Latar Belakang Kondisi Lingkungan, Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan Japanese Encephalitis di Daerah yang Pernah Mengalami KLB.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Japanese encephalitis JE merupakan salah satu penyakit yang cukup berbahaya dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Virus Japanese encephalitis VJE merupakan penyebab penyakit JE. Penyakit ini bersifat zoonosis akut yang menyebabkan terjadinya radang otak pada manusia serta ditularkan melalui gigitan nyamuk dan akhirnya dapat menyebabkan kematian, cacat fisik, dan cacat mental pada pasiennya Erlanger et al, 2009. Tsai 2000 melaporkan bahwa kasus JE di dunia berkisar anatara 30.000- 50.000 kasus per tahun dengan CFR 20-30. Erlangger et al 2009 melaporkan bahwa diperkirakan terdapat 50.000 kasus klinis JE dengan CFR yang sama yaitu sekitar 20-30. Sedangkan Paramarta 2009 melaporkan bahwa di beberapa wilayah Asia, lebih dari 35.000 kasus dilaporkan JE setiap tahunnya dengan CFR sebesar 20-28. Di Indonesia pada tahun 2005 dilaporkan bahwa terjadi infeksi JE pada berbagai tempat. Berdasarkan hasil surveilans berbasis rumah sakit di enam provinsi di Indonesia tahun 2005-2006 mengatakan bahwa Indonesia merupakan daerah endemis JE dimana persentase positif Ab JE berkisar antara 1,8 hingga 17,9 Ompusunggu et al, 2008. Di Bali, penyakit JE mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari data surveilans Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang mengatakan bahwa kasus klinis JE pada tahun 2014 sebanyak 55 kasus dan semakin meningkat pada tahun 2015 mencapai 208 kasus. Pada tahun 2014 kasus klinis JE menyebar di delapan kabupaten yang ada di Bali. Pada tahun 2015 kasus klinis JE terus mengalami peningkatan di masing-masing kabupaten. Salah satu daerah yang mengalami KLB JE adalah Desa Canggu, Kabupaten Badung. KLB ini terjadi pada bulan November 2015 tepatnya di Banjar Canggu, Desa Canggu. Daerah ini merupakan daerah dengan kasus klinis JE terbanyak selama tahun 2015 yaitu sebanyak 18 kasus yang pada tahun sebelumnya sama sekali tidak terdapat kasus klinis JE, dimana 17 diantaranya merupakan warga asli Desa Canggu dan 1 orang merupakan warga negara asing Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2015. Nyamuk yang paling sering di jumpai di Indonesia yang dapat menularkan penyakit ini adalah Culex tritaeniorhynchus Maha, 2012. Sebuah penelitian di Bali mengatakan bahwa jenis nyamuk Culex yang ada di Bali antara lain Culex tritaeniorhychus, Culex gelidux, dan Culex fuschophala Paramarta, 2009. Habitat perkembangbiakan larva Culex banyak ditemukan di gotsaluran air, rawa-rawa, parit, sawah, sumur, kubangan, kobakan, bak mandi, dan tempat-tempat penyimpanan air Kemenkes RI, 2013. Berdasarkan penelitian Paramarta 2009 mengatakan bahwa sawah disekitar rumah menunjukkan hasil yang bermakna secara statistik terhadap penyakit JE yaitu dengan RR 69,9 dan p=0,029. Dalam penelitian Cao, et al 2010 mengatakan bahwa faktor risiko lingkungan yang mempengaruhi infeksi JE antara lain adanya daerah persawahan disekitar tempat tinggal P=0,34, p0,001, adanya kandang babi disekitar tempat tinggal P=0,56 dan populasi daerah pedesaan P=0,40. Dalam penelitian Ardias, dkk 2012, habitat nyamuk seperti adanya keberadaan rawakubanganparit dapat menjadi tempat yang potensial untuk berkembangbiaknya nyamuk Culex, karena di rawakubanganparit paling banyak di jumpai tanaman air p=0,02. Selain adanya habitat nyamuk, hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya tempat istrahat nyamuk seperti semak-semak, kandang ternak, pakaian yang digantung akan berpengaruh terhadap perkembangbiakan nyamuk Culex dengan nilai p=0,006. Semua habitat tersebut berada di lingkungan masyarakat dan akan memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat setempat apabila tidak dilakukan upaya pencegahan dengan segera. Karena begitu besarnya peran lingkungan terhadap JE, kasus yang semakin meningkat tiap tahunnya, belum adanya data tentang kondisi lingkungan terkait JE di Dinas Kesehatan Provinsi Bali, serta belum pernah dilakukannya penelitian terkait kondisi lingkungan JE, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kondisi lingkungan terkait JE, disamping itu juga ingin melihat pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan JE di daerah endemis, Desa Canggu tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah