IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH (Studi Penelitian tentang Bedah Rumah oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo)

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Seluruh kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman harus
disesuaikan seiring dengan disahkannya Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 pada
tanggal 12 Januari 2011 lalu. Undang-Undang ini lebih menegaskan peran
pemerintah yang semula sebagai regulator menjadi stimulator dan fasilitator
dalam penyelenggaraan perumahan umum, aktor pembangunan rumah negara dan
rumah khusus, penyediaan tanah serta Prasarana, Sarana dan Utilitas umum.
Selanjutnya dengan mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur
Nomor 02 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Timur, yang menyatakan bahwa kawasan Permukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup baik berupa kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Permukiman atau perumahan adalah salah satu kebutuhan dasar bagi
peningkatan kualitas hidup sehingga pengembangan perumahan yang sehat dan
layak bagi masyarakat merupakan wadah untuk pengembangan sumber daya

masyarakat. Program pembangunan perumahan atau program bedah rumah
bertujuan memantapkan sistem hunian bagi masyarakat melalui upaya
menyempurnakan peraturan pembangunan perumahan dan sistem pembiayaan
perumahan,

meningkatkan

peran

aktif

swasta

dalam

penyediaan

dan

2


pembangunan

perumahan

serta

meningkatkan

kualitas

pengelolaan

BUMN/BUMD yang bergerak dalam penyediaan dan pengelolaan perumahan.
Sasaran program adalah penyediaan rumah sehat dan menghindarkan spekulasi
tanah untuk perumahan dan permukiman, meningkatnya ketersediaan dana bagi
pembiayaan perumahan yang berasal dari dana masyarakat, terciptanya
mekanisme subsidi perumahan yang efisien dan tepat sasaran sesuai dengan
kemampuan keuangan pemerintah, meningkatkan kemudahan bagi masyarakat
miskin dan berpendapatan rendah dalam mendapatkan hunian yang layak bagi

masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan.
Begitu juga dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) berorientasi
pada bantuan terhadap masyarakat miskin yang terwujud dalam program bedah
rumah bagi masyarakat miskin yang memiliki rumah tidak layak huni. Himpitan
ekonomi yang teramat berat bagi warga miskin di Desa Kedawung membuat
rumahnya sangat tidak layak untuk dihuni. Oleh karena itu Pemerintah Daerah
mencetuskan program pemogaran rumah tidak layak huni bagi warga miskin
untuk membantu warga miskin memiliki penghidupan yang layak.
Kebijakan Pemerintah Daerah dalam memberikan anggaran pada program
pembangunan perumahan atau bedah rumah telah disediakan anggaran sekitar 5
sampai 6 juta/unit. Pelaksanaan program bedah rumah ini dilaksanakan di
sejumlah RT/RW, yaitu RT 06 RW 13, RT 02 RW 05 dan RT 03 RW 06 yang ada
di

Desa Kedawung Kecamatan Kuripan Kab. Probolinggo. Namun untuk

menentukan yang layak atau tidak, rumah masyarakat yang layak dibedah
berdasarkan hasil survei dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten

3


Probolinggo, setidaknya ada syarat-syarat tertentu rumah milik masyarakat yang
layak untuk di perbaiki atau dibedah. Di antaranya, mereka adalah kaum fakir
miskin, kemudian memang kondisi rumah tidak layak untuk dihuni atau berlantai
tanah. Selain itu, mekanisme pelaksanaan bedah rumah bermula dari RT/RW
setempat menyampaikan usulan kepada Pemerintah Kabupaten Probolinggo
mengenai warga yang berhak mendapat dana program itu. Syaratnya, antara lain,
gubuk reyot milik sendiri dan si empunya tak berpunya.
Dari hasil survei tersebut lantas dilakukan perkiraan biaya yang dibutuhkan.
Perkiraan ini disesuaikan dengan anggaran yang akan dialokasikan Pemerintah
Kabupaten Probolinggo, yaitu sekitar 5 sampai 6 juta/unit rumah. Selanjutnya
Pemerintah Kabupaten Probolinggo menggandeng jasa

