Pe n da h u lu a n

 2002 digit ized by USU digit al library Pe n a t a a n Lin gk u n ga n Sosia l ba gi Pe n de r it a D im e n sia Pik u n da n RTA Re t a r da si M e n t a l D r a . Sr i Ale m Br .Se m bir in g 1 Fa k u lt a s I lm u Sosia l da n I lm u Polit ik Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

A. Pe n da h u lu a n

Tulisan ini dapat m enam bah w aw asan dan sangat berm anfaat khususnya bagi para m ahasisw a yang t ert arik unt uk m endalam i ant ropologi psikiat ri at aupun bagi w arga m asyarakat aw am dan j uga bagi orang- orang yang m enekuni st udi psikiat ri. Berkem bangnya perhat ian ant ropologi pada bidang psikiat ri seiring dengan adanya perubahan paradigm a dalam ilm u psikiat ri di Eropa dan Am erika Ut ara. Perubahan paradigm a it u m em berikan kesem pat an baru yang pent ing bagi st udi- st udi ant ropologi dan ‘cross- cult ural psychiat ry’. 2 Sebagaim ana yang diungkapkan oleh Good 1992: 181 : “ During t he past t w ent y years, psychiat ry in Europe and Nort h Am erica has undergone t he m ost ext raordinary paradigm shift of t his cent ury. Journal publicat ion, research dollars, and t reat m ent orient at ions all reflect a shift in dom inance from psychoanalyt ic discourse t o biological, from a focus on psychological processes t o classificat ion of sym pt om s, from a prim ary int erest in affect and it s econom y t o cognit ion, and from invest m ent in com m unit y psychiat ry t o biological research and pharm acological t reat m ent . This change poses a serious challange for t he ant hropologist int erest ed in t he role of cult ure in psychopat ology, raising quest ions about w hat direct ions ant hropological research should t ake in t he com ing decade. I t also raises t he spect er of declining int erest in t he social and cult ural dim ensions of m ent al illness in t he psychiat ric profession and public policy.” Tulisan berikut ini berisi pem bahasan m engenai hal- hal apa saj a yang dapat dilakukan oleh para ahli ant ropologi berkenaan dengan kont eks penat aan lingkungan sosial dan budaya bagi orang- orang lanj ut usia yang m engalam i gangguan j iw a akibat ‘dim ensia’ pikun dan bagi penderit a ret ardasi m ent al ‘realit as t est ing abilit y’ at au ket erbelakangan m ent al. Tulisan ini akan sangat berm anfaat bagi para psikiat er karena m em berikan sum bangan pem ikiran yang sangat inform at if dalam penanganan sosial bagi penderit a gangguan j iw a dim ensia dan ret ardasi m ent al. Dalam edisi t ulisan ini, penulis akan m em fokuskan pada penat aan lingkungan sosial 1 Tulisan ini merupakan revisi dari tugas akhir semester mata kuliah Kebudayaan dan Kesehatan Jiwa, yang diikuti penulis pada Semester Genap TA 19951996 pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Program Studi Antropologi. Sebahagian kecil dari tulisan ini juga telah disajikan dalam ceramah ilmiah di FISIP-USU pada tanggal 17 Juli 1999. 2 Lihat juga tulisan White dan Lutz 1992:1-20 yang mengatakan bahwa kajian-kajian bidang antropologi budaya akhir-akhir ini cenderung telah memfokuskan kepada persinggungan antara budaya dan psikologi .  2002 digit ized by USU digit al library 2 dan budaya pada t ingkat keluarga khususnya dan j uga pada m asyarakat luas secara um um . 