harus bekerja sama. Semua fungsi itu harus dikoordinasi berdasarkan sudut pandang pelanggan.


(26)

9 b. Pemasaran harus menjadi bagian departemen lain, departemen lain harus juga memikirkan pelanggan. Menurut David Packard dari Hewlett-Packard, pemasaran itu sangat penting sehingga jangan hanya ditangani oleh departemen pemasaran, pemasaran bukan departemen tetapi lebih merupakan orientasi perusahaan.

4. Kemampuan Mengahasilkan Laba

Tujuan akhir konsep pemasaran adalah membantu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam kasus perusahaan swasta, tujuan utama laba adalah bisa bertahan hidup dan menarik cukup dana, guna melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Perusahaan swasta seharusnya tidak bertujuan meraup laba saja, melainkan pendapatan laba sebagai akibat dari penciptaan nilai pelanggan yang unggul. Perusahaan menghasilkan uang karena memenuhi kebutuhan pelanggan yang baik dari pesaingnnya.

C. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah suatu seni dan ilmu dalam memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul (Kotler dan Keller, 2008:5).

Sedangkan menurut Kotler (2001:18), manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.


(27)

10 Menurut Kotler dan A.B Susanto (2000:19), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi, dan distribusi dari barang-barang, jasa, dan gangguan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Dari definisi ahli ekonomi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen pemasaran adalah suatu proses kegiatan pemasaran dalam menciptakan suatu produk barang atau jasa yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.

D. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi (William J.Stanton dalam Yonaldi, 2011:83).

Menurut Candra (2012:167) bauran pemasaran merupakan sekelompok variabel yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi/lokasi yang dapat dilaksanakan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya.

Elemen-elemen yang terdapat dalam marketing mix adalah: 1. Produk (Product)

Kotler dan Armstrong dalam Candra (2012:168) mendefinisikan produk


(28)

11

acquisition, use, or consumption and that might satisfy a want or need”.

Artinya, produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, penggunaan atau pemakaian, dan dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk yang berwujud umumnya disebut dengan barang, sedangkan produk yang tidak berwujud sering disebut dengan jasa.

2. Harga (Price)

Harga menjadi sangat penting, karena akan berpengaruh luas terhadap perusahaan. Pengaruh yang ditimbulkan adalah (Angipora dalam Candra, 2012:169): a) Harga merupakan penentu bagi permintaan pasar. b) Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan mempengaruhi

market share. c) Harga akan memberikan hasil maksimal dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih. d) Harga barang juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan.

3. Promosi (Promotion)

Promosi menurut Siswanto Sitajo dalam Yonaldi (2011:88) adalah kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan manfaat produk pada pembeli dengan harapan tergerak hatinya dan secara sukarela membeli produk tersebut. Komponen promosi meliputi kegiatan periklanan, promosi penjualan, personal selling, dan publikasi.

4. Distribusi/Lokasi (Place)

Menurut Hurriyati dalam Candra (2012:170) dalam pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor


(29)

12 berikut: a) Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi umum. b) Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan. c) Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu banyaknya orang yang berlalu lalang dapat memberi peluang besar terjadinya impulse buying, kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi hambatan. d) Tempat parkir yang luas dan aman. e) Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha dikemudian hari. f) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. g) Persaingan, yaitu lokasi pesaing. h) Peraturan pemerintah.

E. Produk dan Atribut Produk 1. Produk

Pride dan Ferrell dalam Tjiptono (2006:88) mendefinisikan produk sebagai serangkaian atribut tangible (nyata) dan intangible (tidak nyata), termasuk manfaat atau utilitas fungsional, sosial, dan psikologis.

Sedangkan menurut Kotler (2000:448), produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan.

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Saladin dalamHudi, 2008:103).

Hudi (2008:103) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu (lengkap dengan segala atributnya) yang ditawarkan ke suatu pasar untuk


(30)

13 mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang berbentuk penawaran dari sesorang atau perusahaan yang mempunyai manfaat baik berupa benda nyata maupun benda abstrak yang tidak berwujud yang tujuannya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Menurut Kotler (2000:449) dalam merencanakan tawaran pasar, pemasar harus berfikir melalui lima level/tingkatan produk, yaitu:

a. Manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan.

b. Produk dasar (basic product), yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar.

c. Produk yang diharapkan (expected product), yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika membelli produk itu.

d. Produk yang ditingkatkan (augmented product) yang melampaui harapan pelanggan.

e. Produk potensial (potential product), yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan.

Kotler (2005:361) mengatakan bahwa produk memiliki siklus hidup yang menegaskan empat hal, yaitu:


(31)

14 a. Produk memiliki umur

b. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang khas, masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjualnya.

c. Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.

d. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidupnya.

