Efektivitas Metode Mnemonics untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Lambang Unsur-Unsur Kimia

(1)

EFEKTIVITAS METODE MNEMONICS

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT LAMBANG UNSUR-UNSUR KIMIA

SKRIPSI

Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh: H A R D I 021301064

F A K U L T A S P S I K O L O G I

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A M E D A N


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia ujian skripsi Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara, Medan

dan diterima sebagai persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan S1 Psikologi pada tanggal

_______________

Mengesahkan

Dekan Fakultas Psikologi

Dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) NIP: 140 080 762

Tim Penguji

1. Desvi Yanti M., M.Si, Psi Penguji I _________ 2. Dra. Sri Supriyantini, M.Si Penguji II _________ 3. Dra. Lili Garliah, M.Si Penguji III _________


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Efektivitas Metode

Mnemonics untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Lambang Unsur-Unsur

Kimia” adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari karya orang lain.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam karya ini saya bersedia menerima sanksi apapun dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2008 Yang membuat pernyataan

Hardi 021301064


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah Efektivitas Metode Mnemonics untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Lambang Unsur-Unsur Kimia.

Banyak pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, dan pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumtera Utara.

3. Ibu Desvi Yanti M., M.Si, Psi selaku dosen pembimbing skripsi bagian psikologi pendidikan, atas bimbingan dan kesabarannya dalam menuntun saya menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Sri Supriyantini, M.Si selaku penguji ujian skripsi bagian psikologi pendidikan, atas waktu dan pikirannya dalam memberikan umpan balik mengenai skripsi ini.

5. Ibu Dra. Lili Garliah, M.Si selaku penguji ujian skripsi dan pengajar psikologi eksperimen, atas waktu dan pikirannya dalam memberikan umpan balik mengenai skripsi ini.

6. Para dosen dan staf Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Martis Tarigan selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan.


(5)

8. Ibu L. Sihotang selaku Guru Bidang Studi Kimia, atas kesediaanya menyediakan waktu dan ruang bagi saya.

9. Siswa-siswi kelas VII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan, atas partisipasinya dalam penelitian saya.

10.Teman-teman terdekat saya, Marfirani, Christina dan Kristiani, atas dukungannya yang terus menerus sampai skripsi ini selesai.

Semoga skripsi ini bisa berguna, tidak hanya untuk diri saya sendiri tetapi juga untuk pihak-pihak lain yang tertarik dengan topik yang sama. Sekian.

Medan, Januari 2008


(6)

ABSTRAK Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Hardi : 021301064

Efektivitas Metode Mnemonics untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Lambang Unsur-Unsur Kimia

x + 49 halaman ; 2007, 4 tabel Bibliografi 20 (1978 – 2007)

Ada 2 tujuan dari penelitian ini yaitu pertama, melihat efektivitas metode

mnemonics untuk meningkatkan kemampuan mengingat, dan kedua, melihat

perbedaan efektivitas antara metode mnemonics jenis teknik naratif dengan metode loci. Metode mnemonics sebagai suatu metode mengingat bermanfaat untuk membantu mengingat sesuatu. Siswa-siswi diharapkan dapat lebih mudah mengingat lambang unsur-unsur kimia setelah mendapatkan pengajaran metode

mnemonics. Metode mnemonics banyak jenisnya, tetapi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis teknik naratif dan metode loci.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan multi

group between subjects research design. Siswa-siswi dalam satu kelas akan dibagi

menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Kelompok kontrol tidak menggunakan metode

mnemonics, kelompok eksperimen 1 menggunakan mnemonics jenis teknik naratif

dan kelompok ekperimen 2 menggunakan mnemonics jenis metode loci. Setelah pengajaran, dilakukan pengukuran kemampuan mengingat dengan menggunakan Tabel Periodik kosong.

Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan. Sampel penelitian sebanyak 27 orang dengan pembagian masing-masing 9 orang untuk kelompok kontrol, kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Analisa hasil utama menggunakan uji-t. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi antara metode ceramah dengan kedua metode mnemonics adalah 0.000, lebih kecil dari l.o.s 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode mnemonics lebih efektif meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia. Sedangkan hasil tambahan penelitian ini adalah 1.000, lebih besar dari l.o.s 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode mnemonics jenis teknik naratif dengan metode loci untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

Hasil utama penelitian sesuai dengan hipotesa peneliti. Sedangkan hasil tambahan dari penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesa peneliti. Hal ini mungkin disebabkan kemampuan mengingat yang cukup baik pada siswa-siswi tersebut. 


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.A. Latar Belakang Masalah ... 1

I.B. Perumusan Masalah ... 7

I.C. Tujuan Penelitian ... 8

I.D. Manfaat Penelitian ... 8

I.E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

II.A. Kemampuan Mengingat Lambang Unsur-Unsur Kimia ... 12

II.A.1. Kemampuan mengingat ... 12

II.A.1.1 Defenisi kemampuan mengingat ... 12

II.A.1.2 Sistem mengingat ... 12

II.A.1.3 Kemampuan mengingat ... 16

II.A.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengingat ... 17

II.A.2. Lambang unsur kimia ... 20

II.A.2.1 Defenisi ilmu kimia ... 20

II.A.2.2 Lambang unsur kimia ... 20

II.A.3. Kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia ... 23

II.B. Metode Mnemonics ... 24

II.B.1. Definisi mnemonics ... 24


(8)

II.C. Efektivitas Metode Mnemonics untuk Meningkatkan Kemampuan

Mengingat Lambang Unsur-Unsur Kimia ... 29

II.D. Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

III.A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian ... 33

III.B. Definisi Operasional Variabel ... 33

III.C. Subjek Penelitian ... 34

III.D. Rancangan Penelitian ... 35

III.E. Instrumen / Alat Ukur yang digunakan ... 36

III.F. Prosedur Penelitian ... 37

III.G. Metode Analisis Data ... 39

III.H. Teknik Kontrol ... 40

BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PENELITIAN ... 42

IV.A. Deskripsi Sampel Penelitian ... 42

IV.B. Uji Asumsi Penelitian ... 42

IV.B.1 Uji normalitas ... 42

IV.B.2 Uji homogenitas varians ... 43

IV.C. Hasil Utama Penelitian ... 44

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ... 46

V.A. Kesimpulan ... 46

V.B. Diskusi ... 46

V.C. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Rancangan Eksperimen Multi Group Between Subjects Research

Design ... 35

Tabel 2 : Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk Uji Normalitas ... 42

Tabel 3 : Hasil Levene Statistic untuk Uji Homogenitas Varians ... 43


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Diagram Pemrosesan Informasi ... 15 Gambar 2 : Tabel Periodik Standar ... 22


(11)

ABSTRAK Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Hardi : 021301064

Efektivitas Metode Mnemonics untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Lambang Unsur-Unsur Kimia

x + 49 halaman ; 2007, 4 tabel Bibliografi 20 (1978 – 2007)

Ada 2 tujuan dari penelitian ini yaitu pertama, melihat efektivitas metode

mnemonics untuk meningkatkan kemampuan mengingat, dan kedua, melihat

perbedaan efektivitas antara metode mnemonics jenis teknik naratif dengan metode loci. Metode mnemonics sebagai suatu metode mengingat bermanfaat untuk membantu mengingat sesuatu. Siswa-siswi diharapkan dapat lebih mudah mengingat lambang unsur-unsur kimia setelah mendapatkan pengajaran metode

mnemonics. Metode mnemonics banyak jenisnya, tetapi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis teknik naratif dan metode loci.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan multi

group between subjects research design. Siswa-siswi dalam satu kelas akan dibagi

menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Kelompok kontrol tidak menggunakan metode

mnemonics, kelompok eksperimen 1 menggunakan mnemonics jenis teknik naratif

dan kelompok ekperimen 2 menggunakan mnemonics jenis metode loci. Setelah pengajaran, dilakukan pengukuran kemampuan mengingat dengan menggunakan Tabel Periodik kosong.

Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan. Sampel penelitian sebanyak 27 orang dengan pembagian masing-masing 9 orang untuk kelompok kontrol, kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Analisa hasil utama menggunakan uji-t. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi antara metode ceramah dengan kedua metode mnemonics adalah 0.000, lebih kecil dari l.o.s 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode mnemonics lebih efektif meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia. Sedangkan hasil tambahan penelitian ini adalah 1.000, lebih besar dari l.o.s 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode mnemonics jenis teknik naratif dengan metode loci untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

Hasil utama penelitian sesuai dengan hipotesa peneliti. Sedangkan hasil tambahan dari penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesa peneliti. Hal ini mungkin disebabkan kemampuan mengingat yang cukup baik pada siswa-siswi tersebut. 


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan dan merupakan hak tiap anak untuk mendapatkannya. Salah satu bentuk pendidikan yang dapat ditempuh anak adalah pendidikan formal. Pendidikan formal di Indonesia yang sudah lama digalakkan adalah program Wajib Belajar 9 tahun dimana seharusnya anak Indonesia harus berpendidikan minimal tamatan SMP. Dewasa ini pemerintah juga sudah mulai banyak mengeluarkan program-program lain untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah digantikannya kurikulum tahun 2000 dengan kurikulum baru yang dinamakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Menurut Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Dr. Mochammad Ali (dalam Eriyanti, 2006), KBK menekankan tiga aspek, kognisi, afeksi, dan psikomotor yang lebih difokuskan pada keterampilan (skill).

Kurikulum KBK ini mulai diberlakukan pemerintah sejak tahun 2004. Perbedaan utama antara KBK dengan kurikulum sebelumnya terletak pada cara atau pendekatan pembelajarannya. Jika pada kurikulum sebelumnya pendekatan pembelajarannya berbasis kandungan ilmu, maka pada KBK kandungan ilmu hanya merupakan wahana untuk mencapai kompetensi. KBK menekankan pada pencapaian kompetensi siswa, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan


(13)

hanya guru, serta penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar (Eriyanti, 2006).

Menurut Eriyanti (2006), perbedaan lainnya antara KBK dengan kurikulum sebelumnya adalah proses evaluasinya. Pada KBK, proses evaluasi kompetensi dasar siswa diukur berdasarkan standar ketuntasan belajar minimal (SKBM). SKBM ini dibuat guru berdasarkan pengalaman keilmuan dan situasi lingkungan yang dapat diterapkan dalam sistem pembelajaran. Untuk proses evaluasi, siswa harus melampaui SKBM. Bila nilai yang diperoleh tidak mencapai standar yang ditetapkan, siswa harus mengikuti ujian ulangan berkali-kali sampai memperoleh nilai yang distandarkan. Hal ini dilakukan dengan harapan untuk mempersiapkan para siswa-siswi supaya dapat lebih maju dan bersaing dengan siswa-siswi dari negara lain dalam hal ilmu pengetahuannya. Selain itu juga sangat diharapkan agar dapat menghasilkan siswa-siswi yang lebih berpotensi, berwawasan luas dan dapat berpikir kritis (Eriyanti, 2006).

Selain itu, perbedaan lainnya adalah adanya penambahan pelajaran baru bagi siswa SMP yaitu pelajaran kimia. Pelajaran kimia ini sebelumnya hanya diterima siswa pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Penambahan mata pelajaran kimia sebagai pelajaran baru pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) tentu ada beberapa kesulitan yang akan dihadapi siswa SMP. Salah satunya adalah kesulitan dalam hal mengingat karena pelajaran kimia termasuk pelajaran hafalan.

Kimia merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Materi-materi kimia menyusun alam ini, contohnya


(14)

plastik, kayu, batu, tanah, minyak dan karet. Udara yang dihirup, makanan dan minuman yang dikonsumsi semuanya juga termasuk materi kimia. Mengingat di alam ini terdapat jutaan materi yang berbeda maka mempelajari kimia merupakan sesuatu yang penting,.

Orang dapat mengetahui sifat-sifat materi serta cara memanfaatkannya dengan mempelajari kimia. Materi dapat berupa benda hidup maupun benda tak hidup (benda mati). Satu hal yang harus diingat adalah bahwa semua benda yang ada di sekitar individu tergolong materi kimia.

Materi kimia tidak hanya terdapat dalam botol-botol di laboratorium, tetapi juga di sekitar individu. Semua hal, termasuk plastik, kayu, batu, tanah, minyak dan karet semuanya tersusun dari materi kimia. Bahkan, udara yang dihirup, makanan dan minuman yang dikonsumsi, pakaian yang dipakai dan lain-lain, semuanya juga termasuk materi kimia. Para ahli telah mengidentifikasikan dan mencatat sifat dari jutaan jenis zat. Setiap zat mempunyai sifat khas (spesifik) yang membedakannya dari zat lain. Selain itu, antara berbagai zat juga terdapat kemiripan sifat.

Manfaat yang didapat ketika mempelajari ilmu kimia adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya. Manfaat yang lebih jauh dari ilmu kimia adalah untuk mengubah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan setiap individu. Dunia modern sekarang adalah suatu dunia dimana seseorang menjadi terbiasa dengan kemudahan yang diperoleh dari ilmu kimia. Misalnya, sabun, pasta gigi, tekstil, kosmetik, pupuk, pestisida, bahan bakar, cat dan berbagai


(15)

makanan olahan, semuanya adalah hasil penerapan ilmu kimia. Hampir semua bahan keperluan setiap individu, baik langsung maupun tidak langsung pasti mengalami sentuhan kimia.

Manfaat selanjutnya adalah pembentukan sikap. Dalam mempelajari ilmu kimia, individu senantiasa berhadapan dengan masalah dan memecahkannya secara sistematis. Seringkali masalah dalam ilmu kimia tergolong rumit dan kompleks sehingga ada kesan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang sukar. Sebenarnya kerumitan itu akan menjadi suatu keuntungan jika disikapi dengan benar. Individu menjadi terbiasa menghadapi dan memecahkan masalah secara logis dan terencana. Kebiasaan itu membantu kita dalam menghadapi persoalan hidup sehari-hari. Di atas semuanya itu, ilmu kimia akan menunjukkan kepada semua manusia akan keteraturan alam ini, baik alam makro maupun mikro. Kiranya semuanya akan menambah kekaguman semua manusia terhadap Sang Pencipta.

Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan pengamatan dan percobaan (eksperimen). Sebelum melakukan eksperimen, setiap orang harus mengenal alat-alat yang akan digunakan. Individu harus mengetahui cara penggunaan setiap alat-alat dengan baik, mengetahui setiap unsur kimia, sifat-sifatnya dan mengetahui jenis mana yang berbahaya dan yang tidak. Hal ini harus benar-benar diperhatikan karena kesalahan yang kecil saja bisa dapat berakibat fatal. Misalnya, pencampuran antara dua jenis gas yang berbeda dalam jumlah tertentu dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Jadi, sebelum lebih jauh melangkah dan


(16)

mengenal lebih dalam mengenai kimia, siswa-siswi tersebut harus mengetahui lebih dahulu mengenai unsur-unsur kimia.

Unsur-unsur kimia di alam ini sangatlah banyak dan mempunyai sifat-sifat tertentu. Oleh sebab itu untuk mempermudah pemahaman unsur-unsur kimia, seorang ahli kimia bernama Henry Moseley mengelompokkan unsur-unsur tersebut ke dalam sebuah tabel yang disebut Sistem Periodik Modern atau Tabel Periodik. Dan untuk mempermudah penulisan, Berzelius (dalam Sudjana, 1992) mengusulkan suatu lambang yaitu lambang unsur atau lambang atom. Lambang unsur-unsur kimia disusun dalam Tabel Periodik yang terdiri dari beberapa golongan dan tingkatan. Siswa-siswi diharapkan dapat mengingat lambang unsur-unsur kimia yang ada dalam golongan dan tingkatan tertentu untuk mempermudah mereka memahami pelajaran selanjutnya. Jika siswa-siswi tidak mampu mengingat lambang unsur-unsur kimia yang terdapat dalam Tabel Periodik, maka untuk tahap pembelajaran kimia selanjutnya akan sangat sulit dilakukan. Lambang unsur-unsur kimia dalam Tabel Periodik bukanlah hal yang mudah untuk dipelajari. Hal ini juga dikemukakan beberapa siswa-siswi yang diwawancarai peneliti pada saat prariset ke sekolah SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan. Dari prariset yang dilakukan penulis, yaitu melalui wawancara dengan beberapa siswa-siswi SMP, didapatkan data bahwa ada siswa yang mengeluh mendapat kesulitan dalam mengingat susunan lambang unsur-unsur kimia. Namun setelah diajarkan teknik mengingat, sebagian besar dari mereka mengaku menjadi sangat cepat dan mudah mengingat.Oleh karena itu, untuk mempelajari lambang unsur-unsur kimia diperlukan kemampuan mengingat yang baik. Kemampuan


(17)

mengingat adalah kemampuan menyimpan informasi dan memanggil kembali informasi. Menurut Scruggs & Mastropi (2000) kemampuan mengingat dapat dilatih. Seringkali para pendidik mengajarkan kiat-kiat supaya para murid dapat lebih mudah dalam mengingat. Salah satu cara yang paling sering digunakan adalah metode mnemonics.

Metode mnemonics adalah suatu teknik untuk mengingat sesuatu dengan menggunakan petunjuk tertentu (Morgan, King, Weisz dan Schopler, 1986). Menurut Maltin (2005), ada beberapa jenis mnemonics, antara lain the keyword

method (metode kata kunci), the method of loci (metode loci), chunking, hierarcy technique (teknik hirarki), first-letter technique (teknik huruf pertama atau

akronim), dan narrative technique (teknik naratif). Metode kata kunci (keyword) adalah suatu metode di mana caranya adalah dengan menghubungkan kosa kata baru dengan kata yang cara pengucapannya hampir sama. Metode loci adalah suatu metode yang mengingat suatu benda dengan membayangkannya terletak pada tempat-tempat tertentu.

Maltin (2005) memberi definisi dan penjelasan untuk setiap metode

mnemonics. Metode chunking adalah suatu metode di mana sekumpulan huruf

atau angka yang tunggal dipisah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Teknik hirarki (hierarcy technique) adalah teknik mengingat dengan menyusun sekelompok kata-kata dalam tingkatan atau hirarki tertentu. First-letter technique atau teknik huruf pertama atau akronim adalah suatu metode yang menyingkat atau membuat singkatan pada suatu kata untuk membentuk kata yang lebih pendek dan gampang disebut. Teknik naratif adalah suatu metode mengingat


(18)

dengan cara menyusun sekumpulan kata menjadi sebuah cerita. Metode

mnemonics yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode mnemonics

jenis teknik naratif dan metode loci. Alasan menggunakan kedua teknik adalah bahwa kedua teknik inilah yang paling sesuai untuk lambang unsur-unsur kimia.

Banyaknya metode mengingat menunjukkan bahwa proses dan daya mengingat itu sangat penting bagi manusia. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan eksperimen untuk menguji keefektifan penggunaan metode mengingat yaitu metode mnemonics. Penelitian akan dilakukan sekolah SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan. Hal ini dilakukan berdasarkan prariset yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut. Alasan lain yang turut mendukung adalah dari wawancara dengan orang tua siswa-siswi. Hasil dari wawancara ini menunjukkan bahwa sekolah SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan termasuk sekolah dengan standar menengah, di mana siswa-siswi di sekolah tersebut mempunyai rata-rata kemampuan mengingat tingkat sedang. Hal ini diperlukan untuk menghindari bias terhadap penelitian karena kemampuan mengingat yang terlalu tinggi ataupun kemampuan mengingat yang terlalu rendah.

I. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang dijadikan masalah dalam penelitian ini adalah “Efektivitas metode mnemonics untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia” dan “Perbedaan efektivitas metode mnemonics jenis teknik naratif dan metode loci untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia”.


(19)

I. C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Melihat efektivitas metode mnemonics untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.

2. Melihat mana yang lebih efektif, metode mnemonics jenis teknik naratif atau metode loci.

I. D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam hal menambah pengetahuan metode mnemonics apa yang lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan mengingat, khususnya untuk mengingat lambang unsur-unsur kimia.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada : a. Para siswa-siswi SMP

Memberikan pengetahuan mengenai adanya teknik tertentu yang dapat digunakan dalam mengingat bahan pelajaran, khususnya lambang unsur-unsur kimia.


(20)

Memberikan pengetahuan metode mengingat kepada para guru, khususnya metode mnemonics.

I.E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai:

1. Latar belakang permasalahan : dengan diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi, siswa-siswi SMP dihadapkan pada mata pelajaran baru yaitu kimia. Untuk bisa mempelajari kimia dengan baik, siswa-siswi harus mengingat lambang unsur-unsur kimia yang tersusun dalam Tabel Periodik. Untuk mengingat lambang unsur-unsur kimia bukanlah sesuatu yang mudah, sehingga perlu suatu metode mengingat yaitu metode mnemonics.

2. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas metode mnemonics dan untuk melihat metode mnemonics jenis apa yang lebih efektif.

3. Perumusan masalah.

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah efektivitas metode

mnemonics dan perbedaan efektivitas metode mnemonics jenis teknik naratif

dan metode loci untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.

4. Manfaat penelitian terdiri dari:


(21)

b. Manfaat praktis yaitu agar siswa-siswi, orang tua, dan guru bisa menggunakan metode mnemonics untuk membantu proses belajar mengajar.

5. Sistematika penulisan terdiri dari bab I, II, III, IV, dan V.

Bab II. Landasan Teori. Pada bab ini akan diuraikan mengenai :

1. Landasan teori yang digunakan yaitu teori kemampuan mengingat dari dan 2. Hipotesa penelitian yaitu

a. Metode mnemonics lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

b. Ada perbedaan efektivitas metode mnemonics untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

Bab III. Metodologi Penelitian.

1. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen.

2. Identifikasi variabel penelitian. Variabel penelitian terdiri dari : a. Variabel bebas : metode mnemonics

b. Variabel tergantung : kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia. 3. Definisi operasional penelitian meliputi definisi kemampuan mengingat

lambang unsur-unsur kimia dan definisi metode mnemonics.

4. Subjek penelitian yaitu siswa-siswi kelas VII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan


(22)

6. Instrumen / alat ukur yang digunakan yaitu tes kemampuan mengingat dengan Tabel Periodik Kosong.

7. Prosedur penelitian, terdiri dari :

a. Tahap persiapan : peneliti membuat modul penelitian, try-out, mencari informasi tentang sampel dan menentukan jadwal penelitian.

b. Tahap pelaksanaan : peneliti melakukan randomisasi dan mengambil data. c. Tahap pengolahan data.

8. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik.

9. Teknik kontrol yang digunakan adalah method of removal dan method of

constancy condition.

Bab IV. Analisa dan Interpretasi Data. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran umum subjek penelitian yang meliputi komposisi subjek yang terlibat dalam penelitian, serta akan diuraikan hasil penelitian yang diperoleh berupa uji normalitas, uji homogenitas varians, dan hasil utama penelitian.

Bab V. Kesimpulan, Diskusi dan Saran.

1. Kesimpulan dari penelitian ini mengenai hasil penelitian yang diperoleh. Ada 3 kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini.

2. Di dalam diskusi penelitian, peneliti menjelaskan kelemahan dan kelebihan dari penelitian ini.

3. Saran-saran praktis ditujukan bagi penelitian selanjutnya, siswa-siswi, orangtua dan guru.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.A. Kemampuan Mengingat Lambang Unsur-Unsur kimia II.A.1. Kemampuan mengingat

II.A.1.1. Defenisi kemampuan mengingat

Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1990), ingat berarti berada dalam pikiran, tidak lupa dan timbul kembali dalam pikiran. Sedangkan mengingat adalah ingat akan sesuatu hal, memperhatikan, memikirkan dan menilik dengan pikiran. Menurut Myers (2006) ingatan adalah proses penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi yang telah disimpan sebelumnya baik yang berupa pengalaman masa lalu, pengetahuan maupun pemikiran.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengingat adalah kemampuan untuk menyimpan dan memanggil kembali informasi yang telah disimpan sebelumnya.

II.A.1.2. Sistem mengingat

Menurut Myers (2006) Ingatan terhadap hal-hal yang spesifik atau khusus dapat berbeda-beda tergantung kepada individu dan cara atau proses berpikir individu tersebut. Selain itu, ingatan juga dapat berbeda-beda tergantung kepada isi dari informasi tersebut. Isi informasi yang menarik cenderung lebih mudah diingat daripada informasi yang biasa dan tidak menarik. Kegagalan untuk


(24)

mengingat umumnya terjadi karena gagal menyimpan informasi, mempertahankan informasi dan memanggil kembali informasi yang telah disimpan sebelumnya.

Menyimpan, mempertahankan dan memanggil kembali informasi terjadi di dalam sistem mengingat. Menurut Hebb (2000), terdapat 3 jenis sistem mengingat, yaitu :

1. Sensory Memory

Sensory memory memuat catatan sebenarnya mengenai apa yang yang dilihat dan didengar (visual dan auditori). Hal ini hanya berlangsung selama beberapa detik, sensory memory memiliki kapasitas yang tak terbatas.

2. Short-Term Memory (STM)

Perhatian yang lebih khusus atau lebih fokus kemudian dipindahkan atau ditransfer dari sensory memory menuju short-term memory. STM umumnya menyimpan data dalam bentuk suara, khususnya me-recall suara, tetapi bisa juga dalam hal visual atau gambar. STM memiliki kapasitas kerja yang terbatas, yaitu hanya 7 ± 2 chunks atau sekitar 5 sampai 9 chunks dalam sekali ingat. Chunks adalah satu unit memori yang terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan erat satu sama lain (Cowan dalam Maltin, 2005). STM sangat rentan terhadap interupsi dan gangguan-gangguan. Terdapat 3 jenis proses dasar dalam STM, yaitu :

a) Iconic memory

Iconic memory adalah kemampuan untuk menyimpan informasi yang berupa gambar (dari hasil visual).


(25)

b) Acoustic memory

Acoustic memory adalah kemampuan untuk menyimpan informasi dalam bentuk suara. Acoustic memory dapat bertahan lebih lama daripada iconic memory.

c) Working memory

Working memory adalah suatu proses aktif menyimpan informasi hingga informasi itu dikeluarkan, misalnya terus memikirkan dan mengulang-ulang suatu nomor telepon kepada diri sendiri hingga memencet nomor telepon yang dituju. Perlu diingat bahwa inti dari working memory adalah bukan pada memindahkan informasi dari STM ke LTM, melainkan terus mengingat informasi untuk kepentingan yang sementara atau mendadak. Bagian-bagian otak yang mempengaruhi kinerja working memory adalah

frontal cortex, parietal cortex, anterior angulate, dan bagian dari basal ganglia.

Terdapat banyak teori mengenai working memory yang berasal dari penelitian pada hewan dan penelitian imaging atau pembayangan pada manusia. Misalnya menurut Postle (2006), working memory berhubungan dengan STM. Teori Cowan (2001) menyatakan bahwa working memory

bukan sistem yang terpisah, tapi merupakan bagian dari LTM. Representasi dalam working memory merupakan subbagian dari representasi LTM. Menurut Cowan (2001), kapasitas working memory

orang dewasa muda ± 7 chunks (digit, huruf, kata-kata atau unit lain), ± 4


(26)

ora ko sem 3. Long-T LTM meneta inform Pe ditangkap diagaram p Gambar Mastropi Pe lingkunga Tidak sem melainkan angtua. Pros nsolidasi in makin mung Term Memo

biasanya m ap atau p masi yang pe

mrosesan oleh indera pemrosesan

II.1 : D eri (2000)

mrosesan i an, baik se mua inform n hanya seb

ses peminda nformasi. S

gkin pula in

ory (LTM) merupakan ermanen. I enting dan s informasi a sampai ak n informasi

Diagram P

nformasi d cara visual asi dari lin bagian kecil

ahan dari S emakin lam nformasi ter tempat p Informasi sangat berar adalah ba khirnya dipr : Pemrosesan dimulai seja l (pengliha ngkungan in l. Informasi

TM ke LTM ma suatu in

rsebut masu

enyimpanan yang disim rti.

agaimana roses lebih j

n Informa

ak adanya i atan) maupu

ni diserap u i yang diser

M meliputi p formasi ters uk ke dalam

n informas mpan biasa informasi jauh. Beriku asi menuru nformasi y un auditori untuk dipro rap ini kem

pengkodean simpan di S

LTM.

si yang be anya merup

diproses ut ini merup

ut Scrugg

yang berasa i (pendenga oses lebih l mudian masu n atau STM, ersifat pakan sejak pakan gs & l dari aran). anjut, uk ke


(27)

dalam sensory register dan bertahan di sana selama beberapa detik. Sebagian besar dari informasi yang berada di sensory register kemudian dilupakan (karena tidak mengalami proses lebih lanjut) dan informasi yang diproses masuk atau ditransfer ke dalam short-term memory (STM atau ingatan jangka pendek). STM hanya memuat ± 7 chunks (yaitu sekitar 5 sampai 9 chunks) dan informasi itu bertahan sekitar 30 detik. Informasi yang telah masuk ke dalam STM itu ada yang diproses kembali dan ada yang tidak diproses. Informasi yang tidak diproses akan dilupakan (forgotten) sedangkan informasi yang diproses kemudian masuk atau ditransfer ke dalam long-term memory (LTM). Informasi yang telah diproses ke dalam LTM relatif dapat bertahan lebih lama daripada STM bahkan bisa bertahan sampai seumur hidup. Individu bisa memanggil kembali informasi yang telah disimpan sebelumnya di LTM bila suatu saat membutuhkannya (retrieved).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses mengingat berlangsung dalam 3 sistem penyimpanan memori, yaitu: (1) sensory memory, (2)

Short-Term Memory dan (3) Long-Term Memory.

II.A.1.3. Kemampuan mengingat

Richardson-Klavehn & Bkork (dalam Hastjarjo, 1994), merumuskan tes ingatan adalah suatu tugas yang berhubungan dengan peristiwa pribadi individu yang berhubungan dengan ruang dan waktu. Yang dimaksud dengan peristiwa adalah berupa penyajian kata-kata, penyajian gambar-gambar ataupun penyajian kalimat-kalimat. Tes ingatan langsung terbagi dua, yaitu :


(28)

a. Tes Rekognisi

Dimana subjek diminta untuk membedakan antara stimulus yang ada dan yang tidak ada pada saat peristiwa terjadi. Dengan kata lain, subjek diminta mengenali kembali apakah stimulus yang ada pada tahap pengetesan ingatan sama dengan stimulus yang ada pada tahap belajar.

b. Tes Pemanggilan Kembali

Subjek diminta untuk memproduksi kembali atau mengingat kembali stimulus yang telah disajikan pada tahap belajar. Dapat dilakukan tanpa bantuan tanda-tanda ataupun dengan bantuan tanda-tanda-tanda-tanda (cues).

