‘Social and Cultural Caring’ bagi Penderita Retardasi Mental

 2002 digit ized by USU digit al library 5 Laksam ana dan Hart om o 1983: 80 , dari dat a yang diperoleh 63 para individu usia lanj ut ini hidup bersam a keluarga m ereka m asing- m asing, lebih dari 30 hidup sendiri diant aranya sebahagian besar adalah para j anda dan sekit ar 7 hidup di berbagai inst it usi rum ah peraw at an, R.S Jiw a dan t em pat khusus unt uk para usia lanj ut . Tam paknya beberapa individu usia lanj ut cenderung lebih senang hidup t erpisah dari anak- anak m ereka, t et api yang cukup dekat unt uk suat u kunj ungan. Pengabaian t erhadap lansia penderit a ‘dim ensia’ ini adakalanya j uga bersifat budaya. Hal ini dapat t erj adi karena m ereka t idak dapat berfungsi secara produkt if, m enj adi beban keluarganya, keluarga m erasa m alu, dan penderit a cenderung diasingkan. Kondisi ini m em buat para lansia penderit a ‘dim ensia’ m enj adi lebih t ersiksa secara psikologis. Jika lansia penderit a ‘dim ensia’ diabaikan, proses degenerasi kepribadian yang dialam i cenderung akan lebih cepat . Sebaiknya diusahakan agar m ereka berfungsi sam pai t ua sehingga proses degenerasi kepribadian m enj adi lebih lam ban. Para lansia w alaupun m enderit a ‘dim ensia’ harus diperlakukan seolah- olah m ereka m erasa dibut uhkan ‘being needed’ . Dalam kont eks ‘social and cult ural caring’, ahli ant ropologi dapat m engusahakan m eningkat kan peran keluarga dan m asyarakat secara sosial budaya. Ant ropolog dapat m engusahakan cara agar sikap m asyarakat j angan t erj erum us m enyerahkan si penderit a ke rum ah sakit j iw a at au pant i- pant i khusus w alaupun it u dapat dij adikan sebagai alt ernat if lain . Kont eks sosial budaya sebagai ‘caring’ m em perhat ikan m enj adi pent ing; m isalnya bagaim ana dan apa yang dikerj akan keluarga at as orang- orang lanj ut usia penderit a ‘dim ensia’ , apa saj a nilai yang dij adikan landasan unt uk berprilaku t erhadap para lansia ‘dim ernsia’.Perhat ian dapat dit ingkat kan dengan m enum buhkan kem bali nilai- nilai budaya adat - ist iadat , yait u dengan m elihat landasan budaya bahw a m enj aga orang t ua lansia adalah kew aj iban keluarga m enurut adat . Perhat ian dapat pula dit um buhkan dari segi agam a kepercayaan dan j uga m oral, yait u dengan m enam bahkan perhat ian unt uk lansia um um nya dan ‘dim ernsia’ khususnya adalah suat u kew aj iban sebagai penghorm at an t erhadap orang t ua. Dapat j uga dengan m encipt akan kondisi kehidupan keluarga yang akrab dan saling m em beri perhat ian t erhadap lansia penderit a ‘dim ensia’, dalam penat aan cara- cara hidup. Bent uk perhat ian lainnya j uga dapat diberikan dengan m eningkat kan peran organisasi- organisasi keagam aan, khususnya kelom pok rem aj a dan w anit a dengan landasan norm a- norm a agam a unt uk m em perhat ikan lansia. Dit ekankan suat u nilai bahw a m em beri perhat ian pada lansia’dim ensia’ adalah suat u perbuat an m ulia yang m erupakan kew aj iban dan kebaj ikan. Kesem uanya ini diperlukan dalam rangka penyesuaian diri penderit a dan m ereka m em but uhkan dorongan m oril dan sem angat unt uk m eningkat kan kehidupan sosial m ereka dan m eningkat kan ke- fungsional- an m ereka secara opt im al.