Siklus kehidupan produk ini terdiri dari empat tahap, yaitu (Tjiptono, 2006:116):

a. Tahap Perkenalan

Produk baru biasanya membutuhkan biaya besar untuk perancangan, produksi, dan peluncurannya. Tak jarang berbagai masalah muncul dalam tahap ini. Umumnya orang segan dan sangat berhati-hati dalam mencoba sesuatu yang baru, terutama jasa baru yang sifatnya

intangible (tidak nyata) dan tidak memungkinkan evaluasi atau uji coba sebelum konsumsi. Oleh sebab itu, penjualan biasanya rendah dan pertumbuhannya lambat, serta terbatas pada mereka yang suka mencoba produk baru atau mereka yang meyakini bakal mendapat status atau manfaat khusus lewat produk baru.

b. Tahap Pertumbuhan

Produk baru tersebut telah diuji atau dicoba dan masalah-masalah yang muncul dalam tahap sebelumnya telah teratasi. Konsumen mulai


(32)

15 menyadari manfaat produk dan menyukainya. Karena itu, penjualan mulai meningkat pesat dan para pesaing mulai memasuki pasar yang sama.

c. Tahap Kedewasaan

Meskipun penjualan mencapai titik puncak, pertumbuhan pasar mulai melambat dan cenderung menurun. Sebagian besar konsumen potensial telah mengadopsi dan mengkonsumsi produk tersebut. Di lain pihak, banyaknya jumlah pesaing dalam industri menyebabkan persaingan harga tak terelakkan. Pesaing-pesaing yang lemah satu demi satu mulai tersingkir.

d. Tahap Penurunan

Sedangkan dalam tahap ini penjualan semakin merosot dikarenakan perubahan selera konsumen, produk substitusi mulai diterima konsumen, atau perubahan teknologi. Organisasi jasa yang tidak sanggup bertahan akan keluar dari arena persaingan.

2. Atribut Produk

Menurut Stanton dalam Santosa (2012:44), produk dapat dirumuskan sebagai sekumpulan atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualan.

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 2001:103). Definisi lain menurut Wahdi (2008:99) atribut


(33)

16 produk adalah bagian dari strategi produk yang dapat dikontrol langsung oleh produsen, sebagai suatu rangsangan yang diperhatikan dan dievaluasi oleh konsumen dalam proses pembuatan keputusan.

Atribut produk adalah salah satu komponen sifat-sifat produk yang secara bersama-sama memuaskan kebutuhan seseorang, baik yang kentara maupun yang tidak kentara seperti warna, pembungkus, harga, prestise, manfaat, dan sebagainya (Asri dalam Hudi, 2008:103).

Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa atribut produk adalah bagian penting dari strategi produk yang dapat dikontrol langsung oleh produsen sebagai suatu rangsangan yang perlu diperhatikan dan dievaluasi oleh konsumen dalam proses pembuatan keputusan. Karena melalui atribut produk, diharapkan dapat mempengaruhi konsumen dengan cara merubah persepsi konsumen terhadap produk yang ditawarkan sehingga dijadikan pertimbangan konsumen dalam proses keputusan pembeliannya (Hudi, 2008:103 – 104).

Dalam memproduksi suatu produk, suatu perusahaan akan memberikan atribut-atribut yang dapat memberikan manfaat atau kegunaan yang tepat bagi konsumen. Dari atribut-atribut inilah, suatu produk dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya, oleh karena itu setiap perusahaan akan memberikan produk yang terbaik bagi konsumennya.

Menurut Yuantoro dalam Elyonsa (2010:11) komponen yang terdapat dalam atribut produk meliputi harga, merek, kemasan, pemberian lebel, dan sebagainya.Simamora (2001) dalam Wahyudi(2005:165) atribut


(34)

17 produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk, seperti kualitas, kelengkapan fungsi, desain, dan lain-lain.

Berdasarkan kedua pendapat di atas maka yang dijadikan dasar dalam penelitianini dan disesuaikan dengan produk yang diteliti berupa sampo, maka atribut produk yang digunakan adalah harga, merek, kemasan, dan kualitas.

a. Harga

Menurut Husein Umar dalam Desmiati (2007:94) harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Biasanya harga yang dikenakan dapat menjangkau kalangan manapun (Iswayanti, 2010:34). Harga yang ditetapkan pada dasarnya disesuaikan dengan apa yang menjadi harapan konsumen, terutama dalam memilih produk sampo.

b. Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, dan simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler dan A.B Susanto, 2000:575).


(35)

18 Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, Tjiptono dalam Hidayat (2010:24) mengemukakan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Merek harus khas dan unik.

2) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya.

3) Merek harus menggambarkan kualitas produk. 4) Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.

5) Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di Negara dan dalam bahasa lain.

6) Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam produk lini.

c. Kemasan

Menurut Philip Kotler dalam Wahyudi (2005:166) kemasan adalah wadah atau pembungkus suatu produk yang bersifat nyata. Fungsi kemasan adalah melindungi produk, memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen, untuk mempromosikan produk kepada konsumen. Dengan menciptakan suatu kemasan yang menarik yang memiliki ciri khas masing-masing produk untuk meyakinkan konsumen tentang keunggulan produk tersebut.

d. Kualitas

Menurut Simamora dalam Wahyudi (2005:165) kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsi-fungsinya. Dimensinya meliputi performance yaitu dimensi yang paling dasar dan


(36)

19 berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk, features yaitu karakteristik pelengkapan atau tambahan, keandalan (kemampuan selalu dalam keadaan baik atau siap pakai) untuk dapat memenuhi keinginan konsumen dan.

F. Merek dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) 1. Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, dan simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler dan A.B Susanto, 2000:575).