konsultan untuk

merancang gambar bangunan yang akan direnovasi. Jasa konsultan diperlukan
supaya tidak terjadi pemborosan anggaran. Setelah semuanya terpenuhi, renovasi
pun dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kedawung.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa pentingnya suatu kebijakan sebagai
suatu tindakan nyata yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang,

kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya
hambatan tertentu seraya mencari peluang untuk mencapai tujuan atau
mewujudkan sasaran yang diinginkan.1
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa kebijakan adalah suatu tindakan berpola
yang mengarah pada tujuan tertentu. Dalam hal ini Kebijakan dapat dimaknai
sebagai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk
1

Sholichin Abdul, Wahab S. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi Aksara. Jakarta. Hlm: 2

4

dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan dan
pelaksanaan program. Tujuan dari kebijakan adalah untuk tercapainya kelancaran
dan keterpaduan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi.
Terkait dengan implementasi kebijakan bedah rumah ini sangat menekankan
pada keefektifan dari tindakan yang ditempuh oleh pembuat kebijakan melalui
berbagai agen pelaksanaan yang telibat dalam mentransformasikan tujuan
kebijakan kedalam tindakan-tindakan rutin birokrasi. Hal ini untuk mengantisipasi

kegagalan implementasi, dimana suatu kebijakan telah dilaksanakan sesuai
dengan

rencana,

namun

mengingat

kondisi

eksternal

ternyata

tidak

menguntungkan kebijakan tersebut tidak berhasil dalam mewujudkan dampak
atau hasil akhir yang dikehendaki.
Dari permasalahan di atas, penulis ingin lebih jauh meneliti sejauh mana

kebijakan program bedah rumah bagi warga miskin yang dilakukan oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung Kecamatan Kuripan Kabupaten
Probolinggo dapat terimplementasi dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Pemerintah Kabupaten Probolinggo menerapkan kebijakan
program bedah rumah?
2. Apakah saja kendala serta solusi BPM di Desa Kedawung Kecamatan
Kuripan Kabupaten Probolinggo dalam pelaksanaan bedah rumah?
3. Bagaimana implementasi kebijakan program bedah rumah yang
dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung
Kecamatan Kuripan?

5

C. Tujuan Penelitian
Untuk menciptakan sebuah hasil yang maksimal dari penelitian terkait
dengan implementasi kebijakan dalam program bedah rumah bagi warga miskin
di Kabupaten Probolinggo harus memiliki gambaran atau penjelasan yang jelas,
adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah adalah:
1. Untuk mengetahui alasan pemerintah membuat kebijakan program

bedah rumah di Desa Kedawung Kecamatan Kuripan Kab. Probolinggo
2. Untuk menggambarkan dan menjelaskan kendala serta mencari solusi
Badan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung Kecamatan
Kuripan Kabupaten Probolinggo dalam pelaksanaan bedah rumah.
3. Untuk menggambarkan dan menjelaskan implementasi kebijakan
program bedah rumah yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan
Masyarakat di Desa Kedawung Kecamatan Kuripan.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian tentunya penyusun mengharapkan beberapa manfaat dari
hasil penelitian yang dilakukan baik secara akademis maupun praktis:
1. Manfaat Akademis
Diharapkan akan mampu memberikan masukan dan referensi bagi fakultas
ilmu pemerintahan. Khususnya bagi instansi atau lembaga Pemerintah
Kabupaten Probolinggo.
2. Manfaat Praktis
a. Melalui penelitian ini bisa mengkaji, memahami, dan memberi
pengetahuan bagi penyusun dan menjadi tolak ukur serta evaluasi bagi

6


kinerja Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam meningkatkan
pemberdayaan terhadap masyarakat miskin
E. Definisi Konseptual.
1. Implementasi Kebijakan
Implementasi Kebijakan merupakan pelaksana keputusan dasar yang
biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk
perintah atau keputusan yang penting. 2
Implementasi akan terfokus pada tindakan atau perilaku para pejabat dan
instansi dalam upaya untuk penanggulangan gangguan, jadi implemantasi
juga merupakan proses memahami yang senyatanya terjadi sesudah suatu
program dinyatakan berlaku atau dirumuskan yakni berupa kejadian atau
kegiatan yang timbul sesudah disahkannya aturan tersebul, baik dalam
usaha pengadministrasian maupun untuk menimbulkan dampak atau
akibat nyata pada masyarakat sehingga pada umumnya implementasi
dilakukan oleh individu, pejabat atau kelompok Pemerintah/swasta yang
diarakan pada pencapaian tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
tersebut. Salah satu implementasi kebijakan dalam hal ini yaitu
implementasi Program, dimana merupakan merupakan susunan rencana
kerja yang dirancang secara sistematis.


2

Sholichin Abdul, Wahab S. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi Aksara. Jakarta. Hlm: 2

7

2. Pemerintah Daerah
Dalam Undang-undang otonomi daerah No 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah telah dijelaskan bahwa yang dimaksud pemerintah
daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dengan UUD 1945.3
3. Program Bedah Rumah
Program bedah rumah merupakan salah satu upaya yang dilakukan
Pemerintah

Daerah


untuk

menanggulangi

masalah

kemiskinan

masyarakatnya. Program ini berawal dari permintaan bantuan masyarakat
kepada pemerintah untuk merenovasi rumah yang dihuni RTM.
Mekanisme pelaksanaan bedah rumah bermula dari RT/RW setempat
menyampaikan usulan kepada Pemerintah Daerah mengenai warga yang
berhak mendapat dana program bedah rumah.4
Dari uraian definisi konseptual di atas dapat disimpulkan, bahwa
implementasi kebijakan Pemerintah Daerah dalam program bedah rumah adalah
suatu proses pelaksanaan program bedah rumah yang telah diputuskan Pemerintah
Daerah untuk membantu masyarakat miskin dalam pembangunan perumahan
yang layak huni sekaligus untuk untuk menanggulangi masalah kemiskinan di
daerah.
3
4

UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2
A.A Gde Anom Wartawan.
http://www.cybertokoh.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1263&Itemid=95

8

F. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu
akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada
bagaimana mengukur suatu variable. 5 Dengan demikian definisi operasional
merupakan penetapan dari indikator yang akan di pelajari dan di analisis, sehingga
nantinya dapat di peroleh gambaran yang jelas, diantaranya sebagai berikut :
1. Alasan alasan pemerintah membuat kebijakan program bedah rumah di Desa
Kedawung Kecamatan Kuripan Kab. Probolinggo, meliputi:
a. Penentuan rumah yang tidak layak huni
b. Merancang bangunan rumah yang akan direnovasi
c. Rincian anggaran biaya
2. Kendala Badan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung Kecamatan
Kuripan Kabupaten Probolinggo dalam pelaksanaan bedah rumah, meliputi:
a. Pendanaan
b. Pemetaan kemiskinan
c. Fasilitasi pelaksanaan bedah rumah
3. Kebijakan Progam Bedah Rumah
a. perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
5

Tim dosen bahasa Indonesia UMM, 2003. Bahasa Indonesia untuk karangan ilmiah, UMM
Press, Malang, Halaman 207

9

G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, dengan alasan agar
dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode
deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan faktafakta yang ada, sehingga tujuan dari metode deskriptif adalah untuk
menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaram
tentang gejala sosial. 6
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
alasan bahwa dalam penelitian ini berupaya menggali data, yaitu data berupa
pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli. Metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati7. Kemudian
responden bersama peneliti memberikan penafsiran, sehingga dapat memunculkan
suatu temuan atau mengembangkan temuan dan memberikan informasi tentang
implementasi kebijakan program dalam program bedah rumah yang dilakukan
oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung.
2. Subyek Penelitian
Peneliti telah menetapkan para informan penelitian yang dipandang dapat
memberikan pengalaman yang seluas-luasnya terutama berhubungan dengan

