Kisi kisi UAS

(1)

Kisi-kisi UAS

I. Pendahuluan :

1. Kesulitan yg dialami para eklesiolog: Tugas teolog (eklesiolog) semakin berat dlm menghadapi:

 Budaya yang beraneka dan berubah cepat.

 Krisis kultural global (semua benua).

Tugas eklesiolog :

 “menterjemahkan” pesan kristiani, kebenaran kristen, khabar Gembira, dalam “bahasa” dan budaya masyarakat sezaman (dapat dimengerti)

 Teologi kontekstual:

mendarat, membumi.  Komitmen kultural:

 kejujuran

intelektual dan kesetiaan kepada Sabda Allah  Memperbaharui


(2)

kebudayaan dan menyehatkan masyarakat 2. Pendekatan apa yg diterapkan :

 Pendekatan,: eksperiensial, hermeneutis, fenomenologis, filosofis, teologis, dialogis.

 Metode dari atas:

a. berlandaskan Sabda Allah b. ajaran patristic

c. ajaran Gerejani

 Metode dari bawah: dibantu ilmu-ilmu profan (analisis sos-pol, ekonomi, budaya,antropologi, psikologi)

3. Yang dimaksud dgn ‘sacrament mudi’ Pentingnya Gereja bagi masyarakat: Gereja sebagai: “sacramentum mundi” , sakramen keselamatan, ragi yang “mengkhamiri seluruh adonan” (1 Kor 5: 6) masyarakat dan mengubahnya.

4. Sikap apa yg hrs dimiliki eklesiolog/ petugas pastoral

5. Eklesiologi historis dan sistematis : Eklesiologi Historis


(3)

 Gereja mrp realitas historis, menjelma dalam sejarah.

 Gereja terdiri anggota historis manusia.

 Gereja realitas dinamis bergerak , berkembang.

Eklesiologi Sistematis

 Perlu untuk memahami realitas Gereja sebenarnya.

 Membedakan umat Allah dan umat lain: Kebenaran, Hukum, Struktur, Pesan, Nilai, pendiri dan anggotanya.

 Dalam terang Sabda Allah. II. Gereja dalam kitab suci :

1. Pengertian Gereja

 Bukan kumpulan ajaran YK , Tapi  Terdiri atas pribadi yang

menganut ajaran tertentu.  Pribadi yang percaya dan

menghayati pribadi dan ajaran Yesus.


(4)

 Terdiri atas semua orang yg dibaptis dan mengakui iman akan YK.

 Tidak bisa disamakan hanya dengan mereka yang memimpinnya.

 Kumpulan orang Kristen dengan hak dan kewajiban yg pada hakekatnya sama.

 Keluarga religius (rohani), ambil bagian sebagai orang Kristen, percaya YK.

 Anggota yg memiliki hubungan istimewa.

2. Gereja mrpk satu paguyupan :

Kita menjadi anggota dalam “keluarga” Gereja

 sebagai anggota kita memiliki hubungan istimewa dan erat,

 dengan Yesus Kristus, Pendiri dan Kepala

 dengan semua orang yang percaya kepada Yesus


(5)

 kekeluargaan dan kekerabatan adikodrati, karena:

Mereka yang percaya Yesus

“diperanakkan bukan dari darah

atau dari daging, bukan pula secara

jasmani oleh keinginan seorang

laki-laki, melainkan dari Allah”

3. Asal Gereja :

Definisi Eklesiologi : “Gereja” ; Portugis: ‘igreja’

‘igreja’ berkaitan; Spanyol: Iglesia ; Prancis: église ; Italia: Chiesa; Latin: Ecclesia; Yunani: Ekklesia (Induknya Latin, dipengaruhi Yunani)

Kata “ekklesia” (Yunani)

 Sidang, perhimpunan, perkumpulan, paguyuban pada umumnya (di desa, kampung, kota, negara)

 Rapat rakyat, perkumpulan rakyat, konteks agama: perkumpulan agama

 LXX : untuk menterjemahkan kata Ibrani: qāhāl (“umat Yahweh”) ;Q āhāl (etimologis) : panggilan,