D. ‘Social and Cultural Caring’ bagi Penderita Retardasi Mental

1. Apa itu Retardasi Mental ......?  2002 digit ized by USU digit al library 6 Masalah ret ardasi m ent al perlu m endapat perhat ian karena beberapa t ulisan- t ulisan dalam bidang psikiat ri sej ak periode 1981 t elah m engem ukakan bahw a ret ardasi m ent al m erupakan m asalah yang cukup besar di I ndonesia, nam un diakui bahw a t idak ada dat a yang lengkap t ent ang j um lah penderit a ret ardasi m ent al di I ndonesia. Ket idaklengkapan dat a ini diakui oleh para psikiat er disebabkan karena t idak sem ua penderit a ret ardasi m ent al dapat t ercat at . Pencat at an j um lah penderit a hanya dapat dilakukan at as m ereka yang dat ang berobat unt uk m em int a pert olongan dan m ereka yang m asuk sekolah luar biasa Budhim an 1981: 17 . Menurut Budhim an, sebab ut am a dari ret ardasi m ent al di I ndonesia adalah penyakit infeksi pada susunan syaraf pusat , sepert i m eningit is at au encephalit is, dan m alnut risi pada ibu- ibu yang ham il m aupun pada bayinya yang lahir. Melihat insidensi penyakit infeksi dan m alnut risi m asih sangat t inggi di I ndonesia, m aka dapat diperkirakan bahw a penderit a ret ardasi m ent al sangat banyak j um lahnya Budhim an 1981: 79 . Ret ardasi m ent al RTA disebut j uga ‘oligophrenis’. Ret ardasi m ent al dapat diket ahui t erj adi pada seseorang anak dengan m elihat beberapa kelainan yang diderit anya sej ak m asih kecil. Seorang anak disebut m enderit a ret ardasi m ent al bila m engalam i kelainan sepert i; 1 perkem bangan int elekt ual yang t erham bat j ika dibandingkan dengan anak norm al. Dalam hal ini yang dim aksud adalah ukuran kem aj uan t ingkat I Q yang kurang dari 70, dim ana nilai ini didapat kan dengan pem eriksaan yang t elit i, akurat , individual, dan t elah dilakukan secara berulang- ulang, sert a keadaan klinis m endukung hasil pem eriksaan t ersebut , 2 t erham bat nya kem am puan si anak dalam hal adapt asi diri secara um um t erhadap lingkungan, dan 3 proses ket erham bat an adapt asi ini cenderung t erj adi pada m asa perkem bangan individu dalam proses pendew asaan at au t erj adi sebelun si individu berusia 18 t ahun Yusuf 1986; Budhim an 1981; Roan 1979 . 4 Anak dengan ret ardasi m ent al bukannya anak yang t idak dapat berkem bang m enj adi individu dew asa, akan t et api anak ret ardasi m ent al nant inya j uga akan m enj adi individu dew asa dengan ret ardasi m ent al m ent al pula. Hal ini yang harus kit a sadari sepenuhnya. Anak dengan ret ardasi m ent al sebenarnya t idaklah sem ua bagian dari int elekt ualnya t idak dapat dikem bangkan, akan t et api dengan suat u t indakan dan penanganan khusus bagian- bagian yang m asih dapat dikem bangkan, diusahakan unt uk t erus dipacu dan dikem bangkan sesuai dengan kem am puan perkem bangan anak. At as dasar inilah penanganan anak dengan ret ardasi m ent al m em but uhkan suat u penanganan khusus dibandingkan dengan penanganan anak norm al. Tuj uan dari penanganan anak dengan ret ardasi m ent al adalah m engem bangkan kem am puan opt im al dari int elekt ualnya, agar nant i dapat m encapai kem am puan adapt asi yang opt im al pula Yusuf 1986: 59 . 4 I nt elegensia sendiri didefenisik an oleh Jasper 1945 sebagai k eseluruhan daripada kem am puan int elekt ual yang dit erim a seseorang sej ak lahir, t erm asuk bakat dan ket eram pilan yang diperlukan unt uk m enyesuaikan diri seseorang t erhadap t ugas hidupnya. Oleh Page 1945 diuraikan sebagai kem am puan unt uk m em pelaj ari penget ahuan dan ket eram pilan yang diperlukan, kem am puan unt uk m enyesuaikan diri t erhadap persoalan baru dan keadaan hidup, m engam bil pelaj aran dari pengalam an- pengalam an yang pernah dialam i, kesanggupan unt uk berfikir secara abst rak dan kreat if, m em akai pert im bangan yang krit is, m enghindarkan diri dari kesalahan- kesalahan, m engat asi kesukaran dan m engem bangkan daya kem am puan m elihat ke depan foresight dalam Roan 1979: 93 .  2002 digit ized by USU digit al library 7 Yusuf 1986: 59- 60 j uga m engat akan bahw a penangana khusus dengan upaya yang m aksim al dan dana yang dem ikian besar t idaklah akan m enj adikan seorang anak dengan ret ardasi m ent al m enj adi anak norm al. Hal yang harus dit ekankan di sini adalah anak dengan ret ardasi m ent al harus berkem bang secara ot im al, sesuai dengan kem am puan yang ada pada anak t ersebut . Menurut Sant oso 1981 , ret ardasi m ent al j uga dapat dipandang dari 3 t iga sudut ; 1 m edik sebab- sebabnya dari dalam diri individu , 2 t ingkah laku kesukaran belaj ar, t idak responsif , dan 3 sosial perbedaan dist ribusi variabel sosio- ekonom i, budaya, non- klinik dan di luar diri individu . Persoalan yang dihadapi t et ap selalu ada, baik it u pada m asa anak- anak dan j uga dew asa. Banyak sekali fakt or- fakt or yang m em pengaruhi kem am puan opt im al perkem bangan anak dengan ret ardasi m ent al, diant aranya; 1 fakt or dari anak it u sendiri: dit ent ukan oleh deraj at gangguan yang t erj adi. Sem akin berat sem akin sulit kem am puan adapt asinya, 2 fakt or dari keluarga: Apakah keluarga m erupakan lingkungan yang cukup m em beri st im ulasi dan m em beri kesem pat an berkem bang secara opt im al at au m alah sebaliknya, dim ana keluarga m alah m engham bat perkem bangan yang w aj ar dan bersikap keliru baik disadari at au t idak disadari, 3 fakt or inst it usi: dalam hal ini inst it usi sekolah yang m endidik dan m elat ih m ereka dan berusaha m engem bangkan kem am puan adapt asinya secara opt im al. Fakt or ini m asih t ergant ung dari bagaim ana para guru dan pengelola sekolah m enangani m ereka, 4 fakt or m asyarakat : apakah m asyarakat m au m enerim a dan berpart isipasi t erhadap penanganan anak- anak dengan ret ardasi m ent al at au sebaliknya. Fakt or- fakt or di at as sebenarnya sulit unt uk dipisahkan sat u sam a lain, karena m asing- m asing fakt or saling berkait an dan saling pengaruh m enpengaruhi. Banyak sekali dalam beberapa kasus- kasus yang dit em ukan, dim ana anak dengan ret ardasi m ent al sulit sekali unt uk dikem bangkan secara opt im al. Set elah dit elit i dan dit elusuri t ernyat a didapat kan gangguan keseim bangan gangguan fungsional dalam keluarga. Tanpa penanganan yang int ensif t erhadap keluarga, sulit unt uk m engem bangkan kem am puan anak dengan ret ardasi m ent al ini Yusuf 1986: 60 . Di sinilah para ant ropolog dapat berperan pent ing, yait u m em bant u penanganan anak agar dapat berkem bang secara opt im al m elalui pendekat an- pendekat an khusus dari aspek keluarga dan m asyarakat . Nam un sebelum m em bahas hal- hal apa yang dapat dilakukan para ant ropolog, t erlebih dahulu kit a lihat apa yang t erj adi dalam keluarga set elah m ereka m enget ahui bahw a anaknya m engalam i ret ardasi m ent al. Menurut Yusuf 1986: 61 , set elah diagnosis ret ardasi m ent al dit egakkan dengan past i oleh seorang ahli, m aka pada keluarga akan t im bul suat u periode krisis. Periode krisis ini ada 3 t ahapan. Pert am a, t ahap penolakan penyangkalan. Orang t ua t idak percaya at as apa yang disam paikan kepadanya t ent ang anaknya. Mereka bahkan akan m enyangkalnya. Mereka berusaha m encari “ akhli” yang lain akan m enyat akan bahw a anaknya norm al. Unt uk it u orang t ua akan pergi dari sat u ahli ke ahli lain secara bergant i- gant i, sam pai akhirnya m enyerah baik dengan t erpaksa at au dengan sadar. Kedua, t ahap duka cit a dan kesedihan yang m endalam . Keadaan ini disebabkan oleh karena keadaan a anak yang t idak diharapkan, b m erasa seolah- olah kehilangan sesuat u. Ada j uga orang t ua yang langsung m asuk ke t ahap duka cit a ini t anpa m elew at i t ahap penolakan.Keiga, t ahap penerrim aan. Orang t ua secara kenyat aan m enerim a keadaan ini, baik secara sadar m aupun secara t erpaksa. Masing- m asing t ahapan m em erlukan w akt u yang berbeda unt uk m asing- m asing keluarga Dem ikian pula berat ringannya periode krisis t ersebut .  