6
7

Soehartono, Irawan. 2002. Metode penelitian sosial. Bandung: hlm:35
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya

10

Implementasi kebijakan program dalam program bedah rumah yang dilakukan
oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung, adalah :
a. Kepala Bapemas
b. Kepala Desa Kedawung
c. Masyarakat Desa Kedawung
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk
mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh penyusun untuk
menunjang penelitian ini. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kedawung
Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo, dengan pertimbangan kemudahan
akses informasi data dan subyek utama penelitian dilakukan
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah salah satu sumber data yang diperoleh secara
langsung peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam
memberikan informasi yang berkaitan dengan judul peneliti. Data
primer dalam penelitian ini seperti orang (aparat desa) yang terlibat
langsung didalamnya, yaitu Kepala Bapemas, Kepala Desa Kedawung
serta masyarakat desa.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data
primer. Data sekunder tersebut adalah dokumen-dokumen resmi,
koran-koran maupun internet atau televisi, perundang-undangan yang

11

berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat
umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai
masalah yang menjadi obyek penelitian, maka diperlukan alat pengambilan data
sesuai permasalahan yang diteliti, sebab kualitas data ditentukan oleh alat
pengumpulan data. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengumpulkan atau
memperoleh data yang ada dilapangan secara akurat dan sesuai dengan fakta yang
ada dilapangan, agar dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam penelitian
ini. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1) Wawancara (interview)
Wawancara adalah pembicaraan dengan maksud tertentu. Pembicaraan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu.

Maksud

mengadakan

wawancara,

seperti

ditegaskan oleh Lincoln dan Guba, antara lain: mengkontruksi
mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,
kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekontruksi kebulatan-kebulatan
demikian sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan
datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang
diperoleh

orang

lain,

baik

manusia

maupun

bukan manusia

(triangulasi); dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi

12

yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecek data. Dengan
adanya wawancara ini diharapkan tidak terjadi perbedaan pengertian
antara peneliti dengan responden, serta teknik ini digunakan untuk
memperoleh data primer dari subyek peneliti secara langsung. 8
Dalam peneliti ini wawancara hanya diajukan pertanyaan-pertanyaan
secara bebas dan leluasa tanpa terkait dengan susunan pertanyaan yang
telah disiapkan sebelumnya. Tetapi tetap terpusat pada satu pokok
masalah yaitu implementasi kebijakan program dalam program bedah
rumah yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di Desa
Kedawung.

Keadaan

demikian

ini

memungkinkan

wawancara

berlangsung secara luwes, arahnya bisa berlangsung secara lebih
terbuka, sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap dan
pembicara tidak terlalu terpaku dan pada akhirnya menjemukan kedua
belah pihak.
2) Observasi
Observasi adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang standart. Observasi
diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut.9
3) Dokumentasi

8
9

Ibid: 186
Ardani, Tristiadi A. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia

13

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data
histories.10 Selain itu, dikatakan juga bahwa dokumentasi juga dapat
dikategorikan peneliti sebagai sumber data sekundar atau pendukung.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.11 Analisis data yang
dipergunakan dalam penelitian kali ini adalah kualitatif. Dari penelitian ini maka
data akan dianalisis dengan pelukisan keadaan obyek berdasarkan data obyektif,
sehingga data-data yang ada dapat disimpulkan setelah analisis. Adapun tahapan
dalam analisis data adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data, yang terdiri dari :
a. Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul
berkenaan dengan kelengkapan dan kebenaran sehingga siap
diproses lebih lanjut.
b. Mengkode data, yaitu data yang terkumpul diberi kode tertentu
dan dikelompokkan.
c. Klasifikasi data, yaitu mengadakan seleksi data yang
terkumpul sesuai dengan sumber data masing-masing.
2. Pengelolaan dan penyajian data dilakukan setelah data terkumpul
diklasifikasikan dengan beberapa kebutuhan, kemudian dilakukan

10

Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
11
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya

14

pengelolaan data dengan cara mengklasifikasikan dalam bentuk
uraian.
3. Pengembangan dan pengambilan alternatif yaitu setelah data diolah
maka diambil beberapa alternatif yang terbaikatau dijadikan bahan
penyampaian informasi dan pengambilan keputusan.12
Peneliti berpedoman pada tahapan penelitian, bahwa:
1. Analisa data dalam penelitian lapangan dilakukan secara jalinmenjalin dengan proses pengamatan.
2. Berusaha menemukan kesamaan dan perbedaan berkenaan dengan
gejala sosial yang diamati, dan menemukan penyimpangan polapola tindakan atau norma sosial tersebut.
3. Membentuk taksonomi tindakan sosial yang diamati.
4. Menyusun secara tentatif proposisi-proposisi teoritis, berkenaan
dengan hubungan antar katagori yang dikembangkan atau
dihasilkan dari penyusunan taksonomi tersebut diatas.
5. Melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap tindakan sosial yang
berkaitan dengan proposisi-proposisi sementara.
6. Untuk mencegah penarikan secara subyektif, dilakukan upaya:
mengembangkan intersubyektif melalui diskusi, menjaga kepekaan
sosial dan kesadaran sebagai peneliti.

12

Ibid: 112

15

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH
(Studi Penelitian tentang Bedah Rumah oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di
Desa Kedawung Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo)

SKRIPSI

Disusun oleh:
Arie Prayogi
06230050

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama

: Arie Prayogi

NIM

: 06230050

Jurusan

: Ilmu Pemerintahan

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Implementasi kebijakan program bedah rumah (Studi Penelitian
tentang bedah rumah oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di
Desa Kedawung Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo.

Disetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si)

(Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si)

Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(Dr. Wahyudi, M.Si)

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Nama
: Arie Prayogi
NIM
: 06230050
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Program Studi : Strata. 1 (S-1)
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Implementasi kebijakan program bedah rumah (Studi Penelitian
tentang bedah rumah oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di
Desa Kedawung Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo.

Telah dipertahankan di depan dewan penguji
dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal: 30-April- 2011
Dihadapan Dewan Penguji

1. Prof. H.M. Mas’ud Said. Ph.D

(.........................)

2. Drs. Krishno Hadi

(.........................)

3. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si

(.........................)

4. Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si

(.........................)

Mengetahui,
Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(Dr. Wahyudi, M.Si)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama
: Arie Prayogi
NIM
: 06230050
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Program Studi : Strata. 1 (S-1)
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Implementasi kebijakan program bedah rumah (Studi Penelitian
tentang bedah rumah oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di
Desa Kedawung Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo

Pembimbing
Tanggal Bimbingan
Tanggal 09-01-2010
Tanggal 23-11-2010
Tanggal 26-11-2010
Tanggal 14-12-2010
Tanggal 23-01-2011
Tanggal 18-02-2011
Tanggal 12-03-2011
Tanggal 16-04-2011
Tanggal 19-04-2011

: 1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si
2. Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si
Paraf Pembimbing
Keterangan
I
II
Revisi Bab I /Proposal
ACC Bab I
Seminar
Revisi Bab II/III
ACC Bab II/III
Bimbingan Bab IV/V
Revisi Bab IV/V
ACC Bab IV dan V
ACC ujian
Malang, 23-April- 2011
Mengetahui,

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si)

(Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si)
Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(Dr. Wahyudi, M.Si)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul “Implementasi kebijakan program bedah rumah (Studi Penelitian
tentang bedah rumah oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung
Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo” dengan lancar.
Hasil dari penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi
Mahasiswa-Mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berikutnya dalam meneliti
fenomena-fenomena terkini, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari
penelitian ini. Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari
segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran.
Oleh karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya
saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini
sangat berarti bagi peneliti.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti,
sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.
1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami
dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si, kepada beliau kami sampaikan terima
kasih dan rasa simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si, kepada beliau juga kami sampaikan
banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam
proses bimbingan skripsi
4. Bapak Prof. H.M. Mas’ud Said. Ph.D, selaku penguji terimakasi atas
masukan yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini
5. Bapak Drs. Krishno Hadi, selaku penguji terimakasi atas masukan dan
kritikan dalam perbaikan skripsi ini
6. Teman-teman seperjuangan di jurusan Ilmu Pemerintahan. thanks friends
for all.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.
Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan
kalangan yang tertarik dengan kajian pemerintahan dan politik.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 30-April- 2011

Penyusun

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama
: Arie Prayogi
NIM
: 06230050
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Program Studi : Strata. 1 (S-1)
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Implementasi kebijakan
program bedah rumah (Studi Penelitian tentang bedah rumah oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung Kecamatan Kuripan Kabupaten
Probolinggo, adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian
ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan
sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Malang, 30-April- 2011
Yang menyatakan

Arie Prayogi

ABSTRAK

Arie Prayogi, 06230050. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. “Implementasi
kebijakan program bedah rumah (Studi Penelitian tentang bedah
rumah oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung
Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo”, Pembimbing I: Dr. Tri
Sulistyaningsih, M.Si; Pembimbing II: Drs. H.Achmadur.Rifa’i.M.Si

Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) yang berorientasi pada bantuan
terhadap masyarakat miskin yang terwujud dalam program bedah rumah bagi
masyarakat miskin yang memiliki rumah tidak layak huni. Himpitan ekonomi
yang teramat berat bagi warga miskin di Desa Kedawung membuat rumahnya
sangat tidak layak untuk dihuni. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten
Probolinggo mencetuskan program pemogaran rumah tidak layak huni bagi warga
miskin untuk membantu warga miskin memiliki penghidupan yang layak.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam memberikan anggaran pada
program pembangunan perumahan atau bedah rumah telah disediakan anggaran
sekitar 5 sampai 6 juta/unit. Pelaksanaan program bedah rumah ini dilaksanakan
di sejumlah RT/RW, khususnya di Desa Kedawung Kecamatan Kuripan
Kabupaten Probolinggo yaitu RT 06 RW 13, RT 02 RW 05 dan RT 03 RW 06
yang ada di Desa Kedawung Kecamatan Kuripan Kab. Probolinggo. Namun
untuk menentukan yang layak atau tidak, rumah masyarakat yang layak dibedah
berdasarkan hasil survei dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten
Probolinggo, setidaknya ada syarat-syarat tertentu rumah milik masyarakat yang
layak untuk di perbaiki atau dibedah. Di antaranya, mereka adalah kaum fakir
miskin, kemudian memang kondisi rumah tidak layak untuk dihuni atau berlantai
tanah. Selain itu, mekanisme pelaksanaan bedah rumah bermula dari RT/RW
setempat menyampaikan usulan kepada Pemerintah Kabupaten Probolinggo
mengenai warga yang berhak mendapat dana program itu. Syaratnya, antara lain,
gubuk reyot milik sendiri dan si empunya tak berpunya
Pendekatan teori yang digunakan dalam menganalisis implementasi
program bedah rumah adalah teori yang dikemukakan oleh George C. Edwards
III. Dimana implementasi dapat dimulai dari kondisi abstrak dan sebuah
pertanyaan tentang apakah syarat agar implementasi kebijakan dapat berhasil,
menurut George C. Edwards III ada empat variabel dalam kebijakan publik yaitu
Komunikasi (Communications), Sumber Daya (resources), sikap (dispositions
atau attitudes) dan struktur birokrasi (bureucratic structure).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui:
Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan
keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan
penarikan kesimpulan.