II.A.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengingat

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan mengingat, yaitu: 1. Faktor usia. Hal ini dapat dikarenakan perbedaan perkembangan psikologis

individu pada tahap-tahap : a. Menerima informasi

Penelitian awal menemukan bahwa anak-anak dengan usia yang rendah kurang mampu mengambil banyak informasi ke dalam sensory memory (atau mempertahankannya) seperti yang mampu dilakukan anak-anak dengan usia yang lebih tinggi. Kemudian ditemukan bahwa anak usia lima tahun tidak berbeda dengan orang dewasa dalam hal jumlah informasi yang mereka terima ke dalam sensory register. Apa yang telah ditemukan oleh penelitian awal tentang informasi yang dapat diproses anak-anak yang lebih tua disebabkan karena mereka lebih banyak menggunakan strategi dalam


(29)

pengulangan (rehearsal) (Sprinthall & Sprinthall, 1990). Dalam hal menerima informasi, terdapat perbedaan dalam hal : kecepatan dalam mengolah informasi, proses perhatian (atensi), dan pengkodean.

Dalam hal kecepatan proses, penelitian awal menemukan bahwa kecepatan proses adalah fungsi langsung dari usia, juga menimbulkan keraguan. Mungkin penemuan itu disebabkan karena anak-anak yang lebih tua lebih dapat menebak stimulus apa yang akan terjadi, karena mereka telah memiliki dasar pengetahuan. Itulah sebabnya mengenai kecepatan proses ini masih belum jelas.

Kemampuan untuk fokus pada stimulus yang relevan adalah kunci utama dalam mentransfer informasi dari sensory register menuju ke STM, penelitian mengenai proses perhatian ini sangat signifikan. Banyak penelitian yang mengatakan bahwa anak-anak yang lebih tua dapat lebih mampu dalam memfokuskan dan mengontrol proses perhatian daripada yang lebih muda. Kemampuan anak dalam memperhatikan stimulus yang penting dan mengabaikan stimulus yang tidak penting merupakan fungsi langsung dari pertumbuhan dan perkembangan.

Kemampuan untuk pengkodean juga dipengaruhi oleh komponen perkembangan.

b. Penyimpanan Informasi

Perbedaan perkembangan psikologis menyebabkan perbedaan kemampuan menyimpan informasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti : strategi pengulangan (Rehearsal), dan teknik pengelompokan


(30)

(Chunking). Perbedaan usia mengakibatkan perbedaan dalam strategi pengulangan yang merupakan faktor penting agar informasi dapat ditransfer dari STM ke LTM. Semakin bertambah usia anak, semakin terorganisir strategi pengulangan yang digunakan, menyebabkan semakin banyak informasi yang masuk ke LTM. Teknik pengelompokan berhubungan erat dengan kemampuan mengulang (rehearsal) karena tergantung pada kemampuan organisasi dan kemampuan dalam bentuk abstraksi. Anak-anak yang lebih muda lebih banyak mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata abstrak.

c. Kemampuan Pemanggilan Kembali

Semakin berkembangnya anak, akan semakin meningkatkan spontanitas dalam menggunakan strategi pemanggilan kembali.

2. Faktor kebudayaan juga berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Kebudayaan membuat anggotanya sensitif terhadap objek, kejadian dan strategi tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan memori terhadap hal tersebut (Misty & Rogoff dalam Santrock, 2004).

3. Faktor pendidikan. Kesalahan dalam penggunaan strategi mengingat informasi sering berhubungan dengan kurangnya pendidikan di sekolah yang tepat (Cole & Scribner dalam Santrock, 2004).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengingat adalah faktor usia, faktor kebudayaan dan faktor pendidikan.


(31)

II.A.2. Lambang Unsur kimia II.A.2.1. Defenisi Ilmu kimia

Ilmu yang mempelajari alam semesta disebut ilmu pengetahuan alam (natural science). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah diajarkan sejak di Sekolah Dasar dengan memperkenalkan beberapa topik pilihan. Di Sekolah Menengah Pertama, pengajaran mata pelajaran IPA dibagi menjadi 3, yaitu : mata pelajaran fisika, biologi dan kimia.

Menurut Purba (1994) dan Parning (2002), secara garis besar, dapat dikatakan bahwa ilmu kimia mempelajari segala sesuatu tentang materi, meliputi susunan, struktur, sifat dan perubahannya serta energi yang menyertai perubahan tersebut.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang khusus mempelajari segala sesuatu tentang materi, meliputi susunan, struktur, sifat dan perubahannya serta energi yang menyertai perubahan tersebut.

II.A.2.2. Lambang Unsur kimia

Menurut Purba (2007), zat kimia dapat diklasifikasikan berdasarkan kemiripan sifatnya dan hal ini sangat memudahkan orang mempelajari ilmu kimia. Berzelius (dalam Purba, 2007) mengusulkan pemberian lambang unsur kimia sebagaimana yang dikenal sekarang. Tujuan pemberian lambang unsur adalah untuk meringkaskan dan memudahkan penulisan unsur kimia. Menurut Berzelius, setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf, yaitu huruf awal dari nama Latin


(32)

unsur yang bersangkutan dan ditulis dengan huruf besar. Bagi unsur yang mempunyai huruf awal sama, lambangnya dibedakan dengan menambahkan satu huruf lain dari nama unsur itu dan ditulis dengan huruf kecil.

Menurut Purba (2007), lambang unsur-unsur kimia diklasifikasikan ke dalam delapan golongan dan tujuh tingkatan dan disusun dalam sebuah tabel yang dinamakan Sistem Periodik Modern. Sistem periodik ini disusun oleh Moseley (dalam Purba, 2007) yang menemukan bahwa setiap atom mempunyai nomor atom sendiri dan sifat dasar atom ditentukan nomor atomnya. Golongan dalam unsur kimia disusun dalam lajur vertikal berdasarkan kemiripan sifat, sedangkan periode disusun dalam lajur horizontal berdasarkan kenaikan nomor atom. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar II.2. Tabel Periodik Standar.


(33)

Seri kimia dari Tabel Periodik

Logam alkali Alkali tanah Lantanida Aktinida Logam transisi Logam Metaloid Non-logam Halogen Gas mulia

Gambar II.2. Tabel Periodik Standar

Aturan pewarnaan nomor atom dalam tabel periodik di atas:

i. Unsur yang nomor atomnya berwarna biru berwujud cair pada keadaan suhu dan tekanan standar (STP),

ii. Unsur yang nomor atomnya berwarna hijau berwujud gas pada keadaan STP,

iii. Unsur yang nomor atomnya berwarna hitam berwujud padat pada keadaan STP,

Golongan ĺ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Periode Ļ

1 1 H 2 He 2 3 Li 4 Be 5 B 6 C 7 N 8 O 9 F 10 Ne 3 11 Na 12 Mg 13 Al 14 Si 15 P 16 S 17 Cl 18 Ar 4 19 K 20 Ca 21 Sc 22 Ti 23 V 24 Cr 25 Mn 26 Fe 27 Co 28 Ni 29 Cu 30 Zn 31 Ga 32 Ge 33 As 34 Se 35 Br 36 Kr 5 37 Rb 38 Sr 39 Y 40 Zr 41 Nb 42 Mo 43 Tc 44 Ru 45 Rh 46 Pd 47 Ag 48 Cd 49 In 50 Sn 51 Sb 52 Te 53 I 54 Xe 6 55 Cs 56 Ba * 71 Lu 72 Hf 73 Ta 74 W 75 Re 76 Os 77 Ir 78 Pt 79 Au 80 Hg 81 Tl 82 Pb 83 Bi 84 Po 85 At 86 Rn 7 87 Fr 88 Ra **103 Lr 104 Rf 105 Db 106 Sg 107 Bh 108 Hs 109 Mt 110 Ds 111 Uuu 112 Uub 113 Uut 114 Uuq 115 Uup 116 Uuh 117 Uus 118 Uuo

* Lantanida 57

La 58 Ce 59 Pr 60 Nd 61 Pm 62 Sm 63 Eu 64 Gd 65 Tb 66 Dy 67 Ho 68 Er 69 Tm 70 Yb

** Aktinida 89

Ac 90 Th 91 Pa 92 U 93 Np 94 Pu 95 Am 96 Cm 97 Bk 98 Cf 99 Es 100 Fm 101 Md 102 No


(34)

iv. Unsur yang nomor atomnya berwarna merah adalah unsur sintetis (selalu berwujud padat pada keadaan STP),

v. Unsur yang nomor atomnya berwarna kelabu (dan warna latarnya lebih terang dari unsur-unsur lainnya) belum ditemukan (unsur tersebut diberi warna berdasarkan sifat yang kira-kira akan dimiliki oleh unsur tersebut ketika ditemukan).

Unsur-unsur kimia ini sangat diperlukan dalam pembuatan atau penciptaan barang baru. Oleh karena itu, ilmu kimia juga mempelajari mengenai perubahan materi. Para ahli menggunakan perubahan kimia untuk membuat bahan baru dari bahan alam yang relatif murah. Hal ini sangat nyata dalam bidang farmasi, dan penciptaan barang baru seperti obat-obatan, plastik, nilon dan lain-lain.

II.A.3. Kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia

Kemampuan mengingat adalah kemampuan untuk menyimpan dan memanggil kembali informasi yang telah disimpan sebelumnya. Sedangkan lambang unsur-unsur kimia tersusun dalam Tabel Periodik berdasarkan golongan dan tingkatan tertentu.

Jadi, kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia yaitu kemampuan menyimpan informasi berupa lambang unsur-unsur kimia yang tersusun dalam Tabel Periodik dengan golongan dan tingkatan tertentu. Kemampuan mengingat unsur kimia juga termasuk memanggil kembali informasi yaitu lambang unsur-unsur kimia yang telah disimpan sebelumnya.


(35)

II.B. Metode Mnemonics II.B.1. Definisi Mnemonics

Scruggs & Mastropieri (2000) mengatakan bahwa secara umum,

mnemonic adalah alat atau prosedur atau operasi yang digunakan untuk meningkatkan memori dan secara khusus mnemonic merupakan rekonstruksi khusus terhadap hal yang harus dipelajari (target content) untuk mengikat informasi baru lebih dekat pada pengetahuan yang telah dimiliki, sehingga dapat meningkatkan retrieval (proses penyimpanan).

