UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 6 PENENGAHAN TANJUNG KARANG PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

(2)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU

PADA SISWA KELAS IV SDN 6 PENENGAHAN TANJUNG KARANG PUSAT

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

OLEH EDY SUPARNI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan sikap dalam melakukan gerak dasar roll depan dengan menggunakan alat bantu pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Penenghan Tanjung Karang Pusat.

Adapun Jenis penelitian yang Penulis gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 6 Penengahan Tanjung karang Pusat. Yang berjumlah 28 siswa, dengan perincian 15 laki-laki dan 13 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data yang Penulis lakukan adalah, melalui observasi dengan menggunakan instrumen Penilaian tes keterampilan gerak dasar roll depan (forward roll)

Dari hasil penelitian yang Penulis lakukan menunjukkan bahwa setiap siklus perlu adanya perbaikan hasil belajar dari gerak dasar roll depan, dan bila dilihat dari KKM pada tes awal diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar sebesar 18,18%, pada siklus kesatu diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 45,45%, ternyata dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan secara signifikan dan pada siklus kedua diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 73,73%, berdasarkan nilai rerata untuk meningkatkan hasil pembelajaran harus diberi perlakuan yang sesuai dengan metode yang telah ditetapkan. Hasil peningkatan > 50% itu artinya hasil pembelajaran gerak dasar roll depan dengan alat bantu yang digunakan menunjukan telah terjadi peningkatan.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pembelajaran gerak dasar roll depan pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Penengahan Tanjung Karang Pusat sangat efektif setelah menggunakan alat bantu berupa matras teman sendiri.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 4

C. Batasan Masalah ……… . 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Ruang Lingkup ………. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... A. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 7

B. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 8

C. Fungsi Pendidikan Jasmani ... 9

D. Peran Pendidikan Jasmani di sekolah ... 11

E. Ruang Lingkup ... 12

F. Proses Belajar Mengajar ... 13

G. Pengertian Senam ... 14

H. Macam-Macam Senam... 15

I. Latihan Senam Lantai ... 17

J. Hipotesis ... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN……… A. Jenis Penelitian ... 20

B. Rancangan Penelititan ... 21

C. Subyek Penelitian………. 22

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 23

E. Pelaksanaan Penelitian ... 23

F. Proses Pembelajaran Roll Depan ... 24

G. InstrumenPenelitian ... 27

H. Teknik Pengumpulan Data ... 27


(7)

B. Pembahasan ... 31

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan dan Saran ... 34

B. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan latihan, jasmani adalah tubuh atau badan (fisik). Namun yang dimaksud jasmani di sini bukan hanya badan saja tetapi keseluruhan (manusia seutuhnya), karena antara jasmani dan rohani tidak dapat dipisah-pisahkan. Jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan yang utuh yang selalu berhubungan dan selalu saling berpengaruh. Pengertian Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.

Pengertian olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal. Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita

hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial* ekonomi, kultural dan sebagainya. Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.


(9)

Di negara - negara yang baru berkembang pendidikan jasmani merupakan hal yang sangat penting, karena baik tidaknya hasil pendidikan tersebut akan berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa dan negara. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, saat ini sedang giat-giatnya membangun di segala bidang, termasuk di dalamnya bidang pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara terdesentralisasi, Artinya, bahwa pemerinntah daerah bisa melakukan kebijakan tentang pengelolaan penyeleng-garaan pendidikan di daerah. Sedangkan pada era globalisasi seperti sekarang ini, penyelenggaraan pendidikan dituntut secara demokratis dan akuntabel untuk meningkatkan kuallitas pendidikan nasional, sehingga pada gilirannya para lulusan (outcome) dapat bersaing dengan lulusan dari negara maju.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka ditempuh melalui berbagai upaya, salah satunya melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat adalam kurikulum di sekolah, mulai tingkat sekolah dasar, sekolah menengah sampai perguruan tinggi. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah "membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani". Pada akhirnya, diharapkan terbentuknya watak serta peradaban bangsa yang bermar-tabat yang dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada


(10)

Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat kreatif dan mandiri sehingga menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan Jasmani siswa SD perlu dibekali dengan bermacam-macam kegiatan flsik yang dikelom-pokan ke dalam jenis kegiatan pokok dan pilihan. Pilhan pokok terdiri dari; Atletik, Senam, dan Pencak Silat. Sementara kegiatan pilihan terdiri dari ; Renang, Bulu Tangkis, Tenis Meja, Sepak Bola dan

permainan tradisional. Namun dalam prakteknya, penentuan tugas gerak suatu cabang olahraga dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih menjadi persoalan bagi anak. Hal ini menyebabkan materi yang diajarkan oleh guru berintikan teknik-teknik baku yang tidak sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan belajar anak.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, guru harus berusaha untuk mencari dan mencoba berbagai metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan anak seperti yang dikatakan Lutan (1993 : 3).

"Berhubungan dengan tingkat kesiapan belajar anak, maka perjenjangan tugas gerak yang selaras dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan tuntutan yang mendesak ditinjau dari kebutuhan pebingkatan layanan pendidikan dasar".

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dengan melakukan pentahapan tugas gerak yang selaras dengan kematangan anak, proses pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih efektif dan keselamatan anak terjamin. Di sisi lain, penentuan model untuk mengajarkan suatu tugas gerak harus disesuaikan kompleks atau sederhananya tugas gerak tersebut.


(11)

Dari berbagai bentuk dan macam kegiatan pendidikan jasmani serta sesuai kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), mata pelajaran yang diajarkan bagi siswa di Sekolah Dasar (SD) adalah senam lantai. Salah satu bentuk atau jenis kegiatan gerak dasar roll depan. Roll Depan merupakan sikap jongkok kemudian

membungkuk dan kedua tangan bersama-sama, diletakan di matras./pada lantai. Dalam melakukan sikaproll depan, kekuatan otot tangan berfungsi untuk menahan kedua tungkai dan badan sedangkan kedua tangan menopanguntuk memudahkan berguling.

Di SDN 6 Penengahan, beberapa tugas gerak dalam materi senam lantai masih menjadi tugas gerak yang kompleks bagi anak, sehingga siswa sulit untuk melakukannya, kecuali melakukan sikap roll depan. Bila dianalisis lebih jauh mengenai karakteristik gerak dasar roll depan memang kelihatannya mudah untuk dilakukan bagi siswa SD, termasuk kelas rendah (kelas 1,2 dan 3), namun pada kenyataannya masih terdapat siswa yang tidak bisa melakukannya dengan baik. Karena itu, penulis memberikan pembelajaran roll depan dengan menggunakan alat bantu untuk memudahkan belajar gerak dasar tersebut

D. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada umumya siswa merasa kesulitan melakukan gerakan seperti sikap lilin, terutama pad saat kaki bertahan lurus ke atas

2. Siswa kurang antusias bila harus melakukan sendiri setelah melihat peragaan kawan maupun guru.


(12)

3. Pada umumya siswa masih belum bisa mengkoordinasikan gerakan secara langsung

4. Banyaknya siswa kurang berani melakukan gerak dasar sikap lilin E. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah penelitian sebagai berikut :"Apakah dengan menggunakan alat bantu dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 6 Penenghan Tanjung Karang Pusat akan menjadi lebih baik ?

A. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan gerak dasar senam lantai yakni roll depan dengan menggunakan alat bantu.

2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran roll depan dengan menggunakan alat bantu.

3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar senam lantai yakni roll depan setelah diberikan alat bantu.

B. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi:

1. Bagi siswa

Sebagai perbandingan untuk meningkatkan latihan belajar gerak dasar senam lantai yakni sikap lilin setelah diberikan alat bantu secara benar.


