TINJAUAN HISTORIS TENTANG PENGARUH KONDISI POLITIK DAN EKONOMI TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA DALAM USAHA MENUMBUHKAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN 1920-1942

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.
Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain,
karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan
alam yang banyak.
Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari
dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ancaman dan gangguan dari
dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang
Cahyo Budi Utomo.1995:30).

Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk
tegaknya negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang
dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan
dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi dalam menciptakan suasana
damai. Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman
yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia
mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda

dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.
Jauh sebelum bangsa ini merdeka, pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama,

2

Serikat Dagang Islam dibentuk dan kemudian diikuti pada tahun 1908 oleh
gerakan nasionalis berikutnya, Budi Utomo. Mulai tumbuhnya organisasi yang
bersifat kebangsaan seperti Budi Utomo ini lah yang kemudian menjadi tonggak
awal tumbuhnya masa pergerakan nasional.
Pergerakan kebangsaan Indonesia sebagai fenomena historis merupakan hasil dari
berbagai faktor seperti politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan dengan semua
interelasinya (Sartono Kartodirdjo.1967:78). Nasionalisme Indonesia lahir sebagai
reaksi terhadap kolonialisme Eropa. Karena di dalam Kolonialisme tersebut
terkandung dimensi-dimensi dominasi politik, eksploitasi ekonomi, dan penetrasi
kultural.
Nasionalisme Indonesia memiliki tiga dimensi dalam rangka
menumbangkan dominasi politik colonial. Tiga dimensi itu dimaksudkan
untuk membangun suatu masyarakat yang berkeadilan sosial dan
menghentikan penetrasi cultural untuk menghidupkan kembali
kepribadian bangsa ini. (Ruslan Abdulgani, dalam Cahyo Budi

Utomo.1995:29)
Dengan

demikian

maka

nasionalisme

Indonesia

berhubungan

dengan

nasionalisme yang ada di Asia. Timbulnya nasionalisme ini dikarenakan adanya
faktor kemenangan Jepang melawan Rusia ditahun 1905, Suhartono dalam
bukunya memperkuat alasan tersebut sebagai berikut.
sementara itu lahirnya BU (Budi Utomo) banyak dihubungkan dengan
tahun 1904-1905, dan akibat perkembangan politik etis. Dari alasanalasan di atas tidak satupun yang dapat dikatakan tepat. Akan tetapi lebih

penting yang telah diperhatikan ialah kombinasi munculnya elite baru
sebagai produk politik etis dan ilham dari luar negeri bahwa kekuatan
asing (penjajah) dapat dilawan dan supermasi bangsa barat dapat
dilkalahkan. Selai itu , yang berhubungan dengan kehidupan penduduk
da
(Suhartono dalam http//blog sejarah
pergerakan nasional .html//20.09.2011)

3

Pergerakan kebangsaan indonesia bergerak dalam tiga bidang, yakni di lapangan
politik, (ingin menumbangkan dominasi politik), di lapangan sosial ekonomi
(ingin menghentikan eksploitasi ekonomi) dan di lapangan kultural (ingin
menumbuhkan, memperkuat, dan mengembangkan budaya sendiri).
Lahirnya organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia
merupakan reaksi logis dan realistis sebagai antitesis terhadap eksistensi
kolonialisme dengan segala manifestasinya. Sebagai bentuk antitesis
(reaktif), maka konsep-konsep dan aktivitas perjuangannya akan pararel
dengan praktek-praktek kolonialisme dalam berbagai dimensinya.
Artinya, jika kolonialisme dalam praktenya itu bergerak dalam tiga

lapangan, yakni di lapangan politik (dominasi politik), di lapangan sosial
ekonomi (eksploitasi ekonomi) dan di lapangan kultural (penetrasi
kultural). (Mochammad Zikky. Memahami sejarah dalam blog
http//memahami sejarah Indonesia.html.2006:57)
Jadi jelaslah sudah disini bahwa dalam pertumbuhan dan perkembangannya,
pergerakan nasional indonesia dan praktek-praktek kolonialisme Belanda kait
mengkait dan antara keduanya saling mempengaruhi secara timbal balik. Dengan
konsep semacam itu, segi-segi utama perkembangan pergerakan kebangsaan
indonesia dapat dipelajari, seperti kekuasaan kolonial yang menindas pergerakan
kebangsaan dan pergerakan kebangsaan yang menentang kolonialisme.
Di dalam tiga lapangan utama seperti tersebut diatas keperibadian bangsa
Indonesia hendak dihancurkan oleh penjajah. Akibat praktek-praktek kolonialisme
itu bangsa Indonesia tidak hanya kehilangan kemerdekaan politiknya karena
adanya dominasi politik asing dan tidak hanya menderita dalam lapangan sosial
ekonominya

berupa

timbulnya


pengkotakan-pengkotakan

masyarakat,

kemelaratan dan kesengsaraan karena adanya stratifikasi berdasarkan garis warna,
dan adanya berbagai bentuk eksploitasi bahkan drainege ekonomi kolonial tetapi
terbongkarnya juga beberapa akar kebudayaan akibat penetrasi budaya.

