PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N 1 ULU SEMONG ULU BELU TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V

SD N 1 ULU SEMONG ULU BELU TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh PARMAN

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar guling lenting dengan metode pembelajarn modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus

Tahun Pelajaran 2012/2013.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan latihan guling lenting secara berpasangan, dan siklus kedua dengan penggunaan bentuk latihan guling lenting dengan bantuan dua teman.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar guling lenting yang meliputi posisi awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar guling lenting melalui penggunaan modifikasi alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 60,00 %, siklus kedua sebesar 88,00 %.


(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V

SD N 1 ULU SEMONG ULU BELU TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh PARMAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Penjaskesrek Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V

SD N 1 ULU SEMONG ULU BELU TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

OLEH PARMAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

G. Ruang Lingkup ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 6

B. Belajar ... 7

C. Senam Lantai ... 13

D. Guling Lenting ... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 15

B. Rencana Penelitian ... 17

C. Subyek Penelitian ... 17

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 18

E. Instrument Penelitian ... 18

F Teknik Analisis Data ... 20

G. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Guling lenting ... 20

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 24

B. Pembahasan ... 28


(5)

ii V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 33


(6)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrument Penelitian ... 19 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Guling lenting

Pada Tes Awal ... 24 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Guling lenting

Pada Tes Siklus 1 ... 25 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Guling lenting

Pada Tes Siklus 2 ... 26 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak


(7)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003


(8)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Parman NPM : 1113126009

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Guling Lenting Dengan Alat Bantu Bagi Siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15 sampai dengan 25 November 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila

dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, November 2012


(9)

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Guling Lenting Dengan Alat Bantu Bagi Siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013

Nama Mahasiswa : Parman Nomor Pokok Mahasiswa : 1113126009 Program Studi : Penjaskesrek Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan IImu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19581210198712001


(10)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ” Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Guling Lenting Dengan Alat Bantu Bagi Siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2012/2013.

8. Siswa-siswi kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.


(11)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Tanggamus, November 2012 Penulis


(12)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Pemerintah sangat memperhatikan kualitas sumber daya manusia, salah satu cara yaitu dengan memberikan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu para pendidiknya melalui latihan, kursus, dan seminar loka karya baik di tingkat daerah maupun

nasional.

Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan cita-cita di atas dilakukan dengan menetapkan standar-standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan di antaranya standar isi dan standar kompetensi lulusan yang dapat dijadikan acuan bagi sekolah untuk menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Melalui lembaga pendidikan dalam proses mempengaruhi peserta didik akan menimbulkan perubahan secara bertahap dan menyeluruh ke arah

peningkatan kualitas manusia Indonesia, agar berpungsi dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka ditempuh


(13)

2 upaya melalui berbagai jalur pendidikan baik formal maupun non formal, salah satunya melalui pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan, tujuannya pun bersifat mendidik untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih.

Dalam pelaksanaanya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau

pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah proses ajar melalui aktifitas jasmani yang erat kaitannya dengan gerak

manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktifitas jasmani merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan (fisik dan psikis).

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat.Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani” Dari berbagai bentuk dan macam kegiatan pendidikan jasmani di sekolah salah satunya yaitu senam lantai.


(14)

3 Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam, sesuai dengan denga istilah Lantai, maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan di atas yang beralasan matras atau permadani atau sering juga disebut dengan istilah latihan bebas,sebab pada waktu melakukan gerakan atau

latihannya.Salah satu materi dari senam lantai adalah guling lenting Sikap permulaan kaki rapat, kedua tangan bertumpu pada matras selebar bahu, kedua tungkai lurus sehingga kaki dekat dengan kepala, siku dibengkokkan. Gerakan, gulingkan badan ke depan, di barengi dengan lecutan tungkai ke atas arah depan, bersama dengan itu kedua tangan menolak sehingga badan melayang membuat gerakan seperti busur. Gerakan akhir, mendarat dengan kedua kaki rapat, panggul dorong ke depan badan melenting, gerakan kepala dan lengan mengikuti gerakan badan.

Dari hasil pengamatan pada siswa kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus, bahwa gerak dasar guling lenting dalam kategori rendah, Hal ini dilihat pada saat siswa melakukan gerak dasar guling lenting siswa kesulitan melakukan gerakan guling lenting secara benar, ini disebabkan karena kurangnya penggunaan alat bantu dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa sekolah dasar melakukan pembelajaran gerak dasar guling lenting. Sehigga hasil belajar siswa masih rendah.

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Guling Lenting Dengan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013”.


(15)

4 B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya penggunaan alat bantu dalam proses pembelajaran guling lenting.

