Agregat Kasar Agregat Halus

pekerjaan sipil lainnya, misalnya untuk pekerjaan jaln, tanggul-tanggul penahan tanah, bendungan dan lain-lain. Agregat halus biasanya dinamakan pasir dan agregat kasar dinamakan kerikil, spilit, batu pecah, kricak dan lainnya.

2.2.1. Agregat Kasar

Jenis agregat kasar yang umum adalah sebagai berikut : 1. Batu pecah alami : bahan ini di dapat dari batu cadas atau batu pecah alami yang digali. Batu ini dapat berasal dari gunung api, jenis sedimen, atau jenis metamorf. Meskipun dapat menghasilkan kekuatan yang tinggi terhadap beton, betu pecah kurang memberikan kemudahan pengerjaan dan pengecoran dibandingkan dengan jenis agregat kasar lainnya. 2. Kerikil alami : kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir. Kerikil memberikan kekuatan yang lebih rendah dari pada batu pecah, tetapi memberikan kemudahan pengerjaan yang lebih tinggi. 3. Agregat kasar buatan : terutama berupa slag atau shale yang biasanya digunakan untuk beton berbobot ringan. Biasanya merupakan hasil dari proses lain seperti blast-furnace dan lain-lain. 4. Agregat untuk perlindungan nuklir dan berbobot berat : dengan adanya tuntutan yang sfesifik pada zaman atau sekarang ini, juga untuk pelindung dari radiasi nuklir sebagai akibat dari semakin banyaknya pembangkit atom dan stasiun tenaga nuklir, maka perlu adanya beton yang dapat melindungi dari sinar x, sinar gamma, dan neutron.

2.2.2. Agregat Halus

Agregat halus atau pasir adalah material yang dapat lolos dari saringan nomor 4, yaitu saringan yang setiap 1 inci panjang mempunyai 4 lubang. Material yang kasar dari ukuran ini dapat digolongkan sebagai agregat yang kasar atau koral. George Winter,1993. Universitas Sumatera Utara Ukurannya bervariasi antara ukuran No.4 dan No.100 saringan estándar Amerika. Agregat halus yang baik harus bebas organik, lempung, partikel, yang lebih kecil dari saringan No.100, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak campuran beton. Variasi usuran dalam statu campuran harus mempunyai gradasi yang baik, yang sesuai dengan estándar analisis saringan dari ASTM American Society of Testing and Materials. Tabel 2.2. Syarat mutu kekuatan agregat sesuai SII.0052-08 Kelas dan mutu beton Kekerasan dengan bejana Rudelloff, bagian hancur menembus ayakan 2 mm, persen maksimum Kekerasan dengan bejana geser Los Angelos, bagian hancur menembus ayakan 1,7 mm, maksimum Fraksi batir 9,5 - 19 mm Fraksi batir 19 – 30 mm I 2 3 4 Beton kelas I dan mutu B o dan B 1 22-30 24-32 40-50 Beton kelas II dan mutu K-125, K- 175 dan K-225 14-22 16-24 27-40 Beton kelas III dan mutu K-225 atau beton pratekan Kurang dari 14 Kurang dari 16 Kurang dari 27 sumber : Tri Mulyono,2005 2.3.Semen Semen adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan kliker bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis, dengan batu gips sebagai bahan tambahan. Bahan baku Universitas Sumatera Utara pembuatan semen adalah bahan-bahan yang mengandungkapur, silika, alumina, oksida besi, dan oksida-oksida lainnya. Wuryati samekto,2001. Fungsi utama semen adalah sebagai perekat. Bahan-bahan semen terdiri dari batu kapur yang mengandung senyawa : Calsium OksidaCaO, lempung atau tanah liat clay adalah bahan yang mengandung senyawa : Silika Oksida SiO 2 , Aluminium Oksida Al 2 O 3 , Besi Oksida Fe 2 O 3 dan Magnesium Oksida MgO. Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleh, sebagian untuk membnetuk klinker kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips gypsum. Abdul rais,2007.

2.3.1. Semen Portland