(6)

perhimpunan orang ; kepentingan tugas militer ; pertemuan politik ; pertemuan ibadat ; keputusan pengadilan

“umat yang menjawab panggilan Yahweh”

Istilah “eklesiologi” kata Yunani: ekklesia + logos = Gereja + Ilmu

 Eklesiologi: diskursus/pembicaraan iman

 Objek: objek iman

Credo ecclesiam unam sanctam catholicam et apostolicam

 Pembicaraan, diskursus, ilmu tentang ekklesia (Gereja)

 Bagian teologi yang mempelajari dan meneliti Misteri Gereja, Tubuh Mistik Kristus, “Sakramen, yaitu tanda dan alat kesatuan mesra dengan Allah dan persatuan seluruh umat manusia (LG 1)

Asal Gereja dari Bangsa terpilih dan berhubungan dengan fajar umat manusia. Bahkan

 Melampaui ruang – waktu – kosmos.


(7)

 Berakar dalam kekekalan Allah. Konteks kosmos dan waktu, tempat dan berlangsung misteri Gereja diungkapkan oleh: “Rencana Bapa yang bermaksud menyelamatkan semua orang” (LG 2).

4. Perbuatan yg ditunjukan Tuhan dalam perjalanan sejarah Gereja:

Allah mengadakan 3 perjanjian besar: a. Perjanjian Awal dengan Adam dan

Hawa

o Berhubungan tingkat

ontologis

o Allah mengangkat manusia pertama ke tingkat kehidupan lebih tinggi (status kudus dan benar)

o Syarat:

 Mereka harus taat kepada Allah

 Dengan tidak makan buah yang terlarang

b. Perjanjian Lama dengan Israel

o Menyangkut tingkat kultural


(8)

 Hukum kepada Israel.  Allah menempatkan

bangsa pada kondisi budaya baru, yang memungkinkan Israel masuk dalam hubungan penuh kepercayaan dan

kemesraan dengan

Allah.

c. Perjanjian Baru dengan umat Allah yg baru

Berkaitan dengan tingkat kultural dan ontologis

 Putera Allah yg menjadi manusia menempatkan umat Allah yg baru pada kondisi kultural yg baru

Dengan memberikan:

*mandatum novum (perintah baru) bdk. Yoh 13: 34-35.

*Sakramen-sakramen (baptis

dan ekaristi)

 Umat Allah yg baru ditempatkan pada kondisi ontologis yg baru, yakni


(9)

menjadi satu tubuh mistik Kristus.

5. Hubungannya dengan perjanjian awal: a. Berhubungan tingkat ontologis b. Allah mengangkat manusia

pertama ke tingkat kehidupan lebih tinggi (status kudus dan benar)

c. Syarat:

1. Mereka harus taat kepada Allah

2. Dengan tidak makan buah yang terlarang

6. Hubungannya dengan perjanjian lama: a. Menyangkut tingkat kultural b. Dengan memberikan:

1. Hukum kepada Israel.

2. Allah menempatkan bangsa pada kondisi budaya baru, yang memungkinkan Israel masuk dalam hubungan penuh kepercayaan dan kemesraan dengan Allah. 7. Tingkat cultural dan ontologis


(10)

 Perjanjian Awal dengan Adam dan Hawa :Berhubungan tingkat ontologis  Perjanjian Lama dengan Israel :

Menyangkut tingkat kultural III. Perjanjian awal

1. Apa yang kamu ketahui ttg perjanjian awal :

Allah mempunyai rencana agung bagi manusia

Agar manusia ikut serta dalam hidup ilahi Allah

Partisipasi dalam hidup ilahi dan

persatuan antara manusia dan Allah

disertai syarat:

(arti perjanjian)

 Manusia harus memenuhi suatu perjanjian, yakni: Harus taat kepada Allah (tidak makan buah terlarang) Bdk. Kej 2: 15-17

Dalam realitas:

Manusia pertama melanggar perjanjian. Konsekuensi logis dari ketidaksetiaan dan ketidaktaatan pada perjanjian:


(11)

 Hilangnya persekutuan dengan Allah

 Tidak lagi berdamai dengan alam

 Hilangnya kontrol atas naluri dan hawa nafsu

 Hilangnya keadaan tidak berdosa (innocentia)

 Hilangnya keadaan tidak dapat mati (immortalitas) 2. Kriteria perjanjian awal :

a. Kemampuan subjek (manusia pertama) untuk mengadakan perjanjian dengan Allah.

b. Perumusan syarat-syarat perjanjian (pihak Allah).

