KEGIATAN XVI JAGAD  RAYA
Jagad   raya   yang   dibahas   disini   meliputi   proses   pembelajaran     untuk penentuan  waktu dan hokum dasar dalam astronomis. Setelah pembelajaran bagian
ini, kompetensi yang diharapkan adalah guru dapat menerapkan konsep penentuan waktu   dan   hukum   dasar   dalam   jagad   raya   dalam   memecahkan   masalah   yang
berhubungan   dengan   penggunaan   waktu   dalam   kehidupan   sehari-hari.   Prasyarat dalam mempelajari modul ini adalah telah mempelajari dan menguasai tentang bumi
dan tatasurta secara umum. Berdasarkan   spesifikasi   kinerja,   memungkinkan   penerapan   teori   tentang
penentuan waktu dan hukum dasar dalam jagad raya secara mendalam di dunia kerja diantaranya untuk menyelesaikan persoalan di bidang waktu.
a. Tujuan
Setelah membaca modul ini diharapkan anda dapat :
-
Memiliki pemahaman tentang batas waktu Internasional
-
Menjelaskan pembagian waktu
-
Menghitung waktu lokal
-
Menghitung waktu pukul, hari dan tanggal baru.
-
Menjelaskan tentang kalender tahun matahari.
-
Menjelaskan tentang tahun kabisat dan tahun biasa pada kalender tahun matahari.
-
Menjelaskan hubungan bumi bulan dengan menggunakan hokum Newtun tentang alam semesta
-
Menjelaskan  hukum Kepler pertama.
-
Menjelaskan  hukum Kepler kedua.
-
Menjelaskan  hukum Kepler ketiga
-
Mengetahui satuan-satuan jarak dalam Jagad raya.
-
Menjelaskan tentang cara mengukur jarak dalam parsec.
-
Menghitung jarak antara bumi dengan matahari dalam satuan km.
Jagad Raya XVI - 1
b. Uraian materi dan contoh 1.  Kalender
Perhitungan   tahun   kalender   matahari   syamsiyah   didasarkan   pada   revolusi bumi. Periode satu tahun matahari adalah 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik, disebut
satu tahun tropik. Satu tahun tropik adalah periode peredaran semu tahunan matahari dari   titik   Aries   sampai   titik   itu   lagi.  Periode   satu   tahun   tropik   lebih   kecil
dibandingkan periode satu tahun siderik satu tahun = 365 hari 6 jam 9 menit dan 10 detik.
Kalender Julian Pada jaman Julius Caesar 46 SM, dilakukan pembulatan terhadap kalender
matahari, sehingga satu tahun kalender matahari waktu itu adalah 365 hari 6 jam atau 365,25 hari. Saat itu berlaku ketentuan yang kemudian dinamakan  kalender
Julian: Satu tahun biasa = 365 hari
Satu tahun kabisat = 366 hari Tahun kabisat adalah tahun-tahun yang habis dibagi empat, misalnya tahun
1996,  tahun  2000, tahun  2004,  tahun  2008,  dan seterusnya.  Pada  tahun  kabisat, bulan Februari terdiri atas 29 hari sedangkan pada tahun biasa bulan Februari 28
hari. Karena kalender Julian merupakan hasil pembulatan, maka terdapat selisih
dalam 1 tahun sebesar 11 menit 14 detik, dalam 100 tahun selisihnya menjadi 1100 menit  1400 detik  = 18 jam 43 menit, dan dalam waktu 128 tahun selisih itu
menjadi 23,96 jam  hampir 1 hari.
Kalender Gregorian Kalender   Gregorian   sebenarnya   merupakan  hasil  perbaikan   dari  Kalender
Julian. Perbaikan-perbaikan terhadap kalender Julian:
-
Pada   tahun   325   M,  Concili  di   Nicea   mengadakan   perbaikan   dengan menambah 3 hari. Angka 3 ini berdasarkan perhitungan bahwa kalender
Jagad Raya XVI - 2
Julian telah diberlakukan 371 tahun.  371 : 128 = 2,898  dibulatkan 3 hari.
-
Pada tahun 1582 M, dilakukan lagi perbaikan oleh  Paus Gregorius XIII dengan   menambah   10   hari.   Pada   tanggal   4   Oktober   1582   diumumkan
bahwa   esok   harinya   bukan   tanggal   5   Oktober   melainkan   tanggal   15 Oktober. Angka 10 diperoleh dari: 1582 – 325 : 128 =9,8 dibulatkan
10. Perbaikan lainnnya adalah ketentuan:
 Mulai tahun 1582, tidak semua tahun abad dinyatakan tahun kabisat.  Tahun abad hanya kabisat bila angka abadnya habis dibagi empat.
Tahun   1600 adalah  kabisat  sebab  16  habis dibagi   4. Tetapi   1700, 1800, dan 1900 bukan kabisat, karena 17, 18, dan 19 tidak habis
dibagi empat, baru tahun 2000 yang disebut tahun kabisat. Kalender   baru   yang   diberlakukan   mulai   tahun   1582   ini   disebut  Kalender
Gregorian.
2. Perbedaan Waktu
Waktu   yang   kita   gunakan   sehari-hari   adalah   waktu   matahari.   Perbedaan waktu yang dibicarakan disini adalah perbedaan waktu matahari. Setiap kota besar
dan kota di permukaan bumi menggunakan siastem waktu peredaran semu harian matahari.   Dalam satu hari bumi berputar 360
dan membutuhkan waktu 24 jam dalam   satu   putaran.   Karena   itu   terdapat   perbedaan   waktu   ditempat-tempat   yang
berbeda   meridiannya,   yaitu   tiap   1 jarak   dua   garis   meridian   yang   berurutan,
waktunya berbeda 4 menit atau tiap 15 berbeda 1 jam. Atas dasar inilah diadakan
pembagian daerah waktu di dunia. Diseluruh permukaan bumi secara umum terdapat 24 daerah waktu. Tiap
dua daerah waktu yang berdampingan berselisih waktu 1 jam. Zone-zone waktu di seluruh dunia berpangkal pada daerah waktu meridian 0
. Yang dikenal dengan nama Greenwich Mean Time GMT.
Perhitungan   mulai   hari,   tanggal,   dan   waktu   secara   internasional   dimulai pada garis batas waktu internasinal, yaitu pada garis 180
Bujur Timur dan 180
Jagad Raya XVI - 3
bujur barat atau di Samudera Pasifik yang di tempat tersebut tidak ditempati oleh manusia.   Berdasarkan   batas   waktu     internasional   dapat   diperhitungkan   berbagai
waktu di tempat lain di seluruh permukaan bumi, dengan ketentuan bila arah ke timur sampai batas waktu internasional ditambah dari waktu local, tetapi bila arah ke
barat dari suatu wilayah, maka dikurangi dari waktu local setempat.
Indonesia yang letaknya memanjang antara 95 BT dengan 141
BT dibagi atas 3 daerah waktu yaitu:
-  Waktu Indonesia bagian Barat WIB yang berpangkal pada waktu untuk meridian 105
BT.   Daerahnya   meliputi   15   propinsi,   yaitu   Nanggroe  Aceh   Darussalam, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jabar,
Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, dan sejak 1 Januari 1988 ditambah Kalbar, dan Kalteng. WIB sama dengan GMT +7 jam 105:15 = 7.
-  Waktu   Indonesia   bagian  Tengah   atau  WITA  120 BT.   Daerahnya   meliputi   10
propinsi, yaitu Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulut, Bali, NTB, NTT. WITA = GMT + 8 jam.
-  Waktu Indonesia bagian Timur atu WIT 135 BT. Daerahnya meliputi 2 propinsi,
yaitu Maluku dan Irian Jaya. WIT = GMT + 9 jam.