3 Pem bahasan berikut ini akan dim ulai dengan m engulas pengert ian dari penat aan lingkungan sosial dan budaya. Kem udian pem bahahasan selanj ut nya difokuskan pada hal- hal apa saj a yang dapat dilakukan oleh seorang ahli ant ropologi dalam penat aan lingkungan sosial bagi penderit a ‘dim ensia’ pikun . Pem bahasan t erakhir difokuskan pada penat aan lingkungan sosial bagi penderit a ret ardasi m ent al. B. Pe n ge r t ia n Pe n a t a a n Lin gk u n ga n Sosia l da n Bu da ya Penyebut an yang cenderung dikenal unt uk penat aan lingkungan sosial dan budaya ini adalah ‘social and cult ural caring ‘. ‘Caring’ at au perhat ian perlu diberikan secara sosial dan budaya bagi penderit a gangguan j iw a dalam upaya m em bant u adapt asi m ereka dengan lingkungan sosial. Dalam kont eks ‘social and cult ural caring ‘, seorang ahli ant ropologi berusaha m enum buhkan at au m engem bangkan nilai- nilai yang ada di dalam m asyarakat , baik secara sosial dan budaya unt uk m em berikan bant uan m elalui cara penat aan lingkungan bagi penderit a gangguan j iw a. Dalam pem bahasan ini, gangguan j iw a t ersebut difokuskan kepada orang- orang lanj ut usia yang m enderit a pikun dan ret ardasi m ent al. ‘Social and cult ural caring’ yang dim aksud adalah dengan m engkondisikan lingkungan sosial si penderit a gangguan j iw a supaya keluarga dan m asyarakat sekit arnya dapat m em elihara dan m enghargai m ereka si penderit a gangguan j iw a . Dengan adanya rasa penghargaan t ersebut , si penderit a gangguan j iw a dapat m erasa berfungsi dan berguna dan dalam int eraksi yang ideal dapat m em buat m ereka m erasa m em punyai peranan di dalam keluarga dan m asyarakat nya. Penekanan pada pent ingnya segi- segi sosial dikem ukakan j uga oleh psikiat ri Dadang Haw ari. Haw ari 1973 m engat akan bahw a kegiat an- kegiat an psikiat ri ‘com m unit y psychiat ry’ banyak m enit ikberat kan kepada segi- segi sosial dalam pengobat an kepada m ereka yang m engalam i gangguan j iw a. Dalam psikiat ri m oderen ini, peraw at an penderit a dalam m asyarakat ‘com m unit y care’ diusahakan dengan berbagai cara m et ode agar penderit a lebih lam a t inggal di m asyarakat dan sesingkat m ungkin t inggal dalam rum ah sakit , dan unt uk it u perlu dicipt akan suat u keadaan lingkungan yang m em ungkinkan t idak kem balinya penyakit si penderit a Haw ari 1983 . Peranan m asyarakat yang dinam is sangat diperlukan bagi penderit a pikun dan ret ardasi m ent al ini. Hal ini disebabkan karena peranan m asyarakat it u j auh lebih baik dalam banyak hal t erut am a dalam m em bant u proses adapt asi bagi penderit a gangguan j iw a pikun dan ret ardasi m ent al t ersebut . Peranan orang- orang di sekit ar si penderit a ganngguan j iw a akan lebih besar apabila dibandingkan dengan peranan rum ah sakit ‘hospit al care‘ . Rum ah sakit kurang dapat m em bant u perkem bangan opt im al dan proses adapt asi dari penderit a pikun dan ret ardasi m ent al. Dem ikian j uga dengan peranan yayasan- yayasan at au pant i- pant i at au sekolah- sekolah luar biasa khusus unt uk anak penderit a ret ardasi m ent al . Secara sosial budaya t idak dapat dipungkiri bahw a pada berbagai m asyarakat t ert ent u dit em ukan adanya pengabaian- pengabaian bagi penderit a pikun dan ret ardasi m ent al. Pengabaian ini dikarenakan para penderit a pikun dan ret ardasi 3 Penulis juga telah menerbitkan tulisan sebelumnya dengan judul Peranan Ahli Antropologi dalam Penanganan Penderita Gangguan Jiwa yang Dirawat di Rumah Sakit Jiwa.  2002 digit ized by USU digit al library 3 m ent al ini t idak dapat berfungsi secara produkt if. Ket idakberfungsian