Menurut Kotler dan A.B Susanto (2000:575) merek dapat memiliki enam tingkat pengertian:

a. Atribut

Merek mengingatkan pada atribut-batribut tertentu. Mercedes menyatakan sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali tinggi, cepat, dll. Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih atribut ini untuk mengiklankan produknya. selama bertahun-tahun Mercedes mengiklankan ̌Dirancang tidak seperti mobil mana pun di dunia ini.̍ Ini berfungsi sebagai dasar untuk meletakkan posisi bagi atirbut lain untuk memproyeksikannya.

b. Manfaat

Merek tidak saja serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk dikembangkan


(37)

20 menjadi manfaat fungsional dan emosional. Atribut ̈tahan lamả dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional, ̌Saya tidak ingin

membeli mobil baru setiap beberapa tahun”. Atribut ̈mahal̉

mungkin dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan emosional,

̌Saya akan tetap aman seandainya terjadi kecelakaan.̍ c. Nilai

Merek juga menyatakan nilai produsen. Mercedes menyatakan kinerja tinggi, keamanan, prestise, dll. Pemasar merek harus dapat mengetahui kelompok pembeli mobil yang mana yang mencari nilai-nilai tersebut. d. Budaya

Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman: terorganisasi, efisien, mutu tinggi.

e. Kepribadian

Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Jika merek merupakan orang, binatang, atau suatu objek, apa yang akan terpikir oleh kita? Mercedes mencerminkan seorang pimpinan yang masuk akal (orang singa yang memerintah (binatang), atau suatu tempat yang sederhana (objek). Kadang-kadang merek mencerminkan kepribadian seseorang yang terkenal.

f. Pemakai

Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Kita akan terkejut melihat seorang sekretaris berumur 20 tahun mengendarai Mercedes. Yang kita harapkan adalah seorang


(38)

21 manajer puncak berumur 55 tahun di belakang kemudi. Pemakainya adalah orang-orang yang menghargai nilai, budaya, dan kepribadian produk tertentu.

Semua ini menunjukkan bahwa merek merupakan simbol yang kompleks. Jika suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sebagai nama, perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek adalah untuk mengembangan pengertian yang mendalam atas merek tersebut.

2. Kepercayaan Merek (Brand Trust)

Kepercayaan merupakan harapan dari pihak-pihak dalam sebuah transaksi, dan risiko yang terkait dengan perkiraan dan perilaku terhadap harapan tersebut (Deutch dalam Arlan, 2006:71).

Dalam riset yang dilakukan oleh Costabile dalam Ferrinadewi (2008:147), kepercayaan (trust) didefinisikan sebagai persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.

Menurut Lau dan Lee dalamArlan (2006:71) kepercayaan merek didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan risiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif.

Kepercayaan merek adalah kepercayaan konsumen bahwa merek yang mereka inginkan dapat diandalkan, memberikan jaminan tidak merugikan, dan kinerjanya sangat berharga atau sangat bermanfaat (Edris, 2009: 3).


(39)

22 Lau dan Lee dalam Diosi dan Purwanto (2006:502) menyatakan bahwa kepercayaan terhadap merek adalah kemauan konsumen mempercayai merek dengan segala risikonya, karena adanya harapan yang dijanjikan oleh merek dalam memberikan hasil yang positif bagi konsumen. Kepercayaan terhadap merek mempunyai berbagai aspek yang menjadi pedoman konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

Oleh karena itu, kepercayaan pada suatu merek dapat mengurangi resiko atau ketidakpastian dimana konsumen dapat dikacaukan dengan promosi merek lain, ini berarti bahwa dengan kepercayaan pada suatu merek, konsumen akan merasa apa yang dipilihnya itu adalah merek yang terbaik karena dinilai akan memeberikan apa yang diharapkan.

Menurut Lau dan Lee dalam Riana (2008:187) terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen.

Faktor-faktor yang berperan penting dalam membentuk kepercayaan pada merek yaitu, (Lau dan Lee dalam Riana, 2008:187-188):

a. Karakteristik Merek (Brand Characteristic)

Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini disebabkan karena konsumen melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek yaitu; dapat diramalkan, mempunyai reputasi, dan kompeten.


(40)

23 b. Karakteristik Perusahaan (Company Characteristic)

Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu produk. Karakteristik tersebut adalah reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan, dan integritas suatu perusahaan.

c. Karakteristik Konsumen-Merek (Consumer-Brand Characteristic)

Consumer-brand characteristik merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik konsumen-merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik tersebut adalah kemiripan antara konsep emosional konsumen dengan kepribadian merek, kesukaan terhadap merek, dan pengalaman terhadap merek.

G. Perilaku Konsumen

American Marketing Association dalam Anam (2007:58) mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita, dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.

Perilaku konsumen mempunyai beberapa inti, yaitu; tindakan-tindakan dilakukan individu, kelompok, atau organisasi. Berhubungan dengan proses pengambilan keputusan, yaitu menetapkan, menggunakan barang dan jasa. Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor-faktor lain (Anam, 2007:58).


(41)

24 Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis (Kotler dan Keller, 2007:214).

1. Faktor Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan atau perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang bertumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan geografis. 2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status sosial. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan.beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karekteristuk tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup; pekerjaan, keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep-diri; serta nilai gaya hidup pembeli.


(42)

25 4. Faktor Psikologis

Satu perangkat psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Empat proses psikologis terpenting adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori, secara fundamental mempengaruhi konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

H. Keputusan Pembelian

Engel dalam Titin (2000:3) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.

Sedangkan menurut Tjiptono (2001:19) keputusan pembelian adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha yang memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut.

Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan keputusan dalam membeli dan menggunakan suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya (Kurniawati, 2009:5).