Jagad Raya XVI - 4
Hari baru
180 BT, 180
BB                                                                                     0 BT, 0
BB Samudera Pasifik                                                                                  Greenwich
Hari lama 90 Timur
90  Barat Hari baru
Tengah malam pkl.24.00 Hari lama
90 Barat Tengah hari
pkl.12.00
90 Barat
Gambar 16.1. Batas Waktu
Perubahan   pada   tanggal   1   Januari   1988   terutama   untuk   lebih   meluruskan batas daerah waktu, sehingga lebih mendekati garis meridian.  Sebelum perubahan
itu, seluruh Kalimantan termasuk WITA dan Bali masuk ke WIB. Kemudian Kalbar dan Kalteng masuk ke WIB dan Bali masuk ke WITA.
Sebelum tahun 1959, di wilayah RI terdapat 6 daerah waktu dengan rincian:
-
Waktu Sumut = GMT + 6,5 jam.
-
Waktu Sulsel = GMT + 7 jam.
-
Waktu Jawa = GMT + 7,5 jam.
-
Waktu Sulawesi = GMT + 8 jam.
-
Waktu Maluku = GMT + 8,5 jam.
-
Waktu Irian = GMT + 9 jam. Negara-negara yang batas paling barat dan paling timurnya berjarak lebih dari
satu daerah waktu mempunyai beberapa daerah waktu, seperti Indonesia. Singapura, Belanda,   dan   Jerman   Barat   sebelum   bergabung   dengan   Jerman   Timur   yang
wilayahnya   kecil   hanya   mempunyai   satu   daerah   waktu.   Jepang   dan   Filipina, sekalipun cukup luas, karena bentuk wilayahnya membujur dari utara ke selatan
hanya memiliki satu daerah waktu. Wilayah  negara Amerika Serikat dan Uni Soviet sebelum menjadi  negara
persemakmuran   memanjang   dari   barat   ke   timur,   sehingga   negara   ini   memiliki banyak daerah waktu.
Di  wilayah  Amerika   Serikat  terdapat  zone-zone:  Pacific,   Mountain   States, Central States, dan Eastern States Times, ditambah daerah waktu Alaska dan Hawaii.
Uni Soviet yang kemudian menjadi wilayah Persemakmuran Negara-negara Merdeka   CIS   =   Commonwealth   of   the   Independent   States   terdapat   11   daerah
waktu.  Oleh karena  itu, jika  dibagian  paling  barat  negara  itu matahari  terbit,  di bagian paling timur sudah hampir terbenam.
Dalam keperluan lain, digunakan waktu meridian, yaitu waktu yang berlaku untuk satu meridian. Kota A yang dilalui garis 100
BT lebih cepat 4 menit daripada waktu di kota B yang dilalui garis 99
BT. Akan tetapi, waktu di kota Adalah lebih Lambat 12 menit daripada waktu di kota C yang dilalui garis 103
BT. Selisih waktu meridian antara dua meridian yang berdampingan adalah 4 menit.
Jagad Raya XVI - 5
Bagi   penganut   agama   Islam   akan   menghayati   perbedaan   ini,   jika memperhatikan waktu shalat atau waktu berbuka puasa di tempat yang berlainan,
yaitu jika tempat yang satu terletak lebih timur atau lebih barat daripada kota yang lain. Kota yang terletak pada satu meridian mempunyai waktu meridian yang sama.