Lebih lanjut tentang pengertian mnemonics di atas, berikut ini terdapat contoh pemanfaatan mnemonics dalam hal lain, seperti yang dilakukan oleh Atkinson. Atkinson (dalam Campos, 2003) menggambarkan metode

mnemotechnic (teknik mnemonics) untuk belajar vocabulary (arti kata) bahasa asing. Metode terdiri dari 2 langkah :

1. Verbal (mencari kata kunci dari bahasa pertama yang familiar dengan partisipan dan kedengaran hampir sama dengan bahasa kedua).

2. Visual (membuat gambaran visual yang menghubungkan kata kunci dengan kata yang menjadi target).

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mnemonics dalam penelitian ini merupakan metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.

II.B.2. Jenis-jenis mnemonics


(36)

a) Mnemonics using imagery (mnemonics yang menggunakan imajinasi atau pembayangan)

Mnemonics using imagery adalah mnemonics yang dalam penerapannya membutuhkan pembayangan atau imajinasi atau suatu hal, benda ataupun tempat. Terdapat beberapa jenis mnemonics using imagery, yaitu :

1) The keyword method (metode kata kunci)

Metode keywords sangatlah efektif untuk mengingat kata-kata asing seperti kosakata. Dalam metode keywords, individu mengidentifikasikan suatu kata bahasa asing dengan kata dalam bahasanya sendiri dan kemudian menciptakan gambaran dalam pikiran yang menghubungkan kata kunci (keywords) dengan kata baru tersebut. Contohnya bila ingin belajar bahasa Spanyol dan ingin mengingat sebuah kosakata rodilla yang dalam bahasa Inggris berarti knee (lutut).dari kata rodilla (yang diucapkan dengan “roe-dee-ya”), kita dapat menghubungkan dengan kata dalam bahasa Inggris yang pengucapannya hampir sama, yaitu rodeo. Kemudian membayangkan seorang cowboy pada sebuah rodeo yang lututnya teluka.

Pressley, dkk dalam Campos (2003) menerapkan penelitian dalam konteks laboratorium. Sampel berupa mahasiswa yang mempelajari daftar dari kata-kata dengan menggunakan metode kata kunci atau metode lain yang mereka pilih sendiri. Hasilnya adalah mahasiswa yang menggunakan metode kata kunci lebih baik dalam me-recall dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan metode lain. Levin (dalam Campos, 2003)


(37)

menyatakan bahwa metode kata kunci lebih efektif daripada metode lain pada remaja dan orang dewasa jika diterapkan secara individual.

2) The method of loci (metode loci)

Metode ini mudah dipelajari dan bekerja baik untuk orang-orang yang bagus dalam visualisasi. Dengan metode ini, informasi yang diingat diasosiasikan dengan lokasi-lokasi tertentu di rumah. Metode ini dapat digunakan untuk bermacam-macam daftar, untuk pembicaraan, nama-nama, suatu hal untuk dilakukan, bahkan untuk mengingat pikiran yang ingin disimpan dalam ingatan. Contoh : lambang unsur-unsur kimia yang terletak pada golongan IA ditulis secara berurut dengan lambang H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr. Untuk mempermudah kita mengingat, kita bisa mencoba membayangkan suatu lokasi yaitu H (Halaman). Kalau kita masuk ke dalam halaman itu ada Li (Lintasan) menuju ke rumah. Di sebelah kanan lintasan, ada pohon Na (Nangka) dan K (Kelapa). Sedangkan di sebelah kiri lintasan ada pohon Rb (Rambutan). Setelah kita masuk lebih dalam di teras rumah ada Cs (Chursi santai) dan jika kita duduk di kursi santai itu kita akan menghadap Fr (Fagar)

b) Mnemonics using organization (mnemonics yang membutuhkan pengorganisasian).

Mnemonics using organization adalah jenis mnemonics yang dilakukan dengan cara mengorganisasikan atau menyusun ke dalam suatu urutan tertentu. Terdapat beberapa jenis mnemonics using organization, yaitu :


(38)

Metode ini dikembangkan oleh seorang psikolog terkenal, George Miller (dalam Maltin, 2005). Miller menggunakan istilah chunk untuk menggambarkan unit dasar dari short term memory. Mengacu pada pengertian awalnya, chunk adalah unit memori yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Chunk dapat berupa nomor atau huruf tunggal maupun sekelompok angka atau huruf. Contoh: Nomor telepon rumah A adalah 0614521112. Untuk mempermudah mengingat nomor telepon rumah A dapat disusun dengan chunking, misalnya menjadi 061 452 111 2 atau 061 45 21112.

2) Hierarchy technique (teknik hirarki).

Metode lainnya adalah menyusun materi yang akan diingat dalam bentuk hirarki. Hirarki adalah sebuah sistem dimana item-item disusun dalam sekelompok kelas-kelas secara bertingkat.

3) First letter technique (teknik huruf pertama).

Teknik huruf pertama atau biasanya disebut sebagai akronim (membuat singkatan huruf pertama dari kata-kata untuk diingat). Sebagai contoh, untuk mengingat nama-nama danau yang besar, digunakan akronim HOMES (Huron, Ontario, Michigan, Erie dan Superior). Beberapa organisasi dan badan-badan pemerintahan menggunakan akronim. Misalnya NATO yang merupakan singkatan dari North Atlantic Traty Organization, dan AA untuk Alcoholic Anonymous.


(39)

Dalam teknik naratif ini, individu diminta untuk merangkai sebuah kisah atau cerita dari kata-kata yang saling berhubungan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bower dan Clark (dalam Maltin, 2005) kepada sekolompok orang yang diminta untuk mengingat dua belas daftar kata, hasilnya adalah individu yang mengingat dengan menggunakan teknik naratif dapat mengingat enam kali lebih banyak daripada individu yang tidak menggunakan atau tidak diajarkan mengingat dengan cara tersebut (kelompok kontrol). Teknik naratif merupakan strategi yang efektif dalam meningkatkan memori dan juga berhasil atau efektif juga untuk individu yang mengalami kerusakan ingatan (memory-impaired individual).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis metode

mnemonics, antara lain:

1. Mnemonics using imagery yang terdiri dari The Keyword Method dan The Method of Loci

2. Mnemonics using organization terdiri dari Chunking, Hierarchy Technique,

First Letter Technique dan Narrative Technique.

Teknik mnemonics yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis teknik naratif dan metode loci. Alasannya adalah karena kedua metode inilah yang paling sesuai digunakan untuk mengingat urutan-urutan dan singkatan-singkatan.

II.C. Efektivitas Metode Mnemonics untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Lambang Unsur-unsur Kimia


(40)

Pada sistem pendidikan KBK seperti yang sedang diterapkan sekarang ini dalam dunia pendidikan di Indonesia, para siswa-siswi sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP) telah dikenalkan mata pelajaran kimia. Mata pelajaran kimia ini merupakan mata pelajaran yang seyogianya baru akan diajarkan setelah para siswa-siswi duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Mata pelajaran kimia adalah salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selain fisika dan biologi.

Ilmu kimia mempelajari segala sesuatu tentang materi, meliputi susunan, struktur, sifat dan perubahannya serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Dengan mempelajari kimia, orang dapat mengetahui sifat-sifat materi atau zat-zat dan cara memanfaatkannya. Para ahli kimia telah mengidentifikasikan dan mencatat sifat dari jutaan jenis zat. Setiap zat mempunyai sifat khas (spesifik) yang membedakannya dari zat lain. Semua unsur kimia ditulis dengan lambang unsur kimia. Lambang unsur-unsur kimia secara garis besar diklasifikasikan ke dalam delapan golongan dan tujuh tingkatan dan disusun dalam sebuah tabel yang dinamakan Sistem Periodik Modern atau tabel periodik. Dalam mempelajari kimia, hal paling utama yang harus dikuasai oleh siswa-siswi adalah mengingat atau menghafal lambang unsur-unsur kimia. Kesemuanya ini harus dipahami dan dihafal oleh siswa-siswi terutama yang akan melakukan percobaan atau eksperimen di laboratorium. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan pencampuran zat atau unsur-unsur yang tidak sesuai yang akhirnya dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya ledakan.


(41)

Untuk memahami dan mengingat lambang unsur-unsur kimia ini terdapat beberapa cara. Salah satunya adalah penggunaan teknik mnemonics. Teknik

mnemonics adalah alat atau prosedur atau operasi yang digunakan untuk meningkatkan memori sehingga dapat meningkatkan retrieval (proses penyimpanan). Ada enam jenis teknik mnemonics, yaitu the keyword method

(metode kata kunci), the method of loci (metode loci), chunking, hierarcy technique (teknik hirarki), first-letter technique (teknik huruf pertama atau akronim), dan narrative technique (teknik naratif). Teknik mnemonics yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik naratif dan metode loci. Kemudian kedua metode ini akan dibandingkan untuk melihat perbedaan efektivitasnya untuk meningkatkan kemampuan mengingat.


(42)

Lambang unsur-unsur kimia

Siswa-siswi SMP

Tidak menggunakan metode

mnemonics

Menggunakan metode

mnemonics

Teknik naratif

Metode

loci

Kemampuan mengingat tidak meningkat

Kemampuan mengingat meningkat


(43)

II.D. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesa dari penelitian ini adalah : 1. Metode mnemonics lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan

mengingat lambang unsur-unsur kimia.

2. Ada perbedaan efektivitas antara metode mnemonics jenis teknik naratif dengan metode loci untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang usnur-unsur kimia.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai : identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan pengambilan sampel, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

III.A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas : metode mnemonics

2. Variabel tergantung : kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.

III.B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian dimaksudkan untuk mengarahkan metode pengukuran agar sesuai dengan variabel penelitian. Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia

Kemampuan mengingat adalah kemampuan individu secara umum untuk menerima, menyimpan dan memanggil kembali (me-recall) informasi yang telah diberikan dalam hal ini informasi tentang lambang unsur-unsur kimia. Kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia diukur dengan cara memberi tes berupa tabel periodik kosong untuk diisi dengan lambang unsur


(45)

kimia yang tepat. Semakin banyak jawaban yang dijawab dengan benar menunjukkan kemampuan mengingat yang semakin bagus.

2. Metode mnemonics

Metode mnemonics yang digunakan adalah mnemonics jenis teknik naratif, yaitu lambang unsur-unsur kimia yang tersusun dalam golongan A dibentuk menjadi sebuah kata dan diatur sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah kalimat, dan metode loci, yaitu lambang unsur-unsur kimia yang tersusun dalam golongan dan tingkatan dibentuk menjadi sebuah cerita yang berkaitan dengan lokasi.

