PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013-2015

  

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSETS

TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PADA TAHUN 2013-2015

  

Meilina Sabatini

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

  

ABSTRAK

  Peneltian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Intellectual Capital terhadap

  

Earning per Share dan Return on Assets pada sektor manufaktur di Bursa Efek

  Indonesia periode 2013-2015. Hipotesis penelitian ini menggunakan uji statistik regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif pada Intellectual Capital terhadap Earning per Share dan berpengaruh negatif terhadap Return on Assets. Dalam meningkatkan Earning per Share dan Return on

  

Assets , lebih diperhatikan pada perancangan sistem seperti prosedur pengendalian

internal dan dalam peningkatan sumber daya manusia.

  Kata Kunci: Intellectual Capital, Earning per Share, Return on assets

ABSTRACT

  This research was mean to examine the effect of the Intellectual Capital on

Earning per Share and Return on Assets on the manufactured industry in the

Indonesia Stock Exchange 2013-2015 period. The hypothesis of this study using

multiple linear regression statistical test. The results of this study indicate a positive

influence on the Intellectual Capital of the Earnings per Share and negatively affect

the Return on Assets. To improve the Earnings per Share and Return on Assets, it

needs to be considered in the design of such systems and internal control procedures

and the improvement of human resources itself.

  Keywords: Intellectual Capital, Earning per Share, Return on assets PENDAHULUAN

  Pengungkapan informasi Intellectual Capital pada perusahaan menjadi tema yang menarik, karena IC diyakini dapat berperan penting dalam kinerja keuangan maupun nilai perusahaan. Nilai suatu perusahaan dapat tercermin dari harga yang dibayar investor atas sahamnya. Kapitalisasi pasar yang menunjuk ke harga keseluruhan sebuah saham perusahaan yang harus dibayar seseorang untuk membeli seluruh perusahaan. Intellectual capital merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian pengukuran intangible asset (aset tidak berwujud). IC yang dimiliki perusahaan seperti budaya, proses manajemen, kompetensi karyawan dan standar kualitas merupakan faktor kunci dalam pembentukan nilai perusahaan. Kontribusi IC terhadap kinerja perusahaan berbeda berdasarkan jenis industrinya. Temuan ini konsisten dengan penelitian Bontis (2001) dan Belkaoiu (2003) yang menyatakan bahwa IC berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Di Indonesia, Ulum (2008) membuktikan bahwa IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan masa kini dan masa depan, sebaliknya hasil penelitian Kuryanto (2008) menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan positif antara IC dengan kinerja perusahaan.

  Pengakuan mengenai pengaruh intellectual capital dalam menciptakan nilai perusahaan dan keunggulan kompetitif telah meningkat, namun sebuah ukuran yang tepat untuk intellectual capital masih terus dikembangkan. (chen at al, 2005) menyarankan sebuah pengukuran tidak langsung terhadap intellectual capital yaitu dengan mengukur efisiensi dari nilai tambah yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual perusahaan yang dinamakan Value Added Intelectual Coefficient (VAIC).

  VAIC merupakan metode untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan memungkinkan untuk dilakukan karena menggunakan data yang ada dalam laporan keuangan perusahaan.

  Value Added Intelectual Coefficient menggambarkan seberapa besar

intellectual capital menambah nilai suatu perusahaan dari penggunaan aset tersebut.

  Penggunaan metode pengukuran VAIC memberikan peluang bagi perusahaan dan

  

stakeholders untuk mengetahui seberapa besar aset berwujud dan aset tidak berwujud

  memberikan nilai dan seberapa efisien dalam memberikan keuntungan bagi perusahaan (Kunjansivu dan Lonnqvist, 2007).

