ENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL (STUDI EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA TAHUN (2007-2014)

(1)

PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL

(STUDI EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA TAHUN (2007-2014)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

Adhe Try Septerina

201210170311089

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL

Yang disiapkan dan disusun oleh :

Nama : Adhe Try Septerina NIM : 201210170311089 Jurusan : Akuntansi

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 19 Maret 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang. Susunan Tim Penguji :

Penguji I : Dr. Masiyah Kholmi, M.M., Ak., CA. 1 Penguji II : Drs. Dhaniel Syam, M.M., Ak., CA. 2 Penguji III : Drs. Adi Prasetyo, M.Si. 3 Penguji IV : Dr. Ihyaul Ulum, S.E., M.Si., Ak., CA 4

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Dr. Nazarudin Malik, M.Si.

Ketua Jurusan,

Dra. Siti Zubaidah, M.M., Ak., CA


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT , atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, khususnya dosen pembimbing, akan sangat sulit bagi Penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ihyaul Ulum, M.Si., Ak., CA., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan sejak awal pembuatan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan kesehatan untuk Bapak dan Keluarga. Sukses terus, Pak.

2. Bapak Drs. Adi Prasetyo, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan dalam setiap tahap bimbingan. Semoga Allah SWT melimpahkan kesehatan untuk Bapak dan Keluarga. Amiin.

3. Ibu Sri Wahjuni Lathifah, Dra., MM., Ak., CA selaku dosen wali yang telah membimbing selama proses perkuliahan.

4. Ibu Ketua Program Studi Akuntansi, Dra. Siti Zubaidah, MM., Ak.


(4)

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi, yang selama masa perkuliahan telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua, Bapak Wagino dan Ibu Mastora Indrawati, yang setiap saat memberikan doa, dukungan, nasihat dan kasih sayang tiada henti kepada Penulis.

7. Adhe Surya Pratama, Adhe Dwi Rezky, dan Adhe Lilis Wahyuni yang turut memberikan bantuan, semangat dan motivasi dalam segala bentuk.

8. Sahabat-sahabatku. Dila, Nuge, Halia, Kukuh, Harnold, Pite, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih untuk support luar biasa yang tidak ternilai harganya dan terima kasih untuk selalu menyediakan waktu mendengar keluh kesahku.

9. Teman-teman Akuntansi B 2012 khususnya Anin, Tya, Shabrina, Pipit, Rara, Dewi dan Riza yang selalu menjadi semangat untuk kuliah dan bimbingan setiap hari.

10.Pihak-pihak lain yang telah berkontribusi besar dalam pembuatan skripsi ini.


(5)

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini dan sangat mengharapkan saran dan masukan agar menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Malang, 14 Maret 2016

Adhe Try Septerina


(6)

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 14 Maret 2016

Adhe Try Septerina 201210170311089


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA ... 8

A. Reviu Penelitian Terdahulu ... 8

B. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Teori Pensinyalan ... 12

2. Intellectual Capital ... 13

3. Pengungkapan ... 16

4. Pengungkapan Intellectual Capital... 17

5. Biaya Modal Ekuitas ... 21

C. Kerangka Pikiran ... 22

D. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Definisi Operasional Variabel ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 30

D. Jenis dan Sumber Data ... 31

E. Teknik Perolehan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 35

B. Hasil Penelitian ... 36

C. Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 37

D. Pembahasan ... 51


(8)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Simpulan ... 54

B. Keterbatasan ... 54

C. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 59


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Tabel Skor Index Pengungkapan IC ... 59 Lampiran II Tabel Perhitungan COEC dan Leverage ... 61


(10)

56

DAFTAR PUSTAKA

Bontis, N. 1998. "Intellectual capital: an exploratory study that develops measures and models". Management decision, Vol. 36, No. 2, hlm: 63-76.

Botosan, C. A. 1997. "Disclosure Level and the Cost of Equity Capital". The Accounting Review, Vol. 72, No. 3, hlm: 323-349.

———. 2006. "Disclosure and the cost of capital: what do we know?". Accounting and Business Research, Vol., No., hlm: 31-40.

Boujelbene, M. A., dan H. Affes. 2013. "The impact of intellectual capital disclosure on cost of equity capital: A case of French firms". Journal of Economics, Finance & Administrative Science, Vol. 18, No. 34, hlm: 45-53.