Lambang unsur-unsur kimia yang ada di dalam Tabel Periodik akan dijelaskan dengan metode mnemonics jenis teknik naratif dan metode loci.

III.C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan dengan membatasi pada pemilihan 27 (dua puluh tujuh) siswa-siswi dengan pembagian 1 kelompok terdiri dari 9 orang. Alasan pemilihan kelas VII-A berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu bahwa kelas VII merupakan kelas pertama tingkat SMP yang belum pernah mendapatkan pengajaran tentang kimia, dan bahwa kelas VII-A termasuk kelas unggulan dengan rata-rata prestasi siswa-siswinya yang bagus.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode di mana tiap orang dalam populasi langsung dipilih masuk ke dalam penelitian (Hadi, 2000). Dari keseluruhan kelas VII SMP Budi Murni 3


(46)

Medan, dipilih kelas VII-A sebagai populasi. Kemudian dari semua siswa-siswi kelas VIIA, akan dipilih masing-masing 9 orang untuk Kelompok Kontrol, Kelompok Eksperimen1 dan Kelompok Eksperimen 2.

III.D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimen karena terjadi manipulasi dalam hal pemberian perlakuan khusus kepada subjek penelitian. Perlakuan khusus yang dimaksud berupa pengajaran cara mengingat dengan metode mnemonics. Rancangan yang digunakan adalah rancangan multi group between subjects

research design (Christensen, 1978).

Pembagian subjek ke dalam kelompok kontrol, kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dilakukan dengan cara randomisasi yaitu dengan mengundi. Cara mengundi dilakukan dengan menuliskan nomor urut siswa ke kertas-kertas kecil lalu digulung dan diambil secara acak. Data nomor urut siswa diperoleh dari lembaran absensi.Menurut Cochran & Cox (dalam Christensen, 1968), randomisasi adalah jaminan analogis terhadap gangguan yang mungkin muncul, baik serius maupun tidak.

Tabel 1

Rancangan Eksperimen multi group between subjects research design

Assignment Kelompok Treatment After Observation

R

CG - Y

EG1 X1 Y


(47)

Keterangan :

R = Random

CG = Kelompok Kontrol EG1 = Kelompok Eksperimen 1

EG2 = Kelompok Eksperimen 2

X1 = Treatment atau perlakuan, berupa metode mnemonics jenis teknik naratif.

X2 = Treatment atau perlakuan, berupa metode mnemonics jenis metode loci.

Y = Pengukuran setelah diberikan perlakuan.

Kelompok kontorl adalah kelompok sampel yang tidak diberikan tratment dengan metode mnemonics. Kelompok eksperimen 1 adalah kelompok sampel yang diberikan treatment atau perlakuan berupa metode mnemonics jenis teknik naratif dan kelompok eksperimen 2 adalah kelompok yang diajarkan metode

mnemonics jenis metode loci.

III.E. Instrumen / Alat Ukur yang digunakan

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan mengingat. Bentuk tes berupa satu lembaran Tabel Periodik kosong. Siswa-siswi akan mengisi tabel kosong tersebut dengan lambang unsur-unsur yang bersesuaian. Lama pengerjaan tes ±30 menit. Setiap lambang unsur kimia yang ditulis dan terletak di kolom yang benar akan diberi nilai 1. Lambang unsur kimia


(48)

yang dinilai benar adalah lambang unsur kimia yang benar penulisan singkatannya dan letaknya.

III. F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tediri atas tiga tahapan, yaitu : 1. Tahap Persiapan

a. Peneliti mengunjungi SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan guna mewawancarai kepala sekolah, mencari informasi mengenai seluk beluk dan jumlah siswa-siswi kelas VII SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sasaran di mana akan melakukan pengambilan data.

b. Menyusun modul penelitian dan melakukan try-out.

Modul penelitian dibuat berdasarkan teori yang digunakan dan memuat tata cara melakukan penelitian, termasuk di dalamnya penjelasan mengenai lambang unsur-unsur kimia menggunakan metode mnemonics. Modul penelitian kemudian dilakukan try-out terhadap beberapa siswa kelas VII sekolah lain. Hasil dari try-out digunakan untuk perbaikan modul penelitian.

c. Mencari informasi tentang sampel dan menentukan jadwal pelaksanaan penelitian.

Peneliti kemudian mendatangi kembali SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan untuk memastikan kelas yang akan ikut seta dalam penelitian. Kemudian peneliti membuat jadwal pelaksanaan.


(49)

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti melakukan randomisasi terlebih dahulu terhadap siswa-siswi yang akan dipilih sebagai sampel. Peneliti menuliskan nama 27 siswa di kertas-kertas kecil juga kemudian secara acak dimasukkan ke dalam satu kelompok kontrol dan dua kelompok eksperimen.

Pelaksanaan pengambilan data dilakukan di SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 di jalan Merapi No.2 Medan pada tanggal 9 November 2007 jam 10.00 pagi. Saat semua siswa-siswi telah terkumpul, mereka memasuki ruangan yang akan digunakan.

Satu kelompok menggunakan satu ruang kelas. Ruang pertama untuk kelompok kontrol, ruang kedua untuk kelompok eksperimen 1 dan ruang ketiga untuk kelompok eksperimen 2. Instruktur yang akan mengajar telah siap sedia di kelas. Instruktur yang dipilih adalah mahasiswa Psikologi USU yang berpengalaman dalam mengajar.

Setelah siswa memasuki kelasnya masing-masing sesuai dengan kelompoknya, instruktur melakukan sesi Pembuka yaitu instruktur memperkenalkan diri. Setelah itu memasuki sesi Isi yaitu instruktur melakukan pengajaran. Instruktur mengajarkan lambang unsur-unsur kimia berdasarkan modul penelitian. Selanjutnya sesi Penutup di mana instruktur mengakhiri pengajarannya. Tahap selanjutnya siswa-siswi akan diberikan ujian. (Untuk lebih lengkapnya lihat lampiran modul penelitian).


(50)

Setelah selesai pengambilan data, dilakukan pengolahan data. Data hasil penelitian (memori) diolah dan dianalisis dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 14.0 for windows. Pengolahan data yang dilakukan meliputi uji asumsi, uji-t dan one-way ANOVA hasil penelitian.

III.G. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik yaitu suatu cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menaganalisis data penyelidikan yang berwujud angka-angka. Statistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan yang benar dan untuk mengambil keputusan-keputusan yang baik. Statistik bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif dan universal (Suryabrata, 2000).

Untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengingat antara kelompok eksperimen yang diajar dengan teknik naratif dan yang diajar dengan metode loci, maka digunakanlah analisis statistik uji-t yaitu teknik statistik untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. Namun, sebelum analisis data dapat dilakukan, perlu dilakukan hal-hal berikut ini: 1. Uji normalitas

Uji normalitas atau kenormalan adalah pengujian bahwa sampel yang dihadapi adalah berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Hal ini penting dilakukan karena kalau poplasi yang darinya sampel diambil tidak bersifat normal maka tes statistik yang bergantung pada asumsi normalitas ini menjadi


(51)

cacat sehingga kesimpulannya menjadi tidak berlaku (Kerlinger, 1990). Uji normalitas dilakukan dengan memakai uji Kolmogorov-smirnov.

2. Uji homogenitas varians

Varians adalah ukuran variabilitas. Varians-varians sebaiknya homogen dari kelompok ke kelompok, dalam batas-batas variasi acak. Jika varians-varians tidak homogen, maka tes statistik yang digunakan akan dicacatkan. Jika varians-varians banyak berbeda, maka pengambilan rata-rata akan membuat kita ragu. Akibat dari besarnya perbedaan antara varians-varians adalah varians dalam kelompok yang membubung maka metode analisis data yang digunakan menjadi tidak signifikan (Kerlinger, 1990). Oleh karena itu, pengujian homogenitas varians sangat penting dilakukan. Uji homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan anova melalui levene statistic.

III.H. Teknik Kontrol

Menurut Matheson, Bruce & Beauchamp (1978), kontrol diperlukan dalam suatu penelitian gunanya untuk:

1. Memaksimalkan varians primer

Peneliti memanipulasi variabel bebas untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Yang diamati adalah varians yang terjadi sebagai akibat dari adanya variabel bebas, dan inilah yang disebut dengan varians primer. Varians primer adalah varians yang diharapkan dalam penelitian. Varians itu sendiri adalah perbedaan yang terjadi pada skor yang diamati pada variabel tergantungnya.


(52)

2. Mengontrol varians sekunder

Varians sekunder adalah hasil dari variabel yang tidak diharapkan, yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran terhadap variabel tergantung.

3. Meminimalkan varians kesalahan

Varians kesalahan merupakan hasil dari sejumlah faktor yang dapat menurunkan keakuratan pengukuran variabel tergantung.

Teknik kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah method of

removal atau metode penghilangan untuk mengontrol variabel organisme

(organismic variable), yang berarti menghilangkan variabel yang mengganggu yang bersumber dari faktor biologis dan genetis (misalnya IQ, jenis kelamin, dan sebagainya). Dalam hal ini, dilakukan dengan cara random dan hanya mengikutsertakan siswa-siswi yang belum pernah belajar atau diajarkan mengenai materi unsur-unsur kimia sebelumnya.

Mengontrol variabel lingkungan (environmental variable) digunakan teknik kontrol method of constancy condition atau metode untuk kondisi yang konstan (stabil), yang menyamaratakan variabel yang dapat mempengaruhi kelompok eksperimen pertama dan kedua selama penelitian. Dalam hal ini yang disamaratakan adalah menggunakan materi pembelajaran yang sama, kondisi ruangan yang sama dan diberikan dalam waktu yang bersamaan.


(53)

BAB IV

ANALISA DATA & HASIL PENELITIAN

IV.A. Deskripsi Sampel Penelitian

Semua sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas VII-A SMP Swasta Budi Murni 3 Medan.

IV.B. Uji Asumsi Penelitian

IV.B.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas perlu diperiksa keberlakuannya agar langkah-langkah penelitian selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan (Sudjana, 1992). Hasil uji normalitas yang menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov tampak pada tabel di bawah.

Tabel 2

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk Uji Normalitas

CG (Ceramah) EG1 (Naratif) EG2 (Loci)

Kolmogorov-Smirnov Z 0.848 0.629 0.676


(54)

Dari hasil uji Kologorov-Smirnov di atas, tampak bahwa nilai Asym.Sig. pada kelompok dengan metode ceramah adalah 0.848. Jadi probabilitas (sig.) 0.848 > 0.05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa distribusi nilai kemampuan mengingat kelompok dengan metode ceramah adalah normal.