3. Akibat ketidak taatan pada perjanjian awal :

1. Tuhan mengusir manusia dari Taman Eden

2. Manusia harus mengusahakan tanah (bekerja keras)

3. Tuhan menjaga pohon

kehidupan (Bdk. Kej 3: 23-24)


(12)

Imago Dei

“Gambar Allah” menunjuk

makhluk yg bisa berdialog dengan

Allah artinya mampu mendengarkan

panggilan dan menjawabnya dengan

bebas.

Dengan kebebasan:

 Manusia pertama sanggup

mengadakan perjanjian dg Allah dan berpartisipasi dlm hidup ilahi.

 Mereka mampu menanggung satu syarat dr Allah (tidak makan buah terlarang)

Tapi, ternyata:Manusia pertama mengingkari perjanjian

Mereka makan buah terlarang, diusir dari taman Firdaus, Kehilangan persekutuan dengan Allah dan Kehilangan ganjaran “tidak dapat mati”. Bagi diri mereka sendiri dan keturunannya.

5. Syarat perjanjian dengan Allah:

Syarat-syarat esensial spy perjanjian dapat dilaksanakan: Syarat yang ditentukan Allah:


(13)

a. Jangan memakan pohon pengetahuan tg yang baik dan yang jahat.

b. Persetujuan akan syarat-syarat (pihak manusia).

Jelas; Disetujui oleh manusia pertama.

IV. PERJANJIAN LAMA

1. Sifat Perjanjian

Lama : Dengan memberikan:  Hukum kepada Israel.

 Allah menempatkan bangsa pada kondisi budaya baru, yang memungkinkan Israel masuk

dalam hubungan penuh

kepercayaan dan kemesraan dengan Allah.

2. Larangan

perjanjian lama

Ada pada Dekalog ( 10 perintah Allah): jangan menyembah berhala, jangan mencuri, Dll


(14)

3. Inisiatif perjanjian dari Yahwe:

Perjanjian diajukan Yahweh lewat suatu tindakan: pemilihan Israel sbg umat Yahweh karena dipilih. Prinsip kesatuan umat terletak pada

perjanjian dg Yahweh. “umat Yahweh”: gelar yg menjadikan bangsa Israel terbesar di antara segala bangsa. (Bdk. Ul 26: 19.) Gelar “umat Yahweh”

 Dari segi kultur sudah terhormat.

 Agama merupakan salah satu ungkapan tertinggi kegiatan manusiawi:

Dalam bidang teologi, gelar ini lebih mulia dan agung. Kekhususan atau keistimewaan Israel bukan hasil penemuannya sendiri, melainkan perwujudan cinta kasih Allah pd manusia. Iman dan ibadat kepada Allah yg esa, bukan hasil kultural Israel melainkan anugerah Yahweh.


(15)

4. Hubungan antara Tuhan dan Israel dilukiskan dalam figur :

analogi bapak – anak, suami – isteri, gembala – kawanan, raja – bawahan

Analogi ini menggambarkan: Keintiman hubungan, Kedalaman ikatan Perlindungan, perhatian dan cinta Yahweh kepada umatNya.

5. Syarat

keselamatan yang dijanjikan oleh Yahwe :

syarat utama setia pada perjanjian dg Yahweh: Iman.

 Iman: manusia tdk mengandalkan akal dan kemampuannya sendiri.  Beriman artinya:

o mengakui ketidakmampuan diri dihadapan Allah.

o Menyerahkan diri dg rendah hati dan sepenuhnya ke dalam tangan Allah.