Cheynel, E. 2012. "A Theory of Voluntary Disclosure and Cost of Capital "

http://ssrn.com/abstract=2112174. [diakses pada 12 Desember 2013].

Diamond, D. W., dan R. E. Verrecchia. 1991. "Disclosure, liquidity, and the cost of capital". The journal of Finance, Vol. 46, No. 4, hlm: 1325-1359.

Edvinsson, L., dan M. S. Malone. 1997. "Intellectual Capital: Realizing Your Company\'s True Value by Finding Its Hidden Brainpower". Vol., No., hlm. Guthrie, J., dan R. Petty. 2000. "Intellectual capital: Australian annual reporting

practices". Journal of Intellectual Capital, Vol. 1, No. 3, hlm: 241-251. Jogiyanto. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. 10th ed. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Keown, A. J., J. David F. Scott, J. D. Martin, dan J. W. Petty. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. 1st ed. Jakarta: Salemba Empat.

Kothari, S. P., X. Li, dan J. E. Short. 2009. "The Effect of Disclosures by Management, Analysts, and Business Press on Cost of Capital, Return Volatility, and Analyst Forecasts: A Study Using Content Analysis". The Accounting Review, Vol. 84, No. 5, hlm: 1639-1670.

Lev, B., L. Cañibano, dan B. Marr. 2005. "An Accounting Perspective on Intellectual Capital". Pada Perspectives on Intellectual Capital, diedit oleh B. Marr. UK: Elsevier Inc.


(11)

57

Lopes, A. B., dan R. C. de Alencar. 2010. "Disclosure and cost of equity capital in emerging markets: the Brazilian case". The International Journal of Accounting, Vol. 45, No. 4, hlm: 443-464.

Mangena, M., R. Pike, dan J. Li. 2010. "Intellectual Capital Disclosure Practices and Effects on the Cost of Equity Capital: UK Evidence". Unpublished Paper. The Institute of Chartered Accountants of Scotland, Edinburgh. Nuryatno, M., N. Nazir, dan M. Rahmayanti. 2007. "Hubungan antara

pengungkapan, informasi asimetri dan biaya modal". Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik, Vol. 2, No. 1, hlm: 9-26. Nuswandari, C. 2009. "Pengungkapan Pelaporan Keuangan Dalam Perspektif

Signalling Theory". Kajian Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank, Vol. 1, No. 1, hlm: 48-57.

Orens, R., W. Aerts, dan N. Lybaert. 2009. "Intellectual capital disclosure, cost of finance and firm value". Management decision, Vol. 47, No. 10, hlm: 1536-1554.

Petty, R., dan J. Guthrie. 2000. "Intellectual capital literature review: measurement, reporting and management". Journal of Intellectual Capital, Vol. 1, No. 2, hlm: 155-176.

Raharjo, S. 2006. Kiat Membangun Aset Kekayaan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sawarjuwono, T., dan A. P. Kadir. 2003. "Intellectual Capital: Perlakuan,Pengukuran Dan Pelaporan (Sebuah Library Research)". Jurnal Akuntansi Universitas Kristen Petra, Vol. 5, No., hlm.

Schuster, P., dan V. O'Connell. 2006. "The trend toward voluntary corporate disclosures". Management Accounting Quarterly, Vol. 7, No. 2, hlm: 1. Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan 3.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Ulum, I. 2015. Intellectual Capital; Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, dan Kinerja Organisasi. Malang: UMM Press.

Ulum, I., I. Ghozali, dan A. Purwanto. 2014. "Konstruksi Model Pengukuran Kinerja dan Kerangka Kerja Pengungkapan Modal Intelektual". JAMAL (Jurnal Akuntansi Multiparadigma), Vol. 5, No. 3, hlm.


(12)

58

Utami, W. 2005. "Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)". Artikel dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 8, 15-16 September 2005, di Solo.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pergeseran basis perekonomian dari ekonomi industri yang lebih didominasi oleh aset berwujud, menuju ekonomi berbasis pengetahuan, menuntut pelaku bisnis untuk mengembangkan aset tak berwujud yang mereka miliki. Dalam bidang akuntansi, aset tak berwujud merujuk pada nonphysical value drivers atau pencipta nilai di dalam organisasi yang menunjukkan klaim untuk manfaat di masa yang akan datang.

Intellectual capital (IC) merupakan salah satu aset tak berwujud yang di dalamnya mencakup keahlian pegawai, hubungan baik dengan pelanggan dan lingkungan perusahaan, serta proses manajemen dan teknologi yang digunakan perusahaan. IC merupakan sumber daya kritis dan merupakan penentu utama keunggulan kompetitif, keberhasilan ekonomi dan proses penciptaan nilai di perusahaan (Lev et al., 2005).

Masalah selanjutnya adalah standar akuntansi yang mengatur tentang aset tak berwujud (PSAK No.19 Rev 2009) menunjukkan bahwa aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal tidak dapat terefleksi sepenuhnya dalam laporan posisi keuangan. Sebaliknya, semua biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan aset tak berwujud biasanya harus langsung dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi. Sehingga, nilai aset yang disajikan tidak sesuai dengan yang sebenarnya


(14)

2

karena nilai IC tidak dapat dilihat secara eksplisit dalam laporan posisi keuangan (Lev et al., 2005). Menurut Cheynel (2012) hal ini dapat menimbulkan asimetri informasi antara perusahaan dan pengguna laporan keuangan serta menimbulkan perdebatan mengenai metode yang paling tepat untuk mengintegrasikan IC dalam pelaporan bisnis.

Asimetri informasi merupakan kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang tidak diketahui pihak lain sehingga beberapa konsekuensi tertentu hanya akan diketahui oleh suatu pihak tanpa diketahui pihak lain yang juga membutuhkan informasi tersebut (Nuryatno et al., 2007). Stiglitz (2002) dalam Ulum (2015) menjelaskan bahwa asimetri informasi terjadi di antara mereka yang memegang informasi dan mereka yang harusnya dapat mengambil keputusan dengan lebih baik andai memperoleh informasi tersebut. Kesenjangan informasi antara perusahaan dan pengguna laporan keuangan dapat dijembatani dengan melakukan perluasan pengungkapan informasi publik dan informasi spesifik mengenai perusahaan. Menurut Schuster dan O'Connell (2006) kesenjangan informasi dapat ditutupi dengan melakukan pengungkapan sukarela.

Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan di luar dari pengungkapan yang diwajibkan atau pengungkapan informasi yang melebihi persyaratan minimum dari peraturan pasar modal yang berlaku (Nuryatno et al., 2007; Nuswandari, 2009). Teori yang melandasi pengungkapan sukarela adalah teori pensinyalan-signalling theory (Suwardjono, 2006). Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai


(15)

3

apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.

Pengungkapan sukarela informasi IC akan menjadi media yang sangat efektif bagi perusahaan untuk menyampaikan sinyal kualitas superior yang mereka miliki terkait kepemilikan IC yang signifikan untuk penciptaan kesejahteraan di masa yang akan datang (Guthrie dan Petty, 2000; Ulum, 2015). Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi secara sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya. Menurut Elliot et al., (1994) dalam Nuswandari (2009), manfaat utama yang diperoleh perusahaan dari pengungkapan sukarela adalah biaya modal yang rendah.

Dari perspektif teoritis, hubungan antara pengungkapan dan biaya modal perusahaan didukung oleh dua aliran. Aliran pertama menyatakan bahwa pengungkapan yang lebih luas, meningkatkan likuiditas harga pasar sehingga mengurangi biaya modal ekuitas baik melalui pengurangan biaya transaksi maupun peningkatan permintaan akan sekuritas perusahaan. Aliran kedua mengusulkan bahwa pengungkapan yang lebih luas mengurangi risiko estimasi yang timbul dari perkiraan investor terhadap parameter return asset atau distribusi hasil. Dimana, terdapat ketidakpastian yang besar mengenai parameter “yang sebenarnya” ketika informasi yang diterima investor rendah (Diamond dan Verrecchia, 1991; Botosan, 1997).


