❏ Abdurahman Adisaputra
Linguistik Fungsional Sistemik: Analisis Teks Materi Pembelajaran di Sekolah Dasar SD
LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Volume IV No. 1 April Tahun 2008 Halaman 12
LINGUISTIK FUNGSIONAL SISTEMIK: ANALISIS TEKS MATERI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR SD
Abdurahman Adisaputra
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Abstract
This article deals with text analysis on two different texts taken from two different textbooks, i.e. Bahasa Indonesia and Social Science used in grade 2 of Primary school in
Denpasar Bali. The analysis is focused on the two aspects of Systemic Functional Systemic, i.e. transitivity cohesion and theme and rheme, and context and inference. Transitivity
deals with process, participant, and circumstance. Cohesion deals with extralinguistic organization: context of culture and situation; and linguistic organization: semantics and
lexicogrammar and expression phonological system. Context and inference are about internal language context and externalsocial context.
Key words:
I. PENDAHULUAN
Praktik analisis wacana sering melibatkan berbagai teori dan pendekatan. Mereduksi dan memadukan
teori sehingga bersifat ekletik tampaknya sesuatu yang umum dalam kajian makrolinguistik,
termasuk kajian wacana teks. Namun, dalam tulisan ini, penulis mencoba menerapkan satu
pendekatan linguistik, yakni pendekatan Linguistik Fungsional Sistemik LFS, untuk mengkaji
wacana yang digunakan sebagai bahan pembalajaran di sekolah dasar SD.
Pemilihan teori LFS sebagai pendekatan analisis wacana dalam tulisan ini, didasari oleh
pemikiran bahwa pendekatan ini terbukti mampu menjawab berbagai persoalan kebahasaan, baik
secara mikro maupun secara makro. Pendapat ini gayut dengan pernyataan Eggins 2004:2-3,
bahwa LFS dipandang cukup pantas dan berguna untuk kajian teks yang berhubungan dengan antara
lain 1 pendidikan bahasa language education, 2 perkembangan bahasa anak child language
development, 3 linguistik komputasi computationsl linguistic, 4 wacana media
media discourse, dan 5 prcakapan lepas casual conversation. Bahkan, Halliday 1994:xxix-x
merekomendasikan 21 butir relevansi aplikasi LFS. Di samping itu, kekuatan LFS terletak pada
pandangan holistiknya terhadap bahasa, yakni pandangan yang mempertimbangkan bahasa
sebagai semiotik sosial. Bahasa adalah alat untuk menetapkan dan mempertahankan hubungan sosial
Lihat Teich, 1999:2 dan Eggins, 2004:3-4.
Setiap teks memiliki ciri liguistik dan fakta sosial yang berbeda-beda. Hal ini dapat
dilihat dari struktur dan tekstur yang membangun teks tersebut. Dalam tulisan ini diberikan dua buah
contoh analisis teks sederhana untuk membuktikan rancang bangun sebuah teks yang baik dan utuh.
Contoh teks yang digunakan sebagai bahan analisis diambil dari teks mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas 2 SD. Persoalan bagaimana sebuah teks dibangun,
hal-hal apa saja yang membedakan sebuah teks dengan teks yang lain, mengapa sebuah teks yang
digunakan sebagai bahan pembelajaran dianggap tidak relevan untuk siswa, adalah persoalan yang
dapat dijawab dengan analisis yang menerapkan teori LFS.
II. KONSEP DAN TEORI LFS