  Penelitian Firer dan Stainbank (2003) di Afrika Selatan pada 65 perusahaan publik untuk menguji pengaruh intellectual capital pada profitabilitas, produktifitas dan market valuation diperoleh hasil bahwa VAIC memiliki kontribusi untuk memprediksi profitabilitas dan produktivitas perusahaan, namun tidak dapat untuk memprediksi penilaian pasar. Pada penelitiannnya Intellectual capital memiliki pengaruh signifikan pada profitabilitas perusahaan (signifikan positif), dan produktivitas (signifikan negatif) namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada penilaian pasar. Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Chen et al. (2005) di Taiwan dan Tan et. al., (2007) di bursa efek Singapura yang menghasilkan temuan bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

  Besar kecilnya Earning per Share (EPS) telah diketahui dalam laporan laba rugi perusahaan. Tetapi hasil penelitian Oktriani (2010) menunjukkan pengaruh positif antara modal intelektual terhadap kinerja keuangan (EPS). Begitu pula, penelitian Tan et. al., (2007) dalam Ulum (2008) menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan

Earning per Share (EPS) dan Return on Asset (ROA) sebagai variabel independen.

  

Return on Asset (ROA) adalah profitabilitas suatu perusahaan yang diukur dengan

  menghubungkan antara laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan aset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Return on Asset (ROA) adalah salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.

  Intellectual capital memiliki peranan yang besar dalam peningkatan kinerja

  perusahaan. Fokus pemilihan sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Pemilihan sektor perusahaan manufaktur karena sektor perusahaan manufaktur memiliki jumlah emiten yang paling besar dibandingkan sektor lainnya dan pada penelitian sebelumnya lebih banyak yang mengunakan sektor perbankan sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana apabila menggunakan sektor manufaktur.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dibahas masalah yang diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.) Apakah terdapat pengaruh antara

  

intellectual capital terhadap Earning per Share? 2.) Apakah terdapat pengaruh antara

intellectual capital terhadap Return on Assets? Dengan tujuan untuk mengetahui

  pengaruh antara intellectual capital terhadap Earning per Share dan Return on

  

Assets . Serta memberikan manfaat untuk investor, stakeholders, dan memberikan

pengetahuan baru.

  LANDASAN TEORI Teori Stakeholders Stakeholders pada teori ini memiliki peranan dan kekuasaan yang amat

  penting dan menjadi pertimbangan bagi pengelola di perusahaan dalam mengungkapkan informasi laporan keuangan. Perusahaan memandang bahwa

  

stakeholders terdiri dari pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan,

  pelanggan, pemasok dan publik. Investor menginginkan return yang tercermin dalam laba akuntansi merupakan suatu alat ukur yang tepat dan akurat sehingga perlu adanya keakuratan dalam penciptaan return (Meek dan Gray, 1988). Keakuratan

  

value added dan return dalam pengukuran kinerja menambah kekuatan teori

stakeholders .

  Teori Resource-Based

  Teori ini berasumsi bahwa perusahaan dapat berhasil apabila perusahaan mampu mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif melalui implementasi yang bersifat strategik dalam proses penciptaan nilai yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan lain dan tidak ada penggantinya (Barney, 1991). Menurut Jackson dan Schuler (1995) teori ini menjelaskan tiga jenis sumber daya yaitu sumber daya fisik berupa pabrik, teknologi, peralatan, lokasi geografis, sumber daya manusia berupa pengalaman, pengetahuan pegawai, dan sumberdaya organisasional berupa struktur dan sistem perencanaan, pengawasan, pengendalian, serta hubungan sosial antara organisasi dengan lingkungan eksternal.

  Intellectual Capital

  Merupakan 336aria paling penting dalam satu organisasi. Proses penciptaan nilai suatu perusahaan dapat diraih dengan mengkombinasikan 336ariab produksi non material seperti inovasi, informasi, teknologi dan kualitas sumber daya manusia (Moeller, 2009). IC sebagai aktiva tidak berwujud atau 336ariab bisnis tidak berwujud dari perusahaan yang akan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan dan kesuksesan usaha secara keseluruhan walaupun tidak tercantum secara eksplisit dalam laporan keuangan (Jelcic, 2007).