4

Belanda mulai merasakan perlawanan yang nyata dari bangsa ini ketika masa
pergerakan nasional telah tiba. Tumbuhnya sejumlah organisasi pemuda yang
terlah bersifat nasional juga menjadi hambatan tersendiri bagi Bangsa Belanda. Di
sejumlah daerah pemuda menciptakan organisasi-organisasi yang tujuannya
adalah untuk melawan setiap bentuk penjajahan yang ada. Dimulai dengan Budi
Utomo, sejumlah organisasi pemuda juga didirikan.
Organisasi-organisasi ini memang tidak bergerak secara nyata di bidang politik
dan melakukan perlawanan secara terang-terangan. Perlawanan dilakukan secara
semnbunyi-sembunyi untuk menghindari penjajah Belanda. Sebagian besar
organisasi pemuda ini dalam kenyataanya sering menyebutkan bidang sosial dan

pendidikan sebagai tujuan dari dibentuknya organisasi, namun sebenarnya mereka
melakukan gerakan dibidang politik dalam upaya mewujutkan kemerdekaan yang
telah lama menjadi impian para pemuda.
Di bidang ekonomi sejumlah hal dan kebijakan tidak terlalu banyak dilakukan
oleh para pemuda seperti yang dilakukan mereka di bidang politik. Dibidang
ekonomi sebagian kegiatan muncul sebagai akibat dari didirikannya sejumlah
organisasi ekonomi dan perdagangan seperti Serekat Dagang Islam yang banyak
membantu rakyat yang kelaparan dan hidup dalam kesengsaraan. Bidang ekonomi
juga masih banyak di kendalikan oleh Belanda sebagai pengatur kebijakan
Secara garis besar kondisi politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa
Pergerakan Nasional cukup berpengaruh bagi langkah perjuangan bagi para
pemuda di masa itu. Dengan semakin kondusifnya bidang politik dan ekonomi
maka gerak perjuangan para pemuda semakin mudah dalam menyusun rencana-

5

rencan yang nantinya sangat bermanfaat bagi usaha mewujutkan kemerdekaan.
Semua penjelasan tersebut tentu saja menggambarkan bagaimana pengaruh yang
sangat kuat dari berbagai bidang terhadap Pergerakan Nasional Indonesia. Ada
semacam pengaruh dan akibat terhadap setiap sendi kehidupan bangsa, mulai dari

bidang politik sebagai bidang yang bersentuhan erat dengan massa ini sampai
pada bidang ekonomi sebagai faktor pendorong munculnya pergerakan ini.
Melihat cukup pentingnya untuk mengkaji tentang pengaruh dari bidang politik
dan ekonomi terhadap pergerakan nasional dalam usaha menumbuhkan ketahanan
nasional tahun 1920-1942 maka penulis merasa perlu melakukan kajian lebih
dalam terhadap permasalahan ini.

B. Analisis Masalah
B.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah yang dapat di
ambil yaitu :
1) Kehidupan Bangsa Indonesia pada awal penjajahan Belanda sangat
memprihantinkan
2) Pergerakan Nasional Indonesia tahun 1908 membakar semangat
perjuangan Bangsa Indonesia yang ditandai dengan terbentuknya
sejumlah organisasi kebangsaan
3) Terjadi perubahan pada beberapa bidang seperti ekonomi, politik dan
sosial budaya pada masa Pergerakan Nasional.

6


4) Kondisi Politik Bangsa Indonesia tahun 1920-1942 berpengaruh pada
Pergerakan Nasional dalam usaha menumbuhkan Ketahananan
Nasional
5) Kondisi Ekonomi Bangsa Indonesia tahun 1920-1942 berpengaruh
pada Pergerakan Nasional dalam usaha menumbuhkan Ketahananan
Nasional
B.2. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini memiliki obyek yang jelas maka di perlukan adanya
pembatasan masalah. Dalam penelitian ini pembahasan penulis terbatas pada
Kondisi politik Bangsa Indonesia tahun 1920-1942 berpengaruh pada pergerakan
nasional dalam usaha menumbuhkan ketahananan nasional dan kondisi Ekonomi
Bangsa Indonesia tahun 1920-1942 berpengaruh pada pergerakan nasional dalam
usaha menumbuhkan ketahananan nasional
B.3. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas kembali inti permasalahan yang akan diteliti maka diperlukan
suatu rumusan masalah. Melalui rumusan masalah ini diharapkan akan lebih
mudah dalam memahami dan menyusun penelitian kepada tahap-tahap
selanjutnya. Berangkat dari deskripsi latar belakang masalah, identifikasi masalah
dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimanakah kondisi politik Bangsa Indonesia dan kondisi ekonomi Bangsa
Indonesia terhadap Pergerakan Nasional dalam usaha menumbuhkan Ketahanan
Nasional tahun 1920-1942 ?
C. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian

7

C.1. Tujuan Penelitian
Agar penelitian memiliki arah yang jelas, maka setiap penelitian tentunya harus
memiliki tujuan, yakni hasil akhir yang hendak dicapai dari suatu penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui tentang pengaruh kondisi politik dan ekonomi terhadap
Pergerakan Nasional Indonesia dalam upaya meningkatkan Ketahanan
Nasional tahun 1920-1942
2) Mencari informasi, mengkaji dan menelaah lebih lanjut tentang pengaruh
kondisi politik dan ekonomi terhadap Pergerakan Nasional Indonesia
dalam upaya meningkatkan Ketahanan Nasional tahun 1920-1942
C.2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka kegunaan dari

penelitian ini adalah :
1. Dapat memberikan pengetahuan serta wawasan khususnya dalam bidang
kesejarahan yakni mengenai masa pergerakan nasional indonesia
2. Dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana pengaruh dari
kondisi politik dan ekonomi terhadap Pergerakan Nasional Indonesia.
3. Sebagai suplemen materi pada mata kuliah Sejarah Nasional Indonesia
sampai Abad 19, yaitu pembahasan masa pergerakan nasional
4. Sumbangan pemikiran dalam mencari solusi terhadap masalah-masalah
yang sama (misalnya: kebijakan ekonomi Indonesia pada masa
demokrasi terpimpin)

8

C.3. Ruang Lingkup Penelitian
1) Subjek Penelitian

: Pergerakan Nasional Indonesia

2) Objek Penelitian


: Pengaruh kondisi politik dan ekonomi

3) Tempat Penelitian

: 1. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah
2. Perpustakaan Universitas Lampung
3. Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung

4) Waktu Penelitian

: Oktober 2011-Oktober 2012

5) Bidang Ilmu

: Sejarah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
A.1. Konsep Tinjauan Historis
Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan
historis. Kata tinjauan

tinjau yang memiliki arti melihat,

menjenguk, memeriksa dan meneliti un

.

(Kamisa.1997:554). Historis berasal dari bahasa Latin istoria yang memiliki arti
(Alberdian. Arti Kata Sejarah. dalam
http//blogspot.com//html /2010/08/arti kata sejarah). Kemudian kata istoria dalam
pengkajian terhadap segala sesuatu
(Alberdian Arti Kata Sejarah
dalam http//blogspot.com/html/2010/08/arti kata sejarah)
Pada perkembangan selanjutnya kata Istoria juga diadopsi oleh bahasa Inggris
dengan perubahan fonem menjadi history atau historis yang dipergunakan sebagai

(Alberdian.http//blogspot.com/html/2010/08/arti kata
sejarah). Dalam bahasa Indonesia kata historis dikenal dengan istilah sejarah.
historis atau sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari
keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan

10

penelitian serta studi yang kritis untuk mencari

(M.Nazir.Berbagai

http://www.edukasi.net//html /02-8-2011)
Pendapat lain mengatakan bahwa :
Sejarah ialah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki
secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta
kemanusiaan dimasa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya
dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh penelitian
dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan perbendaharaan
pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah
program masa depan. (Purwantana, Beberapa Konsep Sejarah. dimuat
dalam http://www.edukasi.net//html//02-9-2011)
Menurut J.V. Brice

ejarah adalah catatan-catatan dari apa yang telah dipikirkan
(www.tripood.com/html/24-09-2011) Sedangkan

menurut R.G. Collengwood,
penyiasatan tentang perkara-perkara yang telah dilakukan oleh manusia pada masa
(www.tripood.com//html24-09-2011)
Sementara itu, sejarah juga diartikan sebagai gambaran masa lalu
kehidupan manusia dan seputarnya meliputi lingkungannya yang disusun
secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan
tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan pemahaman
tentang apa yang terjadi. (Ipsa.definisi Sejarah menurut Sidi Gazalba,
termuat dalam http://www.wordpress.com//html///2010/08/02)
Berdasarkan beberapa konsep di atas, maka sejarah adalah satu ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau yang dilakukan manusia dan ditulis
secara kritis dan sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk menentukan
kebijakan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian
dapat disimpulkan pula bahwa tinjauan historis memiliki pengertian sebagai suatu
bentuk penyelidikan ataupun penelitian terhadap gejala peristiwa masa lampau
manusia baik individu maupun kelompok beserta lingkungannya yang ditulis

11

secara ilmiah, kritis dan sistematis meliputi urutan fakta dan masa kejadian
peristiwa yang telah berlalu itu (kronologis), dengan tafsiran dan penjelasan yang
mendukung serta memberi pengertian terhadap gejala peristiwa tersebut.
Dalam mempelajari sejarah, ada beberapa manfaat dan kegunaannya. Menurut
Nugroho Notosusanto, kegunaan sejarah ada tiga yaitu:
1. Memberi pelajaran (edukatif), bahwa kita dapat belajar dari
pengalaman-pengalaman dimasa lampau yang dapat dijadikan
pelajaran sehingga hal-hal yang buruk dapat dihindari.
2. Memberi ilham (inspiratif), bahwa tindakan kepahlawanan dan
peristiwa-peristiwa dimasa lampau dapat mengilhami kita semua pada
taraf perjuangan sekarang. Peristiwa-peristiwa yang benar akan
memberi ilhha.
3. Memberi kesenangan (rekreatif), bahwa kita bisa terpesona oleh kisah
yang baik, sebagaimana kita bisa terpesona oleh sebuah roman yang
bagus dengan sedihnya kita berhasil mengangkat seni. (Nugroho
Notosusanto.1964:17)
Selanjutnya Nugroho Susanto mengemukakan bahwa

mempelajari sejarah

supaya kita bijaksana terlebih dahulu dalam bertindak untuk berbuat sesuatu

(Nugroho Notosusanto.1964:17)
Berdasarkan beberapa konsep sejarah di atas, perlu dikemukakan juga bahwa
manfaat mempelajari sejarah adalah agar dapat diketahui peristiwa masa lampau
yang dilakukan manusia yang menjadi inspirasi dan pedoman untuk melakukan
tindakan yang bijaksana pada masa sekarang dan yang akan datang.
A.2. Konsep Politik dan Ekonomi

12

Politik berasal dari kata politics dan atau policy yang berarti kekuasaan
(pemerintahan) atau kebijaksanaan. (http//.wikipedia.org/wiki/politik/html//2-92011) Dalam kamus besar bahasa Indonesia politik diartikan sebagai :
1) Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan seperti
sistem pemerintahan dan dasar pemerintahan
2) Segala urusan dan tindakan (kebijakan,siasat) mengenai
pemerintahan Negara atau terhadap Negara lain
3) Cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah
atau kebijaksanaan.(Definisi politik menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia. dalam http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbihtml/2-9-2011)
Politik di Indonesia sendiri terdiri dari dua hal yaitu :
1. Politik Dalam Negeri yaitu ;
Kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong
partisipasi masyarakat dalam satu system yang unsur-unsurnya:
a) StrukturPolitik yaitu :
Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan
masyarakat dan sekaligus wadah dalam menjaring/pengkaderan
pimpinan nasional
b) Proses Politik yaitu:
Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai
kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat
nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang
akhirnya terselenggara pemilu.
c) Budaya Politik yaitu :
Pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang
dilakukan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik
dan kegiatan politik sesuai dengan disiplinnasional.
d) Komunikasi Politik yaitu ;
Hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik rakyat sebagai
sumber aspirasi maupun sumber pimpinan-pimpinan nasional

