Disusun Oleh Kelompok I Satu Enden R
Deni Indra
Edi Ari
Reza Dini
Fitri Lia
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila STT Garut Semester I Tahun ajaran 2013 – 2014
STT Garut 2013 – 2014
BAB I LATAR BELAKANG
Dalam terminology Arab, ideology diistilahkan dengan mabda’ bada’a yabdau- mabda’an. Mabda adalah bentuk isim mimiy dari kata bada’, yang artinya
memulai.Selanjutnya, kata ini diserap dalam konteks bahasa Arab untuk mengartikan sebuah
MAKAL
AH
PANCASI
pemikiran yang menjadi dasar fundamen bagi pemikiran-pemikiran cabang lainnya. Dengan kata lain, ideology adalah pemikiran mendasar yang tidak didasari oleh pemikiran lainnya,
akan tetapi justru mendasari lahirnya pemikiran-pemikiran lainnya. Pembahasan Islam sebagai sebuah ideologi di sini tidak dimaksudkan untuk
mengidentikan Islam sebagai agama yang bersumber dari akal manusia Mohammadenisme, akan tetapi kata “ideologi” mabda’ untuk memberikan gambaran bahwa Islam adalah
agama yang; 1.
berisikan konsep-konsep mendasar yang di atasnya dibangun sistem aturan aqidah,
2. mengatur seluruh aspek kehidupan,
3. peruntukannya universal,
4. harus diperjuangkan oleh umatnya.Empat hal ini merupakan ciri dari sebuah
ideologi. Kata ideologi di sini juga untuk membedakan Islam dengan agama-agama spiritual yang hanya mengatur dimensi-dimensi vertikal saja. Karena hanya mengatur dimensi
spiritual saja, agama-agama non Islam bukanlah agama yang bercorak ideologis.
Pertama, Islam dengan ushul ‘aqidah dan hukumnya merupakan pemikiran mendasar yang diatasnya dibangun pemikiran-pemikiran cabang. Pokok-pokok ajaran Islam –ushul
aqidah dan ushul ahkam—merupakan pemikiran mendasar yang mendasari seluruh pemikiran cabang, baik yang berhubungan dengan masalah keyakinan dan hukum. Seluruh pemikiran
cabang harus terpancar dan digali dari pokok-pokok ajaran Islam ini. Pemikiran cabang apapun tidak boleh lepas dari pemikiran dasarnya, ushul aqidah dan ushul ahkam. Kenyataan
ini menunjukkan bahwa Islam memuat pemikiran mendasar yang melandasi seluruh
pemikiran cabang; sekaligus menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang bercorak ideologis.
Kedua, Islam dengan al-Quran dan Sunnah telah menjelaskan seluruh aspek kehidupan. Al-Quran telah menyatakan hal ini di beberapa tempat.
ن ن ييبن يذذللا ق
ن يدذص ي تن ن
ي ك ذ لنون ىرنتنفييي اثثيدذحن ن
ن اك ن امن ب
ذ ابنليلي ن ا يلذولذي ةةرنبيعذ ميهذصذصنقن يفذ نناكن ديقنلن
ن ن ونيمذؤييي م
م ويقنلذ ةثمنحيرنون ىدثهيون ءمي ي ش
ن ل ل ك
ي ل ن يص
ذ فيتنون هذييدنين “Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-
kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”[TQS Yusuf 12:111]
ن ن يمذلذس
ي ميليلذ ىرنش ي بيون ةثمنحيرنون ىدثهيون ءمي
ي ش ن ل
ل ك ي لذ انثاينبيتذ ب
ن اتنك ذ ليا ك
ن ييلنعن اننليزلننون
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab Al Qur’an untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri.”[TQS An Nahl 12:89] Nash-nash ini menunjukkan bahwa al-Quran telah menjelaskan solusi atas seluruh
problematika umat manusia. Meskipun demikian, al-Quran hanya memuat pokok-pokok global –namun, ada juga beberapa persoalan yang dijelaskan secara rinci dalam al-Quran–,
sedangkan al-sunnah lebih memerinci apa-apa yang dijelaskan oleh al-Quran. Kenyataan seperti ini menggambarkan kepada kita bahwa al-Quran dan sunnah merupakan sistem aturan
yang memecahkan seluruh persoalan umat manusia. Islam tidak hanya mengatur dan memecahkan masalah ibadah saja, akan tetapi ia juga mengatur masalah ekonomi, politik,
pidana, dan lain-lain. Tidak ada satupun persoalan yang tidak diatur dan dipecahkan oleh Islam. Semua ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang bercorak ideologis.
Sebab, Islam telah mengatur dan menjelaskan solusi atas seluruh problematika umat manusia.
Ketiga, ajaran Islam diperuntukkan bagi seluruh umat manusia, dan tidak hanya ditujukan bagi kaum muslim saja. Keuniversalan Islam ditunjukkan dalam beberapa nash
berikut ini.
