4. Kaidah Bentuk Soal Dua Pilihan Jawaban Benar–Salah, Ya-Tidak
Penulis soal bentuk dua pilihan jawaban perlu memperhatikan beberapa kaidah sebagai berikut.
a. Hindari penggunaan kata: terpenting, selalu, tidak pernah, hanya, sebagian besar, dan kata-kata lain yang sejenis, karena dapat
membingungkan peserta tes dalam menjawab. Rumusan butir soal harus jelas, dan pasti benar atau pasti salah.
b. Jumlah rumusan butir soal yang jawabannya benar dan salah hendaknya seimbang.
c. Panjang rumusan pernyataan butir soal hendaknya relatif sama. d. Susunan pernyataan benar dan pernyataan salah secara random,
tidak sistematis mengikuti pola tertentu. Misalnya: B B S S, atau B S B S, dan sebagainya. Susunan yang terpola sistematis seperti itu
dapat memberi petunjuk kepada jawaban yang benar.
e. Hindari pengambilan kalimat langsung dari buku teks. Pengambilan kalimat langsung dari buku teks lebih mendorong peserta didik
untuk menghafal daripada memahami dan menguasai konsep dengan baik
Bentuk Soal Dua Pilihan Jawaban Benar–Salah, Ya- Tidak
Bentuk soal ini menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan jawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalah
benar dan salah atau ya dan tidak. Peserta tes diminta memilih jawaban
benar atau salah ya atau tidak pada pernyataan yang disajikan.
Berikut adalah keunggulan dan keterbatasan bentuk soal dua pilihan jawaban. Keunggulan bentuk soal dua pilihan adalah seperti berikut:
• Dapat mengukur berbagai jenjang kemampuan kognitif. • Materi yang diujikan dapat mencakup lingkup materi yang luas
dapat lebih luas dan lebih banyak lingkup materinya daripada yang dicakup oleh bentuk soal Pilihan Ganda.
14
Panduan Bagaimana Pendidik Dapat Menulis Soal Yang Berkriteria Untuk Berfikir Tingkat Tinggi Panduan Bagaimana Pendidik Dapat Menulis Soal Yang Berkriteria Untuk Berfikir Tingkat Tinggi
• Jawaban peserta didik dapat diskor dengan mudah, cepat dan objektif lebih cepat dan lebih mudah daripada Pilihan Ganda.
Keterbatasan bentuk soal dua pilihan jawaban seperti berikut: • menebak dengan benar adalah besar, yakni 50, karena pilihan
jawabannya hanya dua, benar dan salah atau ya dan tidak. • Bentuk soal ini tidak dapat digunakan untuk menanyakan sesuatu
konsep secara utuh karena peserta tes hanya dituntut menjawab benar dan salah, atau ya dan tidak.
• Apabila jumlah butir soalnya sedikit, indeks daya pembeda butir soal cenderung rendah.
• Apabila ragu atau kurang memahami pernyataan soal, peserta tes cenderung memilih jawaban benar.
B. Bagaimana Butir Soal Yang Dapat Menuntut Berfikir Tingkat Tinggi?
Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berfikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan stimulus
• Berbentuk sumber bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan ceritadongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, table, daftar
katasymbol, contoh, peta, film atau suara yang direkam. • Dianalisis, dievaluasi, dan dikreasikan
C. Bagaimana Teknik Penulisan Butir Soal Berfikir Tingkat Tinggi?
• Perhatikan cakupan materi yang diharuskan untuk level pendidikan • Perhatihan beberapa kompetensi yang diharapkan pada tiap level pendidikan
• Penggunaan pengetahuan dasar untuk suatu cakupan materi sangat mungkin berbeda sesuai dengan level pendidikan
• Mennggunakan pengetahuan atau kemampuan dasarnya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
15
Panduan Bagaimana Pendidik Dapat Menulis Soal Yang Berkriteria Untuk Berfikir Tingkat Tinggi Panduan Bagaimana Pendidik Dapat Menulis Soal Yang Berkriteria Untuk Berfikir Tingkat Tinggi