(16)

4

Nuryatno et al. (2007) dan Diamond dan Verrecchia (1991) mendukung aliran yang pertama dengan membuktikan bahwa pengungkapan sukarela dapat mengurangi asimateri informasi sehingga menurunkan bid-ask spread dan meningkatkan likuiditas saham yang ditandai dengan volume perdagangan saham yang tinggi. Hal tersebut dapat menurunkan biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Sementara itu, Schuster dan O'Connell (2006) dan Cheynel (2012) menyatakan bahwa investor cenderung untuk fokus pada perusahaan dengan tingkat pengungkapan yang tinggi dalam rangka mengurangi risiko mereka sendiri. Bila investor membeli sekuritas dengan risiko yang besar, diperlukan tambahan pengembalian untuk membuat investasi tersebut menarik. Intinya, ketika risiko meningkat, investor akan mensyaratkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi karena adanya ketidakpastian mengenai risiko dalam investasi mereka (Keown et al., 2000). Peningkatan pengungkapan sukarela menurunkan tingkat return yang diharapkan investor karena berkurangnya ketidakpastian dari perspektif investor.

Penelitian empiris yang menguji pengaruh pengungkapan secara umum terhadap biaya modal telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian Botosan (1997), Kothari et al. (2009), dan Lopes dan de Alencar (2010). Ketiga penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin luas pengungkapan yang dilakukan perusahaan, maka akan semakin rendah biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Lebih lanjut, Kothari et al. (2009) menyebutkan bahwa isi pengungkapan juga memengaruhi risiko perusahaan yang diproksikan dengan biaya modal, stock return volatility, dan dispersi perkiraan analis. Pengungkapan yang


(17)

5

positif dan menguntungkan terbukti mampu menurunkan risiko perusahaan secara signifikan.

Dalam sebuah kajian literatur, Botosan (2006) menjelaskan bahwa pengaruh pengungkapan terhadap biaya modal sangat bergantung pada jenis informasi yang diungkapkan. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berfokus pada pengungkapan intellectual capital dan pengaruhnya terhadap biaya modal. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa saat ini intellectual capital telah menjadi bagian yang penting bagi perusahaan dalam proses penciptaan nilai dan keunggulan kompetitif. Pengungkapan informasi IC merupakan salah satu faktor dominan yang dipertimbangkan investor dalam memberikan nilai bagi perusahaan (Mangena et al., 2010). Sehingga, perusahaan dituntut untuk melakukan perluasan pengungkapan informasi IC.

Untuk membuktikan bahwa pengungkapan IC dapat menurunkan biaya modal, Orens et al. (2009) melakukan penelitian untuk menguji secara empiris pengaruh pengungkapan intellectual capital berbasis web terhadap biaya keuangan dan nilai perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa ketika perusahaan mengungkapkan lebih banyak informasi IC, terjadi peningkatan volume perdagangan saham dan penurunan bid-ask spread sehingga menurunkan biaya modal.

Hasil penelitian yang dilakukan Mangena et al. (2010) menunjukkan bahwa pengungkapan masing-masing kategori IC yakni human capital, structural capital, dan relational capital memiliki keterkaitan dengan biaya modal. Demikian pula


(18)

6

dengan penelitian yang dilakukan oleh Boujelbene dan Affes (2013) yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara pengungkapan intellectual capital dan biaya modal pada perusahaan di Prancis. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pengungkapan informasi mengenai intellectual capital dan pengaruhnya terhadap biaya modal.

Penelitian ini mereplika teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Ulum et al. (2014) mengenai konstruksi model pengukuran kinerja dan kerangka pengungkapan modal intelektual. Penelitian tersebut menggunakan content analysis dengan four-way numerical coding system untuk mengidentifikasi praktik pengungkapan IC dalam laporan tahunan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pengungkapan IC terhadap biaya modal perusahaan dalam pasar modal Indonesia yang tergolong thin market (pasar tipis). Pasar tipis adalah pasar modal transaksi perdagangannya masih jarang terjadi. Menurut Jogiyanto (2015) thin market merupakan ciri pasar modal yang sedang berkembang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ;

Bagaimana pengaruh pengungkapan intellectual capital terhadap cost of equity capital ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh pengungkapan intellectual capital terhadap biaya modal perusahaan.


