Patofisiologi Nyeri Kepala TINJAUAN PUSTAKA

aferen nyeri ini adalah substansi P, yang diperkirakan khas untuk serat- serat nyeri. Jalur nyeri asendens memiliki tujuan yang belum dipahami dengan jelas di korteks somatosensorik, talamus dan formasio retikularis. Peran korteks dalam persepsi nyeri belum jelas, walaupun korteks penting paling tidak dalam penentuan lokalisasi nyeri. Nyeri masih dapat dirasakan walaupun korteks tidak ada, mungkin pada tingkat talamus. Formatio retikularis meningkatkan derajat kewaspadaan yang berkaitan dengan rangsangan yang menggangu. Hubungan- hubungan antara talamus dengan formatio retikularis ke hipotalamus dan sistem limbik menghasilkan respons emosi dan perilaku yang menyertai pengalaman yang menimbulkan nyeriSherwood, 1996

2.5. Patofisiologi Nyeri Kepala

Pada nyeri kepala, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal dan neuron trigeminal sentral. Fenomena pengurangan nilai ambang dari kulit dan kutaneous allodynia didapat pada penderita yang mendapat serangan migren dan nyeri kepala kronik lain yang disangkakan sebagai refleksi pemberatan respons dari neuron trigeminal sentral. Innervasi sensoris sensoris pembuluh darah intrakranial sebahagian besar berasal dari ganglion terminal dan di dalam serabut sensoris tersebut mengandung neuropeptida dimana jumlah dan peranannya yang paling besar adalah CGRP Calcitonin Gene Related Peptide, kemudian diikuti oleh SPsubstance P, NKANeurokinin A, pituitary adenylate cyclase activating peptide PACAP, nitric oxide NO, molekul prostaglandin E 2 PGE 2 , bradikinin, serotonin 5-TH dan edenosin triphosphat ATP, mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor. Khusus untuk nyeri kepala klaster dan chronic paroxysmal headache ada lagi pelepasan VIPvasoactive intestine peptide yang berperanan dalam timbulnya gejala nasal congestion dan rhinorrhea. Universitas Sumatera Utara Marker pain sensing nerves lain yang berperan dalam proses nyeri adalah opiod dynorphin, sensory neuron-specific sodium channel, purinergic reseptors P2X 3 , isolectin B 4 IB 4 , neuropeptide Y, galanin dan artemin reseptor. Sistem ascending dan descending pain pathway yang berperan dalam transmisi dan modulasi nyeri terletak dibatang otak. Batang otak memainkan peranan yang paling penting sebagai pembawa impuls nosiseptif dan juga sebagai modulator impuls tersebut. Modulasi transmisi sensoris sebagian besar berpusat di batang otak misalnya periaquaductal grey matter, locus coeruleus, nucleus raphe magnus dan formation reticularis, ia mengatur integrasi nyeri, emosi dan respons otonomik yang melibatkan respons konvergensi kerja dari korteks somatosensorik, hipotalamus, anterior cyngulate cortex dan struktur system limbik yang lainnya. Dengan demikian batang otak disebut juga sebagai generator dan modulator sefalgia. Stimuli electrod, atau deposisi zat besi ferum yang berlebihan pada periaquaduct grey PAG matter pada midbrain dapat mencetuskan timbulnya nyeri kepala seperti migren. Pada penelitian MRI Magnetic Resonance Imaging terhadap keterlibatan batang otak pada penderita migren, CDH Chronic Daily Headahe dan sampel kontrol yang non sefalgi, didapat bukti adanya peninggian deposisi ferum di PAG pada penderita migren dan CDH dibandingkan dengan control. Patofisiologi CDH belum diketahui dengan jelas. Pada CDH justru yang paling berperan adalah proses sensitisasi sentral. Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA N- metal-D-Aspertat, produksi NO dan supersensitivitas akan menaikan produksi neuropeptide sensoris yang bertahan lama. Kenaikan nitrit likuor serebrospinal ternyata bersamaan dengan kenaikan kadar cGMP cytoplasmic Guanosine Mono phosphate di likuor. Reseptor opiod didownregulasi oleh penggunaan konsumsi opiod analgetik yang cenderung menaik setiap harinya. Pada saat serangan akut migren, terjadi disregulasi dari sistem opiod endogen, akan tetapi dengan adanya analgesic overused maka terjadi desensitisasi yang berperan dalam perubahan dari migren menjadi CHD. Universitas Sumatera Utara Adanya inflamasi steril pada nyeri kepala ditandai dengan pelepasan kaskade zat substansi dari perbagai sel. Makrofag melepaskan sitokin IL1 Interleukin 1, IL6 dan TNF Tumor Necrotizing Factor dan NGF Nerve Growth Factor. Mast sel melepasimengasingkan metabolit histamin, serotonin, prostaglandin dan asam arachidonik dengan kemampuan melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada saat proses inflamasi, terjadi proses upregulasi beberapa reseptor dan peptidaSjahrir, 2004.

2.6. Penatalaksanaan Nyeri Kepala