MODUL 3 CACAT

(1)

Tugas PBL

MODUL III

(CACAT)

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh pembina Ilmu Muskuloskeletal kepada mahasiswa-mahasiswi keperawatan)

OLEH KELOMPOK I

1) DEWI RIANI MASHANAFI

2) ISMED HABI

3) KHALIMA TU’SYADIYAH

4) DEWI RIANTI ALI 5) HASRIANI FAJRIA

6) MELINDAWATI MOHAMAD

7) MIRANTI RAJANING

8) ASTRIANINGSIH ARSAD

9) YUSNAN LAMBOW

10) FANTRI EKA PUTRI MARDJUN 11) APRILIA P. BONENEHU

KELAS B

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2015 MODUL 3 CACAT


(2)

Tn. AM, mengalami kecelakaan lalu lintas 3 hari yang lalu dan mengalami multiple fraktur pada tungkai kaki kanan yang cukup parah. Tungkai kaki kanan tersebut dioperasi oleh dokter karena pertimbangan medis

Setelah dilakukan dioperasi, klien mengeluh nyeri hebat di daerah lokasi bekas operasi, nyerinya terasa menusuk-nusuk. Dari hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD = 110/70 mmHg, RR = 24x/menit, N = 100x/menit, S = 36 C. klien tampak belum menerima keadaan tubuhnya setelah dioperasi, klien merasa tidak percaya diri dengan kondisi kaki yang buntung. Setelah operasi klien kesulitan untuk beraktivitas, klien hanya mampu beraktivitas di tempat tidur

1. Klarifikasi istilah-istilah penting

 Multiple fraktur : Keadaan dimana terjadi hilangnya kontinuitas jaringan tulang lebih dari 1 garis fraktur. (Kamus keperawatan, 2013)

 Operasi : semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. (Kamus keperawatan, 2013)

 Nyeri : Pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan yang dapat berkisar dari ketidakyamanan ringan sampai penderitaan. (Kamus keperawatan, 2013)

2. Kata kunci  Tn. AM

 Mengalami kecelakaan lalu lintas

 Mengalami multiple fraktur pada tungkai kaki kanan

 Mengeluh nyeri hebat di daerah lokasi bekas operasi, nyerinya terasa menusuk-nusuk

 Sulit untuk beraktivitas


(3)

3. Mind Map

CACAT

AMPUTASI Definisi :

Amputasi adalah pengangkatan organ yang berada di luar tubuh (misal paha) dan embel – embel tubuh (misal ekor), baik sebagian maupun keseluruhan.

Etiologi :

- Fraktur multiple

- Gangguan vaskule/ sirkulasi pada ekstremitas yang berat - Infeksi

- Adanya tumor - Deformitas organ Manifestasi Klinik - Nyeri Akut - Keterbatasan fisik - Pantom Syndrome

- Pasien mengeluh adanya perasaan tidak nyaman

- Adanya gangguan citra tubuh, mudah marah, cepat tersinggung, cenderung berdiam diri.

FRAKTUR

Definisi :

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. (Price dan Wilson, 2006).

Etiologi :

- Peristiwa Trauma - Peristiwa Patologis Manifestasi Klinis :

- Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di imobilisasi

- Abnormalnya bagian-bagian pergerakan

- Pembekakan dan perubahan warna pada kulit

DISLOKASI

Definisi:

Disloasi adalah keadaan dimana tulangtulang ang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis(tulang lepas dari sendi). Brunner & Suddar.