2. Kurangnya kemampuan siswa melakukan keterampilan gerak dasar guling lenting.

3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam keterampilan gerak dasar guling lenting.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Guling lenting Dengan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah keterampilan gerak dasar guling lenting dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013?


(16)

5 E. Tujuan

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Meningkatkan pengunaan alat bantu dalam proses pembelajaran gerak

dasar guling lenting pada Kelas Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.

b. Untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar guling lenting pada siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.

c. Untuk memperbaiki proses pembelajaran khususnya keterampilan gerak dasar guling lenting pada siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Penulis

sebagai salah satu sarat mmperoleh gelar SI. b. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar guling lentingdan untuk meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar guling lenting.

c. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu pembelajaran penjaskes.


(17)

6 G. Ruang Lingkup Penelitian.

Obyek penelitian : Memberikanpeningkatan keterampilan gerak Guling lenting dalam pembelajaran senam lantai.

Subyek peneliti : Siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.


(18)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah.Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari.Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani” (Depdikbud, 1993: 1).

Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek.Artinya kegiatan pendidikan jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan budaya.Dari aspek biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku manusia.Dari aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan

pembelajaran pendidikan jasmani yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu dalam garis-garis besar kurikulum pendidikan dasar (Depdikbud, 1993: 1) menjelaskan :


(19)

8 “Pendidikan jasmani di sekolah dasar berfungsi untuk (a) merangsang

pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, social, dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan saraf, (d) memberikan kemampuan untuk menigkatkan

kesegaran jasmani dan kesehatan”.

Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang professional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut.Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani.

Salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah adalah pelajaran senam lantai.Senam lantai merupakan suatu keterampilan yang mampu

mengembangkan potensi manusia baik secara fisik maupun mental dan dapat diberikan kepada peserta didik baik secara formal, informal, maupun non formal.

B. Belajar

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan.


(20)

9 Menurut Oemar Hamalik (2003:57), mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun ciri kegiatan yang disebut “belajar” adalah sebagai berikut (Noehi, Nasution, 1994:2):

1. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar, baik aktual maupun potensial

2. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yangberlaku yang relatif lama.

3. Perubahan itu terjadi karena usaha

Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencakup pengatahuan, ketrampilan dan sikap.

Sedangkan menurut A Tabrani Rusyan, 1989: 7 mengatakan bahwa; “Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan individu yang diyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang study atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa

penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman belajar.


(21)

10 1. Gerak

Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan SSP, otak, dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.

Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini sudah dilakukan maka gerak itu, tanpa memikirkan gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditetukan jarak dan arah dari titik pangkalnya. (Prof. Drs.

Soedarminto 1993-197). Jadi pengertian gerak perpindahan tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.

Gerak dasar dalam guling lenting adalah keterampilan gerak yang dilakukan baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulative.

2. Alat Bantu (peraga)

Alat bantu (peraga) adalah alat yang digunakan pendidik dalam

menyampaikan pendidikan, alat peraga sangat penting dengan adanya alat peraga ini maka bahan dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut berguna agar bahan pelajar yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat


(22)

11 peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien. Di bawah ini merupakan pengertian alat peraga menurut:

a. Tayar Yusuf (1985 : 52) Alat peraga adalah alat yang dapat

memperdengarkan atau dapat memperagakan bahan-bahan tersebut, sehingga murid-murid dapat menyaksikan langsung, mengamat-amati dengan cermat, memegang atau merasakan bahan-bahan peragaan pelajar itu.

b. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) dalam Nirvan Diana (1992:2) bahwa media merupakan alat Bantu yang diperlukan oleh guru dan siswa agar dapat memperjelas materi dan dapat lebih

mengefektifkan proses belajar mengajar.

Menurut Ag. Suejono ( 1964:79) alat peraga dua dimensi hanya

menggunakan dua ukuran panjang dan lebar, umpamanya: gambar, bagan, dan grafik, sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi, umpamanya : “biasa menggunakan barang tiruan yang mempunyai bentuk seperti barang sesungguhnya”.Alat peraga yang di proyeksi adalah alat yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar: a. Filem dan Televisi b. Slide dan Flem strip. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan matras yang ditumpuk dua, serta bantuan punggung teman dan bantuan tangan teman untuk membantu tolakan saat melakukan guling lenting.


(23)

12 3. Alat Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu“. Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa alat pembelajaran yang digunakan adalah dua buah matras yang digunakan dalam proses

pembelajaran senam lantai guling lenting. 4. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar

merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif. Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah “gerak yang

digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”. Gerak non lokomotor “adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik”. Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif


(24)

13 ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya

melempar, menangkap dan menendang. 5. Belajar Motorik

Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui proses belajar dan berlatih. Lutan (1998)mengatakan “belajar adalah sebuah prilaku yang relatif permanen sebagai akibat latihan atau

pengalaman masa yang lampau”. Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik adalah “seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil”.

Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut:

a. Tahap kognitif “merupakan tahap awal dalam belajar motorik”dalam tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.

b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik


(25)

14 membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.

c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin tepat dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan”.

C. Senam Lantai

Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam, sesuai dengan denga istilah Lantai, maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan di atas yang beralasan matras atau permadani atau sering juga disebut dengan istilah latihan bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan atau latihannya pesenam tidak boleh menggunakan alat atau suatu benda, salah materi pembelajaran senam lantai adalah guling lenting.

D. Guling Lenting

Yang dimaksud dengan berguling ke depan ialah Sikap permulaan kaki rapat, kedua tangan bertumpu pada matras selebar bahu, kedua tungkai lurus sehingga kaki dekat dengan kepala, siku dibengkokkan. Gerakan, gulingkan badan ke depan, di barengi dengan lecutan tungkai ke atas arah depan, bersama dengan itu kedua tangan menolak sehingga badan


(26)

15 melayang membuat gerakan seperti busur. Gerakan akhir, mendarat

dengan kedua kaki rapat, panggul dorong ke depan badan melenting, gerakan kepala dan lengan mengikuti gerakan badan.


(27)

16

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan, (1) Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti, (2) Tindakan menujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa, dan (3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula.


(28)

17 Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut:

a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual.

b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik. c. Dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral.

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan (0bservasi) dan tahap refleksi.

Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini:

Gambar : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993) dalam buku (Arikunto 1991:105)

Keterangan gambar di atas:

 Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.


(29)

18

 Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

 Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu tindakan.

 Refleksi

adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

 Perbaikan rencana

Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

B. Rencana Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai tiga siklus (dua kali pertemuan setiap siklusnya) kemudian di antara setiap siklusnya

penelitian merencanakan kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.

C. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 orang.


(30)

19

D. Tempat dan Waktu

1. Tempat penelitian

Di SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus. 2. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian enam minggu dan Terdapat tiga siklus (dua kali pertemuan setiap siklusnya).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997;58) dijelaskan “Alat untuk ukur instrument dalam PTK dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”

Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar guling lenting, bentuk indikatornya adalah: (1) tahap persiapan(2) tahap gerakan(3) gerakan akhir.


(31)

20 Table 1.Format Lembar Penilaian Keterampilan Gerak Dasar Guling

Lenting

Nama : ……….

Kelas : ……….

Materi : ……….

Keterangan :

1 : kurang

2 : sedang

3 : baik

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, presentase dan normatif. Tenik penilaian

No Guling Lenting Aspek Indikator 1 2 3 Skor

1 Tahap Persiapan  Sikap permulaan kaki rapat

 kedua tangan bertumpu pada matras

selebar bahu

 kedua tungkai lurus sehingga kaki dekat dengan kepala

 siku dibengkokkan

2 Tahap Gerakan  gulingkan badan ke depan

 di barengi dengan lecutan tungkai ke atas arah depan

 bersama dengan itu kedua tangan

menolak

 badan melayang membuat gerakan

seperti busur

3 Gerakan Akhir  mendarat dengan kedua kaki rapat

 panggul dorong ke depan badan

melenting

 gerakan kepala dan

 lengan mengikuti gerakan badan.


(32)

21 dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatifuntuk melihat

kwalitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:

%

100

x

n

f

P

Keterangan:

P: Presentase keberhasilan

F: Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar N: Jumlah siswa yang mengikuti tes

G. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Guling Lenting

1. Siklus Pertama

a. Rencana

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan alat-alat berupa matras yang di tumpukserta instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

3. Menyiapkan siswa untuk pembelajaran

b.Tindakan

1. Siswa dijelaskan terlebih dahulu tentang guling lenting setelah itu siswa diberi cuntoh gerakan guling lenting yang benar siswa disuruh mencoba terlebih dahulu.


(33)

22 2. Siswa melakukan gerak dasar guling lenting dengan mengunakan

matras yang di tumpuk, hal ini agar tangan yang bertumpu pada matras tidak terlalu rendah.

3. Setiap siswa melakukan gerakan secara bergantian. c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua 2. Siklus kedua

a. Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes guling lenting.

2. Menyiapkan alat dengan proses pembelajaran

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dan diperintahkan mencari pasangan untuk melakukan guling lenting.