Kotler (2005:243) membedakan tujuh peran yang dapat dimainkan dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen, yaitu:

1. Pencetus; orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk barang atau jasa.

2. Pemberi pengaruh; orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.


(43)

26 3. Pengambil keputusan; orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen keputusan pembelian. Apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dimana akan membeli.

4. Pembeli; orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok dan penyusun syarat pembelian.

5. Pemakai; orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk barang atau jasa tersebut.

Pengambilan keputusan dalam pembelian merupakan sebuah proses yang mempersatukan memori, pemikiran, pemrosesan informasi dan penilaian-penilaian secara evaluatif (Roedjinandari, 2006:319).

Pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan atau menyadari adanya masalah, maka konsumen akan melakukan beberapa tahap yang pada akhirnya sampai pada tahap evaluasi pasca pembelian. Menurut Kotler dalam Pranoto (2008:42), secara garis besar proses pengambilan keputusan konsumen pada suatu produk atau jasa terbagi atas tahapan-tahapan berikut: 1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)

Pada tahap ini konsumen mulai merasakan kebutuhan akan suatu produk atau jasa, untuk itu mereka mulai membuka memorinya (internal seacrh) untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi yaitu memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa.

2. Pencarian Informasi (Infomation Seacrh)

Konsumen akan berusaha mencari sebanyak-banyaknya informasi dari beberapa sumber di luar dirinya dan informasi tersebut dapat diperoleh


(44)

27 melalui marketing stimuli dan sumber lainnya seperti lingkungan sosial, keluarga, dan lain-lain.

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation Alternatives)

Setelah konsumen merasa cukup mendapat informasi yang relevan untuk memecahkan masalah pada kebutuhan akan suatu produk atau jasa, maka tahap selanjutnya ia mulai menilai tiap-tiap alternatif yang ada pada suatu produk atau jasa.

4. Pembelian (Purchase)

Pada tahap ini konsumen akan benar-benar membeli suatu produk atau jasa dengan merek yang paling disukai. Pengambilan keputusan konsumen merupakan hasil dari pemecahan masalahnya akan pilihan suatu produk atau jasa.

5. Evaluasi Pasca Pembelian

Tahap ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas, ada kemungkinan untuk melakukan pembelian kembali pada masa yang akan datang dan mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk atau jasa tersebut kepada orang lain.

I. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian ini, yaitu:

Mohammad Wahdi (2008), “Pengaruh Atribut Produk Terhadap


(45)

28 adalah metode porposional random sampling, dengan menyebar kuesioner kepada 98 responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel atribut produk yang terdiri dari merek, pelayanan, kemasan, dan jaminan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian rokok dengan nilai Fhitungsebesar20,282.

Mustafid, Aan Gunawan (2008), “Pengaruh Atribut Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Kripik Pisang “Kenali” Pada PD Asa Wira Perkasa

Di Bandar Lampung”. Metode penentuan sampel pada penelitian ini

menggunakan metode non-random sampling yaitu memilih sejumlah nama secara sengaja dari konsumen yang sudah pernah membeli produk keripik

pisang “Kenali”. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak

25 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa variable atribut produk yang terdiri dari rasa, kemasan, merek, dan ukuran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian keripik pisang dengan nilai Fhitung sebesar 17,371.

Ben Akpoyomare, Patrick Kumle, and Rahim Ajao (2012), “The

Influence of Product Attributes on Consumer Purchase Decision in the

Nigerian Food and Baverages Industry: A Study of Legos Metropolis”.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan koefisien korelasi digunakan sebagai metode analisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan survei langsung dan menyebar kuesioner kepada 400 konsumen (responden) pada dua perusahaan yang dipilih dalam industri food


(46)

29

and baverages. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat korelasi positif antara variabel atribut produk terhadap variabel keputusan pembelian konsumen.

Erna Ferrinadewi (2008), “Pengaruh Threat Emotion Konsumen dan Brand Trust Pada Keputusan Pembelian Produk Susu Anlene Di Surabaya”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sample yang mengharuskan peneliti menerapkan beberapa syarat anggota sampel dan hanya mereka yang memenuhi syarat tersebut saja yang boleh dipilih sebagai sampel, sehingga sampel yang digunakan sebanyak 50 responden. Metode analasis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, variabel brand trust

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai uji thitungsebesar 2,344.

Rika Citra (2011), “Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas

Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi

Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)”. Penelitian

ini merupakan jenis penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72 responden. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel kepercayaan pada merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai thitung sebesar 4,035 dan taraf signifikan 0,000.


(47)

30 J. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan antara variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Di mana atribut produk (X1) dan kepercayaan merek (X2) adalah variabel bebas, sedangkan keputusan

pembelian (Y) adalah variabel terikat. Hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan dalam sebuah kerangka pemikiran, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Atribut Produk (X1)

Kepercayaan Merek (X2)

Keputusan Pembelian (Y)

Teknik Analisis: Uji Validitas & Reliabilitas Uji Asumsi Klasik

Uji Regresi Berganda

Kesimpulan & Implikasi


(48)

31 K. Hipotesis

1. H0 : Atribut produk dan kepercayaan merek tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Ha: Atribut produk dan kepercayaan merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. H0 : Atribut produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian.

Ha : Atribut produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. H0 : Kepercayaan merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian.

Ha : Kepercayaan merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.