(16)

o Menyadari keselamatan hanya datang dari Allah.

o Iman berkaitan dg:

 Kemiskinan di hadapan Allah (Yes 8: 16-18; 30: 17-18)

 Ibadat yg jujur dan sejati (Yes 1: 11-15)

 Lewat iman, manusia berpartisipasi dlm kekudusan Allah (Yes 8: 13-14)

6. Kesinambunagn

antara PL dan PB:

Kontinuitas antara PL dg PB

Meski umat Israel melanggar perjanjian, Yahweh tetap memandang Israel : sbg umatNya, Sbg penerima pertama Kerajaan Mesias yg datang utk membangun Kerajaan universal: keadilan, cinta kasih, damai, pengakuan Mesias sbg Putera Allah

•Segi teologis: perjanjian Awal dan Perjanjian Lama


(17)

– tidak dapat dibatalkan

– universal (bagi semua bangsa)

Praktisnya: Allah tidak akan mencabut perjanjian, meski manusia dpt menghalangi. Gereja sbg partner manusiawi

perjanjian artinya Tidak ada satupun anugerah Yahweh dalam PL akan dicabut,

Tetapi

ada Semua akan diperkaya dan disempurnakan.

V. PERJANJIAN BARU

1. Yang memisahkan antara PL dan PB : Berkat Yesus Kristus, Putera Allah yg menjadi manusia, (terbentuklah):

 perjanjian baru

 umat Allah yg baru, yakni GEREJA

2. Tema-tema PL yg dihapus dlm PB: umat yang dipilih Allah bukan lagi berdasar ras, etnis, bahasa, bangsa 3. Kelebihan PB dari PL :


(18)

a. Bidang doktrin (ajaran)

Yesus mewahyukan Kebenaran luhur tentang:

1. Allah: Yahweh adlh Bapa dan Tritunggal

2. Manusia: nilai pribadi yang tinggi dibanding nilai lain di dunia dan yang menuju masa depan kekal

3. DiriNya sendiri: Mesias, Putera Allah

b. Bidang ritus : Yesus mengajarkan doa baru: “Bapa Kami” dan sakramen-sakramen

c. Bidang etika : Yesus memberikan

mandatum novum

(perintah baru), intinya dlm :

 sabda bahagia.

 Perintah untuk mencintai Allah dan sesama:

 Mencintai Allah

dengan segenap hati dan jiwa, Mencintai sesama seprti diri sendiri


(19)

Hal-hal baru berdasar hakekat umat Allah yg baru:

o

Anggota bukan dari darah atau

daging, tetapi karena ikatan

iman, rahmat, cinta kasih

o

Umat PB tidak perlu raja dan

tentara, karena terarah tujuan

rohani tidak perlu struktur

politis-ekonomi-militer, satu-satunya

pemimpin adalah imam

o

Yesus memberikan imamat baru

yang lebih berkuasa (kepada

Petrus dan para Rasul)

e. Bidang axiology (tata nilai) 4. Axiology dalam PB :

Bidang axiology (tata nilai)

Yesus memberikan nilai-nilai unggul:  cinta kasih termasuk kepada

musuh

 mengampuni kesalahan (tanpa balas dendam)

 kebebasan (di hadapan hukum)


(20)

 mempercayakan diri kpd Allah

 mengharapkan hidup yg akan datang (eskatologis)

5. Beda Gerja PL dan Gereja PB :

-memberikan syarat dan sarana baru dlm perjanjian

- dg perjanjian baru menggenapi perjanjian lama

- membaharui, memperluas, menyempurnakan PL

6. Perjamuan terakhir adalah asal-usul Gereja :

VI. GERJA DALAM KOMUNITAS KRISTEN PERDANA

1. Pendiri komunitas perdana : Kisah para Rasul:

memberi kesaksian panjang lebar tentang eksistensi umat Allah yg baru (Gereja), sbg

komunitas keselamatan yg dikehendaki dan didirikan YK.