2. Politik Luar Negeri yaitu :
Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam
pergaulan antar bangsa.
a) Landasan Politik Luar Negeri Indonesia yaitu:
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti

13

penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan
keadilan.
b) Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.
Bebas yaitu Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan
yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Aktif yaitu Indonesia dalam percayuran internasional tidak
bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas
dasar cita-citanya .(http://www.edukasi.net/html/Beberapa
Konsep Politik//Purwantara////02-09-2011)
Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud dengan politik yaitu sebuah kebijakan
yang

berkaitan

dengan

ketatanegaraan

atau

kenegaraan

seperti

sistem

pemerintahan dan dasar pemerintah untuk menyelesaikan segala urusan dan
tindakan mengenai pemerintahan. Sedangkan yang dimaksud dengan konsep
e

pengetahuan mengenai asas-asas penghasilan produksi,

distribusi, pemasaran dan pemakaian barang atau jasa serta kekayaan .
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi.//html2-9-2011).
Menurut P. Todaro mengatakan bahwa yang di maksud dengan ekonomi adalah :
Ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu sosial yang berhubungan dengan
orang dan sistem sosial, dengan sistem itu ekonomi mengatur segala
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pokok (makanan,pakaian dan
perumahan) dan kebutuhan-kebutuhan yang non materi (pendidikan,
pengetahuan dan kebutuhan-kebutuhan lain. (P. Todaro.1983:38)

Perekonomian juga dapat dijelaskan sebagai :
1. Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan bagi masyarakat meliputi: produksi, distribusi, dan
konsumsi barang-barang jasa
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara
individu maupun kelompok, serta cara-cara yang dilakukan dalam

14

kehidupan
bermasyarakat
untuk
memenuhi
(http//.wikipedia.org/wiki/ekonomi/html// 2-9-2011)

kebutuhan.

Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak
terhadap

kehidupan

perekonomian

negara

yang

bersangkutan.

Sistem

perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka
terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis
dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap
pengaruh-pengaruh dari luar. Bangsa Indonesia sendiri menjadikan UUD 45
sebagai landasan perekonomian Indonesia yaitu pada Pasal 33 UUD 45, yang
berisi sebagai berikut :
Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara
mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda
perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dalam
perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan monopsoni baik
oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia
dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan. (UUD 1945
pasal 33 ayat 1-2)
Indonesia

juga

memiliki

ketahanan

ekonomi

yaitu

kondisi

kehidupan

perekonomian bangsa yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang berlandaskan
pancasila yang mampu memelihara stabilitas ekonomi. Wujud ketahanan ekonomi
Indonesia tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis
serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing
tinggi dan mewujudkan kemampuan rakyat. Untuk mencapai tingkat ketahanan
ekonomi perlu pertahanan terhadap berbagai hal yang menunjang, antara lain:
1. Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata.
2. Ekonomi Kerakyatan Menghindari:

15

3.
4.
5.
6.

a. Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang
kuat.
b. Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar
sektor negara.
c. Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita
keadilan sosial.
Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor
pertanian, perindustrian dan jasa.
Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah
pengawasan anggota masyarakat memotivasi dan mendorong peran
serta masyarakat secara aktif.
Pemerataan pembangunan.
Kemampuan bersaing. (http//www.wikipedia.com.ketahanan ekonomi
indonesia//html//20-08-2011)

Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ekonomi yaitu kehidupan secara
ekonomi yang meliputi dan terjadi pada masa pergerakan nasional yaitu dari
kurun waktu 1920-1942 yang mempengaruhi arah perjuangan bangsa Indonesia
pada masa pergerakan nasional dan sejauh mana pengaruhnya bagi ketahanan
nasional.
A.3 Konsep Pergerakan Nasional Indonesia
Politik Etis yang diusulkan oleh C.Th van Deventer berisi tentang perbaikanperbaikan dalam bidang irigasi (pengairan), transmigrasi (perpindahan), dan
edukasi (pendidikan). Akan tetapi pelaksanaannya tidak terlepas dari kepentingan
pemerintah Hindia Belanda. Politik Etis sebenarnya merupakan bentuk penjajahan
kebudayaan yang halus sekali. Program edukasi itu sendiri sebenarnya merupakan
pelaksanaan dari Politik Asosiasi yang berarti penggantian kebudayaan asli tanahn
jajahan dengan kebudayaan penjajah.
Walaupun menyimpang dari tujuan semula, beberapa pelaksanaan dari Politik Etis
telah membawa pengaruh yang baik. Misalnya, dengan didirikannya sekolahsekolah untuk golongan pribumi. Tujuannya adalah untuk memperoleh tenaga

16

baru pegawai rendah yang bersedia digaji lebih murah dari pada tenaga bangsabangsa Belanda.
Banyaknya penduduk pribumi yang bersekolah telah menghasilkan kaum cerdik
pandai dikalangan penduduk pribumi. Kaum cerdik pandai inilah yang
mempelopori kesadaran kebangsaan, yaitu suatu kesadaran tentang perlunya
persatuan dan kesatuan bangsa. Peristiwa timbulnya kesadaran berbangsa disebut
Kebangkitan Nasional Indonesia. Kaum cerdik pandai ini pula yang mempelopori
dan memimpin pergerakan nasional pada awal abad ke-20.

dan yang dimaksud di sini adalah perjuangan
untuk mencapai kemerdekaan dengan menggunakan organisasi yang teratur, dan

tentang pergerakan-pergerakan yang bercerita nasional yakni cita-cita mencapai
kemerdekaan bangsa.
Didalam kamus umum karangan

adalah hal, cara, atau hasil pekerjaan berjuang (berlaga, beradu, berkelahi untuk
mengalahkan lawan atau mempertaruhkan segalanya untuk kemenangan bangsa
atau Negara). Dalam bukunya

Suharton

dijelaskan bahwa

dari Sejarah Indonesia yang meliputi periode sekitar empat puluh tahun,
yang dimulai sejak lahirnya Budi Utomo (BU) sebagai organisasi
nasional yang pertama tahun 1908 sampai terbentuknya bangsa
Indonesia pada tahun 1945 yang ditandai oleh proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Tidak dapat ditolak bahwa SPN sebagai fenomena historis

17

adalah hasil dari perkembangan factor ekonomi, social, politik, kultural,
dan religius dan diantara faktor-faktor itu saling terjadi interleasi. Oleh
karena itu SPN dapat dianggap gerakan ekonomi, social, politik, dan
kultural yang memperjelas motivasi dan orientasi aktivitas organisasi
pergerakan.(Suhartono. Sejarah Pergerakan Nasional. Dalam http//blog
sejarah//20.09.2011)
Sudah banyak dikemukakan pendapat, bahwa timbulnya pergerakan nasional tidak
bisa dipisahkan dari bangkitnya nasionalisme di Asia, yang dianggap sebagai
reakasi terhadap imperalisme (penjajahan). Menurut Toynbee, reaksi bangsa Asia
terhadap kolonialisme dan imperialisme barat itu ada dua macam bentuknya :
Zelotisme adalah reaksi yang berupa penutup pintu rapat-rapat bagi pengaruh

Dalam penelitian ini sendiri pergerakan nasional yang dimaksud adalah usaha dan
perjuangan bangsa Indonesia dalam mewujutkan kemerdekaan atas penjajahan
kolonialisme asing.

A.4. Konsep Ide Ketahanan Nasional

Bila melihat konsep ketahanan nasional yang digunakan Bangsa Indonesia saat ini
tentu saja pada massa pergerakan nasional bangsa ini belum memiliki konsep
ketahanan nasional. Namun bila ketahanan nasional saat itu disamakan dengan
Nasionalisme tentu saja sudah ada dan banyak dipraktekan oleh para pemuda.
Mereka telah mengerti harus berjuang demi terwujutnya keutuhan dan
kemerdekaan bangsa, mereka juga rela mengorbankan segalanya demi bangsa dan

18

negara, itulah kiranya nanti yang menjadi cikal bakal dari konsep ketahanan
nasional yang ada saat ini.
Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri
atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara
langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional. Contoh Bentuk ancaman menurut
Doktrin Hankamnas (Catur Dharma Eka Karma) adalah sebagai berikut
1) Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat indonesia.

2) Ancama dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan
kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh
musuh dari luar negeri. (Lemhannas, 2000: 99-11).
Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia
dengan adadnya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa.
Berbagai pemberontakan PKI, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta
dan juga gerakan sparatis di Timor-timur yang pernah menyatakan dirinya

19

berintegrasi

dengan

Indonesia,

meskipun

akhirnya

kenyataan

politik

menyebabkan lepasnya kembali daerah tersebut.
Ancaman sparatis dawasa ini ditunjukan dengan banyaknya wilayah atau propinsi
di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti
Aceh, Riau, Irian Jaya, dan beberapa daerah lain begitu pula beberapa aksi
provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadinya berbagai
kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama.
Gangguan dari luar adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulaupulau kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun dekat dengan
wilayah negara lain. Bangsa Indonesia telah berusaha menghadapi semua ini
dengan semangat persatuan dan keutuhan, meskipun demikian gangguan dan
ancaman akan terus ada selama perjalanan bangsa, maka diperlukan kondisi
dinamis bangsa yang dapat mengantisipasi keadaan apapun terjadi dinegara ini.

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut
adalah sebagai berikut (Lemhannas, 2000: 99-12).
1) Asas kesejahtraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib
dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam
kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan
dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya
ketahanan nasional.
2) Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan.
Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan
perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
3) Asas kekeluargaan

20

Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong,
tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan
ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan
secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik
yang bersifat merusak/destruktif. (Lemhannas, 2000: 99-12).
Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada seperti dibawah ini :
1) Mandiri
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri
dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk
menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat
kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain
2) Dinamis
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa
dan negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu
diorientasikan kemasa depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih
baik.
3) Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan
berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan
kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia
mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai
dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas,
maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional,
maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai
penyelenggara kehidupan nasional.
4) Konsultasi dan kerjasama
Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan
mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua
belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada
keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing didalam rangka
hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi
serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
semata. (Lemhannas, 2000: 99-12).
Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional adalah sebagai berikut :
1. Kedudukan :
ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini
kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara
terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka
membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan,
wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai
landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan
ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma
pembangunan nasional.

21

2. Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar
nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir,
pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa yang bersifat inter-regional (wilayah), inter-sektoral maupun
multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara
berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa
bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu,
tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional.
Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan
nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam
pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor
pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan
rancangan program. (Lemhannas, 2000: 99-12).
Ketahanan Nasional meliputi segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan, yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Ketangguhan
Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat
bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi beban yang
dipikulnya.
2. Keuletan
Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam
menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk mencapai tujuan.
3. Identitas
yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan.
Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat
yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintahan,
dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.
4. Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa
baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun
fungsional.
5. Ancaman
Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau
merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual,
kriminal dan politis.
6. Hambatan dan gangguan

22

Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri
yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara
tidak konsepsional. (Lemhannas, 2000: 99-12).
Ketahanan nasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi dinamis
yang merupakan integrasi dari setiap aspek kehidupan bangsa dan Negara. Pada
hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa
untuk dapat menjamin

kelangsungan hidup

menuju kejayaan bangsa

dan

Negara. Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan
nasional, selanjutnya ketahanan nasional yang tangguh akan mendorong
pembangunan

B. Kerangka Pikir
Sejarah pergerakan nasional dimulai seiring dengan lahir tumbuh kembangnya
organisasi mahasiswa pemuda yang memiliki kesadaran nasionalisme dalam
orientasi pergerakannya. Seperti halnya negara yang pernah terjatuh pada
kolonialisme, gerakan mahasiswa di Indonesia muncul pada saat-saat akhir
kolonialisme Belanda. Setelah kemenangan golongan liberal atas golongan

Salah satu kebijaksanaan politik etis adalah edukasi atau pendidikan.
Dengan semakin banyaknya kaum cendikiawan bangsa ini mulai menyusun
langkah-langkah demi terwujutnya kemerdekaan. Selain pada bidang pendidikan,
kondisi bidang politik yang mulai sedikit terbuka memberikan kesempatan pada

23

para pemuda untuk membentuk wadah yang digunakan untuk menampung
aspirasi politik mereka yaitu dalam bentuk sebuah organisasi politik. Meski pada
masa itu masih sangat sulit untuk membentuk organisasi politik tekat dan cita-cita
para pemuda menjadi penyemangat tersendiri. Pun demikian dengan bidang
ekonomi yang saat itu tidak lah begitu baik karena masih sangat di dominasi oleh
kaum penjajah.
Keadaan di bidang politik dan ekonomi tersebut tentu sangat mempengaruhi laju
pergerakan para pemuda. Dengan sebuah strategi yang matang maka akan
semakin memudahkan arah gerak perjuangan pada pemuda. Dan melalui
penelitian ini penulis akan mencoba untuk mencari sejauh mana pengaruh dari
bidang politik dan ekonomi terhadap pergerakan nasional dalam upaya
meningkatkan ketahanan nasional tahun 1920-1942
C. Paradigma

Perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajahan
memasuki masa Pergerakan Nasional yang di
tandai dengan tumbuh dan berkembangnya
organisasi pemuda yang bersifat Nasional

Pengaruh Politik dan Ekonomi
Pada Massa Pergerakan Nasional Indonesia

Timbulnya Ide dan Gagasan Ketanahan
Nasional Negara Indonesia

24

Keterangan :

Keterangan :
: Garis Sebab
: Garis akibat

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Yang Digunakan

Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu

dengan ilmiah adalah menyangkut masalah cara kerja, yakni cara kerja untuk
. (Husin
Sayuti.1989:32)
Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh pemecahan
terhadap suatu permasalahan. Oleh karenanya, metode penelitian sangat
dibutuhkan dalam memecahkan suatu masalah yang turut menentukan
keberhasilan suatu penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode historis, karena penelitian ini mengambil obyek dari peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada masa lalu.
Adapun maksud dari metode historis adalah prosedur pemecahan
masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalanpeninggalan, baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang
berlangsung pada masa lalu, terlepas dari keadaan masa sekarang
maupun untuk memahami kejadian atau keadaan masa sekarang dalam
hubungannya dengan kejadian atau keadaan masa lalu, untuk kemudian
hasilnya juga dapat dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau
keadaan masa yang akan datang. (Hadari nawawi.1993:78-79). Pendapat
lain hanya menyatakan bahwa metode penelitian historis adalah
sekumpulan prinsip-prinsip aturan yang sistematis yang dimaksudkan

26

untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan
bahan-bahan bagi Sejarah, menilai secara kritis dan kemudian
menyajikan suatu sintesa dari pada hasil-hasilnya (biasanya dalam
bentuk tertulis).(Nugroho Notosusanto.1984:11).

pemecahan masalah dengan menggunakan analisis terhadap peristiwa-peristiwa
pada masa silam untuk kemudian dirumuskan ke dalam prinsip-prinsip yang
(Dikutip dari www.uny.ac.id/akademik/sharefile.pdf).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian historis adalah cara yang
digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan mengumpulkan data dan
fakta berupa arsip-arsip atau dokumen yang disusun secara sistematis, dan
evaluasi yang objektif dari data yang berhubungan dengan kejadian masa lampau
untuk memahami kejadian atau keadaan baik masa lalu maupun masa sekarang.
Tujuan dari penelitian historis adalah membuat rekonstruksi masa
lampau secara objektif dan sistematis dengan cara mengumpulkan,
memverifikasikan, mensintesakan bukti-bukti untuk memperoleh hasil
serta penafsiran yang baik. Dalam penelitian historis, validitas dan
reabilitas hasil yang dicapai sangat ditentukan oleh sifat data yang
ditentukan pula oleh sumber datanya. Sifat data historis tersebut
diklasifikasikan dalam dua jenis data yaitu data primer dan data
sekunder. Adapun data primer adalah data autentik yaitu data yang
langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkapkan atau
data asli. Sedangkan data sekunder, adalah data yang mengutip dari
sumber lain sehingga tidak bersifat autentik karena sudah diperoleh dari
tangan kedua, ketiga dan selanjutnya, atau data tidak asli.(Budi Koestoro
dan Basrowi. 2006:122)
Jadi dalam setiap penelitian, harus dilihat sifat-sifat penelitian yang dipakai. Maka
dengan demikian sifat penelitian historis adalah sifat data yang ditentukan oleh
sumber yang diperoleh seperti data primer dan data sekunder. Data-data ini
dikumpulkan lalu diklasifikasikan, tidak hanya itu saja dalam setiap penelitian
dibutuhkan langkah-langkah dalam mengolah data menjadi sebuah tulisan.

