Pasien yang lain mungkin merasa lebih baik dengan bantuan ahli fisioterapiBrain dan Walton, 1969.
2.7. Kesehatan Mental dan Kehidupan Kerja Tempat kerja adalah salah satu lingkungan kunci yang mempengaruhi
kesehatan fisik dan mental. Dunia pekerjaan sedang mengalami perubahan yang cukup banyak. Teleworking, peningkatan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi, dan perluasan sektor jasa adalah beberapa contoh perubahan pola kerja. Semua perubahan dalam kehidupan kerja merupakan tantangan baru untuk kesehatan
mental dan kesejahteraan.
2.7.1. Efek Kerja terhadap Kesehatan Mental
Efek kerja terhadap kesehatan mental sangat kompleks. Di satu sisi, pekerjaan merupakan sumber kepuasan pribadi dan prestasi, kontak interpersonal dan keamanan
finansial, dan ini semua merupakan prasyarat untuk kesehatan mental yang baik. Kurangnya pekerjaan atau pengangguran, di sisi lain, dapat memiliki efek
negatif pada kesejahteraan mental kita. Mereka yang menjadi pengangguran adalah dua kali lebih mungkin untuk mengalami peningkatan gejala depresi dan didiagnosis
dengan depresi klinis sebagai orang-orang yang tetap aktif bekerjaMatthews, 1975. Bila pekerjaan tidak terorganisir dengan baik dan ketika risiko di tempat kerja belum
ditangani dengan baik, pekerjaan juga dapat memiliki efek negatif pada kesehatan mental kita dan kesejahteraan.
Pekerjaan berhubungan dengan stres karena apabila seseorang dihadapkan dengan tuntutan pekerjaan dan tekanan yang tidak cocok dengan pengetahuan dan
keterampilannya, kemampuan mereka untuk mengatasinya menjadi persoalan. Stres yang berkaitan bahaya dapat ditemukan dalam isi pekerjaan, beban kerja dan
kecepatan kerja, organisasi waktu kerja, tingkat partisipasi dan kontrol dalam pengambilan keputusan. Sebagian besar penyebab stres bergantung pada cara
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan dirancang dan cara organisasi dikelola. Stres juga dapat disebabkan oleh gaji , peran individu dalam organisasi, hubungan interpersonal, budaya organisasi dan
tumpang tindih antara kerja di rumah dan kantor. Stres mempengaruhi orang yang berbeda dengan cara yang berbeda. Hal ini
dapat menyebabkan kekerasan di tempat kerja atau perilaku adiktif merokok, alkohol dan narkoba, perjudian dan meningkatnya bilangan cuti sakit yang diambil.
2.7.2. Masalah Kesehatan akibat Kerja
Satu survei dilakukan pada tahun 2000 di 15 Negara Anggota Uni Eropa UE menemukan bahwa lebih dari setengah dari 160 juta pekerja dilaporkan bekerja pada
kecepatan yang sangat tinggi 56 atau tenggat waktu ketat 60 untuk setidaknya satu seperempat waktu mereka.
Stres terkait dengan pekerjaan ini cenderung untuk berkontribusi pada masalah kesehatan yang dilaporkan oleh para pekerja: 15 dari penduduk yang bekerja di Uni
Eropa pada tahun 2000 mengeluh sakit kepala, 23 dari leher dan nyeri bahu, 23 dari kelelahan, stres 28 dan 33 dari sakit punggung. Di Austria, 1.2 juta pekerja
dilaporkan menderita stres kerja yang terkait dengan tekanan waktu. Di Jerman, 98 dari pekerja menyatakan bahwa stres dan tekanan pekerjaan meningkat dalam
beberapa tahun terakhir dan 85 lagi menyatakan waktu bekerja meningkat. Di Spanyol, 32 dari pekerja menggambarkan pekerjaan mereka sebagai stres. Di
Swedia dilaporkan 40 melewatkan istirahat makan siangWHO, 2005. .
2.8.Jenis Pekerjaan Yang Paling Banyak Menimbulkan Nyeri Kepala Menurut WHO, terdapat lapan pekerjaan yang paling banyak menimbulkan stres
yang seterusnya dapat menyebabkan nyeri kepala. Pekerjaan-pekerjaan tersebut adalah pengontrol lalu lintas udara, polisi, juruterbang, dokter, perawat, pemadam
kebakaran, paramedik dan guru. Artikel 2009 Jobs Rated Report dari CareerCast.com melaporkan bahwa pemadam kebakaran merupakan pekerjaan yang
Universitas Sumatera Utara
paling banyak menimbulkan nyeri kepala karena jam kerja mereka sering tidak teratur dan berjaga sepanjang malam untuk menangani kasus emergensi yang dapat
timbul bila-bila masa. Selain itu, pemadam kebakaran juga terdedah kepada inhalasi asap dan kecelakaan yang serius saat bertugas. Ini diikuti dengan pekerjaan senior
cooperate eksekutif yang membutuhkan pengetahuan yang terperinci tentang keuangan, ekonomi dan perkembangan teknologi.Senior eksekutif ini diharapkan
untuk unggul dalam berbagai bidang sekaligus. Seterusnya adalah pekerjaan sopir taxi, dokter bedah, polisi dan agen real estate.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ,maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen Jenis pekerjaan Nyeri kepala tipe-tegang
Gambar 3.1.1: Kerangka Konsep Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dengan Timbulnya Nyeri Kepala Tipe-Tegang.
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pekerjaan dan Nyeri Kepala
Jenis pekerjaan adalah kerja apa saja yang dilakukan oleh seseorang yang berperan sebagai faktor yang dapat menimbulkan nyeri kepala. Nyeri kepala tipe-
tegang pula adalah nyeri kepala yang timbul akibat kerja yang berlebihan yang dilakukan untuk tempoh yang panjang, akibat strain emosional atau kedua-duanya
yang mengefek region oksipital otak. Migren adalah gangguan periodik yang ditandai oleh nyeri kepala unilateral dan kadang kadang bilateral yang dapat disertai
muntah dan gangguan visual. Nyeri kepala klaster adalah nyeri yang timbul secara unilateral akibat mekanisme histaminergik dan humoral.
3.2.2. Aspek Pengukuran
Data ini dikumpul dengan teknik wawancara dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Pertanyaan diajukan dengan dua pilihan jawaban yaitu pilihan ‘ya’ atau
‘tidak’. Responden yang menjawab 7 atau lebih pertanyaan dengan jawaban ‘ya’,
Universitas Sumatera Utara