ن ن وميلنعيين لن س
ذ انللا رنثنكيأن ن
ل ك ذ لنون ارثيذذننون ارثيش
ذ بن س ذ
انلللذ ةثفلاكن للإذ ك ن اننليس
ن ريأ ن امنون
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia
tiada mengetahui.”[TQS Saba’ 34:28]
ونهي للإذ هنلنإذ لن ض ذ
ريلي ن اون تذاونمنسللا كيليمي هيلن يذذللا اعثيمذجن ميكيييلنإذ هذلللا ليوسيرن ينلإذ س
ي انللا اهنييأناين ل
ي قي ن
ن وديتنهيتن ميك ي للعنلن هيوعيبذتلاون هذتذامنلذكنون هذلللابذ نيمذؤييي يذذللا ي
ل مللي ي ا ي
ل بذنللا هذلذوس ي رنون هذلللابذ اونيمذآفن ت
ي يمذييون ييذحييي “Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,
yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada
Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat- kalimat-Nya kitab-kitab-Nya dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk“.[TQS Al
A’raf 7:158]
Rasulullah saw juga bersabda, “Saya diutus untuk bangsa yang berkulit merah hingga yang berkulit hitam.”
Nash-nash di atas merupakan bukti bahwa Islam merupakan ajaran universal yang diperuntukkan bukan hanya untuk umat Islam semata, akan tetapi juga ditujukan bagi seluruh
umat manusia. Karakter universal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan ajaran yang bercorak ideologis. Sebab, Islam adalah agama universal.
Empat, Islam juga mengharuskan para pengikutnya untuk menyebarkan Islam hingga ke seluruh penjuru alam, lihat dakwah dan jihad. Spirit untuk menyebarkan ajaran Islam ke
seluruh penjuru dunia, membuktikan bahwa Islam adalah agama ideologis. Hal ini didasarkan pada nash-nash berikut ini.
ن ن يدذتنعيميليا ب
ي ح ذ يي لن هنلللا ن
ل إذ اوديتنعيتن لنون ميك ي ننوليتذاقنيي ننيذذللا هذلللا لذيبذسن يفذ اوليتذاقنون
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.”[TQS Al Baqarah 2:190]
لنون لذتيقنليا ننمذ ديشنأن ةيننتيفذلياون ميكيوجيرنخيأن ث ي ييحن ن
ي مذ م ي هيوجيرذخيأ
ن ون ميهيوميتيفيقذثن ثيييحن ميهيوليتيقياون ن
ن يرذفذاك ن ليا ءيازنجن ك
ن لذذنكن ميهيوليتيقيافن ميكيوليتناقن نيإذفن هذيفذ ميكيوليتذاقنيي ىتلحن مذارنحنليا دذجذس ي منليا دننيعذ م
ي هيوليتذاقنتي
“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu, dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan,
dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu di tempat itu, maka bunuhlah mereka.
Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.”[TQS Al Baqarah 2:191]
Rasulullah saw bersabda, “Aku ini diperintahkan untuk memerangi seluruh umat manusia sampai mereka mengatakan La Ilaha Illa al-Allah, Mohammad Rasulullah,
mengerjakan sholat dan membayar zakat. Jika mereka melakukan hal ini, maka selamatlah harta dan jiwanya dari aku, kecuali atas hak-hak Islam.”[HR. Imam Muslim]
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa Islam telah memerintahkan umatnya untuk menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Ini menunjukkan
bahwa Islam merupakan ajaran yang bercorak ideologis. Ringkasnya, Islam sebagai agama yang bercorak ideologis terwajahkan pada dua hal.
Pertama, Islam memuat seperangkat pemikiran-pemikiran tentang keyakinan dan solusi fikrah. Kedua, Islam juga menjelaskan secara rinci tentang,
1 bagaimana tata cara menjaga aqidah, 2 bagaimana tata cara melaksanakan pemecahan-pemecahan solusi,
3 bagaimana tata cara mengemban dakwah Islam thariqah Jadi, yang dimaksud dengan mabda’ adalah kesatuan antara fikrah dan thariqah. Fikrah mencakup aqidah dan
mu’alajah pemecahansolusi. Sedangkan thariqah metode mencakup metode untuk menjaga aqidah, metode untuk melaksanakan pemecahan-pemecahan, dan metode untuk
mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Satu kesatuan fikrah dan thariqah inilah yang disebut dengan mabda’ ideologi.
Oleh karena itu, Islam adalah sebuah mabda’ ideologi, dan bukan sekedar agama yang mengatur masalah-masalah ritual-spiritual belaka. Lebih dari itu, Islam dengan aturan-
aturannya yang sempurna telah mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia, serta mewajibkan pemeluknya untuk menyebarkan dan mendakwahkannya ke seluruh penjuru
dunia. Dengan demikian, tak ada keraguan lagi, bahwa Islam adalah sebuah ideologi shahih yang berbeda dengan agama-agama dan ideologi-ideologi lain yang ada di dunia ini.
Hanya saja, Islam ideologis akan terwujud di dalam kehidupan masyarakat, jika Islam ditegakkan dan diemban secara ideologis. Dengan kata lain, Islam ideologis ini hanya bisa
diwujudkan bila kaum Muslim memiliki sistem kenegaraan yang kuat dan tangguh. Adanya negara merupakan keniscayaan bagi tertegak dan tersebarnya Islam ideologis ke seluruh
penjuru dunia. Sebaliknya, kehancuran Islam ideologis disebabkan karena kaum muslim tidak lagi memiliki negara sebagai penyangga utama bagi Islam ideologis.
BAB II INTI AJARAN