27

Adapun langkah

langkah dalam penelitian historis, yaitu :

1. Heuristik, adalah proses mencari untuk menemukan sumber sejarah.
2. Kritik, yaitu menyelediki apakah jejak-jejak sejarah itu asli, baik isi
maupun bentuknya
3. Interpretasi, yaitu fakta yang diperlukan maka harus merangkaikan
fakta-fakta itu menjadi keseluruhan yang masuk akal
Historiografi, yaitu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil
penelit
Heuristik, adalah proses mencari untuk menemukan sumber-sumber sejarah.
Proses yang dilakukan penulis dalam heuristik adalah mencari sumber-sumber
data dan fakta yang berasal dari pustaka yang dapat dijadikan literatur dalam
penulisan.
Kritik, adalah menyelidiki apakah jejak-jejak sejarah itu asli atau palsu dan
apakah dapat digunakan atau sesuai dengan tema dalam penelitian. Proses ini
dilakukan penulis dengan memilah-milah dan menyesuaikan data yang penulis
dapatkan dari heuristik dengan tema yang akan penulis kaji, dan arsip atau data
yang diperoleh penulis telah diketahui keasliannya.
Interpretasi, pada bagian ini setelah mendapat fakta-fakta yang diperlukan maka
kita merangkaikan fakta-fakta itu menjadi keseluruhan yang masuk akal, dalam
hal ini penulis berupaya untuk menganalisis data dan fakta yang telah diperoleh
dan dipilah yang sesuai dengan kajian penulis.
Historiografi, adalah suatu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil
penelitian, dalam hal ini penulis membuat laporan hasil penelitian berupa
penulisan skripsi dari apa yang didapatkan penulis saat heuristik, kritik dan
interpretasi. Penulisan skripsi disusun berdasarkan metode penulisan karya ilmiah
yang berlaku di Universitas Lampung.

28

B. Variabel Penelitian
Variabel dalam arti sederhana adala suatu konsep yang mempunyai bermacammacam nilai . (Mohammad Nazir.1984:149).

artikan

sebagai objek suatu penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
.(Suharsimi Arikunto.1989:91).

l penelitian adalah

suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik
kesimpulannya . (Sugiyono.1999:32).
Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
vaiabel penelitian adalah sebuah objek yang mempunyai nilai dan menjadi pusat
perhatian dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini variable yang digunakan
adalah variabel tunggal dengan fokus penelitian pada pengaruh kondisi politik dan
ekonomi terhadap pergerakan nasional indonesia dalam upaya meningkatkan
ketahanan nasional tahun 1920-1942.

C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data ini diartikan sebagai metode atau cara peneliti
dalam

mengumpulkan

data-data

atau

sumber-sumber

informasi

untuk

mendapatkan data yang valid sesuai dengan tema penelitian ini, dengan demikian
peneliti perlu menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan sumbersumber bahan antara lain melalui :
C.1 Teknik Kepustakaan

29

Yang dimaksud dengan Teknik kepustakaan adalah suatu cara untuk
mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang
akan

diambil

sebagai

langkah

penting

dalam

kegiatan

ilmiah .(Joko

Subagyo.1997:109). Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa teknik
kepustakaan merupakan cara mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan
bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya dalam
bentuk majalah atau koran, naskah, catatan-catatan, kisah sejarah, dokumen dan
lain sebagainya yang relevan dengan penelitian .(Koentjaranigrat.1983:81)
ementara itu teknik kepustakaan juga dapat diartikan sebagai studi penelitian
yang dilaksanakan dengan cara mendapatkan sumber-sumber data yang diperoleh
dari perpustakaan yaitu melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan
(Hadari Hawawi: 1993: 133).
Jadi dengan teknik kepustakaan ini peneliti berusaha untuk melakukan penelitian
dengan mempelajari buku-buku literatur sehingga peneliti memperoleh data-data
serta informasi dengan bantuan material berupa koran, majalah, naskah, catatancatatan, kisah sejarah, dokumen, jurnal, dan ensiklopedia yang relevan.
C.2 Teknik Dokumentasi
Yang dimaksud dengan teknik dokumentasi yaitu, mencari data mengenai halhal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
(Suharsimi
Arikunto;1989:188)

Sementara itu teknik dokumentasi juga dapat diartikan

sebagai suatu metode atau cara mengumpulkan data melalui sumber tertulis
berupa arsip-arsip, dokumen dan termasuk juga buku-buku, teori, dalil-dalil atau

30

hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti . (Hadari Hawawi. 1993: 134). Dalam hal ini seorang peneliti dalam
mengumpulkan data tidak hanya terbatas pada literatur tetapi juga melalui proses
pembuktian atau mencari data lain yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, gambar arkeologi dan lain
sebagainya.