Etiologi :

- Cedera Olahraga

- Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga

- Terjatuh

Manifestasi Klinik - Nyeri

- Perubahan kontur sendi

- Perubahan panjang ekstremitas

- Kehilangan mobilitas normal

- Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi

- Deformitas


(4)

Lembar Check List PENYAKIT TANDA

DAN GEJALA

AMPUTASI FRAKTUR DISLOKASI

Nyeri   

Adanya perasaan tidak nyaman 

Buntung 

-Keterbatasan fisik   

4. Pertanyaan-pertanyaan penting

a. Mengapa klien mengalami multiple fraktur?

b. Mengapa klien merasakan nyeri yang hebat pada lokasi bekas operasi? 5. Jawaban pertanyaan penting

a. Multiple fraktur terjadi karena fragmen tulang keluar menembus kulit dan menjadi luka terbuka serta peradangan yang dapat memungkinkan infeksi, keluarnya darah dapat mempercepat perkembangan bakteri. Tertaruknya segmen karena kejang otot pada area fraktursehingga disposisi tulang. Multiple fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrim. Meskipun tulang patah jaringan disekitarny akan terpengaruh mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah. (Kamus keperawatan, 2013)

b. Adanya bahaya kerusakan jaringan. Pengalaman sensoris pada nyeri disebabkan oleh stimulus noksius yang diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari perifer melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri. Apabila telah terjadi kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser fungsinya dari fungsi protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan. (Anonim, 2011. PDF multiple fraktur)


(5)

6. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya

a. Jelaskan komplikasi yang dapat timbul setelah melakukan tindakan amputasi ?

b. Jelaskan terapi-terapi yang dapat mengatasi nyeri setelah post operasi ? 7. Informasi Tambahan

a. Pengaruh Pemberian GUIDED IMAGERY Terhadap Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur

8. Klarifikasi Informasi

a. GUIDED IMAGERY merupakan kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan, dan mengosentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsung-angsur membesarkan diri dari perhatian terhadap nyeri (Tamsuri, 2006)

Terapi ini dapat menurunkan nyeri karena didalamnya terdapat unsur terapi yang berfungsi untuk relaksasi atau untuk tujuan proses penyembuhan. Melalui guided imagery klien akan terbantu untuk mengalihkan perhatian dari nyeri yang dirasakan dengan membayangkan hal-hal yang menyenangkan. Hal ini sehingga secara bertahap dapat menurunkan presepsi klien terhadap nyeri yang dirasakan.

Kegiatan penerapan teknik guided imagery oleh peneliti dilakukan ada pasien post pasien fraktur pada hari ke-2 setelah operasi. Teknik guided imagery dilakukan selama 10 menit dan sebanyak 2 kali sehari. Selama 2 hari. Langkah-langkah penerapan guided imagery dilakukan dengan memerintahkan klien untuk menutup mata dan membayangkan atau menggambarkan hal yang menyenangkan. Membimbing klien untuk menggambarkan bayangannya tanyakan tentang suara, cahaya, benda yang tampak, dan bau-bauan yang terbayangkan. Selanjutnya minta klien untuk menggambarkan dengan lebih rinci. Hal ini mengalihkan konsentrasi klien ada imajinasinya dan perlahan-lahan menurunkan dan membebaskan dirinya dari rasa nyeri. (Susana et all, 2007) menyebutkan imagery therapist membimbing klien untuk merasakan atau visualisasi dengan tujuan relaksasi dan penyembuhan. Terapi ini sangat baik untuk menajemen sakit dan gejala fisik akibat masalah psikologis.


(6)

9. Analisa dan Sintesis

Dari hasil penelitian membuktikan ada pengaruh yang signifikan dengan pemberian guided imagery terhadap nyeri pada pasien post operasi fraktur. Keberhasilan terapi yang dilakukan karena adanya penerapan guided imagery bejjalan dengan baik dan dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksana. Keberhasilan juga didukung oleh sikap kooperatif pasien ang mengikuti bimbingan perawat dengan baik.

Hubungan jurnal dengan kasus yaitu dimana jurnal ini membahas tentang terapi yang bisa menurunkan nyeri pada pasien post operasi sedangkan pada kasus ini Tn. Am mengeluh nyeri hebat pada daerah lokasi bekas operasi, dengan melihat adanya terapi guided imagery bisa kita berikan pada Tn. Am dengan menurunkan rasa nyerinya.

10.Laporan Diskusi Terlampir

KONSEP MEDIS 1. DEFINISI

Amputasi beasal dari kata “Amputare” yang kurang lebih diartikan “Pancung”. Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkn bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian ektremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ektremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan tehnik lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ


(7)

tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi. (Daryadi, 2012)

Amputasi adalah pengangkatan organ yang berada di luar tubuh (misal paha) dan embel – embel tubuh (misal ekor), baik sebagian maupun keseluruhan.

2. KLASIFIKASI

Berdasarkan Pelaksanaan Amputasi, Dibedakan Menjadi : a) Amputasi Selektif/Terencana

Amputasi Jenis Ini Dilakukan Pada Penyakit Yang Terdiagnosis Dan Mendapat Penanganan Yang Baik Serta Terpantau Secara Terus-Menerus. Amputasi Dilakukan Sebagai Salah Satu Tindakan Alternatif Terakhi

b) Amputasi Akibat Trauma

Merupakan Amputasi Yang Terjadi Sebagai Akibat Trauma Dan Tidak Direncanakan. Kegiatan Tim Kesehatan Adalah Memperbaiki Kondisi Lokasi Amputasi Serta Memperbaiki Kondisi Umum Klien. c) Amputasi Darurat

Kegiatan Amputasi Dilakukan Secara Darurat Oleh Tim Kesehatan. Biasanya Merupakan Tindakan Yang Memerlukan Kerja Yang Cepat Seperti Pada Trauma Dengan Patah Tulang Multiple Dan Kerusakan/Kehilangan Kulit Yang Luas.

Tingkatan Amputasi 1) Ekstremitas atas

Amputasi pada ekstremitas atas dapat mengenai tangan kanan atau kiri. Hal ini berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian dan aktivitas yang lainnya yang melibatkan tangan.

2) Ekstremitas bawah

Amputasi pada ekstremitas ini dapat mengenai semua atau sebagian dari jari-jari kaki yang menimbulkan seminimal mungkin


(8)

kemampuannya. Adapun amputasi yang sering terjadi pada ekstremitas ini dibagi menjadi dua letak amputasi yaitu :

- Amputasi dibawah lutut (below knee amputation). Ada 2 metode pada amputasi jenis ini yaitu amputasi pada nonischemic limb dan inschemic limb.

- Amputasi diatas lutut. Amputasi ini memegang angka penyembuhan tertinggi pada pasien dengan penyakit vaskuler perifer.

3) Nekrosis.

Pada keadaan nekrosis biasanya dilakukan dulu terapi konservatif, bila tidak berhasil dilakukan reamputasi dengan level yang lebih tinggi.

4) Kontraktur.

Kontraktur sendi dapat dicegah dengan mengatur letak stump amputasi serta melakukan latihan sedini mungkin. Terjadinya kontraktur sendi karena sendi terlalu lama diistirahatkan atau tidak di gerakkan.

5) Neuroma.

Terjadi pada ujung-ujung saraf yang dipotong terlalu rendah sehingga melengket dengan kulit ujung stump. Hal ini dapat dicegah dengan memotong saraf lebih proximal dari stump sehingga tertanam di dalam otot.

6) Phantom sensation.

Hampir selalu terjadi dimana penderita merasakan masih utuhnya ekstremitas tersebut disertai rasa nyeri. Hal ini dapat diatasi dengan obat-obatan, stimulasi terhadap saraf dan juga dengan cara kombinasi.

