1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi yang pesat saat ini sangat memudahkan manusia dalam berkomunikasi antara dua pihak atau
lebih. Bahkan dengan jarak yang sangat jauh sekalipun, pihak yang satu dapat dengan cepat mengirim informasi kepada pihak lain. Akan tetapi, seiring
dengan kemajuan teknologi komunikasi yang ada, muncul pula pihak-pihak yang tidak dikehendaki dengan sengaja ikut berkomunikasi, dengan kata lain
mereka menyadap komunikasi yang sedang terjadi. Sebagai contoh, dalam suatu pengiriman pesan rahasia, seorang penyadap dapat membaca bahkan
mengubah pesan yang akan dikirim ke seseorang. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk menjaga pesan dari pihak yang tidak dikehendaki yang
berusaha menyadap pesan yang dikirim. Salah satu caranya adalah dengan mengubah pesan yang akan dikirimkan tersebut menjadi suatu kode-kode yang
hanya dapat dipahami oleh pengirim dan penerima pesan asli. Ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk menjaga kerahasiaan pesan tersebut
adalah kriptografi. Menurut Menezes 1997: 4 kriptografi adalah ilmu yang mempelajari
teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas data, serta otentifikasi. Sedangkan
sistem kriptografi merupakan kumpulan yang terdiri dari plaintext berupa
2
pesan asli yang akan dikirimkan, ciphertext berupa pesan yang telah disandikan, kunci, enkripsi serta dekripsi Stinson, 2006: 1. Sistem kriptografi
dibagi menjadi dua, yaitu sistem kriptografi kunci simetri dan kriptografi asimetri atau yang lebih dikenal sebagai kriptografi kunci publik. Perbedaan
pada kedua sistem kriptografi tersebut ada pada kuncinya, jika pada sistem kriptografi kunci simetri hanya diperlukan kunci privat, sedangkan pada
kriptografi kunci publik diperlukan kunci privat dan juga kunci publik. Kunci privat merupakan kunci yang tidak boleh diketahui oleh pihak lain kecuali dua
pihak yang berkomunikasi, sedangkan kunci publik dapat diketahui oleh siapapun.
Suatu komunikasi dengan pihak lain terkadang memerlukan proses pertukaran informasi, sehingga dibutuhkan adanya suatu mekanisme untuk
menjamin keaslian informasi yang bersangkutan. Cara yang dapat dilakukan untuk menjamin keaslian informasi tersebut antara lain dengan mengubah
informasi dalam bentuk sandi dan dengan menambahkan tanda tangan signature berupa string atau bilangan pada pesan yang dikirimkan. Tanda
tangan ini disebut tanda tangan digital yang merupakan modifikasi dari sistem kriptografi kunci publik. Seperti halnya pada tanda tangan manual, pengirim
membubuhkan tanda tangan berupa string yang terbentuk dari kunci publik dan kunci privat yang telah ditentukan bersama dengan pesan yang dikirim. Tanda
tangan itulah yang nantinya akan digunakan untuk memverifikasi keaslian informasidata yang dikirim.
3
Tanda tangan digital ini biasanya digunakan pada penandatanganan surat perjanjian dimana kedua pihak yang melakukan perjanjian tidak dapat
bertemu langsung, penyerahan nilai di suatu instansi sekolah, transaksi software, serta pada electronic medical records di rumah sakit.
Ada beberapa algoritma pembentukan tanda tangan tangan yang telah berkembang sampai saat ini, di antaranya: RSA Rivest-Shamir-Adleman
signature scheme, ElGamal signature scheme, Schnorr signature scheme, DSA Digital Signature Algorithm, dan ECDSA. Perbedaan mendasar di antara
skema-skema tersebut adalah pada proses pembuatan tanda tangan. Proses penandatanganan menggunakan RSA signature scheme tidak menggunakan
fungsi hash, sementara pada ElGamal signature scheme dan dua skema variasinya yaitu Schnorr signature scheme skema tanda tangan Schnorr dan
DSA Digital Signature Algorithm diperlukan penambahan fungsi hash pada proses penandatanganannya. Fungsi hash ini yang akan digunakan untuk
mereduksi pesan asli menjadi suatu message digest nilai hash yang berupa string pendek dengan panjang tetap Hoffstein, 2008: 466.
Alfie Amanilla 2009 menggunakan metode Ong-Schnorr-Shamir dan Euclidean untuk membentuk tanda tangan digital pada teks dan menghasilkan
aplikasi dengan Software Visual Basic 6.0 untuk membentuk dan verifikasi tanda tangan. Yao Chang Yu dan Ting Wei Hou pada tahun 2014 memadukan
Shamir’s threshold scheme dan Schnorr digital signature scheme untuk menjamin keaslian dari suatu Eletronic Medical Records EMR sehingga saat
kunci privat diperbarui, keaslian suatu EMR tetap dapat dipercaya.
4
Pembentukan tanda tangan digital dengan menggunakan ElGamal signature scheme yang merupakan pengembangan dari sistem kriptografi ElGamal
dibahas oleh Rininda 2010 sehingga didapatkan urutan proses pembentukan tanda tangan hingga verifikasi.
Skema tanda tangan digital ElGamal yang didasarkan pada sistem kriptografi ElGamal ElGamal cryptosystem, terdiri dari proses pembentukan
kunci, pembuatan tanda tangan dengan menggunakan fungsi hash serta proses verifikasi yang dilakukan penerima. Salah satu modifikasi dari skema tanda
tangan ElGamal adalah skema tanda tangan Schnorr. Skema ini menggunakan kunci yang sama pada ElGamal dan bekerja pada grup
yaitu grup yang beranggotakan bilangan bulat bilangan bulat modulo yang relatif prima
dengan . Tanda tangan yang dihasilkan oleh Schnorr signature scheme
berukuran lebih kecil jika dibanding dengan skema tanda tangan yang lainnya. Memiliki kemampuan yang hampir sama seperti DSA, yang telah
diperkenalkan oleh NIST National Institute of Standards and Technology sebagai standar digital signature, dalam hal tingkat keamanan, Schnorr
signature scheme bisa dipercaya dalam menjaga keaslian data yang dikirim. Berdasarkan uraian tersebut, dalam skripsi ini akan dibahas penerapan
skema tanda tangan Schnorr dalam pembuatan tanda tangan digital. Pembahasan ini meliputi konsep matematis dalam proses pembentukan kunci
dan penandatanganan serta verifikasi tanda tangan.
5
B. Batasan Masalah