m ereka ini cenderung j uga m enyebabkan beberapa keluarga yang m em iliki kerabat yang m enderit a pikun dan ret ardasi m ent al ini m erasa m alu kepada anggot a m asyarakat lainnya dan cenderung m enut upi at au m engucilkan si penderit a dari pergaulan sosial. Pada kondisi dim ana si penderit a pikun dan raet ardasi m ent al ini diabaikan, m aka disit ulah let ak peran seorang ahli ant ropologi yang lebih konkrit . Seorang ahli anropologi dapat m em bant u para penderit a pikun dan ret ardasi m ent al ini dan pihak keluarga m ereka dalam m enangani m asalah- m asalah yang m ereka hadapi secara sosial dan budaya dalam kont eks ‘social and cult ural caring ‘. Sebagaim ana yang diungkapkan oleh Koent j araningrat bahw a pelayanan kesehat an adalah m erupakan salah sat u fungsi dari beberapa fungsi keluarga int i m aupun keluarga luas, di dalam nya t erkandung azas- azas, nilai- nilai budaya dan norm a- norm a kehidupan keluarga. Hal ini j uga m em pengaruhi dan m engat ur sist em pelayanan kesehat an keluarga Koent j araningrat 1982 . C. ‘Socia l a n d Cu lt u r a l Ca r in g’ ba gi Pa r a La n j u t Usia ya n g M e n ga la m i Ga n ggu a n M e n t a l Ak iba t ‘D im e n sia ’ Pik u n 1 . La n sia D im e n sia ............? Pr ose s m e n u a ‘a gin g- pr oce ss’ at au m enj adi t ua adalah salah sat u proses di dalam kehidupan yang cenderung t idak dapat dihindari oleh m anusia. Menurut Set iaw an 1973 , t im bulnya perhat ian pada orang- orang usia lanj ut dikarenakan adanya sifat - sifat at au fakt or- fakt or khusus yang m em pengaruhi kehidupan pada usia lanj ut . Perhat ian at au m inat khusus t erhadap orang- orang usia lanj ut ini m enim bulkan cabang baru dalam ilm u psikiat ri orang- orang t ua yait u ‘geriat ric- psychiat ry = geropsychiat ry’ Set iaw an 1973: 51 . La n j u t u sia la n sia m erupakan salah sat u fase kehidupan yang dialam i oleh individu yang berum ur panj ang. Lansia t idak hanya m eliput i aspek biologis, t et api j uga psikologis dan sosial. Menurut Laksam ana 1983: 77 , perubahan yang t erj adi pada lansia dapat disebut sebagai perubahan ‘senesens‘ dan perubahan ‘senilit as’. Perubahan ‘senesens’ adalah perubahan- perubahan norm al dan dan fisiologik akibat usia lanj ut . Perubahan ‘senilit as’ adalah perubahan- perubahan pat ologik perm anen dan disert ai dengan m akin m em buruknya kondisi badan pada usia lanj ut . Sem ent ara it u, perubahan yang dihadapi lansia pada um um nya dalah pada bidang klinik, kesehat an j iw a dan problem a bidang sisio ekonom i. Oleh karena it u lansia adalah kelom pok dengan resiko t inggi t erhadap problem a fisik dan m ent al. Pik u n adalah salah sat u akibat yang t erj adi akibat ‘dim ensia sinilis’, yait u salah sat u problem a bidang kesehat an j iw a. ‘Dim ensia sinilis’ ini t erj adi karena m elem ahnya fungsi- fungsi organik yang t erj adi secara berunt un. Melem ahnya fungsi organik ini m engakibat kan t erj adinya kem unduran int elekt ual dan j uga m enyebabkan t erj adinya desint egrasi kepribadian. Menurut Set iaw an 1973 , ’dim ensia sinilis’ cenderung lebih sering t erj adi pada w anit a, t erut am a w anit a dengan usia di at as 60 t ahun. Gej alanya dapat ringan- ringan saj a, t et api sering disert ai t anda- t anda dari pola reaksi lam a yang dapat m enim bulkan gangguan psikose, neurot ik, at au gangguan pada t ingkah laku Set iaw an 1973: 56 .  