(13)

2. Bagi guru penjas

Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan latihan belajar gerak dasar senam lantai yakni roll depan dengan diberikan alat bantu secara benar di sekolah juga untuk memperbaiki metode pembelajaran Pendidikan

Jasmani khususnya SDN 6 Penengahan 3. Bagi Program Studi

Sebagai kontribusi untuk perbendaharaan dalam metode mengajarkan ketrampilan senam lantai yakni roll depan.

4. Bagi FKIP

Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk mata kuliah terutama bekal persiapan PPL di sekolah

J. Ruang Lingkup Penelitian

Objek Penelitian : Memberikan Peningkatan Keterampilan gerak Dasar roll depan dalam Pembelajaran Senam Lantai Subjek Penelitian : Siswa Kelas V SD Negeri 6 Penenghan Tanjung Karang Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013

Tempat Penelitian : Lapangan SD Negeri 6 Penenghan Tanjung Karang Pusat


(14)

II . TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan " Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dllakukannya". Sedangkan menurut Ahmadi (2004 : 128) mengemukakan: "Menurut pengertian secara psikologi,belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan Imgkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya". Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan sustu proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik,yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masyarakat. Menurut Sadiman AM. dalam bukunya interaksi dan motivasi belajar mengajar (1987 : 98), mendefinisikan tentang aktifitas adalah kegiatan dilakukan manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh mermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organism yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat


(15)

mengembangkan bakat dan potensinya. Keadaan ini siswa yang beraktivitas berbuat dan harus aktif sendiri.

B. Tujuan Belajar

Menurut Peter Kline dalam Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, (2002 : 22), belajar akan efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkan (fun and enjoy, maka perlu diciptakan suasana dan sistim (kondisi) belajar yang kondusif, di samping faktor lain yang akan menentukan basil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengajar/pendidik. Oleh sebab itu, mengajar yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan sistem lingkungan, harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang fun and enjoy.

Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu antara lain tujuan pembelajaran, bahan kajian yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode pembelajaran, serta alat bantu pembelajaran yang dipilih. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang utuh dan komplek. Masing-masing profil system lingkungan belajar diperuntukan untuk tujuan-tujuan yang dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu hams diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula. Dari uraian diatas secara umum, tujuan belajar itu ada 3 jenis yaitu:


(16)

1. Untuk Mendapatkan Pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Ilmu Pengetahuan dan Kemampuan berpikir adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapatmengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah mempunyai kecenderungan lebih besar

perkembangannya didalam kegiatan belajar, dalam hal ini peran guru sebagai pengajar lebih menonjol. Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk kepentingan itu pada umumnya dengan model kuliah (presentasi), pemberian tugas-tugas bacaan dengan cara

demikian anak didik akan diberikan pengetahuan sehingga akan

menambah pengetahuan dan sekatigus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuan. 2. Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman Konsep dan merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua: (1) Keterampilan

Jasmani dan (2) Keterampilan Rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak anggota tubuh seseorang yang sedang belajar termasuk dalam hal ini masalah-masalah teknik dan pengulangan. Sedangkan

keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya. Tetapi lebih abstrak, menyangkut soal penghayatan dan


(17)

keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi semata-mata bukan soal pengulangan, tetapi mencari jawaban yang cepat dan tepat. Keterampilan ini memang dapat dididik yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Misalnya dengan cara mengungkapkan perasaan melalui tulisan bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan atau menuruti kaidah tertentu dan bukan semata-mata menghapal atau meniru cara berinteraksi dengan metode Role Playing.

3. Pembentukan Sikap

Dalam menumbuhkan sikap dan mental, prilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan

berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua prilakunya oleh para siswanya. Dalam proses observasi mungkin juga menirukan itu diharapkan terjadi proses internalisasi sehingga menumbuhkan proses penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan. C. Teori Belajar

Seorang guru perlu mengetahui teori belajar sehingga dapat

mempertahankan bagaimana seharusnya siswa belajar. Adapun teori yang perlu diketahui antara lain Teori Conditioning dan Teori Conectionism.