(21)

. Kekhasan dan tugas komunitas perdana

a. Sbg komunitas Yesus, yg diutus Allah utk melaksanakan rencana

keselamatan dan

menyempurnakan Perjanjian yg telah diadakan dg Abraham, Musa dan para Nabi.

b. Sbg komunitas yg dikehendaki dan didirikan Yesus guna melanjutkan karya keselamatan dan menerima tugas utk menjadikan semua orang menjadi anggota umat Allah yg baru.

c. Sbg komunitas Yesus dari Nazaret, pribadi “yg berkeliling dan berbuat baik” (Kis 10: 38). 2.Peranan Petrus dalam komunitas

perdana, dalam hal apa?

• Sejak awal komunitas Yesus

– membangun diri di atas “dasar para Rasul dan para Nabi”


(22)

– Mengumpulkan semua anggota dalam satu bangunan yang batu penjuru dan kuncinya adalah YK

– Orang-orang yg beriman kpd YK tidak tampil secara individualis, tetapi sbg komunitas yang tergabung dalam “keluarga keduabelas rasul”.

• Semua keputusan terpenting diambil atas inisiatif atau atas persetujuan Petrus:

 Kolegium apostolik (dewan para Rasul) dilengkapi dg memilih Matias, atas usul Petrus.

 Setelah RK turun, Petrus tampil menghadapi massa dan berkotbah tg perutusan Yesus dari Nazaret.

 Petrus menegur org

sebangsanya karena telah menolak dan membunuh Yesus  Tiga ribu org bertobat:


(23)

bertekun dlm doa dan pemecahan roti

• Petrus ditemani Yohanes di Bait Allah menyembuhkan orang lumpuh.

 Mukjizat dikerjakan atas nama Yesus, yg telah wafat dan bangkit dan menghendaki agar semua org selamat.

 Petrus diseret ke pengadilan oleh para imam, kepala pengawal dan org Saduki.

tapi di sana, Petrus mewartakan Yesus dan ajaranNya

• Manusia bisa selamat hanya dalam Yesus

• Tdk mungkin para Rasul tidak berkata-kata tg apa yg mereka lihat dan dengar. • Pada Konsili Yerusalem

• Petrus angkat bicara untuk menjelaskan persoalan (hubungan org Kristen dari bangsa Yahudi dan non Yahudi/kafir).


(24)

• Usulan Petrus: meniadakan

diskriminasi antara org Yahudi dan non Yahudi karena sunat dan adat lain (Kis 15: 11).

3.Maksud dari symbol dan ritus komunitas perdana

• Simbol-simbol komunitas Kristen pertama:

 Semua kebenaran

fundamental yg diajarkan Yesus:

 Tentang Allah

 Tentang rencana

keselamatan universal

 Tentang diri Yesus sendiri yg melaksanakan Kerajaan Allah

 Tentang komunitas

keselamatan yg baru, yaitu:

Tentang kebenaran yg

kemudian dirangkum dalam

Symbolum

Apostolicum

(Credo/Syahadat para Rasul).


(25)

• Nukleus (cikal

bakal)

kebenaran-kebenaran itu adl

pengakuan iman akan YK sebagai Mesias.

• Nukleus ini dapat

dilihat dalam pewartaan Petrus dan Paulus:

Dua ritus utama yg diadakan Yesus:

• Pembaptisan (Mat 28: 19-20) • Perjamuan Ekaristi (Luk 22: 19) Fungsi kedua ritus itu:

 membedakan umat PB dengan PL (Kis 2: 41-42)

 Memiliki daya guna (efficacitas) istimewa:

 Memberika

n perubahan yg dalam pada pribadi yg menerimanya.

 Berkat

pembaptisan: manusia

dibebaskan dari dosa dan disucikan oleh Roh Kudus.


(26)

 Berkat ekaristi: manusia dipersatukan secara mistik tapi real (nyata) dg Tubuh Kristus dan berpartisipasi dlm hidup ilahiNya.

4.Maksud dari komunitas pneumatis • Hal yg meyakinkan komunitas awal

sbg umat Allah yg baru dan ahli waris PL adalah

– Pengalaman dalam hidup sehari-hari tentang kehadiran Roh Kudus, sang Penghibur.

