PENDAHULUAN RINGKSAN CERITA Teristimewa kepada kedua orangtua, Ayahhanda alm.Pardi Kamidi serta Ibunda Adena.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Novel Maryamah Karpov ini merupakan novel ke empat dari novel Laskar Pelangi. Novel ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang tokoh dalam mewujudkan impiannya untuk sekolah setinggi-tingginya dan impian untuk menemukan Aling seorang gadis hokian. Novel ini juga menggambarkan bagaimana gaya cerita yang menarik, penokohan yang mempunyai watak yang berbeda-beda, dan setting yang berada diberbagai tempat. Alasan penulis untuk menganalisis novel Maryamah Karpov adalah karena di dalam novel ini menceritakan tentang persahabatan antara Lintang, Mahar dan menceritakan tentang perjalanan Ikal untuk menemukan Aling. Selain itu ada beberapa pelajaran berharga yang juga mewarnai cerita ini. Ketika Ikal harus sabar dan tenang dalam menghadapi berbagai masalah untuk menemukan Aling. Yang pada akhirnya, Ikal pun berhasil menemukan Aling. Yang penulis anggap dapat di ambil nilai-nilai positif dari kisah yang di alami oleh tokoh-tokoh yang di ceritakan di dalam novel ini. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulis mengangkat novel Maryamah Karpov sebagai judul kertas karya ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam novel ini kepada pembaca. 2. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai isi dalam novel Maryamah Karpov. 3. Sebagai syarat utama kelulusan program D3 Bahasa Jepang, Fakultas Sasatra Universitas Sumatra Utara. Universitas Sumatera Utara

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam menganalisis novel Maryamah Karpov, penulis membatasi pembahasannya mengenai tema, alur, penokohan, dan setting.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah metode kepustakaan, yaitu dengan membaca novel Maryamah Karpov dan buku-buku yang mendukung pembahasan tentang kertas karya ini. Universitas Sumatera Utara

BAB II RINGKSAN CERITA

Ketika Ikal kelas tiga SD, pada saat itu keluarga mereka menerima surat dari mandor timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik pangkat salah satunya adalah ayah Ikal. Mereka tak percaya, selama tiga puluh satu tahun akhirnya kata naik pangkat bisa disandang oleh ayahnya. Keesokan harinya mereka menghadiri acara penaikkan pangkat. Sampai di sana ayah langsung antri sambil menunggu namanya dipanggil. Nama-nama yang dipanggil sesuai dengan urutan abjad. Hingga sampailah panggilan dengan urutan abjad S. Para kuli yang berawalaan nama S berlarian ke depan sampai pada orang di depan ayah. Ayah pun bersiap- siap, namun ayah terkejut karena sampai nama yang berawalan abjad S selesai dipanggil semuanya nama ayah tidak juga di panggil. Ayah pun bingung. Sampai nama terakhir berawalan Z nama ayah tidak dipanggil. Malamnya, mandor Djuasin datang ke rumah untuk minta maaf bahwa telah terjadi kekeliruan adminitrasi. Mandor Djuasin mengatakan tak akan pernah naik pangkat seorang kuli yang tak berijazah. Melihat kejadian itu, dalam hati Ikal berjanji akan sekolah setinggi- tingginya ke negeri manapun, apapun rintangannya, dan semua hal itu dilakukannya demi ayah. Setelah Ikal menyelesaikan pendidikan SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, Ikal pun mendapatkan beasiswa uni Eropa yang diberikan oleh Dr.Michuaella Wood Ward. Setelah dua tahun Ikal belajar