(19)

7

D. Manfaat Penelitian :

1. Bagi Perkembangan Kajian Akuntansi

1. Penelitian ini memberikan bukti empiris mengenai hubungan antara pengungkapan IC dengan biaya modal.

2. Pemahaman terhadap manfaat pengungkapan IC dapat membantu pihak pembuat kebijakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat dari kegiatan pengungkapan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pustaka bagi penelitian mengenai intellectual capital di masa yang akan datang.

2. Bagi Dunia Praktik

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan pandangan kepada manajer mengenai dampak dari memperluas pengungkapan informasi IC terhadap biaya modal perusahaan. 2. Membantu pihak manajemen untuk mengidentifikasi kategori

pengungkapan IC yang lebih relevan bagi investor untuk menilai kinerja perusahaan.


(1)

karena nilai IC tidak dapat dilihat secara eksplisit dalam laporan posisi keuangan (Lev et al., 2005). Menurut Cheynel (2012) hal ini dapat menimbulkan asimetri informasi antara perusahaan dan pengguna laporan keuangan serta menimbulkan perdebatan mengenai metode yang paling tepat untuk mengintegrasikan IC dalam pelaporan bisnis.

Asimetri informasi merupakan kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang tidak diketahui pihak lain sehingga beberapa konsekuensi tertentu hanya akan diketahui oleh suatu pihak tanpa diketahui pihak lain yang juga membutuhkan informasi tersebut (Nuryatno et al., 2007). Stiglitz (2002) dalam Ulum (2015) menjelaskan bahwa asimetri informasi terjadi di antara mereka yang memegang informasi dan mereka yang harusnya dapat mengambil keputusan dengan lebih baik andai memperoleh informasi tersebut. Kesenjangan informasi antara perusahaan dan pengguna laporan keuangan dapat dijembatani dengan melakukan perluasan pengungkapan informasi publik dan informasi spesifik mengenai perusahaan. Menurut Schuster dan O'Connell (2006) kesenjangan informasi dapat ditutupi dengan melakukan pengungkapan sukarela.

Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan di luar dari pengungkapan yang diwajibkan atau pengungkapan informasi yang melebihi persyaratan minimum dari peraturan pasar modal yang berlaku (Nuryatno et al., 2007; Nuswandari, 2009). Teori yang melandasi pengungkapan sukarela adalah teori pensinyalan-signalling theory (Suwardjono, 2006). Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan


(2)

apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.

Pengungkapan sukarela informasi IC akan menjadi media yang sangat efektif bagi perusahaan untuk menyampaikan sinyal kualitas superior yang mereka miliki terkait kepemilikan IC yang signifikan untuk penciptaan kesejahteraan di masa yang akan datang (Guthrie dan Petty, 2000; Ulum, 2015). Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi secara sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya. Menurut Elliot et al., (1994) dalam Nuswandari (2009), manfaat utama yang diperoleh perusahaan dari pengungkapan sukarela adalah biaya modal yang rendah.

Dari perspektif teoritis, hubungan antara pengungkapan dan biaya modal perusahaan didukung oleh dua aliran. Aliran pertama menyatakan bahwa pengungkapan yang lebih luas, meningkatkan likuiditas harga pasar sehingga mengurangi biaya modal ekuitas baik melalui pengurangan biaya transaksi maupun peningkatan permintaan akan sekuritas perusahaan. Aliran kedua mengusulkan bahwa pengungkapan yang lebih luas mengurangi risiko estimasi yang timbul dari perkiraan investor terhadap parameter return asset atau distribusi hasil. Dimana, terdapat ketidakpastian yang besar mengenai parameter “yang sebenarnya” ketika informasi yang diterima investor rendah (Diamond dan Verrecchia, 1991; Botosan, 1997).


(3)

Nuryatno et al. (2007) dan Diamond dan Verrecchia (1991) mendukung aliran yang pertama dengan membuktikan bahwa pengungkapan sukarela dapat mengurangi asimateri informasi sehingga menurunkan bid-ask spread dan meningkatkan likuiditas saham yang ditandai dengan volume perdagangan saham yang tinggi. Hal tersebut dapat menurunkan biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Sementara itu, Schuster dan O'Connell (2006) dan Cheynel (2012) menyatakan bahwa investor cenderung untuk fokus pada perusahaan dengan tingkat pengungkapan yang tinggi dalam rangka mengurangi risiko mereka sendiri. Bila investor membeli sekuritas dengan risiko yang besar, diperlukan tambahan pengembalian untuk membuat investasi tersebut menarik. Intinya, ketika risiko meningkat, investor akan mensyaratkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi karena adanya ketidakpastian mengenai risiko dalam investasi mereka (Keown et al., 2000). Peningkatan pengungkapan sukarela menurunkan tingkat return yang diharapkan investor karena berkurangnya ketidakpastian dari perspektif investor.