(49)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah bidang manajemen pemasaran yang berfokus pada atribut produk dan kepercayaan merek sebagai variabel independendan keputusan pembelian sebagai variabel dependen.Yang selanjutnya variabel-variabel independen tersebut akan diteliti dan dianalisis seberapa besar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian sampo Pantene. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat di daerah Batu Ceper Tangerang yang pernah membeli dan menggunakan sampo Pantene, penelitian ini dimulai dari bulan November 2012.

B. Metode Pengumpulan Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang ada. Sampel yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini adalah masyarakat daerah Batu Ceper Tangerang yang pernah membeli dan menggunakan sampo Pantene.

Pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode sampling convenience sampling, yang berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (IndriantorodanSupomo, 2002:139). Penelitian ini menggunakan sampel besar, yaitu sampel yang berjumlah > 30 orang (Sunyoto, 2009:28), maka sampel yang digunakan adalah 60 sampel (responden).


(50)

33 C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan hasil tabulasi dari jawaban yang diberikan oleh responden. Data tersebut dikumpulkan dan diolah oleh peneliti langsung dari respondennya. Data primer didapatkan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Selain itu kuesioner sangat cocok digunakan jika jumlah responden cukup besar, seperti yang dilakukan pada penelitian ini.

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden yang berupa jawaban dan tanggapan atas pertanyaan dan pernyataan penelitian yang ada dalam kuesioner. Yaitu kuesioner tentang keputusan pembelian, atribut produk, dan kepercayaan merek yang dibagikan kepada masyarakat Batu Ceper Tangerang yang melakukan keputusan pembelian pada sampo Pantene. Responden diminta untuk mengisi kuesioner pada lembar jawaban yang telah disediakan. Yang kemudian lembar jawaban kuesioner tersebut dikumpulkan, diseleksi, diolah, dan dianalisis oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber yang dapat diperoleh, yaitu dari jurnal,


(51)

34 buku, skripsi terdahulu, dan media internet yang berkaitan dengan topik penelitian untuk mencari dan mengumpulkan berbagai bahan bacaan dan menggali teori yang ada.

D. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui bagaimana variabel atribut produk dan kepercayaan merek mempengaruhi keputusan pembelian shampoo Pantene, maka dapat diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan pengukuran variabel-variabel yang dapat diuji pada setiap jawaban, maka akan diberi skor (Sugiyono, 2005:86). Jawaban dari setiap item instrument yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain:

Tabel. 3.1 Skala Likert

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju (STS)

1

(TS) 2

(R) 3

(S) 4

(SS) 5

Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dimana hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam bentuk tabel. Hasil dalam bentuk tabel dianalisis berdasarkan variabel atribut produk dan kepercayaan merek terhadap keputusan pembelian sampo Pantene.

Setelah dilakukan hasil perhitungan atau hasil kuesioner pengolahan data kualitatif yang didapat mengenai atribut produk, kepercayaan merek, dan


(52)

35 keputusan pembelian, yang kemudian akan dilakukan pengujian statistik regresi linier berganda dan analisis koefisien korelasi.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah (valid) tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006:49).

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan

rtabel untuk degree of freedom (df) =n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah

sampel. 30 – 2 = 28 dengan df = 28 dan alpha 0,05 didapat rtabel = 0,361.

Jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir pertanyaan atau indikator

dinyatakan valid, jika rhitung lebih rendah dari rtabel maka butir

pertanyaan atau indikator dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:45). Nilai reliabilitas variabel ditunjukkan oleh koefisien Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila koefisien Cronbach Alpha > 0,60, apabila < 0,60 maka variabel dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2006:46).


(53)

36 2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006:95). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai angka Tolerance ≤ 0,1 dan mempunyai nilai VIF

(Variance Inflation Factor) ≥ 10, maka terjadi multikoloniearitas.

2) Mempunyai angka Tolerance ≥ 0,1 dan mempunyai nilai VIF

(Variance Inflation Factor) ≤ 10, maka tidak terjadi

multikoloniearitas. b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006:147).

Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal.


(54)

37 Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2006:147):

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006:125).

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas, yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan resiualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakkan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2006:126).


(55)

38 Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji heterokedastisitas adalah (Ghozali, 2006:126):

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur (bergelombang, melebur, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Regresi

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknnik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu.

Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = a + � � + � � +e Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

x1 =Atribut Produk

x2 = Kepercayaan Merek


(56)

39 b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:87).

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan (uji F) bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai fhitung lebih besar dari ftabel , maka H0 ditolak dan

menerima Ha (Ghozali, 2006:88).

2) Jika Sig t > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima, berarti secara

simultan tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3) Jika Sig t < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, berarti secara

simultan ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.


(57)

40 d. Uji Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.

Menurut Suharyadi dan Purwanto S.K (2004:525), untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau tidak, digunakan uji t atau t-student. Untuk melakukan uji t dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya menentukan daerah kritis. Daerah kritis ditentukan oleh nilai ttabel dengan derajat kebebasan yaitu

n – k, dengan taraf α. Dalam penelitian ini derajat kebebasannya adalah 60 – 2 = 58, dengan melakukan uji dua arah dan taraf nyata 5% atau 0,05.

Untuk menentukan daerah keputusan uji t dengan uji dua arah kriterianya sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2004:526).

1. Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel.

thitung < ttabel atau -thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel dependen.

thitung > ttabel atau -thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya variabel indenpenden mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel dependen.

2. Dengan taraf nyata α = 5%

Jika taraf nyata > 5%, maka H0 diterima dan Ha ditolak.


