Pengeluaran Keluarga Ekonomi Keluarga Dampingan

5 perempuan yang tinggal bersamanya. Hingga pukul 5 sore, barulah Ibu Ni Made Geloh kembali memasak makan malamnya. Ibu Ni Made Geloh terbiasa untuk masuk kamar pukul 7 malam dan mulai tidur.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga Dalam hal pendapatan, keluarga Ibu Ni Made Geloh memiliki pendapatan yang tidak menentu. Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan keluarga Ibu Ni Made Geloh per bulannya adalah sebesar Rp 200.000,00 – Rp 400.000,00. Uang tersebut didapatkan Ibu Ni Made Geloh dari berjualan jejahitan dan bekerja di sawah tetangganya buruh serabutan. Kadangkala jika Ibu Geloh tidah mendapatkan uang yang cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari, anak Ibu Ni Made Geloh yang laki-laki akan sedikit membantu keadaan finansial Ibu Ni Made Geloh. Harga penjualan jejahitan Ibu Ni Made Geloh yang terendah adalah Rp 4.000,00 hingga Rp 5.000,00 untuk satu kresek tangkih dan satu ikat ceper sedangkan jika beliau dapat menghasilkan banyak jejahitan misalnya satu karung tangkih akan dihargai Rp 25.000,00 hingga Rp 30.000,00. Jejahitan tersebut beliau jual di warung-warung sekitar rumahnya atau merupakan pesanan dari tetangganya. Untuk pendapatan dari buruh serabutan yang tidak pasti kapan Ibu Ni Made Geloh diminta bekerja, Ibu Ni Made Geloh tidak dapat menentukan pendapatan pasti yang didapatkannya.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

a. Kebutuhan sehari-hari Pengeluaran keluarga Ibu Ni Made Geloh untuk kebutuhan sehari-harinya tidaklah terlalu banyak. Kalaupun ada pengeluaran biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan Ibu Ni Made Geloh dan anak perempuannya. Untuk membeli lauk pauk yang biasanya hanya berupa tempe ataupun tahu, serta sedikit sayuran yang harganya tidak seberapa. Sedangkan untuk kebutuhan beras mereka tidak perlu mengeluarkan uang karena telah mendapat bantuan Raskin dari pemerintah. Ibu Ni Made Geloh kerap kali mengungkapkan keinginannya untuk dapat bercocok tanam khususnya tanaman berupa sayur-sayuran serta buah-buahan untuk dapat menghemat pengeluaran . 6 b. Listrik dan air Untuk keperluan pengeluaran listrik dan air, Ibu Ni Made Geloh masih bergantung pada anaknya, Bapak I Made Suasta. Untuk biaya pembayarannya tidaklah terlalu besar. Untuk biaya listrik setiap bulannya mengeluarkan dana kurang lebih Rp 50.000,00 per bulannya. Sedangkan untuk biaya air hanya sekitar Rp 10.000,00 per bulannya. c. Pendidikan Ibu Ni Made Geloh dan anak-anaknya memiliki latar belakang pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Mereka merupakan tamatan SMP, sehingga besar harapan Ibu Ni Made Geloh untuk dapat menyekolahkan cucunya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi daripada mereka. Perihal uang pendidikan bagi cucu dari Ibu Ni Made Geloh, beliau kurang mengetahui pastinya. d. Kesehatan Perihal kesehatan, Ibu Ni Made Geloh tidak memiliki masalah serius terkait kesehatannya. Namun baru-baru ini Ibu Ni Made Geloh mengalami gangguan kesehatan ringan seperti pusing. Hal tersebut dirasa wajar untuk orang tua yang usianya telah lanjut seperti Ibu Ni Made Geloh. Akan tetapi segala aktivitas sehari- hari masih mampu dilakukan beliau dengan baik dan benar. Anak Ibu Ni Made Geloh yang tinggal bersamanya, I Nyoman Karmiti, mempunyai masalah kejiwaan sejak setahun lalu. Ketika ditanya penyebabnya, Ibu Ni Made Geloh mengaku tidak tahu penyebab anaknya mengalami keadaan seperti ini. Ibu Ni Made Geloh sempat bercerita bahwa beliau sempat mengajak anaknya berobat ke balian setempat untuk mengobati penyakitnya, namun tidak berhasil. Sampai akhirnya 4 bulan yang lalu, anaknya mengalami stres yang cukup parah sehingga harus dibawa ke rumah sakit jiwa di Bangli. Sebulan lalu, baru saja anaknya dijemput untuk dibawa pulang dan keadaannya sudah lebih membaik. Pengeluaran terkait adanya penyakit pada diri Ibu Ni Made Geloh tidak terlalu besar. Ia baru pernah sekali mendatangi Puskesmas. Saat itu beliau tidak mengeluarkan biaya karena ada bantuan untuk warga miskin hanya dengan membawa KTP. 7 e. Rohani Keluarga Ibu Ni Made Geloh merupakan keluarga yang beragama Hindu. Untuk persiapan sarana persembahyangan, dipersiapkan sendiri oleh Ibu Ni Made Geloh. Namun untuk bahannya, beliau terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bunga, dupa, semat, dan lain-lain. Jika beruntung, Ibu Ni Made Geloh mendapatkan bunga harum dari pekarangannya atau dari tetangganya untuk melakukan persembahyangan f. Sosial Untuk pengeluaran bidang sosial, keluarga ini tidak terlalu banyak mengeluarkan dana. Sebab, pemungutan iuran bergantung pada ada tidaknya pembangunan sarana dan prasarana desa adat. Jika tidak ada pembangunan yang harus dikerjakanan oleh desa, maka tidak ada pemungutan iuran sosial. Selain itu, tidak ada pula iuran rutin banjar yang harus mereka bayar dalam periode tertentu. 8

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH