Pengukuhan hutan adalah kegiatan yang berhubungan dengan penataan batas suatu wilayah yang telah ditunjuk sebagai wilayah hutan, guna memperolah kepastian hukum mengenai status
dan batas kawasan hutan. Penatagunaan hutan adalah kegiatan perencanaan tata guna hutan, pemanfaatan hutan dan pengendalian pemanfaatan hutan sesuai dengan fungsinya kawasan hutan
suaka alam cagar alam dan suaka margasatwa, kawasan hutan pelstarian alam taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam, kawasan hutan taman buru, kawasan hutan lindung,
kawasan hutan produksi hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap dan hutan produksi yang dapat dikonversi.
Perencanaan hutan dimaksudkan untuk memberikan landasan kerja dan hukum guna terwujudnya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemanfaatan hutan sehingga menjamin
diperolehnya manfaat yang sebesar-besarnya dari hutan yang berfungsi serbaguna dan didayagunakan secra lestari.
Pengukuhan hutan bertujuan untuk terwujudnya kepastian hukum mengenai status, batas dan luas wilayah hutan. Penatagunaan hutan bertujuan:
1. Terselenggaranya perencanaan, pemanfaatan, pengendalian pemanfaatan hutan sesuai fungsinya secara serbaguna dan berkelanjutan bagi berbagai kegiatan pembangunan yang
diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sesuai rencana tata guna hutan yang telah ditetapkan.
2. Terselenggaranya pemanfaatan hutan yang berwawasan lingkungan di kawasan lindung dan kawasan budidaya.
3. Terwujudnya tertib pemanfaatan hutan yang meliputi peruntukan, penyediaan, pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan hutan.
4. Terwujudnya kepastian hukum untuk menggunakan hutan bagi masyarakat yang mempunyai hubungan hukum dengan hutan.
3. Penataan Hutan
Penataan hutan adalah kegiatan penataan ruang hutan sebagaimana dipersyaratkan oleh prinsip pengelolaan hutan lestari didasarkan atas identifikasi areal dan kualitas lahan dari suatu
areal kerja pengusahaan hutan agar terselenggara kegiatan pengelolaan hutan yang lestari, efisien dan berwawasan lingkungan. Berdasarkan kegiatan penataan hutan dapat disusun rencana karya
yang meliputi penanaman hutan, pemeliharaan hutan, pemungutan hasil hutan dan pemasaran hasil hutan.
Tujuan penataan hutan adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang potensi dan keadaan hutan serta menentukan cara pengaturan pemanfaatan dan pembinaannya untuk
menjamin azas kelestarian dan hasil optimum. Penataan hutan dilaksanakan oleh pengelola kesatuan pengusahaan hutan produksi KPHP,
dengan dapat menggunakan jasa konsultan dan disahkan oleh Departemen Kehutanan. Kegiatan penataan hutan terdiri dari invetarisasi hutan, penataan batas, pembagian hutan, pengukuran dan
pemetaan, serta kompartemenisasi. Hasil dari pemetaan hutan adalah dibuatanya rencana karya pengusahaan, yaitu suatu
dokumen yangg memuat rencana pengelolaan areal hutan secara lengkap yang meliputi rencana jangka panjang, jangka mengenah, dan jangka pendek tahunan. Menurut Peraturan Pemerintah
Rahmawaty : Perencanaan Pengelolaan Hutan di Indonesia, 2006
USU Repository © 2006
no. 21 tahun 1970 bab II pasal 3 ayat 3, pemegang pengusahaan hutan HPH wajib membuat rencana karya yang terdiri dari:
1. Rencana karya pengusahaan hutan RKPH 2. Rencana karya pengusahaan hutan tanaman industri RKP-HTI
3. Rencana karya lima tahun pengusahaan hutan RKT-PH 4. Rencana karya tahunan pengusahaan hutan RKT-PH
4. Pemetaan Hutan
Peta adalah gambaran dari permukaan bumi pada suatu bidang datar yang dibuat secara kartografis menurut proyeksi dan skala tertentu dengan menyajikan unsur-unsur alam dan buatan
serta informasi lain yang diinginkan. Jenis-jenis peta terdiri dari peta dasar, peta tematik dan peta
kehutanan.
Pemetaan adalah proses penggambaran informasi yang ada di permukaan bumi mulai dari pengambilan data secara terestris maupun penginderaan jauh, pengolahan data dengan metode
dan acuan tertentu serta penyajian data berupa peta secara manual ataupun digital. Tujuan pemetaan hutan adalah untuk membuta atau mengadakan peta dasar maupun peta
tematik sebagai salah satu dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
khususnya di bidang kehutanan.
Salah satu teknologi untuk mendukung pemetaan adalah Sistem Informasi Geografis SIG. SIG digunakan untuk membentuk basis data kehutanan yang mantap sebagai bahan pengambilan
keputusan kebijakan yang berkaitan dengan areal atau kawasan hutan. Dengan adanya SIG maka data daan informasi kehutanan baik yang bersifat deskriptif maupun numerikangka akan tertata
dengan baik dan terpetakan secara rapi menggunakan teknologi digital, serta mempergunakannya secara akurat dan cepat untuk keperluan analisis.
Prosedur input data secara digital dala SIG adalah: 1. Persiapan, yang meliputi pengecekan peta, pengecekan antar lembar peta, mempersiapkan
titik ikat beserta koordinat, pemilahan layer, menyiapkan kodifikasi pada setiap layer, dan penyiapan sistematika penyimpanan coverage.
2. Digitasi, dengan metode streamline atau metode point. 3. Edgematching atau penyambungan sisi peta yang satu dengan sisi peta lainnya.
4. Editing, untuk mengkoreksi poligon dan garis, penyusunan topologi, dan pengecekan label error.
5. Atributing, yaitu memasukkan data non-spasial yang berkaitan dengan kodifikasi penampakan legenda
5. Pengaturan Produksi