D. Teknik Analisis Data
Setelah data penelitian diperoleh maka langkah peneliti selanjutnya adalah
mengolah dan menganalisis data untuk diinterpretasikan dalam menjawab
permasalahan penelitian yang telah diajukan. Karena penelitian ini adalah
penelitian kualitatif maka data yang terdapat dalam penelitian ini adalah data
kualitatif, dengan demikian teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis data kualitatif, yang berupa fenomena-fenomena dan
kasus-kasus dalam bentuk laporan dan karangan sejarawan, sehingga memerlukan
pemikiran yang teliti dalam menyelesaikan masalah penelitian.
dapun definisi penelitian kualitatif adalah data yang berupa informasi, uraian
dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk
mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga
memperoleh gambaran baru ataupun memuatkan suatu gambaran yang sudah ada
(Joko Subagyo. 1997: 106).
Dalam sebuah penelitian, analisis data merupakan hal yang sangat penting, karena
data yang sudah diperoleh akan lebih memiliki arti bila telah dianalisis.
Kecermatan dalam memilih teknik analisis dalam sebuah penelitian sangat

31

diperlukan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif kualitatif karena data yang didapatkan tidak berupa angkaangka, akan tetapi data berupa fenomena-fenomena dan kasus-kasus dalam bentuk
laporan dan karangan sehingga harus dideskripsikan untuk memperoleh suatu
kesimpulan.
Pada prinsipnya analisis dan kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, dalam
menganalisis data-data tersebut.
Tahapan-tahapan dalam proses analisis data kualitatif meliputi :
1. Reduksi Data yaitu sebuah proses pemulihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari
catatan di lapangan. Reduksi data juga merupakan bentuk analisis yang
tajam, menggolongkan, mengarahkan, serta membuang yang tidak perlu
serta mengorganisir data sampai akhirnya bisa menarik kesimpulan.
2. Penyajian Data yaitu data yang dibatasi sebagai kumpulan informasi
tersusun, memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dengan penyajian data tersebut akan dapat
dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan, sehingga
dalam penganalisis atau mengambil tindakan nantinya akan berdasarkan
pemahaman yang di dapat dari penyajian tersebut.
3. Verifikasi Data yaitu menarik sebuah kesimpulan secara utuh setelah
semua makna-makna yang muncul dari data sudah diuji kebenarannya,
kekokohannya, kecocokkannya sehingga akan diperoleh suatu
kesimpulan yang jelas kegunaan dan kebenarannya. (Budi Koestoro dan
Basrowi. 2006:106)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ;
1) Pergerakan Nasional Indonesia adalah usaha dan perjuangan bangsa
Indonesia dalam mewujutkan kemerdekaan atas penjajahan kolonialisme
asing.
2) Kondisi Politik Indonesia pada tahun 1920-1942 sangat berpengaruh pada
arah perjuangan pergerakan Nasional sebagian hasil yang didapat negative
seperti makin dipersempitnya ruang gerak sejumlah organisasi pergerakan
nasional. Namun para pemuda dan pejuang saat itu telah mengerti bahwa
kondisi politik yang tidak stabil pada masa itu tidak harus menjadi batu
sandungan, jutru terlihat bahwa mereka menggunakan kondisi politik yang
tidak stabil ini untuk bertindak secara kooperatif dengan Belanda yang
tujuannya agar dapat memanfaatkan situasi untuk kepentingan perjuangan.
3) Keadaan ekonomi di Indonesia pada 1920-1942 ditandai dengan terjadinya
krisis ekonomi dunia (malaise) yang dibarengi dengan penangkapan dan
pembuangan

tokoh-tokoh

pergerakan

radikal

yang

menyebabkan

berakhirnya suatu periode keras dalam sejarah pergerakan Kebangsaan
Nasional Indonesia
B. Saran

72

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1) Perlunya sebuah semangat yang sama seperti semangat para pemuda
Bangsa Indonesia dalam perjuangan meraih kemerdekaan dan dalam
mengisi kemerdekaan Bangsa Indonesia saat ini sehingga bangsa ini
nantinya tumbuh menjadi sebuah bangsa yang memiliki semangat dan
kepribadian yang sangat kuat.
2) Para pemuda Bangsa Indonesia saat ini haruslah mampu menjaga dan
mengisi

kemerdekaan

bangsa

karena

dalam

menggapai

dan

mempertahankan kemerdekaan bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah
dan ringan diperlukan sebuah perjuangan yang panjang dan berat dalam
mencapai semua ini diiringi dengan pengorbanan jiwa dan raga yang tak
terhitung lagi nilainya.
3) Ketahanan nasional Indonesia harus dijaga dan ditingkatkan lagi agar
Indonesia mampu menjadi negara yang aman dan menjadi tempat hidup
yang nyaman bagi seluruh rakyatnya.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN ...........................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Analisi Masalah ............................................................................
B.1. Identifikasi Masalah .............................................................
B.2. Pembatasan Masalah .............................................................
B.3. Rumusan Masalah ................................................................
C. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian........................
C.1. Tujuan Penelitian ..................................................................
C.2. Kegunaan Penelitian .............................................................
C.3. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................

1
1
5
5
6
6
7
7
8
8

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................
A. Tinjauan Pustaka .........................................................................
A.1. Konsep Tinjauan Historis ....................................................
A.2. Konsep Politik dan Ekonomi ..............................................
A.3. Konsep Pergerakan Nasional ..............................................
A.4. Konsep Ketahanan Nasional ...............................................
B. Kerangka Pikir ............................................................................
C. Paradigma ...................................................................................

9
9
9
12
15
18
23
24

III. METODE PENELITIAN ............................................................
A. Metode Yang Digunakan ..........................................................
B. Variabel Penelitian ....................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
C.1. Teknik Kepustakaan ..........................................................
C.2. Teknik Dokumen