2002 digit ized by USU digit al library 4 Pada kondisi ‘dim e n sia ’ , para lansia cenderung sering m enggabungkan realit as- realit as yang t idak sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya, si penderit a cenderung m enj aw ab sesuat u persoalan lain dan berbeda dari persoalan yang dit anyakan kepadanya. Si penderit a ‘dim ensia’ j uga cenderung bert anya m engenai sesuat u hal yang sam a secara bert urut - t urut dalam selang w akt u beberapa m enit . Pada saat - saat t ert ent u, si penderit a j uga dapat bert indak sepert i anak- anak, dan m asih banyak lagi beberapa t inngkah laku lainnya yang dit unj ukkan para penderit a ‘dim ensia’ ini . Secara um um , para lansia ‘dim ensia’ at au para lansia penderit a pikun ini cenderung sangat m enyusahkan bagi keluarganya dan j uga dianggap m engganggu bagi m asyarakat di sekit arnya. Adakalanya para lansia ‘dim ensia’ ini t idak diperdulika, dit erlant arkan at au dikirim oleh keluarga m ereka ke pant i- pant i penam pungan t anpa perhat ian sam a sekali. 2 . An t r opologi da n Pe r a n n ya Pada sit uasi sepert i ini, seorang ahli ant ropologi m em punyai fungsi khusus dari segi sosial budaya. Seorang ahli ant ropologi dapat m em bant u si penderit a agar m ereka dapat dit erim a di kalangan keluarga dan m asyarakat nya. Dalam hal ini ahli ant ropologi dapat m enem puh beberapa langkah aw al, sepert i: m eihat bagaim ana m asayarakat m em andang dan m em perlakukan si penderit a ‘dim ensia’ dan anggot a keluarganya, bagaim ana anggot a keluarga t ersebut m em perlakukan keluarga m ereka yang m engalam i ‘dim ensia’, apakah si penderit a diperlakukan dengan baik at au diperlakukan dengan buruk. Seorang ahli ant ropologi dalam hal ini dapat m engusahakan bagaim ana lansia ‘dim ensia’ bisa dit erim a dan diraw at oleh keluarganya dan m asyarakat . Unt uk it u diperlukan pendekat an- pendekat an t erhadap kelurga si pasien at aupun dengan m asyarakat di lingkungan sosialnya. Pendekat an- pendekat an ini diperlukan karena para lansia penderit a ‘dim ensia’ ini harus diberi dukungan sosial agar fungsionalnya dapat dicapai dengan cara penat aan lingkungan sosial at au cara hidup. Dalam hal ini t ent u saj a si ant ropolog harus m elihat defenisi t ua dan t idak t ua sesuai dengan konsep kelom pok m asyarakat t ersebut secara budaya. Dengan dem ikian konsep t ua dan t idak t ua diperluas, t idak hanya m encakup kat egori usia sem at a. Fakt or penekanan pada dukungan sosial m enj adi pent ing bagi para lansia ‘dim ensia’ ini. Menurut Laksam ana dan Hart ono 1983: 80 , problem a sosial adalah m erupakan problem a t erbesar bagi para usia lanj ut . Kebut uhan- kebut uhan sosial m enj adi pent ing bagi m ereka, m eskipun pada hakekat nya kebut uhan- kebut uhan t ersebut sam a dengan yang t erdapat pada fase- fase lain kehidupan m anusia. Hal ini perlu m endapat perhat ian karena sit uasi kondisi fisik, dalam rum ah peraw at an dan lain- lain m enyebabkan kebut uhan- kebut uhan t ersebut t idak m udah t erpenuhi. Beberapa kebut uhan sosial pent ing bagi para lansia adalah: 1 para individu usia lanj ut m em erlukan penghargaan, perasaan bahw a dirinya t et ap berguna dan diperlukan, 2 para individu usia lanj ut m em erlukan suat u int eres t anggung j aw ab yang dapat m em berikan st at us t ert ent u pada dirinya, 3 para individu usia lanj ut m em erlukan kasih sayang dan persahabat an, 4 para individu usia lanj ut m enginginkan rasa dirinya dapat berperan baik secra fisik, sosial dan m ent al Laksam ana dan Hart ono 1983: 80 . Penekanan pada peran keluarga dan m asyarakat m enj adi pent ing dari segi ‘social and cult ural caring’ unt uk m endapat akan dukungan sosial ini. Menurut  2002 digit ized by USU digit al library 5 Laksam ana dan Hart om o 1983: 80 , dari dat a yang diperoleh 63 para individu usia lanj ut ini hidup bersam a keluarga m ereka m asing- m asing, lebih dari 30 hidup sendiri diant aranya sebahagian besar adalah para j anda dan sekit ar 7 hidup di berbagai inst it usi rum ah peraw at an, R.S Jiw a dan t em pat khusus unt uk para usia lanj ut . Tam paknya beberapa individu usia lanj ut cenderung lebih senang hidup t erpisah dari anak- anak m ereka, t et api yang cukup dekat unt uk suat u kunj ungan. Pengabaian t erhadap lansia penderit a ‘dim ensia’ ini adakalanya j uga bersifat budaya. Hal ini dapat t erj adi karena m ereka t idak dapat berfungsi secara produkt if, m enj adi beban keluarganya, keluarga m erasa m alu, dan penderit a cenderung diasingkan. Kondisi ini m em buat para lansia penderit a ‘dim ensia’ m enj adi lebih t ersiksa secara psikologis. Jika lansia penderit a ‘dim ensia’ diabaikan, proses degenerasi kepribadian yang dialam i cenderung akan lebih cepat . Sebaiknya diusahakan agar m ereka berfungsi sam pai t ua sehingga proses degenerasi kepribadian m enj adi lebih lam ban. Para lansia w alaupun m enderit a ‘dim ensia’ harus diperlakukan seolah- olah m ereka m erasa dibut uhkan ‘being needed’ . Dalam kont eks ‘social and cult ural caring’, ahli ant ropologi dapat m engusahakan m eningkat kan peran keluarga dan m asyarakat secara sosial budaya. Ant ropolog dapat m engusahakan cara agar sikap m asyarakat j angan t erj erum us m enyerahkan si penderit a ke rum ah sakit j iw a at au pant i- pant i khusus w alaupun it u dapat dij adikan sebagai alt ernat if lain . Kont eks sosial budaya sebagai ‘caring’ m em perhat ikan m enj adi pent ing; m isalnya bagaim ana dan apa yang dikerj akan keluarga at as orang- orang lanj ut usia penderit a ‘dim ensia’ , apa saj a nilai yang dij adikan landasan unt uk berprilaku t erhadap para lansia ‘dim ernsia’.Perhat ian dapat dit ingkat kan dengan m enum buhkan kem bali nilai- nilai budaya adat - ist iadat , yait u dengan m elihat landasan budaya bahw a m enj aga orang t ua lansia adalah kew aj iban keluarga m enurut adat . Perhat ian dapat pula dit um buhkan dari segi agam a kepercayaan dan j uga m oral, yait u dengan m enam bahkan perhat ian unt uk lansia um um nya dan ‘dim ernsia’ khususnya adalah suat u kew aj iban sebagai penghorm at an t erhadap orang t ua. Dapat j uga dengan m encipt akan kondisi kehidupan keluarga yang akrab dan saling m em beri perhat ian t erhadap lansia penderit a ‘dim ensia’, dalam penat aan cara- cara hidup. Bent uk perhat ian lainnya j uga dapat diberikan dengan m eningkat kan peran organisasi- organisasi keagam aan, khususnya kelom pok rem aj a dan w anit a dengan landasan norm a- norm a agam a unt uk m em perhat ikan lansia. Dit ekankan suat u nilai bahw a m em beri perhat ian pada lansia’dim ensia’ adalah suat u perbuat an m ulia yang m erupakan kew aj iban dan kebaj ikan. Kesem uanya ini diperlukan dalam rangka penyesuaian diri penderit a dan m ereka m em but uhkan dorongan m oril dan sem angat unt uk m eningkat kan kehidupan sosial m ereka dan m eningkat kan ke- fungsional- an m ereka secara opt im al.

D. ‘Social and Cultural Caring’ bagi Penderita Retardasi Mental