(58)

41 E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah apapun yang dapat mebedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115).

a) Variabel Terikat (dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, 2006:116). Variabel terikat pada penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).

b) Variabel Bebas (independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau negatif (Sekaran, 2006:117). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut produk (X1) dan kepercayaan

merek (X2).

2. Definisi Operasional

Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Berikut adalah tabel operasional variabel pada penelitian ini:

Tabel. 3.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Atribut Produk (X1)

Yuantoro dalam Elyonsa

(2010:11)

Harga 1. Harga yang terjangkau

2. Kesesuaian harga dengan produk

Ordinal Merek 3. Merek yang mudah diingat

4. Merek terkenal di masyarakat

Kemasan

5. Kemasan yang menarik

6. Mempunyai ciri khas tersendiri 7. Mudah (praktis) untuk dibawa


(59)

42

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

dan Simamora dalam Wahyudi (2005:165)

Kualitas

8. Performance (fungsi utama produk)

9. Features (kelengkapan atau tambahan)

10.Keandalan (kemampuan selalu dalam keadaan baik atau siap pakai)

Ordinal

Kepercayaan Merek (X2)

Lau dan Lee dalam Riana

(2008:187-188)

Brand characteristic

1. Prediksi merek 2. Reputasi merek 3. Kompetensi merek

Ordinal

Company characteristic

4. Reputasi perusahaan 5. Motivasi perusahaan yang

diinginkan

6. Integritas suatu perusahan

Consumer-brand characteristic

7. Kemiripan antara konsep emosional dengan kepribadian merek

8. Kesukaan terhadap merek 9. Pengalaman terhadap merek

Keputusan Pembelian (Y) Kotler dalam Pranoto (2008:42) Pengenalan

Kebutuhan 1. Mengenali kebutuhan

Ordinal Pencarian Informasi

2. Mencari informasi dari sumber pribadi (internal search) 3. Mencari informasi dari sumber

lain atau umum

Evaluasi Alternatif 4. Menilai tiap-tiap alternatif yang ada di pasaran

Pembelian 5. Pembelian produk oleh konsumen Evaluasi Pasca

Pembelian

6. Kepuasan setelah membeli 7. Melakukan pembelian ulang 8. Merekomendasikan kepada orang


(60)

43 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat P&G (Procter& Gamble) Company

1. Gambaran Umum Perusahaan

Procter & Gamble (P&G) merupakan perusahaan multinasional yang memasarkan ± 250 merek-mereknya kepada hampir lima milyar konsumen di lebih dari 130 negara. Dengan berbasis di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat, P&G telah beroperasi di lebih dari 70 negara dan mempekerjakan lebih dari 106.000 orang di seluruh dunia.

2. Sejarah P&G Indonesia Tbk

Procter & Gamble Indonesia (P&G) adalah pendatang baru di industri

consumer goods di Tanah Air. Secara resmi, P&G mulai beroperasi pada 1989. Toh, itu tidak membuat perusahaan multinasional asal Amerika Serikat ini panik dan kikuk menghadapi persaingan dengan pemain yang lebih dulu menguasai pasar. Dengan pengalamannya yang panjang di berbagai negara, pendatang baru ini nampak tenang. Pasar Indonesia tidak langsung digempurnya dengan 300 merek yang dikelolanya di seluruh dunia. P&G di Indonesia tidak membangun merek dari nol, melainkan cukup memilih mana yang paling cocok untuk karakteristik pasar Indonesia. Begitulah, pelan tapi pasti, P&G meluncurkan mereknya dalam ketegori produk yang telah diperhitungkan, sekaligus mengedukasi masyarakat.


(61)

44 Cara ini lumayan berhasil. Produk perawatan rambut P&G, misalnya, kini menguasai sekitar 30% pangsa pasar Indonesia. Senjata andalannya, Pantene, Rejoice dan Head & Shoulders. Unilever, si jago tua, menguasai 60% lewat Brisk, Sunsilk, Clear, Organics dan Dimension. Sementara Wings, yang mengandalkan Emeron, menguasai 5%. Sisanya menjadi rebutan pemain lain.

Keberhasilan produk dan merek-merek itu merebut pasar Indonesia, kata Direktur P&G Indonesia Tbk. Bambang Sumaryanto, tidaklah terjadi begitu saja. Semuanya dikembangkan berdasarkan kebutuhan pasar lewat studi kelayakan yang komprehensif. “Semua merek yang kami luncurkan memiliki target pasar yang sangat spesifik. Kami berpatokan pada CDI (category development index),” jelas Bambang ketika ditanya bagaimana

P&G mengelola merek-mereknya. P&G, lanjutnya, juga banyak diuntungkan oleh jaringan global yang dimilikinya. Ini memungkinkannya mempelajari perkembangan yang terjadi pada satu kategori di negara lain. Selama ini P&G, khususnya di Indonesia, memanfaatkan database milik mereka. Karena keingingan konsumen selalu berubah, kemampuan manajemen membaca dan mengantisipasi perubahan sangat menentukan

survive-tidaknya merek. Di situlah, peranan tim R&D perusahaan sangat menentukan. Terlambat mengantisipasi perubahan, bisa berakibat hilangnya peluang.

3. Visi dan Misi P&G Indonesia Tbk a. Visi P&G Indonesia Tbk

Dapat diakui sebagai sebagai perusahaan Consumen Good yang memberikan layanan terbaik di dunia konsumen.