  Intellectual Capital sebagai sebuah penggerak keunggulan kompetitif dan

  penghubung kemampuan perusahaan untuk mengatur dan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki perusahaan (Bukh et.al, 2005). Pada umumnya perusahaan mengandalkan 337aria berwujud mereka untuk mengendalikan kinerja dan level strategi perusahaan dan sekarang mereka lebih mengandalkan intellectual

  

capital untuk mempertahankan keunggulan kompetitif mereka (Gosh dan Wu, 2007).

  Earning per Share Earning per Share (EPS) merupakan alat analisis tingkat profitibilitas

  perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi saham biasa disamping PER (Price Earning Ratio) dalam lingkaran keuangan (Fabozzi, 1999: 359). Earning

  

per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan

  dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Darmadji, 2001 : 139).

  Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning per Share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu 337ariable337 keberhasilan suatu perusahaan. Secara singkat dapat peneliti simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Earning per Share atau laba per lembar saham adalah suatu analisis yang penting di dalam laporan keuangan perusahaan. Earning per Share memberikan informasi kepada para pihak luar (ekstern) seberapa jauh kemampuan perusahaam menghasilkan laba untuk tiap lembar yang beredar.

  Return on assets (ROA) Return on assets mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

  dengan menggunakan total 337aria yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai 337aria tersebut. ROA memberikan informasi kepada investor mengenai laba yang dihasilkan dari modal yang ditanamkan (338aria) dan seberapa seberapa efektif perusahaan dalam mengkonversi kekayaannya untuk berinvestasi ke dalam laba bersih. Semakin tinggi angka ROA maka semakin baik, karena perusahaan mendapatkan uang lebih pada investasi yang sedikit. Penghitungan ROA dilakukan dengan membagi net income dengan rata-rata total 338aria perusahaan. ROA untuk perusahaan 338ariab dapat bervariasi secara substansial dan akan sangat tergantung pada 338ariable. Oleh sebab itu, ROA yang digunakan sebagai ukuran perbandingan sebaiknya membandingkannya dengan perusahaan serupa atau sejenis.

  HIPOTESIS Intellectual capital diyakini dapat berperan penting dalam kinerja keuangan

  maupun nilai perusahaan. Pada umumnya perusahaan mengandalkan 338aria berwujud mereka untuk mengendalikan kinerja dan level strategi perusahaan dan sekarang mereka lebih mengandalkan intellectual capital untuk mempertahankan keunggulan kompetitif mereka (Gosh dan Wu, 2007). Earning per Share adalah suatu analisis yang penting di dalam laporan keuangan perusahaan dan memberikan informasi kepada pihak luar, kemampuan perusahaan menghasilkan laba untuk tiap lembar yang beredar. Dengan uraian tersebut maka peneliti ingin mengetahui: H1: Apakah terdapat pengaruh antara intellectual capital terhadap Earning per

  Share ? Return on assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur

  jumlah laba yang diperoleh dari tiap rupiah 338aria yang dimiliki oleh perusahaan. ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam melakukan efisiensi penggunaan total 338aria untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi ROA suatu bank semakin tinggi pula keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan 338aria. ROA juga memberikan gambaran tentang bagaimana perusahaan mengkonversikan dana yang telah diinvestasikan menjadi laba bersih kepada para investor.

  Chen et. al., (2005) dan Ulum (2008) menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Intellectual capital merupakan bagian dari pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi perusahaan perbankan yang mampu memberikan nilai tambah (value added). Selanjutnya nilai tambah tersebut akan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan karena sebuah perusahaan berbeda dengan yang lain. Intellectual capital yang bersumber dari kompetensi karyawan, struktur organisasi dan performa yang dimiliki oleh perusahaan memberikan kemampuan bagi perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Semakin efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk kegiatan operasi maka 339ariable339 nilai ROA akan naik. Dengan pemanfaatan sumber daya intellectual capital yang baik dan benar, maka diyakini akan dapat meningkatkan ROA perusahaan. H2: Apakah terdapat pengaruh antara intellectual capital terhadap return on assets?