2002 digit ized by USU digit al library 8 Yusuf 1986: 63 j uga m engat akan bahw a pada periode krisis ini j elas seluruh keluarga, t erut am a orang t ua dilanda st res yang cukup berat . Bila hal ini t idak dapat t erat asi dengan baik, m aka akan m enim bulkan efek ket idakt ent ram an dalam keluarga. Hal ini j elas akan m engganggu m engham bat perkem bangan anak dengan ret ardasi m ent al it u sendiri. Pada diri orang t ua t erdapat pert ent angan konflik ant ara: a keinginan yang kuat unt uk m em punyai anak yang sehat , b secara sim ult an bersam a- sam a t erj adi ket akut an dan kecem asan apabila apa yang dilakukan it u akan m engakibat kan suat u kesalahan bagi anak it u sendiri . 2 . An r t opologi da n Pe r a n n ya Dalam kont eks ‘socia l a n d cu lt u r a l ca r in g’, seorang ahli ant ropologi m engusahakan bagaim ana orang- orang penderit a ret ardasi m ent al ini dapat dit erim a di lingkungan sosialnya. Ant ropolog dapat m em ulai kerj a m ereka dengan m elihat bagaim ana m asyarakat m enilai m ereka sehubungan dengan ket idakm am puan m ereka unt uk berfungsi secara opt im al. Bagaim ana m asyarakat m elihat si penderit a ret ardasi m ent al dan keluarganya. Bagaim ana anggot a keluarga t ersebut m em perlakukan si penderit a ret ardasi m ent al; apakah diraw at , diperhat ikan diobat i dan dit anggulangi at au diabaikan dan dim anipulasi unt uk m endapat kan bant uan dana at au m engem is, dan lain- lain . ‘Ca r in g’ at au perhat ian secara sosial dan budaya dapat diupayakan dengan beberapa hal, t erut am a dengan pendekat an t erhadap keluarga int i ‘nuclear fam ily’ dan anggot a m asyarakat . Ahli ant ropologi dapat m em bant u proses dit erim anya penderit a ret ardasi m ent al ini sebagai bagian dari kehidupan m asyarakat dengan cara m encoba m engaj ak m asyarakat unt uk t urut sert a dalam proses rehabilit asi para penderit a ret ardasi m ent al. Secara got on g r oyon g, pihak keluarga dapat t urut sert a m engusahakan at au m em ebrdayakan m ereka dalam kegiat an- kegiat an produkt if t ert ent u. Kegiat an produkt if ini disesuaikan dengan t ingkat kem am puan si penderit a ret ardasi m ent al. Dalam pelibat an si penderit a dalam kegiat an produkt if ini, pihak keluarga at au anggot a m asyarakat perlu m em perhat ikan beberapa hal yang sangat pent ing, yait u. Pert am a, bagaim ana si penderit a dapat bekerj a dengan kapasit as m aksim al. Misalnya, apakah si penderit a m am pu m em buat sapu lidi, sapu ij uk, keset alas kaki, at au beberapa j enis keraj inan t angan lainnya yang t idak t erlalu rum it proses pem buat annya. Kedua, pihak keluarga at au m asyarakat harus m em buat si penderit a m am pu m enyesuaikan diri dengan anggot a m asyarakat lainnya secara m em uaskan. Hal ini dilakukan dengan t uj uan agar si penderit a m am pu berint eraksi dengan lingkungannya secara baik. Dengan int eraksi yang baik, si pendert a akan m am pu m erasa nyam an dan dapat dibant u unt uk m engem bangkan kem am puannya sam pai pada t ingkat yang m aksim al. Pe n de r it a r e t a r da si m e n t a l harus diberi dukungan sosial dari lingkungan sosialnya agar m ereka m am pu m encapai kem am puan fungsional set inggi m ungkin. Dalam hal ini, si penderit a harus diberi kesem pat an, baik it u secara edukasional m aupun secara vokasional. Dukungan secara edukasional dapat dilakukan dengan cara m endidik kem bali si penderit a m engenai cara- cara agar dia dapat hidup senorm al m ungkin dalam proses rehabilit asi unt uk m enj adi ‘orang baru’. Secara vokasional, dukungan sosial dapat dilakukan engan m elakukan ‘t raining’ at au m elat ih penderit a supaya m am pu unt uk m enolong diri sendiri. Dalam hal ini si  2002 digit ized by USU digit al library 9 penderit a dilat ih dengan t uj uan agar dia dapat m encapai kem am puan fungsional set inggi m ungkin dalam m encari