3. ETIOLOGI

Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi :


(9)

- Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki - Gangguan vaskule/ sirkulasi pada ekstremitas yang berat

- Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya

- Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif

- Deformitas organ

4. PATOFISIOLOGI

Terjadinya amputasi (kehilangan bagian tubuh) pada seseorang dapat disebabkan karena berbagai faktor antara lain penyakit vaskuler perifer yaitu penyakit pada pembuluh darah, trauma disebabkan kerena kecelakaan, tumor ganas seperti osteosarkoma (tumor tulang) serta congenital (bawaan sejak lahir). Amputasi sendiri bisa diartikan sebagai diskontinuitas jaringan tulang dan otot yang dapat mengakibatkan terputusnya pembuluh darah dan syaraf serta kehilangan bagian tubuh, dimana pada terputusnya pembuluh darah dan syaraf ini akan menimbulkan rasa nyeri yang sering kali berdampak pada resiko terjadinya infeksi pada luka yang ada dan gangguan mobilitas fisik yang dapat menimbulkan resiko kontraktur fleksi pinggul. Selain disebabkan oleh nyeri, gangguan mobilitas fisik juga bisa disebabkan oleh kehilangannya bagian tubuh terutama pada ekstremitas bawah. Kehilangan bagian tubuh juga dapat menimbulkan stress emosional dikarenakan gangguan psikologis yang disebabkan oleh adanya perubahan dari struktur tubuh yang berdampak pada timbulnya gangguan citra diri dan penurunan intake oral. Pada penurunan intaka oral ini biasanya akan menimbulkan resiko kurangnya pemenuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh dan akan terjadi kelemahan fisik serta resiko penyembuhan luka yang lambat.

5. MANIFESTASI KLINIS - Nekrosis jaringan


(10)

- Fraktur tulang yang tidak dapat tertolong lagi

- Pertumbuhan sel yang abnormal (hyperplasia jaringan)

6. KOMPLIKASI

Komplikasi amputasi meliputi perdarahan, infeksi, dan kerusakan kulit karena ada pembuluh darah besar yang dipotong, dapat terjadi perdarahan massif. Infeksi merupakan infeksi pada semua pembedahan dengan peredaran darah buruk atau kontaminasi luka setelah amputasi traumatik, resiko infeksi meningkat. Penyembuhan luka yang buruk dan iritasi akibat prosthesis dapat menyebabkan kerusakan kulit.

7. PENATALAKSANAAN Pre-amputasi :

- Foto rontgen

- Pemeriksaan Labolatorium

- Pasien diberikan nutrisi yang cukup/adekuat

- Menentukan macam anastesi : narkose umum, spinal atau block anastesi

Post Amputasi

- Pemberian obat-obatan analgetik dan antibiotic - Perawatan luka dengan aseptic

- Pemberian atau asupan nutrisi yang adekuat - Latihan room pasif

a. Kondisi pra bedah

Keadaan umum dengan dan progesifitasnya dengan memperhatikan pronose serta tindakan rehabilitasi

b. Kondisi pasca bedah

Evaluasi amputasi (punting amputasi) agar dapat dilaksanakan rehabilitasi dengan tanpa prosthesis, yang penting adalah mental penderita agar usaha rehabilitasi berhasil.


(11)

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

- Foto rontgen : mengidentifikasi abnormalitas tulang

- CT Scan : mengidentifikasi lesi neoplastik, osteomelitis, pembentukan hematoma

- Kultur luka : mengidentifikasi adanya luka/ infeksi dan organism penyebab

- Aniografi dan pemeriksaan aliran : untuk mengevaluasi perubahan sirkulasi/perfusi jaringan dan membantu memperkirakan potensi penyembuhan jaringan setelah amputasi.

- Ultrasound Doppler, flowmetri Doppler : dilakukan untuk mengkaji dan mengukur aliran darah

- Termografi : untuk mengukur perbedaan suhu pada tungkai iskemik di dua sisi dari jaringan kutaneus ketengah tulang. Perbedaan yang rendah antara dua pembacaan, makin besar untuk sembuh.

- Plestimografi : untuk mengukur TD segmental bawah terhadap ekstremitas bawah mengevaluasi aliran darah arterial.