di Eropa. Tibalah saatnya Ikal mengikuti ujian tesis pada bulan September. Sidang berjalan dengan amat menegangkan dan Ikal harus berhadapan dengan para dosen yaitu: Laplagia, Wood Ward, Michaella dan Turn Ball. Selesai sidang Ikal dinyatakan lulus oleh Turn Bull. Ikal pun bermaksud pulang ke kampung halaman secepatnya untuk berjumpa dengan ayah dan ibu. Universitas Sumatera Utara Setelah hampir tujuh belas jam terbang, akhirnya tiba juga di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Kemudian ia pergi ke Tanjung Periok untuk pulang ke Belitong dengan menaiki kapal. Karena banyaknya penumpang, Ikal pun mendapatkan tempat duduk di dekat cerobong asap di atas lantai baja yang panas. Belum lagi kapal berangkat Ikal sudah mabuk karena mencium bau solar dan bau aneh. Menurut Ikal ini bukan puncak derita dari perjalanan ini. Tapi penderitaan sebenarnya ketika kapal akan tiba di Belitong. Menjelang dini hari, kapal tiba di Belitong. Tapi karena kapal tidak dapat merapat ke Belitong karena airnya sangat dangkal. Pilihan satu-satunya kapal berhenti ditengah laut dan penumpang dijemput dengan perahu kecil nelayan. Untuk turun ke perahu kecil itu, penumpang harus melewati tangga tali yang bergoyang dan berhadapan dengan gelombang besar sampai dua meter. Peristiwa tersebut merupakan puncak derita dari perjalanan dengan menaikki kapal. Tapi penderitaan itu pun hilang seketika setelah Ikal tiba di kampung dan disambut oleh Ayah, Ibu dan Arai. Setelah sebulan Ikal di Belitong. Ada kabar yang dibawa oleh seorang nelayan bahwa mereka menemukan dua orang mayat yang tidak diketahui identitasnya. Penduduk mengatakan bahwa pembunuhan ini ada hubungan dengan Tambok yang ada di pulau Batuan. Ikal berpikir bahwa ini pasti ada hubungan dengan Aling. Seseorang yang dicari oleh Ikal selama ini. Ikal pun bermaksud untuk pergi ke Batuan untuk mencari Aling kekasih hatinya. Tapi untuk ke Batuan Ikal harus menyewa perahu atau memiliki perahu sendiri. Tapi hal itu tidak mungkin, karena para nelayan tidak akan menyerahkan perahu mereka kepada Ikal karena para nelayan takut kalau perahunya karam dan pecah oleh ombak setinggi enam meter. Akhirnya Ikal memutuskan untuk mencari uang untuk membeli perahu. Demi mendapatkan uang secepat mungkin, Ikal melamar pekerjaan menjadi kuli timah, pada hari sabtu dan minggu Ikal membawa beras, ikan dan sayur ke pelosok perkampungan Universitas Sumatera Utara demi mendapatkan uang. Rupiah demi rupiah dikumpulkan dari kerja rodi yang tak kenal lelah. Uang hasil bekerja tidak cukup untuk membeli perahu. Ikal pun berniat untuk membuat perahu sendiri. Berita tentang Ikal membuat perahu sudah terdengar oleh penduduk kampung. Ikal pun menjadi tertawaan orang kampung. Penduduk kampung termasuk Eksyen yang suka mengolok-olok orang lain bertaruh kalau Ikal tidak mampu membuat perahu. Akibat niatnya tersebut, Ikal pun menjadi cemas karena dia tidak yakin dan tidak berpengalaman membuat perahu, tapi dia ingin membuktikan kepada Eksyen dan orang kampung bahwa dia bisa membuat perahu. Kecemasan Ikal pun hilang karena sahabat Ikal yaitu Lintang dan Mahar akan membantu membuat perahu tradisional. Ikal mulai membaca buku tentang desain perahu, lalu membuat sketsa perahu dan terakhir membuat perahu dengan tangannya sendiri. Ketika menemukan kesulitan Ikal segara bertanya kepada Lintang dan Mahar. Setelah tujuh