Uji Asumsi Klasik .1 Uji Multikolinieritas

41 3.6.4 Uji Asumsi Klasik 3.6.4.1 Uji Multikolinieritas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Jika variabel independen saling terkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen ynag nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan . Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan menganalisa matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,09 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari: 1. Nilai tolerance dan 2. Variance inflation factor VIF Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 Ghozali, 2005:91.

3.6.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut Homoskedasitas dan jika berbeda disebut 42 heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedestisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk medeteksi adanya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED diamana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dengan menggunakan dasar analisis sebagai berikut : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempi maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:105.

3.6.4.3 Uji Normalitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji y dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sampel kecil. 43 Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik. Menggunakan analisis grafik yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probality plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik 0 pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Ghozali, 2005:112. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pemilik usaha industri kecil kerupuk terung yang berada di Kota Semarang. Jumlah pengusaha kerupuk yang menjadi responden dalam penelitian sebanyak 24 pengusaha industri kerupuk terung. Berdasarkan hasil penelitian diketahui mengenai deskripsi responden dalam penelitian ini yaitu:

4.1.1. Lama Usaha

Lamanya waktu dijalankan suatu perusahaan sangat berkaitan dengan kemampuan seorang wirausaha dalam menerapkan strategi usahanya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui lama usaha pengusaha kerupuk menjalankan usahanya sebagai berikut: Tabel 4.1 Lama Usaha Kerupuk Terung di. Kota Semarang. Lama usaha Jumlah Persentase 1 tahun 3 12.50 1 – 5 tahun 12 50.00 5 tahun 9 37.50 Sumber : Data Organisasi Pengerajin Kerupuk Kota Semarang. Berdasarkan data pada tabel 4.1 diektahui bahwa rata-rata pengusaha kerupuk yang menjadi responden dalam penelitian ini telah menjalankan usahanya lebih dari antara 1- 5 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, pengusaha kerupuk di

Dokumen yang terkait

Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran

10 51 131

Pengaruh Orientasi Pasar dan Kreativitas Program Pemasaran Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Usaha Kecil dan Menengah di Kota Semarang Sulistiyani

0 3 14

Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran pada UMKM Kripik Buah di Kota Batu

0 2 8

PENGARUH ORIENTASI PASAR TERHADAP INOVASI PERUSAHAAN PENGARUH ORIENTASI PASAR TERHADAP INOVASI PERUSAHAAN (Studi pada industri kecil gerabah).

0 3 13

PENGARUH ORIENTASI PASAR TERHADAP KESUKSESAN PRODUK BARU PADA INDUSTRI KREATIF DI PENGARUH ORIENTASI PASAR TERHADAP KESUKSESAN PRODUK BARU PADA INDUSTRI KREATIF DI YOGYAKARTA.

0 2 13

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA PRODUK, DAN ORIENTASI PASAR TERHADAPKINERJA Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Produk, dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Penjualan Pada UMKM Pengrajin Kayu di Gilingan Kota Surakarta.

0 2 15

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA PRODUK, DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Produk, dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Penjualan Pada UMKM Pengrajin Kayu di Gilingan Kota Surakarta.

0 2 19

ANALISA PEMASARAN KERUPUK KULIT PADA INDUSTRI KECIL KERUPUK KULIT SARI JANGEK DI KOTA PADANG.

0 1 8

(ABSTRAK) PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA INDUSTRI KECIL KERUPUK TERUNG DI KOTA SEMARANG.

0 0 2

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Pasar, Dan Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Pada Industri Tahu Di Sentra Industri Tahu Kota Banjar)

4 30 13