2) Siswa melakukan gerak dasar guling lenting secara berpasangan, satu siawa melakukan guling lenting dan siswa satunya


(34)

23 3) Siswa melskukan guling lenting dengan menaruh tangannya

dengan melewati badan teman yang membungkuk. Hal ini dilakukan agar siswa dapat belajar melecutkan badannya.

4) Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan.

5) Siswa melakukan dengan benar. c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga 2. Siklus ketiga

a. Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes guling lenting.

2. Menyiapkan alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan

mengobservasi tindakan. b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dan kemudian di kelompokan dengan jumlah tiga orang

2) Salah satu siswa melakukan gerak dasar guling lenting, kedua teman yang tidak melakukan guling lenting, saling berpegangan tangan hal


(35)

24 ini digunakan untuk membantu tolakan dan lecutan teman yang

melakukan gerak dasar guling lenting, terus bergantian dan berulang ulang.

3) Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan.

4) Siswa melakukan dengan benar. c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase

keberhasilan sehingga dapat disimpulkan. d. Refleksi

1. Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes renang gaya dada dan didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.


(36)

33

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan modifikasi alat pembelajaran melalui latihan guling lenting secara

berpasangan untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan

meningkatkan gerak dasar guling lenting pada Siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Dengan modifikasi alat pembelajaran melalui latihan guling lenting melalui

bantuan dua teman untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar guling lenting pada Siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.


(37)

34

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat

dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar guling lenting.

2. Untuk siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun

Pelajaran 2012/2013 agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar guling lenting.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih

lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar guling lenting.


(38)

35

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar

Lampung.

Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta: PT. RinekaCipta.

Jubiidi Ade. 2010. Bentuk Metode Latihan Senam Artistik. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

MahendraAgus. 2001. Pembelajaran Senam. Depdiknas. Jakarta.

MahendraAgus. 2002. Pembelajaran Senam Disekolah Dasar. Depdiknas.

Jakarta.

Muhajir, 2003.Teoridan Praktik Pendidikan Jasmani. Bandung: Yudhistira.

Pamungkas. 1999. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

EYD. Surabaya: Giri Surya.

Riduwan, (2005) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan

Peneliti Pemuda.

____, 2008. Panduan UmumUniversitas Lampung. Bandar Lampung:


(39)

36


(1)

23

3) Siswa melskukan guling lenting dengan menaruh tangannya dengan melewati badan teman yang membungkuk. Hal ini dilakukan agar siswa dapat belajar melecutkan badannya. 4) Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan. 5) Siswa melakukan dengan benar.

c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga 2. Siklus ketiga

a. Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes guling lenting.

2. Menyiapkan alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran. 3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan

mengobservasi tindakan. b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dan kemudian di kelompokan dengan jumlah tiga orang

2) Salah satu siswa melakukan gerak dasar guling lenting, kedua teman yang tidak melakukan guling lenting, saling berpegangan tangan hal


(2)

3) Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan. 4) Siswa melakukan dengan benar.

c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase

keberhasilan sehingga dapat disimpulkan. d. Refleksi

1. Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes renang gaya dada dan didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.


(3)

33

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan modifikasi alat pembelajaran melalui latihan guling lenting secara berpasangan untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan

meningkatkan gerak dasar guling lenting pada Siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Dengan modifikasi alat pembelajaran melalui latihan guling lenting melalui bantuan dua teman untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar guling lenting pada Siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.


(4)

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar guling lenting.

2. Untuk siswa Kelas V SD N 1 Ulu Semong Ulu Belu Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013 agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar guling lenting.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar guling lenting.


(5)

35

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta: PT. RinekaCipta.

Jubiidi Ade. 2010. Bentuk Metode Latihan Senam Artistik. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

MahendraAgus. 2001. Pembelajaran Senam. Depdiknas. Jakarta.

MahendraAgus. 2002. Pembelajaran Senam Disekolah Dasar. Depdiknas. Jakarta.

Muhajir, 2003.Teoridan Praktik Pendidikan Jasmani. Bandung: Yudhistira. Pamungkas. 1999. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

EYD. Surabaya: Giri Surya.

Riduwan, (2005) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan Peneliti Pemuda.

____, 2008. Panduan UmumUniversitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUKARAME TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 47

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR ROLL BELAKANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS III SD N GEDUNG HARAPAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 18 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR ROLL BELAKANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS III SD N GEDUNG HARAPAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N 2 MARGODADI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 38

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N SUMBER JAYA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 36

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N SUMBER JAYA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 38

ENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR ROLL BELAKANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KUTA DALOM PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 18 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N SUKOWANGI PRINGSEWU

1 8 40

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N 1 ULU SEMONG ULU BELU TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 39

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 6 PENENGAHAN TANJUNG KARANG PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 10 42