Contoh:
Di Banda Aceh terletak 95 bujur timur, menunjukkan pukul 9.00 WIB hari Minggu
tanggal 26 Desember 2004. Pukul berapa, hari apa dan tanggal berapa : a. Di Tokyo yang terletak 155
bujur timur b. Di California yang terletak 155
bujur barat
Penyelesaian:
a.  Selisih bujur = 155 - 95
=  60 Selisih waktu =  60
x  1 jam  15 =  4 jam,00 menit
Jadi di Tokyo Jepang menunjukkan: Pukul 9.00 + 4.00 = 13.00
Hari Minggu, tanggal 26 Desember 2004. b. Selisih bujur = 155
+ 95 =  250
Selisih waktu  =  250 x  1 jam  15
Selisih  waktu =  16 jam 40 menit Jadi di Tokyo Jepang menunjukkan:
Pukul 9.00 – 16. 40 = 24.00 – 7.40  atau
Pukul 16.20 Hari Sabtu, tanggal 25 Desember 2004.
3. Hukum Dasar dan Besaran Mendasar
Tujuan ilmu Jagad raya adalah mengetahui hakekat fisis benda dalam alam semesta   ini.   Manusia   tidak   diam   dalam   alam   semesta   yang   static,   semua   benda
Jagad Raya XVI - 6
dalam ini mengalami perubahan dengan waktu. Karena itu, astrofisikapun bertujuan Mengetahui   bagaiman   alam   semesta   dan   seluruh   isinya   ini   berkembang.
Pengetahuan ini tidak bisa diperoleh tanpa mengadakan pengukuran kuantitatif pada benda yang dipelajari. Hanya saja, pengukuran ini tidak bisa dilakukan seperti di
dalam   laboraturium   di   bumi,   dan   sebenarnya   alam   semesta   itu   sendirilah   yang merupakan   laboraturium   astrofisika.   Manusia   tidak   dapat   melakukan   eksperimen
tetapi hanya melakukan pengamatan. Ada dua hal yang dapat diamati pada benda langit   yaitu   geraknya   dan   sifat   pancarannya,   baik   yang   berupa   pancaran
electromagnet, pancaran gravitasi, pancaran neutrino, dan lain-lain.
3.1.Hukum Gravitasi Newton
Apel jatuh ke bumi karena antara apel dan bumi terjadi gaya tarik-menarik yang disebut gaya gravitasi. Bulan bergerak mengitari bumi dan tidak jatuh ke bumi,
padahal jarak bulan ini diatur oleh hokum yang sama dengan yang mengatur gerak jatuh apel. Hukum gerak jatuh ternyata mengatur juga gerak benda yang tidak jatuh.
Hal ini bisa dijelaskan dengan hokum gravitasi Newton. Issac   Newton  1643-1727   mengemukakan   hokum   gravitasinya   sebagai
berikut. Antara dua benda yang massanya masing-masing m
1
dan m
2
dan jarak antara keduanya d terjadi gaya tarik gravitasi yang besarnya adalah
F = -Gm
1
m
2
d
2
16-1 G  adalah tetapan yang disebut tetapan garvitasi. Tanda – berarti gaya ini bersifat
tarik-menarik. Harga G dapat diukur dalam laboraturium dan harganya dalam satuan c.g.s. adalah
G = 6,67 x 10
-8
dyne cm
2
g
2
16-2 Hukum ini dapat kita gunakan untuk menentukan massa bumi. Semua benda
yang kita jatuhkan dekat permukaan bumi akan bergerak dengan percepatan g = 980,6 cms
2
.   Jadi pada benda bekerja gaya Fasor=-mg dengan Fasor adalah gaya gravitasi antara benda dan bumi. Jadi terdapat hubungan
g = G M
B
R
B 2
16-3 M
B
adalah massa bumi dan R
B
adalah jejari bumi. Pengukuran jejari bumi antara lain dapat dilakukan dengan metode triangulasi lihat buku:  Elementary Mathematical
Jagad Raya XVI - 7
Astronomy,   karangan   C.   Barlow   dan   G.   Bryan,   University   Tutorial   Press,   Ltd, London, 1961, hal. 74-81. Hasilnya adalah
Jejari ekuator a = 6378,2 km, Jejari kutub b = 6356,8 km.