Nilai Asym.Sig. pada kelompok dengan teknik naratif adalah 0.824. Jadi probabilitas (sig.) 0.824 > 0.05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa distribusi nilai kemampuan mengingat kelompok dengan teknik naratif adalah normal.

Nilai Asym.Sig. pada kelompok dengan metode loci adalah 0.751. Jadi probabilitas (sig.) 0.751 > 0.05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa distribusi nilai kemampuan mengingat kelompok dengan metode loci adalah normal.

IV.B.2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk memeriksa apakah varians dari kedua kelompok adalah sama. Hasil levene statistic untuk uji homogenitas varians terlihat pada tabel di bawah.

Tabel 3

Hasil Levene Statistic untuk Uji Homogenitas Varians

F df1 df2 Sig.

1.795 2 24 .188

Hasil levene statistic menunjukkan bahwa signifikansinya sebesar 0.188


(55)

IV.C. Hasil Utama Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas metode mnemonics jenis teknik naratif dan metode loci terhadap kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia dalam susunan Tabel Periodik pada siswa-siswi kelas VII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan. Metode analisis yang tepat adalah uji-T terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4

Hasil Utama Penelitian

Metode Metode Sig. Bonferroni Ceramah Loci .000

Naratif .000

Loci Ceramah .000

Naratif 1.000

Naratif Ceramah .000

Loci 1.000

Games-Howell Ceramah Loci .001

Naratif .000

Loci Ceramah .001

Naratif .976

Naratif Ceramah .000

Loci .976

Dari tabel di atas tampak tingkat signifikansi antara ceramah dan loci adalah 0.000 (<0.005), sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi perbedaan signifikan antara metode ceramah dan loci. Hal ini juga berarti terbukti bahwa metode mnemonics khususnya metode loci lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia


(56)

Dari tabel di atas tampak tingkat signifikansi antara ceramah dan naratif adalah 0.000 (<0.005), sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi perbedaan signifikan antara metode ceramah dan naratif. Hal ini juga berarti terbukti bahwa metode mnemonics khususnya metode naratif lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.

Dari tabel di atas tampak tingkat signifikansi antara loci dan naratif adalah 1.000 (>0.005), sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara metode loci dan naratif. Hal ini juga berarti bahwa tidak ada perbedaan antara metode mnemonics jenis teknik naratif dan metode loci untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.


(57)

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

V.A. Kesimpulan

Setelah penelitian dan analisis data dilakukan maka kesimpulan yang didapat adalah:

1. Metode mnemonics lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.

2. Tidak ada perbedaan efektivitas antara metode mnemonics jenis teknik naratif dengan metode loci untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.

V.B. Diskusi

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan dalam kemampuan mengingat antara siswa-siswi yang menggunakan metode mnemonics dengan siswa-siswi yang tidak menggunakan metode mnemonics. Hal ini juga didukung dengan instruktur yang mampu mengajar dengan baik sesuai dengan modul penelitian yang telah dibuat.

Namun, hasil pembuktian untuk hipotesa kedua tidak tercapai. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa-siswi mempunyai kemampuan mengingat yang cukup baik, sehingga dengan gampang menyerap materi yang diberikan.


(58)

V.C. Saran

Adapun saran-saran yang bisa diberikan setelah kesimpulan penelitian didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Kepada para peneliti yang ingin meneliti ulang penelitian ini.

Hendaknya sebelum penelitian dilakukan siswa-siswi diberikan tes inteligensi sehingga pembagian kelompok lebih adil.

2. Kepada para orang tua

Bagi orang tua yang mengalami kesulitan mengajar anak-anaknya untuk mengingat pelajaran, agar mencoba untuk menggunakan metode mnemonics dalam membantu kemampuan anak-anak untuk mengingat.

3. Kepada para guru

Para guru hendaknya lebih banyak membantu siswa-siswi mempelajari bahan pelajaran dengan metode mnemonics, mengingat hal itu dapat membantu siswa-siswi lebih mudah mengingat bahan pelajaran.

4. Kepada siswa-siswi

Metode mnemonics merupakan salah satu teknik untuk mengingat dan sangat membantu kita untuk lebih mudah mengingat sesuatu. Siswa-siswi diharapkan dapat lebih terbiasa untuk menggunakan metode mnemonics dalam mengingat sesuatu.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A.H., & Supriyanto, W. (1991). Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta Campos, A., Gonzales, M.A., & Amor, A. (2003). Limitations of the

mnemonic-keyword method. Journal of General Psychology, 1-2.

Christensen, L. (1978). Experimental Methodology, London: Allyn and Bacon, Inc.

Cowan, N. (2001). The magical number 4 in short-term memory: A

reconsideration of mental storage capacity. Behavioral and Brain Sciences.

[online]

Eriyanti. (2006). KBK, Sistem yang Mungkin tak Dipakai Lagi [ online :

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/072006/13/0104.htm]

Hadi, S. (2000). Metodologi Research Jilid 1 – 4. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Hastjarjo, D. (1994). Pengukuran Memori, Buletin Psikologi, Tahun II, Nomor 2,

Fakultas Psikologi – Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Hebb, D. (2000). Memory [online :

http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/learning/memory.html].

Kerlinger, F.N. (1990), Asas-asas Penelitian Behavioral (Edisi 3), Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Maltin, M.W. (2005). Cognition Sixth edition. United States of America : John Wiley & Sons.

Matheson, D., Bruce, R. & Beauchamp, K. (1978). Experimental Psychology (Third Edition), Holt, Rinehart and Winston.

Morgan, C.T., King, R.A., Weisz, R.J. & Schopler (1986). Introduction to

Psychology, (Seventh Edition), Mc.Graw Hill Co.

Myers, (2006). Memory Loss and the Brain [online : ___].

Oberauer, K. (2002). Access to information in working memory: Exploring the

focus of attention. Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition. [online]


(60)

Parning, Ir., dkk. (2002). Penuntun Belajar Kimia. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.

Poerwanti, E., dkk, (1994). Dasar-dasar Metodologi Penelitian, Malang : UMN Press.

Postle, B.R., (2006). Working memory as an emergent property of the mind and brain. Neuroscience, 139(1), 23-38

Purba, M. (1994). Kimia 2000. Jakarta : Penerbit Erlangga

_____. (2007). IPA Kimia 1 untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Penerbit Erlangga Santrock, J. (2004). Educational Psychology (Second Edition), New York:

Mc.Graw Hill

Scruggs & Mastropieri, (2000). Improve Short-Term Memory, Long-Term

Memory, Visual Memory and Auditory Memory, [online :

http://www.Audioblox2000.com]

Sprinthall, N.A. & Sprinthall, R.C. (1990). Educational Psychology (Fifth Edition), New York: Mc.Graw Hill

Sudjana, Dr. (1992). Metoda Statistik (Edisi Kelima), Bandung : Penerbit Tarsito Suryabrata, S. (2000). Perkembangan Alat Ukur Psikologis, Edisi I. Andi Offset

Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990).


(61)

(62)

PENGANTAR

Teknik mnemonics adalah suatu prosedur yang digunakan untuk meningkatkan memori sehingga dapat meningkatkan retrieval (proses penyimpanan).

Ada beberapa jenis metode mnemonics, antara lain (Maltin, 2005) :

a) Mnemonics Using Imagery (mnemonics yang menggunakan imajinasi atau

pembayangan)

Mnemonics using imagery adalah mnemonics yang dalam penerapannya

membutuhkan pembayangan atau imajinasi atau suatu hal, benda ataupun tempat. Terdapat beberapa jenis mnemonics yang menggunakan imajinasi, yaitu :

1. The Keyword Method (metode kata kunci)

Untuk mengingat kata-kata asing, seperti kosakata, metode keywords sangatlah efektif. Dalam metode keywords, individu mengidentifikasikan dengan kata-kata dalam bahasa Inggris yang kata-katanya tidak asing lagi dengan kata baru yang akan dipelajari dan kemudian menciptakan sutau gambar dalam pikiran yang menghubungkan kata kunci (keywords) dengan kata baru tersebut. Contohnya bila ingin belajar bahasa Spanyol dan ingin mengingat sebuah kosakata rodilla yang dalam bahasa Inggris berarti knee (lutut).dari kata rodilla (yang diucapkan dengan “roe-dee-ya”), kita dapat menghubungkan dengan kata dalam bahasa Inggris yang


(63)

pengucapannya hampir sama, yaitu rodeo. Kemudian membayangkan seorang cowboy pada sebuah rodeo yang lututnya teluka.

Contoh salah satu unsur kimia adalah Rb atau Ruberium. Kita dapat mengingat Ruberium dengan mengingat kata Rabu.

2. The Method of Loci (metode loci)

Metode ini mudah dipelajari. Dengan metode ini, informasi yang ingin diingat diasosiasikan dengan lokasi-lokasi tertentu di rumah.

Contoh: lambang unsur-unsur kimia yang terletak pada golongan IA ditulis secara berurut dengan lambang H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr. Untuk mempermudah kita mengingat, kita bisa mencoba membayangkan suatu lokasi yaitu H (Halaman). Kalau kita masuk ke dalam halaman itu ada Li (Lintasan) menuju ke rumah. Di sebelah kanan lintasan, ada pohon Na (Nangka) dan K (Kelapa). Sedangkan di sebelah kiri lintasan ada pohon Rb (Rambutan). Setelah kita masuk lebih dalam di teras rumah ada Cs (Chursi santai) dan jika kita duduk di kursi santai itu kita akan menghadap Fr (Fagar)

b) Mnemonics Using Organization (mnemonics yang membutuhkan pengorganisasian)

Mnemonics using organization adalah jenis mnemonics yang dilakukan

dengan cara mengorganisasikan atau menyusun ke dalam suatu urutan tertentu. Terdapat beberapa jenis mnemonics yang membutuhkan pengorganisasian, yaitu :


(64)

1. Chunking (pembelahan)

Chunk adalah unit memori yang terdiri dari beberapa komponen yang

saling berkaitan satu dengan lainnya. Chunk dapat berupa nomor atau huruf tunggal maupun sekelompok angka atau huruf. Chunking adalah suatu metode mengingat dengan membelah serangkaian huruf atau angka menjadi beberapa kelompok. Contoh: Nomor telepon rumah A adalah 0614521112. Untuk mempermudah mengingat nomor telepon rumah A dapat disusun dengan chunking, misalnya menjadi 061 452 111 2 atau 061 45 21112.