nafkah m isalnya . An t r opolog dapat m em bant u pihak keluarga at aupun m asyarakat lainnya unt uk m em berdayakan kem bali para penderit a ret ardasi m ent al ini. Ant ropolog dapat m em beri bant uan konkrit dalam upaya m engkondisikan lingkungan yang m em beri ‘caring’ perhat ian pada penderit a baik secara sosial m aupun kult ural. Hal ini perlu diupayakan m engingat adanya t anggapan- t anggapan m asyarakat yang m enilai bahw a penderit a ret ardasi m ent al dianggap sebagai kut ukan. Penialaian at au anggapan sepert i ini adalah pengaruh dari budaya kelom pok m asyarakat yang bersangkut an. Terdapat j uga beberapa kelom pok m asyarakat lain yang m enganggap bahw a anak dengan ret ardasi m ent al adalah sebagai karunia at au keberunt ungan. Beberapa kelom pok m asyarakat lainnya m enganggap anak dengan ret ardasi m ent al adalah penyakit t urunan. Tanggapan dan penilaian sepert i di at as akan m enent ukan sikap orang t ua, keluarga dan anggot a m asyarakat lainnya t erhadap si penderit a ret ardasi m ent al. Tanggapan negat if yang m enganggap penderit a ret ardasi m ent al adalah kut ukan akan cenderung m engabaikan perhat ian t erhadap penderit a. Pengabaian perhat ian ini akan m enyebabkan si penderit a ret ardasi m ent al akan disisihkan dari lingkungan sosial m ereka. Pihak orang t ua dan keluarga akan m erasa m alu t erhadap keberadaan si anak at au anggot a keluarga m ereka yang m endert it a ret ardasi m ent al. Mereka akan berusaha m enut up- nut upi keberadaan si penderit a karena m erasa t akut akan dikucilkan oleh anggot a m asyarakat lainnya akibat adanya kut ukan t ersebut pada salah sat u anggot a keluarga m ereka. Dalam hal pengabaian perhat ian t erhadap penderit a ret ardasi m ent al ini, ant ropolog dapat m em bant u unt uk m engupayakan t im bulnya suat u perubahan sikap dan pandangan baru. Pandangan dan sikap baru didiharapkan t im bul dari phak orang t ua, keluarga kerabat dan anggot a m asyarakat lainnya. Pandangan dan sikap baru yang diharapkan adalah suat u kesadaran baru bahw a penderit a ret ardasi m ent al ini bukanlah suat u kut ukan, bukan m erupakan aib yang m em alukan dan t idak harus dit ut up- t ut upi dan bukanlah sem at a- m at a m erupakan penyakit t urunan. Ant ropolog berusaha m enanam kan suat u nilai baru bahw a penderit a ret ardasi m ent al j uga m erupakan individu yang perlu m endapat kan kasih sayang dan perhat ian yang khusus. Ant ropolog dapat m em berikan inform asi m engenai nilai at au sikap dan pandangan baru t ersebut . Penanganan aw al dapat dim ulai dari orang t ua dan keluarga dekat dengan cara penat aan cara hidup. Beberapa langkah aw al t ersebut ant ara lain adalah dengan m enanam kan nilai- nilai budaya posit if, kepercayaan m oral sebagai landasan prilaku perhat ian pada anak cacat m ent al, sepert i; kew aj iban m em elihara, m endidik, t anggung j aw ab, dan m enekankan nilai- nilai agam a bahw a sem ua m anusia adalah cipt aan Tuhan dengan kelebihan dan kekurangan m asing- m asing. Selain upaya- upaya yang dilakukan di at as, perhat ian yang j uga sangat perlu adalah upaya m em bant u si penderit a agar para anak cacat m ent al ini m am pu m andiri bagi keperluan pribadi m ereka yang m endasar. Keperluan pribadi t ersebut m eliput i; m em bim bing unt uk m am pu m akan sendiri, m engenakan pakaian sendiri dan akhirnya m am pu m enyesuaikan diri dalam lingkungan sosialnya. Dalam hal ini pendekat an yang dilakukan t erarah kepada keluarga dan m asyarakat , yait u dalam hal m em beri dukungan sosial. Dengan dukungan sosial ini,  2002 digit ized by USU digit al library 10 keluarga dan m asyarakat secara bersam a- sam a m em bangun kem bali keberdayaan penderit a m elalui penghargaan dan penilaian posit ip yang diberikan kepada si penderit a ret ardasi m ent al dan j uga pihak keluarga si penderit a. Pem berdayaan sepert i ini m erupakan suat u proses sosialisasi yang sangat baik bagi penderit a