- Kultur luka untuk mengidentifikasi adanya infeksi dan organisme penyebab.

- Biopsi, menginformasi diagnosis massa/benigna.

PATHWAY

Faktor Luar Patologis Faktor Lain

-Fraktur Multiple

-Combosio/Luka, dsb --Infeksi Ganggren (DM)Osteomelitis, tumor Deformitas Organ

Kerusakan kontinuitas jaringan tubuh

Nefrosis Iskemik Suplai o2 dan nutrisi ke jaringan

Kerusakan Pembuluh kapiler


(12)

KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian

1. Identitas klien

a) Nama : Tn. AM

b) Usia :

-c) Jenis kelamin : Laki-laki

d) Pendidikan : - e) Alamat : - f) Pekerjaan : - g) Agama : -

Terbentukna Gangren

Pembedahan luka insisi AMPUTASI

Post operasi

Tidak menerima kenyataan kehilangan anggota tubuh

Pergerakan tubuh terganggu

Kehilangan anggota tubuh Terputusnya vaskularisasi

Dan syaraf

Mengaktifkan mediator kimia (bradikinin, histamin Merangsang nosiceptor

NYERI AKUT

RESIKO INFEKSI GANGGUAN CITRA

TUBUH

HAMBATAN MOBILITAS FISIK


(13)

h) Suku bangsa : - i) Tanggal dan jam masuk rumah sakit : -

j) Diagnosa medis : Amputasi 2. Keluhan utama : Nyeri hebat di daerah lokasi bekas operasi 3. Riwayat penyakit sekarang : Mengalami multiple fraktur pada tungkai

kaki yang kanan yang cukup parah 4. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada 5. Riwayat psikososial : Tidak ada 6. Pemeriksaan Fisik :

 TD : 110/70 mmHg  RR : 24x/menit  N : 100x/menit  S : 360C

7. Pemeriksaan penunjang : Tidak ada 8. Aktifitas / Istirahat

Gejala : Kesulitan beraktivitas dan hanya mampu beraktivitas di tempat tidur

9. Integritas Ego

Gejala : Merasa tidak percaya diri dengan kondisi kaki yang buntung Tanda : Ansietas, ketakutan,

10. Seksualitas

Gejala : Tidak ada 11. Interaksi Sosial

Gejala : masalah sehubungan dengan kondisi tentang peran fungsi, reaksi orang lain

B. Analisa data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DO :

- Klien mengalami multiple fraktur pada tungkai kaki kanan

Amputasi

Pembedahan luka insisi Post operasi


(14)

yang cukup parah DS :

- Klien mengeluh nyeri hebat di daerah lokasi bekas operasi

- Klien mengatakan nyerinya terasa menusuk-nusuk Merangsang nosiceptor Mengaktifkan mediator kimia (bradikinin, histamin NYERI AKUT NYERI AKUT

2 DO :

- Klien tampak belum menerima keadaan tubuhnya setelah di operasi

DS :

- Klien merasa tidak percaya diri dengan kondisi kaki yang bunting

Amputasi

Pembedahan luka insisi Terputusnya vaskularisasi

Dan syaraf

Kehilangan anggota tubuh

Tidak menerima kenyataan kehilangan anggota tubuh

GANGGUAN CITRA TUBUH

GANGGUAN CITRA TUBUH

3 DO :

- Setelah operasi klien kesulitan untuk beraktivitas

- Klien hanya mampu beraktifitas di tempat tidur

Amputasi

Pembedahan luka insisi Terputusnya vaskularisasi

Dan syaraf

Kehilangan anggota tubuh Pergerakan tubuh terganggu

HAMBATAN MOBILITAS FISIK HAMBATAN MOBILITAS FISIK 4 Amputasi


(15)

Terputusnya vaskularisasi Dan syaraf

RESIKO INFEKSI

C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut (00132)(Domain 12 Kenyamanan Kelas 1 Kenyamanan Fisik) 2. Gangguan Citra Tubuh tubuh (00118) Domain 6 : persepsi/kognisi Kelas