2. Hierarchy Technique (teknik hirarki)

Metode lainnya adalah menyusun materi yang akan diingat dalam bentuk hirarki. Hirarki adalah sebuah prosedur dimana item-item disusun dalam sekelompok kelas-kelas secara bertingkat.

Contoh: Pada Bab I dibahas Pengantar Kimia. Dalam bab itu ada subbab-subbab yang membahas tentang defenisi kimia, hubungan ilmu kimia dengan ilmu lain, kegunaan ilmu kimia. Semuanya ini dapar disusun menjadi bentuk hirarki sebagai berikut:

1. Pengantar Kimia 1.1. Defenisi Kimia

1.2. Hubungan Kimia dengan Ilmu Lain 1.3. Kegunaan Ilmu Kimia


(65)

3. First Letter Technique (teknik huruf pertama)

Teknik huruf pertama atau biasanya disebut sebagai akronim yaitu membuat singkatan huruf pertama dari kata-kata untuk diingat.

Contoh: warna sinar pada pelangi ada 7, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Untuk memudahkan kita mengingat ketujuh warna tersebut maka disingkat menjadi mejikuhibiniu.

4. Narrative Technique (teknik naratif)

Dalam teknik naratif ini, sekelompok huruf yang ingin diingat dibentuk menjadi sekelompok kata yang saling berhubungan sehingga membentuk sebuah kalimat.

Contoh: lambang unsur-unsur kimia yang terletak pada golongan IA ditulis secara berurut dengan lambang H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr. Susunan huruf-huruf tersebut dapat kita bentuk menjadi kata-kata yaitu Hari Libur Naik Kuda Rabu Chamis Free.


(66)

PROSEDUR

1. Keseluruhan jumlah subjek penelitian sebanyak 27 orang dan dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu:

a. Control Group (Kelompok Kontrol) mendapat penjelasan mengenai

lambang unsur-unsur kimia yang tersusun dalam Tabel Periodik dengan metode ceramah. Kelompok Kontrol terdiri dari 9 orang.

b. Experiment Group 1 (Kelompok Eksperimen 1) mendapat penjelasan

mengenai lambang unsur-unsur kimia yang tersusun dalam Tabel Periodik dengan metode mnemonics jenis teknik naratif. Kelompok Eksperimen 1 terdiri dari 9 orang.

c. Experiment Group 2 (Kelompok Eksperimen 2) mendapat penjelasan

mengenai lambang unsur-unsur kimia yang tersusun dalam Tabel Periodik dengan metode mnemonics jenis metode loci. Kelompok Eksperimen 2 terdiri dari 9 orang.

2. Metode : Ceramah, Mnemonics jenis teknik naratif dan jenis metode loci

3. Materi : Lambang unsur-unsur kimia dalam Tabel Periodik 4. Waktu : 09.45 – 11.30

5. Prosedur Eksperimen:

1) Pukul 09.45 – 10.00: Pembagian Kelas

Kelas yang sudah dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: Kelompok Kontrol, Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2, diposisikan pada kelas masing-masing. Satu kelas untuk satu kelompok. Sebelumnya telah


(67)

dilakukan random terlebih dahulu untuk menentukan masing-masing kelompok dengan cara mengundi.

2) Pukul 10.00 – 11.30: Pengajaran Lambang Unsur Kimia 1. Kelompok Kontrol

Kelompok Kontrol diajarkan cara mengingat lambang unsur-unsur kimia dengan menggunakan metode ceramah. Seorang Instruktur akan memasuki kelas yang berisi Kelompok Kontrol untuk mengajarkan lambang unsur-unsur kimia. Tahapan yang dilakukan Instruktur adalah: 1. Pembuka (±3 menit)

a. Instruktur menyapa para siswa.


(68)

2. Isi (±52 menit)

a. Instruktur membagikan lembaran Tabel Periodik kepada setiap siswa dengan pembagian satu siswa menerima satu lembar Tabel Periodik.

b. Instruktur menjelaskan unsur-unsur apa yang terdapat pada Tabel Periodik.

c. Instruktur menjelaskan bagian mana yang disebut Golongan dan bagian mana yang disebut Periode.

d. Instruktur menjelaskan bahwa lambang unsur-unsur kimia digolongkan ke dalam 2 jenis golongan yaitu golongan A dan B. Lambang unsur-unsur kimia yang akan dipelajari adalah lambang unsur-unsur kimia yang terletak pada Golongan A yaitu IA, IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA dan VIIIA.

e. Instruktur menyebutkan satu per satu lambang unsur kimia yang hendak diingat. Dimulai dari golongan IA sampai ke golongan VIIIA. Setiap golongan dimulai dari unsur yang terletak di kolom paling atas berurut sampai kolom paling bawah.

3. Penutup (±5 menit)

Instruktur mengakhiri pengajaran dan langsung dilanjutkan ke tahap pemberian tes.


(1)

Eksperimen 2 untuk mengajarkan lambang unsur-unsur kimia. Tahapan yang dilakukan Instruktur adalah:

1. Pembuka (±3 menit)

a. Instruktur menyapa para siswa.

b. Instruktur memperkenalkan diri kepada para siswa dan sebaliknya, dengan menyebutkan nama sendiri.

2. Isi (±52 menit)

a. Instruktur membagikan lembaran Tabel Periodik kepada setiap siswa dengan pembagian satu siswa menerima satu lembar Tabel Periodik.

b. Instruktur menjelaskan unsur-unsur apa yang terdapat pada Tabel Periodik.

c. Instruktur menjelaskan bagian mana yang disebut Golongan dan bagian mana yang disebut Periode.

d. Instruktur menjelaskan bahwa lambang unsur-unsur kimia digolongkan ke dalam 2 jenis golongan yaitu golongan A dan B. Unsur-unsur kimia yang akan dipelajari adalah lambang unsur-unsur kimia yang terletak pada Golongan A yaitu IA, IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA dan VIIIA..

e. Instruktur menjelaskan satu per satu lambang unsur kimia yang hendak diingat.

Dimulai dari golongan IA sampai ke golongan VIIIA. Setiap golongan dimulai dari unsur yang terletak di kolom


(2)

paling atas berurut ke unsur yang terletak di kolom paling bawah.

Mulai dari Golongan IA (Halaman): Siswa-siswi disuruh untuk membayangkan sedang dalam mobil dan hendak memasuki halaman rumah. Maka yang pertama terlihat adalah

Halaman dan Lintasan. Kemudian mobil masuk ke lintasan, di sisi kiri berurut ada pohon Nangka, Kelapa dan Rambutan. Dan terlihat di teras rumah ada Chursi santai yang menghadap ke Fagar.

Golongan IIA (Garasi): Mobil masuk ke dalam garasi. Di

bawah mobil ada oBeng. Dan di samping kiri mobil ada Motor

gede dan Cangkul. Di belakang mobil ada sebuah Surat yang berdekatan dengan Becak. Di sebelah kanan mobil ada dongkRak.

Golongan IIIA (Ruang Tamu): Di sebelah kiri garasi

adalah ruang tamu. Masuk ke ruang tamu langsung terlihat sebuah Buku terletak di atas meja. Alas kaki terletak di pintu masuk dan di sebelah kiri terdapat Gambar. Sedangkan pIntu sendiri terletak di sebelah kiri. Di sudut kiri ruangan terdapat

Televisi.

Golongan IVA (W.C.): Dari ruang tamu jalan sedikit ke

dalam rumah, di sebelah kiri adalah W.C. Masuk ke W.C. terlihat Closet di sebelah kiri pintu. Di closet ada Sikat gigi


(3)

yang tergantung dengan rapi. Kemudian di seberang closet ada

Gayung ember yang terletak di atas bak mandi. Selang tergantung di dinding kanan dan di bawah terdapat Pembersih lantai.

Golongan VA (Dapur): Keluar dari W.C. tampak Dapur di

seberang. Di dapur ada Nasi di Piring yang ada di meja makan. Di sebelah kanan meja makan ada wAstafel. Di wastafel ada

Sabun untuk cuci piring dan kebetulan Bibi sedang mencuci piring.

Golongan VIA (Ruang Tidur Anak): Ada bOneka di atas tempat tidur anak. Sedangkan di samping tempat tidur ada Susu.

Selimut tergeletak di lantai dekat dengan Telepon mainan. Sedang di belakang pintu ada sebuah Popok.


(4)

Golongan VIIA (Ruang Tidur Dewasa): Ruang tidur

dewasa di sebelah kiri ruang tidur anak. Ada Fentilasi kecil mengarah ke luar rumah. Sedangkan Celana yang berwarna

Biru dan seutas Ikat pinggang tergantung di belakang pintu. Yang paling cantik adalah lAntai yang dilapisi permadani indah.

Golongan VIIIA (Gudang): Gudang terletak di paling

belakang rumah. Di dalam gudang ada Helm bekas dan lampu

Neon disimpan di dalam kArdus. Di samping kardus ada tumpukan Kertas yang ditindih sepasang Xepatu dan Rantang. 3. Penutup (±5 menit)

Instruktur mengakhiri pengajaran dan langsung dilanjutkan ke tahap pemberian tes. Instruktur mengumpulkan kembali Tabel Periodik yang tadinya sudah dibagikan kepada para siswa.

3) Pukul 11.00 – 11.30: Pemberian Tes

1. Lembaran soal tes berupa Tabel Periodik yang kosong dibagikan kepada setiap siswa.

2. Kemudian para siswa diinstruksikan untuk menuliskan lambang-lambang unsur kimia pada tabel yang kosong sesuai dengan letak unsur tersebut dalam Tabel Periodik.

3. Lembaran tes dikumpulkan kembali.


(5)

MODUL


(6)

IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA

Halaman Helm bekas

Lintasan oBeng Buku Closet Nasi bOneka Fentilasi lampu Neon

Nangka Motor gede Alas kaki Sikat gigi Piring Susu Celana- kArdus

Kelapa Cangkul Gambar Gayung ember wAstafel Selimut Biru Kertas

Rambutan Surat pIntu Selang Sabun Telepon Ikat pinggang Xepatu

Chursi santai Becak Televisi Pembersih lantai Bibi Popok lAntai Rantang

Fagar dongkRak

Halaman Garasi R. Tamu W.C. Dapur R. Tidur

Anak

R. Tidur

Dewasa Gudang

TABEL PERIODIK DALAM BENTUK MNEMONICS JENIS METODE LOCI