bulan lamanya, akhirnya Ikal berhasil membuat perahu tradisional. Eksyen dan penduduk kampung yang kalah bertaruh tampak terkejut dan tak berdaya. Penduduk kampung yang menang meloncat-loncat gembira dan penduduk kampung yang ragu bahwa Ikal mampu membuat perahu terpana. Pada hari itu juga, Ikal, Mahar dan penduduk kampung yang lain yaitu Kalimut dan Chungfa ikut naik ke atas perahu dan pergi berlayar ke pulau Batuan untuk mencari Aling. Selama tiga hari berlayar akhirnya mereka merapat di dermaga kayu karimata untuk berjumpa dengan Tuk Bayan Tula dan Dayang Kaw. Tuk Bayan Tula dan Dayang Kaw adalah seorang paranormal yang mengetahui tentang keberadaan Tambok. Setelah susah payah merayu dan memberikan benda-benda aneh kepada Tuk Bayan Tula dan Dayang Kaw, akhirnya informasi tentang Tambok pun didapatkan dari Tuk dan Dayang, mereka melanjutkan berlayar ke Batuan. Sesampai di pulau Batuan mereka dikawal oleh anak buah Universitas Sumatera Utara Tambok. Tambok memberikan mereka izin selama tiga hari untuk mencari Aling ke sebelas pulau yang diduduki oleh Tambok. Dari hari pertama sampai hari ketiga mereka belum juga menemukan Aling. Mereka sudah mendatangi sembilan pulau. Hanya tinggal dua pulau lagi yang belum didatangi, tapi waktu yang diberikan Tambok sudah habis. Akhirnya pada malam hari ketiga mereka diam-diam berangkat ke pulau berikutnya. Sesampai disana mereka menjumpai sebuah rumah yang dihuni oleh orang-orang yang sakit. Mereka meminta izin masuk untuk melihat orang yang mungkin mereka kenal. Pelan-pelan Ikal menghampiri mereka satu persatu. Tak ada satu orang pun yang di kenalnya.Tiba-tiba Ikal terkejut melihat seseorang yang tidur di tempat tidur paling ujung dan membelakanginya. Ikal pun segara mendekati orang itu. Ketika orang itu membalikkan badannya, ternyata dia adalah seorang wanita yang selama ini dicari oleh Ikal. Mereka pun segara membawa Aling untuk pulang ke Belitong. Sesampai di belitong mereka disambut oleh penduduk kampung dan mereka mengatakan selamat datang kepada rombongan Ikal. Setelah kejadian itu, Ikal dan Aling sering ketemu. Ketika mereka bertemu Aling mengatakan kepada Ikal untuk mencurinya dari pamannya. Ikal pun merasa senang sekali, dia pun menyampaikan kabar itu kepada temannya. Teman Ikal pun setuju dengan rencana itu. Tetapi Ikal belum menyampaikan rencana ini kepada orang tuanya. Seminggu setelah Aling mengatakan agar Ikal mencurinya dari pamannya. Pada suatu malam Ikal dan Aling berjanji untuk bertemu. Tapi sebelum bertemu Ikal bermaksud memberitahukan kepada ayahnya tentang rencananya. Usai magrib, Ikal memberanikan diri mendekati ayahnya. Dengan hati-hati dia menyampaikan bahwa dia ingin meminang Aling. Ikal pun memohon agar ayah mengizinkan rencananya itu. Tiba-tiba air mata ayahnya mengalir deras sampai jatuh ke lantai. Ikal pun tahu bahwa ayah tidak setuju dengan rencana itu. Ikal merasa bersalah karena telah membuat ayahnya sedih. Universitas Sumatera Utara Di akhir cerita novel ini, Ikal pun pergi untuk menjumpai Aling. Ketika bertemu, Ikal diam tidak berbicara sedikit pun. Tapi Aling tahu apa yang terjadi. Ikal pun mengatakan dia tidak akan menyerah pada apa pun dan dia merencanakan untuk mencuri Aling dari pamannya dan melarikannya. Ikal akan membawanya naik perahu dan akan melintasi selat malaka. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISIS CERITA