– Komunitas awal terus merasakan daya Roh Kudus:

 ‘melahirkan’ mereka sbg komunitas pada Pentekosta

 membimbing dalam setiap keputusan penting  memberikan meterai

khusus pada saat

pembaptisan

 menerangi komunitas dalam memilih para


(27)

misionaris utk mewartakan Injil

 Karena intensitas kehadiran Roh Kudus dalam komunitas Kristen awal, byk teolog (Protestan, Ortodoks, Katolik [Hans Küng]) menganggap

aspek pneumatis (kharismatis) merupakan aspek yg khusus dan esensial dalam komunitas awali.

 Bahkan hingga mempertentangkan dg

aspek institusional dan aspek hierarkis.

 Menurut mereka, scr historis kedua aspek (institusional dan hierarkis) muncul kemudian dan bertentangan dg rencana semula dan otentik dari Gereja Kristus.

5.Hubungan aspek pneumatis dan institusional

• Mempertentangkan aspek

pneumatis dg aspek institusional dan hierarkis, tidak bisa dibenarkan.


(28)

 Sejarah Gereja awal, sejak permulaan memiliki susunan hierarkis: para Rasul, Diakon, orang beriman.

 Roh Kudus dlm mencurahkan kharismanya menghormati susunan hierarkis:

 Mereka yg memikul

tanggungjawab besar diberi karunia lebih banyak, misalnya para Rasul (Petrus, Paulus dan

Yakobus), para Diakon

(Stefanus).

 Pencurahan RK yang pertama dan besar pada Pentekosta dan Rasul yg menerimanya.

 Ketika bantuan kharismatik diberikan kpd umat beriman,

pencurahan tdk terjadi

sembarangan, tetapi dalam persatuan yg dalam dan pengawasan para Rasul.

 Iman tidak diperlihatkan sbg suatu perasaan mistik dan individual, melainkan sbg hasil


(29)

pewartaan para Rasul (Kis 2: 42).

 Ibadat dijalankan dg

“pemecahan roti dan berdoa”.  Kegiatan ini dilaksanakan scr

komuniter (komunio,

bersama-sama) dipimpin para

Rasul atau Presbiter

(penatua).

 Pembagian harta dan bantuan kepada org miskin dan janda diatur oleh para Rasul.

 Gerak kehidupan Gereja dibawah tuntunan hierarki, yg mendapat bantun khusus dari Roh Kudus.

Kesimpulan,

Dlm Gereja yg dilukiskan Kisah para Rasul:

Tidak ada pertentangan antara aspek hierarkis – institusional dg aspek pneumatis.


(30)

Aspek pneumatis lebih luas dan kuat dari pada aspek hierarkis. Antara jabatan (hierarkis) dan kharisma (pneumatis) saling melengkapi.

6.Nilai-nilai hukum komunitas perdana • Gereja awal berpaut kepada YK

karena hukum, adat-istiadat, dan nilai-nilai.

• Hukum fundamental yg mengatur hubungan antara anggota umat Allah yg baru, bukan lagi

‘dekalog’

melainkan

‘mandatum novum’

(perintah baru): cinta kasih, persaudaraan, saling melayani. • Nilai-nilai yg menjiwai tingkah laku

mereka:

Nilai-nilai luhur yg diberikan Yesus: é cinta kasih kepada sesama yg

miskin, doa dan penyerahan diri kepada Allah, harapan hidup kekal, penghormatan kehidupan dan pribadi tanpa diskriminasi. é Umat Allah yg baru berusaha


(31)

nilai-nilai luhur itu dan menjauhkan diri dari sikap dan adat bgs Israel dan bgs lain, Proses yg sulit dan terjadi pertentangan.

•Persoalan diselesaikan dlm Konsili Yerusalem dg prinsip kebebasan. •Gereja awal menyadari bahwa dlm

segala hal, yakni: simbol, ritus, struktur, adat-istiadat, hukum, nilai dan kharisma-kharisma, mereka setia kepada Yesus dan rencana keselamatan bagi manusia. Berkat kesetiaan kpd Yesus, Gereja:

– Mendapat identitasnya sbg umat Allah yg baru.

– Mempunyai tempat dan peranan yg berbeda dg umat dan bgs lain.