3 : citra tubuh

3. Hambatan Mobilitas Fisik (00085) (Domain 4 Aktivitas/Istirahat Kelas 2 Aktivitas/Latihan)

4. Resiko Infeksi (00004) Domain 11 : Keamanan/perlindungan Kelas 1 : Infeksi


(16)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi 1. Nyeri Akut (00132)

(Domain 12 Kenyamanan Kelas 1 Kenyamanan Fisik)

Definisi : Pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (Assosiation for Study of Pain) : serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan.

Batasan Karakteristik : Laporan isyarat

Mengekspresikan perilaku (Mis.,gelisah,merengek,menangis,waspa

NOC :

Pain Level Pain control Comfort level

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan terjadi penurunan tingkat nyeri.

Kriteria Hasil :

Klien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakolgi untuk

mengurangi nyeri, mencari bantuan) Klien dapat melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Klien mampu mengenali nyeri (skala,

NIC :

Pain Management Observasi

1) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

2) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Mandiri

1) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 2) Kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

3) Tingkatkan istirahat Health Education

1) Ajarkan tentang teknik non farmakologi Kolaborasi


(17)

da,iritabilitas,mendesah

Indikasi nyeri yang dapat diamati Melaporkan nyeri sebagai verbal Faktor yang Berhubungan :

Agen cederah (Mis.,Biologis,zat kimia,fisik, psikologis

intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Klien dapat menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Klien menunjukan tanda vital dalam rentang normal

1) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri 2) Kolaborasikan dengan dokter jika ada

keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil  Analgesic Administration

Observasi

1) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

Mandiri

1)Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat 2)Cek instruksi dokter tentang jenis obat,

dosis, dan frekuensi Health Education

1) Anjarkan teknik relaksasi setiap kali timbul nyeri.

Kolaborasi

1) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

2) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri


(18)

pemberian, dan dosis optimal 2. Gangguan citra tubuh (00118)

Domain 6 : persepsi/kognisi Kelas 3 : citra tubuh

Definisi :

konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu

Batasan karakteristik :

 Perilaku mengenali tubuh individu  Respon noverbal terhadap persepsi

perubahan pada tubuh (mis, penampilan,strukutur,fungsi)

Faktor yang berhubungan :  Biofisik

 Penyakit  Cedera  Trauma

NOC

Adaptasi dengan Ketunadayaan Fisik Citra Tubuh

Penyesuaian Psikososial: Perubahan Hidup

Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, masalah gangguan citra tubuh teratasi sebagai berikut.

Kriteria Hasil :

Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu menunjukan adaptasi dengan ketunadayaan fisik, penyesuaian psikososial : perubahan kembangan anak, dan harga dir positif

NIC

Observasi :

− Peningkatan Citra Tubuh − Peningkatan Koping − Identifikasi Risiko Mandiri :

− Kaji dan dokumentasikan respon verbal dan nonverbal pasien terhadap tubuh pasien − Identifikasi mekanisme koping yang biasa

digunakan pasien Health education :

− Ajarkan tentang cara merawat dan perawatan diri, termasuk komplikasi kondisi medis Kolaborasi :

− Rujuk pasien untuk mendapat terapi fisik untuk latihan kekuatan dan fleksibilitas, membantu dalam berpindah tempat dan


(19)

ambulasi, atau pengguaan prostesi

3. Hambatan Mobilitas Fisik (00085) (Domain 4 Aktivitas/Istirahat Kelas 2 Aktivitas/Latihan)

Definisi : Keterbatasan pada pergerakan

NOC :

Joint movement : activeMobility level

Self care : ADLsTransfer performance

NIC :

Exercise therapy : ambulation Observasi

1) Monitor vital sign sebelum/sesudah latihan dan liaht respon klien saat latihan


(20)

tubuh atau satu atau lebih ekstermitas secara mandiri dan tearah.

