Gambar 2.2 Kolom stratigrafi dari Cekungan Barito yang menunjukan formasi , paleofacies, dan kejadian tektonik Satyana,dkk,.1994
2.1.3 Petroleum System
2.1.3.1 Potensi Source Rock
Sedimentasi Tahap pertama dari Formasi Tanjung merupakan sedimen yang diendapkan di graben paleogen berupa alluvial channel dan fan mengalami
progradasi hingga ke lingkungan lacustrine. Sejumlah lapisan tipis batubara diduga diendapkan sepanjang tepi danau. Lingkung lacustrine dalam terbentuk
pada bagian sumbu graben. Lingkungan ini menghasilkan lingkungan reduksi yang baik bagi akumulasi algae. Lapisan source rock berupa Lacustrine alga dapat
membentuk prolific oil.
2.1.3.2 Maturation
Dari analisismaturasi Lower Tanjung source rock diketahui : Pada bagian baratlaut matursi hidrokarbonnya immature early mature, dan pada
bagian tengahnya mature, sedangkan dibagian tenggaranya maturasinya overmature bagian paling dalam basin ini.
2.1.3.3 Potensi Reservoir
Reservoir utama berupa synrift sand tahap 1, post rift sag fill tahap 2 dan 3. batu pasir synrift pada tahap 1 disebut batupasir A dan B atau Z 1015 dan Z
950 diendapkan dilingkungan alluvial fan dan lingkungan delta front lacustrine. Memiliki ketebalan 30 50 meter. Gambar 2.3
Batupasir pada tahap 2 batupasir c dan d atau Z.860 dan Z.825 mewakili batupair alluvial fan. Reservoar properties pada batupasir Z.860 ini lebih
baik di bandingkan batupasir pada formasi Lower Tanjung, Batupasir ini memiliki sorting yang bagus dan mineralogy maturity yang bagus, ketbalan 25 30 meter,
dengan nilai porisitas dan permeabilitas rata-rata yang bagus. Tidak seperti Z.860, batupasir Z.825 tipis dan diskontinyu melensa dengan ketebalan 3 5 meter.
Gambar 2.3 Tahap 3 reservoarnya terdiri dari Batupasir e Z.710 dan Z. 670 .
Batupasir-E di endapakn pada pantai barrier bar pada lingkungan garis pantau yang terus mengalami regresi.Ketebalan maksimum dari batupasir- E ini 30 meter.
Gambar 2.3 Selain batupasir pada Formasi Tanjung, terdapat beberapa potensi
reservoir lainnya, antaralain batugamping pada Formasi Berai, yang memungkinkan pembentukan porositas sekunder, dan batupasir dari Formasi
formasi Upper Tanjung. Batuan mudstone marine ini menyediakan sealing yang efektif bagi reservoir Lower Tanjung. Tersusun atas 800 meter dengan dominasi
neritic shale dan silty shale.
2.1.3.5 Trap