Jika dilihat, bumi tidak berbentuk bola sempurna melainkan agak pipih di kutub berbentuk sferoida. Jejari rata-rata bumi dapat didefinisikan sebagai sebuah
bola yang volumenya sama dengan volume bumi sebenarnya, yaitu a
2
b
13
Dapat dihitung jejari rata-rata bumi adalah
R
B
=. 6371 km atau R
B
=. 6,37 x10
8
cm                                      16-4 Untuk   menghitung   harga   pendekatan   M
B
pada   persamaan   16-3   digunakan harga R
B
pada persamaan 16-4 yang hasilnya adalah M
B
= 5,98 x 10
27
gram                                                                  16-5 Dari persamaan 16-4 dan 16-5 dapat dihitung massa jenis bumi
ρ
B
= 5,51 grcm
3
Selanjutkan  akan  ditinjau  gerak  bulan  mengitari   bumi  berdasarkan  hokum gravitasi Newton. Andaikan bulan tidak  mengalami gaya apapun juga, bulan akan
bergerak lurus dengan kecepatan tetap. Tetapi kenyataannya bulan   tidak bergerak lurus  melainkan  bergerak   mengitari  bumi,berarti  pada   bulan  harus  bekerja  suatu
gaya yaitu gaya tarik gravitasi bumi. Bila diabaikan gaya gravitasi bulan terhadap bumi   karena   massa   bulan   hampir   100   kali   lebih   kecil   dari   massa   bumi   maka
percepatan bulan terhadap bumi akibat gaya gravitasi tersebut adalah a = G M
B
d
2
16-6 d adalah jarak bumi bulan.  Sebenarnya orbit bulan berupa elip, tetapi untuk
perhitungan sederhana andaikan orbit bulan berbentuk lingkaran dengan jejari d. Pada benda yang bergerak melingkar dengan kecepatan tetap terjadi percepatan ke
arah pusat, yang disebut percepatan sentripetal dan besarnya adalah a = v
2
d                                                                                          16-7 Dalam hal bulan percepatan ini disebabkan oleh gaya gravitasi bumi, yaitu
yang diberikan oleh persamaan 16-6. Jadi v
2
d =  G M
B
d
2
16-8
Jagad Raya XVI - 8
Bila kala edar, yaitu waktu yang diperlukan bulan untuk sekali menempuh orbitnya   adalah   Persamaan,   maka   v  =   2
dP. Dengan demikian dapat dituliskan persamaan 16-8 dalam bentuk
d
3
P
2
= GM
B
4 
2
16-9 Dari pengamatan diketahui kala edar bulan 27,3 hari atau 2.358.780 sekon
dan jarak bumi bulan 384.000 km atau 3,84 x 10
10
cm. Dengan memasukkan angka tersebut ke dalam persamaan 16-9 diperoleh massa bumi
M
B
 6,02 x 10
27
gram
Contoh :
Dari pengamatan diketahui kala edar bulan 27,3 hari atau 2.358.780 sekon dan jarak bumi bulan 384.000 km atau 3,84 x 10
10
cm. Hitung massa bumi
Penyelesaian:
d = 384.000 km = 3,84 x 10
10
cm P = 27,3 hari = 2.358.780 sekon
G = 6,67 x 10
-8
dyne cm
2
g
2
Dengan memasukkan angka tersebut ke dalam persamaan 16-9 d
3
P
2
= GM
B
4 
2
3,84 x 10
10
cm
3
2.358.780 sekon
2
= 6,02 x 10
27
gram x M
B
4 
2
Maka diperoleh massa bumi =  M
B
 6,02 x 10
27
gram
3.2. Hukum Kepler
Jagad Raya XVI - 9
Johannes Kepler menemukan bahwa orbit planet tidak berbentuk lingkaran tetapi   berbentuk   elips   dengan   matahari   di   titik   elips.   Ini   disebut   hokum   Kepler