(62)

45 b. Misi P&G Indonesia Tbk

Menyediakan produk bermerek dan pelayanan kualitas unggul dan nilai yang meningkatkan kehidupan konsumen didunia, sekarang dan generasi yang akan datang.

B. Analisis dan Pembahasan 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006:49).

Dimana uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung

dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dimana n adalah jumlah

sampel sebanyak 20. Sehingga besarnya df dapat dihitung 20 – 2 = 18 dan alpha 0,05 didapat rtabel = 0,4438 (Ghozali, 2006:49). Setiap butir

pertanyaan dalam kuesioner tersebut dikatakan valid dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya jika mempunyai nilai rhitung lebih besar

dari 0,4438. Ukuran validitas tiap butir-butir pertanyaan dapat dilihat dalam tabel. 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

No. Pertanyaan rhitung rtabel Ket.

1 AP1 0,471 0,4438 Valid

2 AP2 0,734 0,4438 Valid

3 AP3 0,853 0,4438 Valid


(63)

46 No. Pertanyaan rhitung rtabel Ket.

5 AP5 0,623 0,4438 Valid

6 AP6 0,751 0,4438 Valid

7 AP7 0,623 0,4438 Valid

8 AP8 0,561 0,4438 Valid

9 AP9 0,565 0,4438 Valid

10 AP10 0,482 0,4438 Valid

11 KM1 0,849 0,4438 Valid

12 KM2 0,912 0,4438 Valid

13 KM3 0,769 0,4438 Valid

14 KM4 0,777 0,4438 Valid

15 KM5 0,590 0,4438 Valid

16 KM6 0,769 0,4438 Valid

17 KM7 0,643 0,4438 Valid

18 KM8 0,634 0,4438 Valid

19 KM9 0,567 0,4438 Valid

20 KP1 0,856 0,4438 Valid

21 KP2 0,466 0,4438 Valid

22 KP3 0,881 0,4438 Valid

23 KP4 0,677 0,4438 Valid

24 KP5 0,808 0,4438 Valid

25 KP6 0,630 0,4438 Valid

26 KP7 0,881 0,4438 Valid

27 KP8 0,677 0,4438 Valid

28 KP9 0,808 0,4438 Valid

(sumber: Data primer yang diolah, 2013) 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesionerdikatakan reliabel atau handal, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:45). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60 (Ghozali, 2006:46).


(64)

47 Tabel. 4.2

Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Cronbach’s

Alpha

Standar

Cronbach’s

Alpha

Ket. 1 Atribut Produk (X1) 0,882 0,60 Reliabel

2 Kepercayaan Merek (X2) 0,921 0,60 Reliabel

3 Keputusan Pembelian (Y) 0,926 0,60 Reliabel (Sumber: Data primer yang diolah, 2013)

Dari hasil tabel di atas menunjukkan bahwaketiga variabel tesebut memiliki instrumen yang reliabel, karena nilai Cronbach’s Alpha> standar Cronbach’s Alpha yang telah ditetapkan yaitu 0,60.

a. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini penulis mengambil 60 responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Berikut ini adalah penyajian hasil mengenai karakteristik responden.

1) Jenis Kelamin

Tabel. 4.3

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 21 35 %

Wanita 39 65 %

Total 60 100 %

(Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 60 responden, terlihat dalam tabel. 4.3, terdapat 21 responden (35%) pria dan 39 responden (65%) wanita dari hasil karakteristik responden jenis kelamin.


(65)

48 2) Tempat

Tabel. 4.4 Tempat Pembelian

Tempat Frekuensi Persentase

Pasar Tradisional 4 6,7 %

Swalayan 36 60 %

Warung Terdekat 20 33,3 %

Lain-lain - -

Total 60 100 %

(Sumber: Data primer yang diolah, 2013)

Berdasarkan tabel. 4.4 dapat dilihat bahwa 4 responden (6,7%) memilih tempat membeli sampo Pantene di pasar tradisional, 36 responden (60%) memilih di swalayan, dan 20 responden (33,3%) memilih di warung terdekat. Maka dapat disimpulkan hampir semua responden memilih tempat membeli sampo Pantene di swalayan. b. Penilaian Responden

1) Atribut Produk

Atribut produk dapat diukur dengan menggunakan indikator yang telah disusun, indikator tersebut yaitu; harga yang terjangkau, kesesuaian harga dengan produk, merek yang mudah diingat, merek terkenal di masyarakat, kemasan yang menarik, mempunyai ciri khas tersendiri, mudah (praktis) untuk dibawa, performance (fungsi utama produk), features (kelengkapan atau tambahan), dan keandalan (kemampuan selalu dalam keadaan baik atau siap pakai).


(66)

49 Tabel. 4.5

Jawaban Responden Mengenai Harga Yang Terjangkau

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid R 16 26.7 26.7 26.7

S 35 58.3 58.3 85.0

SS 9 15.0 15.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Data primer yang diolah, 2013)

Dari hasil tabel. 4.5 dapat diketahui bahwa 16 responden (26,7%) menyatakan ragu-ragu, 35 responden (58,3%) menyatakan setuju, dan 9 responden (15%) menyatakan sangat setuju, maka dapat disimpulkan bahwa hampir semua responden menyatakan setuju mengenai harga yang terjangkau.

