Pengukuhan Hutan Perencanaan Pengelolaan Hutan di Indonesia
perhitungan luas bidang dasar pohon dan perhitungan volume pohon. Laporan yang dibuat dalam pelaksanaan IHRP adalah lapaoran hasil evaluasi dan laporan hasil inventarisasi.
Inventarisasi hasil hutan non-kayu IHHNK dilakukan untuk mengumpulkan data potensi dan penyebaran hasil-hasil hutan non kayu yang pada saat ini mempunyai nilai ekonomi tinggi, seperti
rotan, bambu, sagu dan nipah. IHHNK dikakukan pada areal yang berisi hasil-hasil hutan tersebut baik secara murni maupun bagian dari ekosistem hutan.
Beberapa jenis hasil hutan non-kayu yang biasa diinventarisasi adalah rotan dan bambu. Metode inventarisasai rotan terdiri dari stratifikasi, pola inventarisasi, persiapan, pelaksanaan di
lapangan dan pengolahan data. Pola inventarisasi terdiri dari pengenalan jenis rotan dan pengumpulan data mengenai jenis
rotan, potensi per jenis, potensi seluruh jenis dan potensi permudaan. Kegiatan persiapan terdiri dari persiapan peta 9peta topografi, peta tata guna hutan
kesepakatan dan peta vegetasi, persiapan bahan dan alat alat tulis, kompas, tali ukur, golk, alat ukur lereng, alat ukur berat, alat ukur diameter, tally sheet, obat-obatan dan personal use, dan
persiapan bagan sampling. Pelaksanaan di lapangan terdiri dari penentuan titik awal, pembuatan jalur ukur, pengumpulan
rotan contoh, pengukuran dan pencatatan data. Pengolahan data terdiri dari identifikasi jenis rotan, penaksiran panjang dan berat basah rotan, penaksiran panjang rotan dan penaksiran potensi rotan
tiap hektar. Metode inventarisasi bambu terdiri dari pola inventarisasi bambu, persiapan, pengumpulan
data dan pengolahan data. Dalam inventarisasi bambu, data yang dikumpulkan adalah data primer dan skunder. Data primer seperti pengambilan jenis contoh bambu untuk mengetahui jenis, jumlah
rumpun, jumlah batang dalam rumpun dan permudan. Data skunder antara lain seperti kedaan hutan massa tegakan bambu, jenis, penyebaran, tringkat permudaan, jenis flora dan fauna,
keadaan fisik luas dan letak hutan, hidrologi, bentang alam spesifik, geologi dan tanah serta iklim dan data penduduk dan perhubungan jumlah dan kepadatan penduduk, mata pencaharian,
kesehatan, interaksi penduduk dengan hutan abambu dan sarana prasarana perhubungan darat, laut dan udara.
Kegiatan persiapan terdiri dari persiapan peta peta pencadangan area, peta topografi, peta dasar sesuai SK Menhut No 3 tahun 1989, peta penafsiran potret udara, peta tanah dan geologi,
peta ilkim dan peta kerja, persiapan bahan dan alat plainimeter, timbangan, tally sheet, kuisioner, alat tulis, perlengkapan kemah dan personal use dan pembuatan bagan pengambilan contoh.
Kegiatan pengambilan data terdiri dari penentuan titik awal, pembuatan jalur ukur, perhitungan rumpun bambu dan potensi biomassa.
Kegiatan pengolahan data terdiri dari perhitungan masa tegakan, perhitungan tegakan bambu pada areal dengan keragaman rendah, perhitungan tegakan bambu pada areal dengan keragaman tinggi
dan analisis permudaan.