Batasan Karakteristik :  Perubahan cara berjalan

 Keterbatasan rentan pergerakan sendi  Ketidakstabilan postur

Faktor yang Berhubungan :  Gangguan kongnitif  Kontraktur

 Penurunan ketahanan tubuh  Penurunan kendali otot  Penurunann masa otot  Penurunann kekuatan otot

 Kerusakan integritas struktur tulang  Gangguan muskuskeletal

 Nyeri

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu menyelesaiakan aktivitas.

Kriteria Hasil :

 Adanya peningkatan dalam aktivitas fisik klien

 Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas

 Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah

 Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi (walker)

Mandiri

1) Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan mencegah terhadap cedera 2) Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi

dan bantu penuhi kebutuhan ADLs 3) Berikan alat bantu jika klien memerlukan

Health Education

1) Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi

2) Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan

Kolaborasi

1) Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan Risiko Infeksi (00004)

Domain 11 : Keamanan/perlindungan Kelas 1 : Infeksi

NOC

Immuno status

Knowledge : infection control Tujuan :

NIC

Infection control Observasi 1) Pantau TTV


(21)

Definisi : Mengalami peningkatan risiko terserang organisme patogenik

Faktor Resiko

 Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajanan patogen

 Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

- Trauma jaringan ( mis trauma, destruksi jaringan )

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi peningkatan resiko infeksi

Kriteria Hasil

 Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

 Menunjukan kemampuan untuk menceegah timbulnya infeksi  Jumlah leukosit dalam batas normal  Menunjukan perilaku hidup sehat

2) Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya, suhu tubuh, denyut jantung, drainase, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan, dan malaise)

Mandiri

1) Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka dan lain-lain

Health Education

2) Instruksikan untuk menjaga higeiene personal untuk melindungi tubuh terhadap infeksi . (misalnya mencuci tangan)

3) Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruangan pasien


(22)

Kolaborasi

1) Kolaborasikan dengan dokter untuk


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Hinchliff, Sue. 2013. Kamus Keperawatan.Edisi 17. EGC. Jakarta. Brunner & Suddarth.2013. Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC Herdman, T.Heather. 2012. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Wilkinson, Judith & Ahern, Nancy. 2011. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Amin & Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis dan

NANDA NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta :Media Action Publishing

Pearce, C Evelyn.2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT.Gramedia

Anonim, 2011. PDF multiple fraktur

(online)http:// digilib.unimus.ac.id/files/.../jtptunimus-gdl-sitifatima-5395-2-07.bab-r.pdf

Universitas Respati Yogyakarta. Post Op Fraktur

(online)http://journal.respati.ac.id/index.php/medika/article/view/21. 17 Okt 2015 10:58:32 GMT

Stikes Kususma Husada Surakarta. Teknik Relaksasi Nafas Dalam.

(online)http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-srinugroho-588-1-kti_sri-h.pdf


(1)

pemberian, dan dosis optimal 2. Gangguan citra tubuh (00118)

Domain 6 : persepsi/kognisi Kelas 3 : citra tubuh

Definisi :

konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu

Batasan karakteristik :

 Perilaku mengenali tubuh individu  Respon noverbal terhadap persepsi

perubahan pada tubuh (mis, penampilan,strukutur,fungsi)

Faktor yang berhubungan :  Biofisik

 Penyakit  Cedera  Trauma

NOC

Adaptasi dengan Ketunadayaan Fisik Citra Tubuh

Penyesuaian Psikososial: Perubahan Hidup

Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, masalah gangguan citra tubuh teratasi sebagai berikut.