– Gereja adalah sakramen keselamatan bg semua orang. VII.


(32)

(1)

misionaris utk mewartakan Injil

 Karena intensitas kehadiran Roh Kudus dalam komunitas Kristen awal, byk teolog (Protestan, Ortodoks, Katolik [Hans Küng]) menganggap

aspek pneumatis (kharismatis) merupakan aspek yg khusus dan esensial dalam komunitas awali.

 Bahkan hingga mempertentangkan dg

aspek institusional dan aspek hierarkis.

 Menurut mereka, scr historis kedua aspek (institusional dan hierarkis) muncul kemudian dan bertentangan dg rencana semula dan otentik dari Gereja Kristus.

5.Hubungan aspek pneumatis dan institusional

• Mempertentangkan aspek

pneumatis dg aspek institusional dan hierarkis, tidak bisa dibenarkan.


(2)

 Sejarah Gereja awal, sejak permulaan memiliki susunan hierarkis: para Rasul, Diakon, orang beriman.

 Roh Kudus dlm mencurahkan kharismanya menghormati susunan hierarkis:

 Mereka yg memikul tanggungjawab besar diberi karunia lebih banyak, misalnya para Rasul (Petrus, Paulus dan Yakobus), para Diakon (Stefanus).

 Pencurahan RK yang pertama dan besar pada Pentekosta dan Rasul yg menerimanya.

 Ketika bantuan kharismatik diberikan kpd umat beriman, pencurahan tdk terjadi sembarangan, tetapi dalam persatuan yg dalam dan pengawasan para Rasul.

 Iman tidak diperlihatkan sbg suatu perasaan mistik dan individual, melainkan sbg hasil


(3)

pewartaan para Rasul (Kis 2: 42).

 Ibadat dijalankan dg

“pemecahan roti dan berdoa”.  Kegiatan ini dilaksanakan scr

komuniter (komunio, bersama-sama) dipimpin para Rasul atau Presbiter (penatua).

 Pembagian harta dan bantuan kepada org miskin dan janda diatur oleh para Rasul.

 Gerak kehidupan Gereja dibawah tuntunan hierarki, yg mendapat bantun khusus dari Roh Kudus.

Kesimpulan,

Dlm Gereja yg dilukiskan Kisah para Rasul:

Tidak ada pertentangan antara aspek hierarkis – institusional dg aspek pneumatis.


(4)

Aspek pneumatis lebih luas dan kuat dari pada aspek hierarkis. Antara jabatan (hierarkis) dan kharisma (pneumatis) saling melengkapi.

6.Nilai-nilai hukum komunitas perdana • Gereja awal berpaut kepada YK

karena hukum, adat-istiadat, dan nilai-nilai.

• Hukum fundamental yg mengatur hubungan antara anggota umat Allah yg baru, bukan lagi ‘dekalog’ melainkan ‘mandatum novum’ (perintah baru): cinta kasih, persaudaraan, saling melayani. • Nilai-nilai yg menjiwai tingkah laku

mereka:

Nilai-nilai luhur yg diberikan Yesus: é cinta kasih kepada sesama yg

miskin, doa dan penyerahan diri kepada Allah, harapan hidup kekal, penghormatan kehidupan dan pribadi tanpa diskriminasi. é Umat Allah yg baru berusaha


(5)

nilai-nilai luhur itu dan menjauhkan diri dari sikap dan adat bgs Israel dan bgs lain, Proses yg sulit dan terjadi pertentangan.

•Persoalan diselesaikan dlm Konsili Yerusalem dg prinsip kebebasan. •Gereja awal menyadari bahwa dlm

segala hal, yakni: simbol, ritus, struktur, adat-istiadat, hukum, nilai dan kharisma-kharisma, mereka setia kepada Yesus dan rencana keselamatan bagi manusia. Berkat kesetiaan kpd Yesus, Gereja:

– Mendapat identitasnya sbg umat Allah yg baru.

– Mempunyai tempat dan peranan yg berbeda dg umat dan bgs lain.

– Gereja adalah sakramen keselamatan bg semua orang.


(6)