Penelitian empiris yang menguji pengaruh pengungkapan secara umum terhadap biaya modal telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian Botosan (1997), Kothari et al. (2009), dan Lopes dan de Alencar (2010). Ketiga penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin luas pengungkapan yang dilakukan perusahaan, maka akan semakin rendah biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Lebih lanjut, Kothari et al. (2009) menyebutkan bahwa isi pengungkapan juga memengaruhi risiko perusahaan yang diproksikan dengan biaya


(4)

positif dan menguntungkan terbukti mampu menurunkan risiko perusahaan secara signifikan.

Dalam sebuah kajian literatur, Botosan (2006) menjelaskan bahwa pengaruh pengungkapan terhadap biaya modal sangat bergantung pada jenis informasi yang diungkapkan. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berfokus pada pengungkapan intellectual capital dan pengaruhnya terhadap biaya modal. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa saat ini intellectual capital telah menjadi bagian yang penting bagi perusahaan dalam proses penciptaan nilai dan keunggulan kompetitif. Pengungkapan informasi IC merupakan salah satu faktor dominan yang dipertimbangkan investor dalam memberikan nilai bagi perusahaan (Mangena et al., 2010). Sehingga, perusahaan dituntut untuk melakukan perluasan pengungkapan informasi IC.

Untuk membuktikan bahwa pengungkapan IC dapat menurunkan biaya modal, Orens et al. (2009) melakukan penelitian untuk menguji secara empiris pengaruh pengungkapan intellectual capital berbasis web terhadap biaya keuangan dan nilai perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa ketika perusahaan mengungkapkan lebih banyak informasi IC, terjadi peningkatan volume perdagangan saham dan penurunan bid-ask spread sehingga menurunkan biaya modal.

Hasil penelitian yang dilakukan Mangena et al. (2010) menunjukkan bahwa pengungkapan masing-masing kategori IC yakni human capital, structural capital, dan relational capital memiliki keterkaitan dengan biaya modal. Demikian pula


(5)

dengan penelitian yang dilakukan oleh Boujelbene dan Affes (2013) yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara pengungkapan intellectual capital dan biaya modal pada perusahaan di Prancis. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pengungkapan informasi mengenai intellectual capital dan pengaruhnya terhadap biaya modal.

Penelitian ini mereplika teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Ulum et al. (2014) mengenai konstruksi model pengukuran kinerja dan kerangka pengungkapan modal intelektual. Penelitian tersebut menggunakan content analysis dengan four-way numerical coding system untuk mengidentifikasi praktik pengungkapan IC dalam laporan tahunan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pengungkapan IC terhadap biaya modal perusahaan dalam pasar modal Indonesia yang tergolong thin market (pasar tipis). Pasar tipis adalah pasar modal transaksi perdagangannya masih jarang terjadi. Menurut Jogiyanto (2015) thin market merupakan ciri pasar modal yang sedang berkembang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ;

Bagaimana pengaruh pengungkapan intellectual capital terhadap cost of equity capital ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh pengungkapan


(6)

D. Manfaat Penelitian :

1. Bagi Perkembangan Kajian Akuntansi

1. Penelitian ini memberikan bukti empiris mengenai hubungan antara pengungkapan IC dengan biaya modal.

2. Pemahaman terhadap manfaat pengungkapan IC dapat membantu pihak pembuat kebijakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat dari kegiatan pengungkapan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pustaka bagi penelitian mengenai intellectual capital di masa yang akan datang.

2. Bagi Dunia Praktik

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan pandangan kepada manajer mengenai dampak dari memperluas pengungkapan informasi IC terhadap biaya modal perusahaan. 2. Membantu pihak manajemen untuk mengidentifikasi kategori

pengungkapan IC yang lebih relevan bagi investor untuk menilai kinerja perusahaan.