Kriteria Hasil :

Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu menunjukan adaptasi dengan ketunadayaan fisik, penyesuaian psikososial : perubahan kembangan anak, dan harga dir positif

NIC

Observasi :

− Peningkatan Citra Tubuh − Peningkatan Koping − Identifikasi Risiko Mandiri :

− Kaji dan dokumentasikan respon verbal dan nonverbal pasien terhadap tubuh pasien − Identifikasi mekanisme koping yang biasa

digunakan pasien Health education :

− Ajarkan tentang cara merawat dan perawatan diri, termasuk komplikasi kondisi medis Kolaborasi :

− Rujuk pasien untuk mendapat terapi fisik untuk latihan kekuatan dan fleksibilitas, membantu dalam berpindah tempat dan


(2)

ambulasi, atau pengguaan prostesi

3. Hambatan Mobilitas Fisik (00085) (Domain 4 Aktivitas/Istirahat Kelas 2 Aktivitas/Latihan)

Definisi : Keterbatasan pada pergerakan

NOC :

Joint movement : activeMobility level

Self care : ADLsTransfer performance

NIC :

Exercise therapy : ambulation Observasi

1) Monitor vital sign sebelum/sesudah latihan dan liaht respon klien saat latihan


(3)

tubuh atau satu atau lebih ekstermitas secara mandiri dan tearah.

Batasan Karakteristik :  Perubahan cara berjalan

 Keterbatasan rentan pergerakan sendi  Ketidakstabilan postur

Faktor yang Berhubungan :  Gangguan kongnitif  Kontraktur

 Penurunan ketahanan tubuh  Penurunan kendali otot  Penurunann masa otot  Penurunann kekuatan otot

 Kerusakan integritas struktur tulang  Gangguan muskuskeletal

 Nyeri

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu menyelesaiakan aktivitas.

Kriteria Hasil :

 Adanya peningkatan dalam aktivitas fisik klien

 Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas

 Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah

 Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi (walker)

Mandiri

1) Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan mencegah terhadap cedera 2) Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi

dan bantu penuhi kebutuhan ADLs 3) Berikan alat bantu jika klien memerlukan

Health Education

1) Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi

2) Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan

Kolaborasi

1) Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan Risiko Infeksi (00004)

Domain 11 : Keamanan/perlindungan Kelas 1 : Infeksi

NOC

Immuno status

Knowledge : infection control Tujuan :

NIC

Infection control Observasi 1) Pantau TTV


(4)

Definisi : Mengalami peningkatan risiko terserang organisme patogenik

Faktor Resiko

 Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajanan patogen

 Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

- Trauma jaringan ( mis trauma, destruksi jaringan )

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi peningkatan resiko infeksi

Kriteria Hasil

 Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

 Menunjukan kemampuan untuk menceegah timbulnya infeksi  Jumlah leukosit dalam batas normal  Menunjukan perilaku hidup sehat

2) Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya, suhu tubuh, denyut jantung, drainase, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan, dan malaise)

Mandiri

1) Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka dan lain-lain

Health Education

2) Instruksikan untuk menjaga higeiene personal untuk melindungi tubuh terhadap infeksi . (misalnya mencuci tangan)

3) Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruangan pasien


(5)

Kolaborasi

1) Kolaborasikan dengan dokter untuk


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hinchliff, Sue. 2013. Kamus Keperawatan.Edisi 17. EGC. Jakarta. Brunner & Suddarth.2013. Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC Herdman, T.Heather. 2012. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Wilkinson, Judith & Ahern, Nancy. 2011. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Amin & Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis dan

NANDA NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta :Media Action Publishing

Pearce, C Evelyn.2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT.Gramedia

Anonim, 2011. PDF multiple fraktur

(online)http:// digilib.unimus.ac.id/files/.../jtptunimus-gdl-sitifatima-5395-2-07.bab-r.pdf

Universitas Respati Yogyakarta. Post Op Fraktur

(online)http://journal.respati.ac.id/index.php/medika/article/view/21. 17 Okt 2015 10:58:32 GMT

Stikes Kususma Husada Surakarta. Teknik Relaksasi Nafas Dalam.

(online) http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-srinugroho-588-1-kti_sri-h.pdf