commit to user
25
Sidharta, 2006 dalam Resmi Setia M: 2. Perdagangan jalanan telah menjadi sebuah alternatif pekerjaan yang cukup populer, terutama di kalangan
kelompok miskin kota. Hal ini terkait dengan cirinya yang fleksibel mudah keluar – masuk, modal yang dibutuhkan relatif kecil, dan tidak memerlukan
prosedur yang berbelit-belit. Bahkan kegiatan ekonomi informal semacam ini dianggap sebagai kantung penyelamat selama masa krisis ekonomi 19971998
Priyono, 2002 : 13.
c. Ciri-ciri Sektor Informal
Suatu usaha dapat dikatakan sebagai sektor informal,maka usaha tersebut harus mempunyai cirri-ciri tertentu. Menurut Breman dalam Chris
Manning dan Tajuddin Noer Effendi 1996 : 142, ciri-ciri sektor informal
yaitu:
1. Padat karya
2. Tingkat produktifitas yang rendah
3. Pelanggan yang sedikit dan biasanya miskin
4. Tingkat pendidikan formal yang rendah
5. Tingkat penggunaaan tehnologi menengah
6. Sebagian besar pekerja dan pemilikan usaha oleh kelompok
7. Gampang keluar masuk usaha
8. Kurangnya dukungan dan pengakuan pemerintah
Sedangkan Hidayat dalam Tajuddin Noer Effendi 1996 : 91 mengemukakan ciri-ciri sebagai berikut:
commit to user
26
1. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik, karena timbulnya unit
usaha tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor formal;
2. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai ijin usaha;
3. Pola kegiatan usaha tidak beraturan baik dalam arti lokasi maupun jam
kerja; 4.
Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini;
5. Unit usaha mudah keluar masuk dari sub sektor ke lain sub sektor;
6. Tehnologi yang dipergunakan berdifat tradisional;
7. Modal dan perputaran usaha relatif kecil , sehingga skala operasi juga
relatif kecil; 8.
Untuk menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal, karena pendidikan yang diperlukan diperoleh dari pengalaman sambil bekerja;
9. Pada umumnya unit usaha termasuk golongan yang mengerjakan sendiri
usahanya dan kalau mengerjakan, buruh berasal dari keluarga; 10.
Sumber laba modal usaha pada umumnya dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi.
Sebagai gambaran sektor informal di Indonesia seperti yang dijelaskan Hidayat 1978 dalam Effendi 1998: 5 mengemukakan ciri-cirinya sebagai
berikut. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik, karena unit usaha yang timbul tidak menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di
sektor formal. Pada umumnya, unit usaha tidak mempunyai izin usaha. Pola
commit to user
27
kegiatan usaha tidak teratur, baik dalam arti lokasi maupun jam kerja. Pada umumnya, kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi
lemah tidak sampai ke sektor ini. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub sektor ke lain sub sektor. Teknologi yang dipergunakan bersifat
tradisional. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil; tidak diperlukan pendidikan formal karena pendidikan yang
diperlukan diperoleh dari pengalaman sambil bekerja. Pada umumnya, usaha termasuk golongan yang mengerjakan sendiri usahanya dan kalau
mengerjakan buruh berasal dari keluarga. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang
tidak resmi. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi kota atau desa yang berpenghasilan rendah, tetapi kadangkadang juga berpenghasilan menengah.
d. Kekuatan dan Kelemahan Sektor Informal