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini akan menguji pengaruh intellectual capital terhadap Earning

  

per Share dan Return on Assets. Penelitian ini menganalisis hubungan antara

dependent variable dan independent variable. Populasi dalam penelitian ini adalah

  perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2013-2015. Hipotesis penelitian ini menggunakan uji 339ariable339 regresi linear berganda. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2013, 2014, 2015 serta mempunyai data yang dibutuhkan dalam penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh 28 perusahaan yang memenuhi kriteria dengan 3 tahun penelitian, sehingga total 84 sampel.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

  Sehubungan dengan digunakannya data sekunder, maka sebelum melakukan uji hipotesis, akan dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

  Uji Normalitas

  Hasil uji normalitas menggunakan untuk 340ariable dependen penelitian dapat dilihat pada Normal P Plot. Di dalam pengujian yang dilakukan bahwa tidak ada outlier yang menjauhi garis diagonal. Menunjukkan bahwa hasil pengujian menunjukkan data yang baik. Kalau ada data outlier harus dibuang tetapi harus mencantumkan data sebelum dan sesudah agar tidak menimbulkan asumsi ganda.

  Sumber : Peneliti (2017)

  Gambar 1 Uji Normalitas

  Uji Heteroskedastisitas

  Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pegamatan yang lain. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatterplot berikut: Sumber: Peneliti (2017)

  Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas

  Hasil di atas menunjukkan bahwa data penelitian sudah terdistribusi normal karena sebaran data sudah tersebar secara merata.

  Uji Autokorelasi

  Uji Autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t- 1 (sebelumnya).

  Tabel 1

  b Model Summary

  Adjusted R Std. Error of the Durbin- Model R R Square Square Estimate Watson

  a

  1 ,343 ,118 ,096 8,50674 1,912

  a. Predictors: (Constant), ROA, EPS

  b. Dependent Variable: VAIC

  Sumber: Peneliti (2017)

  Dengan mengetahui k=3 n=84 Durbin Watson= 1,912. Dengan melihat nilai- nilai kritis statistik d Durbin Watson (a=0,05). Maka dL=1,5723 dan dU=1,7199 maka kita hitung terlebih dahulu nilai (4-d) = (4-1,912) = 2,088. oleh karena itu nilai DW lebih besar dari batas bawah dL=1,5723, maka dapat disimpulkan bahwa kita sehingga data tersebut dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif.

  Uji Multikolinearitas

  Uji Multikolinearitas betujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Hasil pengujian berikut: Tabel 2

  VIF Collinearity Statistics

  Model Tolerance

  VIF 1 (Constant) EPS ,840 1,191 ROA ,840 1,191

  Sumber: Peneliti (2017)

  Dengan mengetahui VIF sebesar 1,191 merupakan model regresi yang baik, karena nilai VIF harus di bawah 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini tidak menunjukkan adanya multikoliniearitas. di dalam model regresi yang baik. Hasil pengujian tersebut menunjukkan tidak adanya multikolinearitas.

  Analisis Regresi Linier Berganda

  Tebel 3

  a

  Coefficients Unstandardized Standardized Collinearity

  Coefficients Coefficients Statistics Std. Toleranc

  Model B Error Beta t Sig. e

  VIF 1 (Constant) 39,863 1,392 28,641 ,000 EPS ,001 ,001 ,131 1,150 ,254 ,840 1,191 ROA -,357 ,109 -,374 -3,280 ,002 ,840 1,191

  a. Dependent Variable: VAIC

  Sumber : Peneliti (2017)

  Hasil pengujian regresi linier berganda dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1.)

  Nilai konstanta untuk persamaan regresi adalah parameter positif. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya EPS dan ROA maka Intellectual Capital akan mempunyai pengaruh pada perusahaan. 2.)

  Nilai koefisien regresi untuk variabel EPS adalah berparameter positif, hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan EPS, maka akan berdampak terhadap peningkatan Intellectual Capital. 3.)

  Nilai koefisien regresi untuk variabel ROA adalah berparameter negatif, hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan ROA, maka akan berdampak pada penurunan Intellectual Capital. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa EPS mempunyai nilai koefisien beta lebih besar dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa EPS merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Intellectual Capital pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2013-2015.

  Uji F

  Uji F merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Variabel independen secara bersama-sama dapat dinyatakan signifikan jika tingkat signifikan kurang dari 0,05.

  Tabel 4

  

a

  ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

  b

  1 Regression 780,706 2 390,353 5,394 ,006 Residual 5861,533 81 72,365 Total 6642,238 83

  a. Dependent Variable: VAIC

  b. Predictors: (Constant), ROA, EPS Sumber: Peneliti (2017) Tabel 4 menunjukkan nilai signifikansi 0,006 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (0.006 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linier yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh EPS dan ROA terhadap Intellectual Capital .

  Hasil Uji Koefisien Determinasi

  Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi antara 0 sampai dengan 1. Jika koefisien determinasi semakin mendekati angka nol, maka semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

  Tabel 5

  b

  Model Summary Std. Error

  R Adjusted of the Durbin- Model R Square R Square Estimate Watson

  a

  1 ,343 ,118 ,096 8,50674 1,912

  a. Predictors: (Constant), ROA, EPS

  b. Dependent Variable: VAIC

  Sumber: Peneliti (2017)

  2 Tabel 5 menunjukkan nilai Adjusted R sebesar 0,096 yang menjelaskan

  bahwa variabel Intellectual Capital dijelaskan sebesar 9,6% oleh variabel EPS dan ROA. Hal ini berarti bahwa perubahan Intellectual Capital pada perusahaan manufaktur sebesar 9,6% dapat dijelaskan oleh faktor EPS dan ROA, sedangkan sisanya sebesar 90,4% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam model regresi linier.

  Hasil Uji Nilai t (Uji Parsial)

  Uji nilai t digunakan untuk melihat secara parsial apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis dinyatakan diterima jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan koefisien regresi searah dengan hipotesis (Ghozali, 2013).

2. Pengaruh ROA terhadap Intellectual Capital

  Intellectual Capital

  1 (Constant) 28,641 ,000 EPS 1,150 ,254 ROA -3,280 ,002

  Sumber: Peneliti (2017) 1.

   Pengaruh EPS terhadap Intellectual Capital

  Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pengaruh EPS terhadap

  Intellectual Capital diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,254 >

  0,05) sehingga H

  1 ditolak, artinya EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap Intellectual Capital pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

  Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pengaruh ROA terhadap

  Tabel 6 Uji t Model t Sig.

  diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,254 > 0,05) sehingga H

  2 diterima, artinya ROA berpengaruh signifikan terhadap Intellectual Capital pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

SIMPULAN DAN SARAN

  

Intellectual Capital (IC) terhadap Earning per Share dan Return on Assets. IC diukur

  dengan model Pulic

  

Return on Assets pada sektor perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

  periode 2013-2015. Dalam meningkatkan Earning per Share dan Return on Assets, lebih diperhatikan pada perancangan sistem seperti prosedur pengendalian internal dan perlu diperhatikan dalam pen peningkatan sumber daya manusia dengan merekrut tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, serta terjalin

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

  • – VAIC. Berdasarkan ringkasan hasil kesimpulan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IC berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Earning per Share dan berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap
hubungan baik dengan pelanggan guna untuk memberikan flash back pada perusahaan.

  Dengan strategi yang tepat IC bisa memberikan pengaruh lebih terhadap

  

Earning per Share dan Return on Assets pada suatu perusahaan, dengan diberikan

  pelatihan bagi para karyawan dan memberikan perhatian bagi kesejahteraan pada karyawan maka karyawan juga akan memberikan imbal balik yang akan berguna bagi perusahaan. Sebagai perusahaan seharusnya mampu untuk menjaga kinerja perusahaan agar semakin maju.

DAFTAR PUSTAKA

  Barney, J. (1991). Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of Management 17 (1) : 99-120. Belkaoui ,A.R. (2003). Intellectual Capital and Firm Performance of US Multinational Firms’: A Study of The Resource-based and Stakeholder views.

  Journal of Intellectual Capital 4 (2) : 215-226.

  Bontis,Nick, William Chua Chong Keow, and Stanley Richardson. (2000).