Pertama.. Kepler juga menunjukkan garis hubung matahari dan planet dalam selang waktu yang sama menyapu luas daerah yang sama. Akibatnya planet bergerak cepat
pada saat jaraknya dekat dengan matahari dan lambat bila berada jauh dari matahari. Fakta   ini   disebut   hokum   luas   atau   hokum   kepler   ke   dua.   Kepler   juga
mengemukakan.   Kuadrat   kala   edar   planet   mengitari   matahari   sebanding   dengan pangkat   tiga   setengah   sumbu   besar   elips   Hukum   Kepler.   Ketiga   hokum   ini
merupakan hokum empiris yang hanya berdasarkan pengamatan. Hokum graviatasi Newton memberikan penjelasan fisis pada  ketiga hokum  itu
3.3. Satuan Surya
Matahari adalah bintang yang terdekat dengan kita, karena itu besaran fisis matahari seperti jarak, jejari, dan massa dapat ditentukan jauh lebih teliti daripada
bintang   lainnya.   Dalam   astrofisika   sering   besaran   itu   digunakan   sebagai   satuan. Misalkan untuk menyatakan jarak dua bintang dalam sebuah sistem bintang ganda
sering digunakan satuan astronomi atau astronomical unit, biasa disingkat AU. Satu AU adalah panjang setengah sumbu orbit bumi mngitari matahari 1AU= 1,496x10
13
cm, untuk mudah diingat sering dibulatkan menjadi 150 juta km. Untuk menyatakan jejari bintang orang menggunakan jejari matahari sebagai
satuan dan dituliskan R
 adalah lambang matahari. 1 R
= 6,96 x 10
10
cm lebih sring   dibulatkan   menjadi   700.000   km.   Massa   matahari   yang   dituliskan   M
digunakan pula sebagai satuan untuk menyatakan massa bintang 1 M
= 1,99 x 10
33
gram atau sering dibulatkan menjadi 2 x10
33
gram lebih besar 330.000 kalimmasssa bumi.. Untuk satuan waktu dapat dinyatakan dengan tahun, hari, jam, dan detik.
Untuk menyatakan energi yang dipancarkan tiap detik, digunakan satuan luminositas matahari L
, yaitu 3,86 x 10
33
erg s
-1
, dengan kata lain luminositas matahari 3,9x10
23
kilowatt.   Energi   yang   dipancarkan   matahari   dalam   sedetik   sama   dengan   yang dibangkitkan oleh semua pembangkit energi buatan manusia sekarang selama 3 juta
tahun.
Jagad Raya XVI - 10
Jika M
digunakan untuk menyatakan massa, AU untuk menyatakan jarak dan tahun untuk menyatakan waktu disebut satuan surya, Hukum Kepler Ketiga
untuk planet dalam tata surya  menjadi
1
2 3
 p
a
16-10 Sedang Hukum Kepler Ketiga untuk benda langit secara umum menjadi
2 1
2 3
m m
p a
 
16-11 Persamaan   16-10   dan   16.11   dapat   kita   peroleh   dengan   memberlakukan   Hukum
Kepler ketiga pada orbit bumi dan ini memberikan harga tetapan G4π
2
=1. Dengan   Mengetahui   luminositas   dan   jejari   matahari,   lebih   lanjut   dapat
ditentukan temperatur permukaan matahari dengan menggunakan Persamaan L = 4πR
2
F = 4πR
2
σT
4
Temperatur yang dihitung dengan Hukum Stefan-Boltzmann ini disebut temperatur efektif. Dapat kita hitung temperatur efektif matahari adalah
T
e
=5785 K Suhu  di dalam  matahari  lebih   tinggi  lagi.  Pada  temperatur  setinggi   itu,  diantara
matahari tidak ada zat dalam keadaan padat atau cair. Matahari seluruhnya terdiri atas gas.
3.4. Jarak Bintang