(18)

Menurut Pavlov (1990 :1), teori Conditioning menekankan bahwa proses belajar mengajar diperoleh dari hasil latihan atau kebiasaan mereaksi terhadap syaraf atau rangsangan tertentu yang dialami dalam kehidupan. pengertian belajar menurut teori ini adalah perabahan yang terjadi karena syarat-syarat (conditioning) yang kemudian menimbulkan reaksi (respori). Adapun kelemahan teori ini adalah menganggap bahwa belajar hanya disebabkan oleh latihan atau kebiasaan tanpa menghiraukan peranan pribdi dalam memilih dan juga menentukan perbuatan dan reaksi yang akan dilakukan. Belajar merupakan proses aktif untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia yang bersangkutan. Menurut Oemar Hamalik (2003:328), belajar adalah suatu

proses dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungan. Menurut Gagne (dalam Hidayat dkk 1990:2), Belajar adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap

(episode). Episode tersebut terdiri dari informasi, transformasi, dan evaluasi. Informasi menyangkut materi yang akan diajarkan, transformasi berkenaan dengan proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh pembelajar dan pengajar.

D. Pengertian Mengajar

Pengertian mengajar menurut Hustarda dan Saputra (2002:2) "Mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Guru berperan tidak


(19)

hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar merupakan upaya yang disengaja, maka guru harus lebih dahulu mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa".

Upaya yang guru lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah di rumuskan dapat dicapai. Oleh karena itu, disamping guru harus

menguasai materi pelajarannya guru juga dituntut memiliki kesabaran dan kecintaan dalam memahami dan mengelola proses pembelajaran,

hal inilah yang menjadi kata kunci suksesnya proses belajar mengajar di sekolah.

E. Pendekatan Dalam Pembelajaran

Menurut Tim Dikdatik Metodik Kurikulum Depdikbud (1995:1), pembelajaran berarti perbuatan atau aktivitas yang menyebabkan timbulnya

kegiatan atau kecakapan baru pada orang lain. Sedangkan Sudjana (1989:7) memberikan batasan pembelajaran sebagai berikut: "Kegiatan pembelajaran adalah pelaksanaan proses belajar mengajar, yakni suatu proses penterjemahan dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada para siswa melalui interaksi belajar mengajar di sekolahan".

Definisi lain dari Roeestiyah (1986:41) : "Pembelajaran adalah (1) transfer ( pengetahuan kepada siswa, (2) mengajar siswa bagaimana


(20)

(3) hubungan interaksi antara guru dan siswa, (4) proses interaksi siswa dengan siswa dan konsultasi guru". Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas dalam menyampaikan program pembelajaran pada sejumlah siswa sehingga terjadi interaksi dua arah, yaitu guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

F. Hakikat Belajar Keterampilan Motorik

Pendidikan jasmani adalah dari "physical education" merupakan bagian integral dari system pendidikan yang tidak dapat diptsahkan dari program pendidikan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang

dilakukan

secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh/meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai-nilai dan sikap positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (Syaripudin, Mahadi, 1993:4) dan Rijsdorop (1971), mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam bidang gerak dan kebugaran. Tujuan pendidikan jasmani adalah membantu siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap positif, dan


(21)

(1) memacu pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis; (2) mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dan cabang olahraga; (3) mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental; (4) mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan cabang-cabang olahraga; (5) mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari; (6) menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang. (Syarifuddin, Mahadi, 1993:4). Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melaluai penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain dan atau olahraga yang direncanakan secara sistematis, dengan memperhatikan pertumbuhan dan

perkembangan guna merangsang perkembangan fisik, keterampilan berfikir, emosional, social, dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu di arahkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat. Salah satu dari tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan tua. Merupakan proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk


(22)

mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari keterampilan yang lebih tinggi dalam hal mi mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga.

Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak manusia ,prestasi yang optimal yang akan diperoleh dari bentuk-bentuk gerakan yang terdapat aktivitas senam lantai yaitu kayang adalah akibat dari pendidikan jasmani.

G. Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu pembelajaran merupakan fasilitas yang penting dalam sekolah karena bermanfaat untuk meingkatkan perhatian anak, dengan alat bantu anak diajak secara aktif untuk memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru. Suatu hal yang harus diingat walaupun fasilitas alat bantu yang dimiliki oleh sekolah kurang memadai, tetapi penggunaan alat bantu itu diikuti dengan metode anak aktif sehungga efektifitas pengajaran akan semakin baik. Alat bantu mengajar adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar.

H. Alat bantu Pembelajaran Visual Diam

Alat bantu visual diam mempunuyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual, tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun ( gerak. Alat bantu visual dalam konsep pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda dan alat-alat lainnya yang memberikan pengalaman visual itu. Menurut Sujana dan Ahmad Rivai (1989 : 57) bertujuan untuk:


(23)

"Memperkenalkan, bentuk, memperkaya serta memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak kepada siswa.

1. Mengembangkan sikap- sikap yang dikehendaki. 2. Mendorong kegiatan belajar siswa lebih lanjut'.

Jelas bahwa penggunaan alat bantu (alat bantu) selain dapat memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak juga dapat meningkatkan,

memperkaya, membentuk, kecakapan kepada siswa itu sendiri. Alat bantu (alat bantu) visual diam yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat bantu berupa bangku/kursi panjang,gallon air mineral,dan dinding. Keuntungan dari alat bantu ini adalah hemat biaya, mudah dalam pemakaiannya (praktis) serta memudahkan guru ubtuk

mengevaluasi gerakan yang digunakan dala senam. Dan dengan cara ini akan memotivasi anak untuk kayang dan mempraktekkan cara yang sedang diajarkan.

I. Roll Depan

Senam mulai dikenal diindonesia pada tahun 1912, ketika senam pertama kali masuk ke Indonesia pada jamn penjajahan belanda. Masuknya olahraga senam ini bersama dengan ditetapkannya pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib disekolah. Dengan sendirinya senam sebagai

bagian dari penjaskes juga diajarkan disekolah, senam terdiri menjadi 3 (tiga) bagian,yaitu; senam artistik, senam rytmik, dan senam aerobik. Salah satunya adalah senam artistik. Dimana gerakan-gerakan pada senam tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan irama yang tepat, sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman,


(24)

efisien, dan efektif. Dalam cabang olahraga senam,khususnya senam artistik terdapat beberapa gerakan, salah satunya gerakan senam lantai yaitu kayang

Cara melakukan gerakan Roll depan:

 Lakukan sikap kayang dengan tidur terlentang

 Siapkan tanganmu untuk mengangkat tubuh dalam posisi kedua tangan berada di sisi telinga

 Tolakan kedua tangan dan kakimu hingga tubuhmu terangkat keatas  Pertahankan posisi hingga 5 detik kemudian kembali keposisi awal

J. Kerangka Pikir

Anggapan dasar atau Postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat meramuskan postulat yang berbeda-beda. Seorang penyidik mungkin meragu-ragu sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti haras diramuskan secara jelas.


(25)

K. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannyadalam penyelidikan ilmiah, karena merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang haras dicari pemecahanya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Dengan modiflkasi alat dapat meningkatkan gerak dasar kayang pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kutoarjo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran


(26)

(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SIKAP LILIN DENGAN MENGGUNAKAN KEKUATAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS III SDN 2 SEGALAMIDER TANJUNG KARANG BARAT BANDAR LAMPUNG

4 24 42

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR HAND STAND MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 TANJUNG GADING BANDAR LAMPUNG

0 12 49

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N SUMBER JAYA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 36

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N SUMBER JAYA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 38

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 HADUYANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 55

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

0 12 51

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

0 12 51

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 53

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING LENTING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N 1 ULU SEMONG ULU BELU TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 39

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 6 PENENGAHAN TANJUNG KARANG PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 10 42