Tabel. 4.6

Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Harga Dengan Produk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid R 21 35.0 35.0 35.0

S 27 45.0 45.0 80.0

SS 10 16.7 16.7 96.7

TS 2 3.3 3.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Data primer yang diolah, 2013)

Dari hasil tabel. 4.6 dapat diketahui bahwa 21 responden (35%) menyatakan ragu-ragu, 27 responden (45%) menyatakan setuju, 10 responden (16,7%) menyatakan sangat setuju, dan 2 responden (3,3%) menyatakan tidak setuju, maka dapat disimpulkan bahwa hampir semua responden menyatakan setuju mengenai kesesuaian harga dengan produk.


(67)

50 Tabel. 4.7

Jawaban Responden Mengenai Merek Yang Mudah Diingat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid R 7 11.7 11.7 11.7

S 34 56.7 56.7 68.3

SS 19 31.7 31.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Data primer yang diolah, 2013)

Dari hasil tabel. 4.7 dapat diketahui bahwa 7 responden (11,7%) menyatakan ragu-ragu, 34 responden (56,7%) menyatakan setuju, dan 19 responden (31,7%) menyatakan sangat setuju, maka dapat disimpulkan bahwa hampir semua responden menyatakan setuju mengenai merek yang mudah diingat.

Tabel. 4.8

Jawaban Responden Mengenai Merek Terkenal Di Masyarakat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid R 13 21.7 21.7 21.7

S 45 75.0 75.0 96.7

SS 2 3.3 3.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Data primer yang diolah, 2013)

Dari hasil tabel. 4.8 dapat diketahui bahwa 13 responden (21,7%) menyatakan ragu-ragu, 45 responden (75%) menyatakan setuju, dan 2 responden (3,3%) menyatakan sangat setuju, maka dapat disimpulkan bahwa hampir semua responden menyatakan setuju mengenai merek terkenal di masyarakat.


(1)

98

Lampiran 5: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

ATRIBUT PRODUK (X

1

)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.882 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

AP1 37.20 18.063 .471 .879

AP2 37.35 16.239 .734 .862

AP3 37.55 14.471 .853 .849

AP4 37.65 16.871 .566 .874

AP5 37.15 17.397 .623 .871

AP6 37.45 16.576 .751 .862

AP7 37.15 17.397 .623 .871

AP8 37.80 16.484 .561 .875

AP9 37.40 15.937 .565 .876


(2)

99

KEPERCAYAAN MEREK (X

2

)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.921 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

KM1 33.25 16.829 .849 .902

KM2 33.35 16.450 .912 .897

KM3 33.10 18.411 .769 .910

KM4 33.05 17.629 .777 .908

KM5 33.15 18.345 .590 .920

KM6 33.15 16.450 .769 .909

KM7 33.15 18.555 .643 .916

KM8 33.35 17.924 .634 .918


(3)

100

KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.926 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

KP1 33.50 10.474 .856 .909

KP2 34.20 11.642 .466 .934

KP3 33.60 10.463 .881 .908

KP4 33.75 11.355 .677 .921

KP5 33.60 10.674 .808 .912

KP6 34.40 10.358 .630 .929

KP7 33.60 10.463 .881 .908

KP8 33.75 11.355 .677 .921


(4)

101

Lampiran 6: Hasil Uji Asusmsi Klasik

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 kepercayaanmer

ek, atributproduka . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: keputusanpembelian

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.132 6.449 .486 .629

atributproduk .515 .105 .527 4.920 .000 .878 1.139

kepercayaanmerek .404 .180 .241 2.244 .029 .878 1.139

a. Dependent Variable: keputusanpembelian

Coefficient Correlationsa

Model kepercayaanmerek atributproduk

1 Correlations kepercayaanmerek 1.000 -.349

atributproduk -.349 1.000

Covariances kepercayaanmerek .032 -.007

atributproduk -.007 .011


(5)

(6)

103

Lampiran 7: Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 kepercayaanmer

ek, atributproduka . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: keputusanpembelian

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .652a .425 .405 2.133

a. Predictors: (Constant), kepercayaanmerek, atributproduk b. Dependent Variable: keputusanpembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 191.551 2 95.775 21.041 .000a

Residual 259.449 57 4.552

Total 451.000 59

a. Predictors: (Constant), kepercayaanmerek, atributproduk b. Dependent Variable: keputusanpembelian

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.132 6.449 .486 .629

atributproduk .515 .105 .527 4.920 .000

kepercayaanmerek .404 .180 .241 2.244 .029


Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Kepercayaan Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Laptop Merek Asus Pada Pengunjung Plaza Medan Fair

5 188 120

Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek BlackBerry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Hukum USU)

2 42 112

Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)

2 38 96

Pengaruh Marketing Endorser (Cristiano Ronaldo)Terhadap Keputusan Pembelian Clear Men Shampoo (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)

0 87 105

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Universitas Sumatera Utara)

1 65 126

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Pantene (Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang

1 12 120

Pengaruh Ekuitas Merek dan Motivasi Pembelian Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Jaket Merek Airplane Di Distro Airplane System Bandung

0 8 1

Pengaruh Harga, Manfaat, Atribut dan Kelas Produk terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen Surabi Bandung ENHAII di Bandar Lampung)

2 14 58

Pengaruh Word of Mouth, Iklan dan Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Konsumen

1 2 11

Pengaruh Persepsi Iklan, Kesadaran Merek, Citra Merek terhadap Sikap pada Merek dan Keputusan Pembelian (Studi pada Produk Pestisida Merek Sidamethrin 50 EC)

0 2 10