  Intellectual Capital & Business Perfomance in Malaysia Industries. Journal of intellectual Capital 1 (1) . pp. 206-240. Bontis,N., Crossan, M and Hulland, J. (2001). Managing an Organizational Learning

  System by Aligning Stocks and Flows, Journal of Management Studies 39 (4) : 437-469. Bukh, N.P., Nielsen, C., Gormsen, P. & Mouritsen, J. (2005). “Disclosure of

  Information on Intellectual Capital in Danish IPO Prospectuses”, Journal of Intellectual Capital , Vol. 18 No. 6, pp. 713-732. Chen ,M.C., S.J. Cheng , and Y. Hwang. (2005). An Empirical Investigation of The

  Relationship between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance. Journal of Intellectual Capital 6 (2): 159- 176. Darmadji, Tjiptono dan Hendry M. Fakhrudin. (2001). Pasar Modal di Indonesia.

  Jakarta: Salemba Empat. Fabozzi, Frank.J. (1999). Manajemen Investasi Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Firer,S., and Stainbank,L. (2003). Testing The Relationship Between Intellectual Capital and a Company Performance: Evidence from South Africa. Meditari Accountancy Research 11 : 23-44.

  Ghozali, Imam. (2013). Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gosh, D. & Wu, A. (2007). “Intellectual Capital and Capital Markets: Additional Evidence”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 8 No. 2, pp. 216-235.

  Jackson, E. and Schuler, R.S. (1995). Understanding Human Resource Management in the context of organizations and Their Environment . Annual Review

  Psychology 46 : 237-264.

  Jelcic, Karmen. (2007). Intellectual Capital: Handbook of IC Management in Companies (http://www2.hgk.hr/en/hrdc/IC Management-Handbook.pdf). Kujansivu, P. & Lonnqvist, A. (2007). Investigating The Value and Efficiency of

  Intellectual Capital. Journal of Intellectual Capital, Vol. 8 No. 2, pp. 272- 287. Kuryanto, Beni dan M.Syafruddin. (2008). Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak. Meek ,G.K ., and S.J.Gray. (1988) . The Value Added Statement : An Innovation For The US Companies. Accounting Horizons 12 (2) : 73-81. Moeller, K. (2009). Intangible and Financial Performance: Causes and Effects.

  Journal of Intellectual Capital , Vol. 10 No. 2, pp. 224-245.

  Pulic, A. (2004) Intellectual Capital

  • – does it creat or destroy value? Measuring Bisniness Excellence , 8(1), 62-68.

  Pulic, A. (2000) VAIC – An Accounting Tool for IC Management. International

  Journal of Technology Management , 20 (5), 10-12.

  Tan ,H.P., D.Plowman, P.Hancock. (2007). Intellectual Capital and Financial Returns of Companies. Journal of Intellectual Capital, 8 ( 1 ) : 76- 95. Ulum, Ihyaul. (2008). Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10, No. 2.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN EVA SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT.ASAHIMAS FLAT GLASS.Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 13

ANALISIS PERILAKU KEPATUHAN, PEMAHAMAN, DAN KEMUDAHAN WAJIB PAJAK UMKM TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH No. 46 TAHUN 2013 PADA KPP PRATAMA MULYOREJO

0 0 13

PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO

0 0 12

PENGARUH CAPITAL ADEQUECY RATION, RETURN ON ASSETS, DANA PIHAK KETIGA DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Mu’allifa Rakhmadani, Masyhad, Nurul Qomari

0 0 16

ANALISIS PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN ASET TETAP DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA CV.BINTANG TEX INDONESIA

0 0 14

PENERAPAN METODE FULL COSTING DALAM MENENTUKAN PERHITUNGAN HRGA POKOK PRODUKSI MESIN CUCI MOBIL SEMI OTOMATIS PADA PT GLOBAL ENDO TEKNIK DI SURABAYA

0 0 10

PENGARUH REPUTASI KAP, OPINI AUDIT DAN KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015

0 0 15

PENGARUH VARIABEL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2016

0 0 15

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN UTANG DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 2 26