Dari hasil data yang diperoleh bahwa (1) Alasan pemerintah membuat
kebijakan program bedah rumah adalah untuk membantu masyarakat agar dapat
memiliki rumah sehat dan layak, dengan demikian diharapkan dapat
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan untuk
mengetahui rumah yang tidak layak huni memang sudah ditentukan sejak awal
sebelum dilakukan bedah rumah, antara lain kondisi rumah sekurang kurangnya
memiliki luas 8 (delapan) meter, berlantai tana, berdinding bambu, yang
kemudian pihak Tata Rumah dan Bangunan merancang rumah diplesterisasi, dan
diberikan perancangan rumah yag memiliki ventilasi. Dalam hal ini Badan
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung juga ikut merancang bangunan
rumah yang akan direnovasi, dan disesuaikan dengan anggaran untuk satu rumah
sebesar Rp. 4 juta, sehingga warga miskin dapat hidup dengan nyaman..
Sedangkan masalah pemetaaannya dibantu oleh petugas statistik yang ada di
kecamatan yang kemudian difasilitasi oleh dinas terkait, PU Bina Marga, PKK,
Bapemas, dimana pelaksanaan program ini dilakukan satu tahun sekali bulai Mei
dan Juni. (2) Kebijakan Bedah Rumah di desa Kedawung memang sudah
direncanakan sebelumnya dengan pihak terkait, seperti kepala desa berkordinasi
dengan camat yang ada di wilayah ini untuk menentukan kapan waktu dan tanggal
mulai pelaksanaanya. Untuk pelaksanaan program bedah Rumah di Desa
Kedawung sudah baik dan berhasil, karena memang pelaksanaan kebijakannya
sudah sesuai dengan perda no 13 tahun 2010 begitu juga ada dukungan dari
masyarakat setempat. Proses evaluasi selalu dilakukan untuk mempelajari
kekurangan yang ada dan dilaksanakan setelah selesai dibangun kira-kira empat
sampai enam bulan. (3) Kendala dalam program bedah rumah di Desa Kedawung
adalah kurangnya dana yang dianggarkan mengingat ada sebagian kondisi rumah
yang akan dibedah mengalami kerusakan yang parah yang tentunya membutuhkan
dana tambahan. Namun kekurangan tersebut dapat diatasi dengan partisipasi
masyarakat dengan memberikan bantuan dananya secara ikhlas untuk
pembangunan rumah layak huni sebagai bentuk kepedulian kepada saudara
mereka yang membutuhkan.

Meyetujui,

Dosen Pembimbing I

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si)

Dosen Pembimbing II

(Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si)

ABSTRACT

Arie Prayogi, 06230050. Muhammadiyah University of Malang. Faculty of Social
and Political Sciences, Department of Government. "Implementation of Surgical
home program policies (Study A study of surgical house by the Agency for
Community Empowerment at Village kedawung Kuripan Probolinggo District",
Supervisor I: Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si; Advisors II: Drs. H.Achmadur. Rifa’i.
M.Si
Agency for Community Empowerment (BPM) is oriented towards the
poor relief embodied in a surgical program for the poor house who has a house
uninhabitable. Economic crush that very heavy for the poor in the village of
kedawung make his home very unfit for occupancy. Therefore, the Government of
Probolinggo improvement program sparked a house unfit for human habitation for
the poor to help the poor have a decent livelihood. Probolinggo regency
government policy in delivering the budget on housing construction program or
surgical house has provided a budget of about 5/unit. Implementation of this
house surgical programs implemented in some other neighborhood, especially in
the Village kedawung Kuripan Probolinggo District of RT 06 RW 13, RT 02 and
RT 03 RW 05 RW 06 in the Village District kedawung Kuripan Probolinggo.
However, to determine a feasible or not, a decent public house dissected based on
survey results from the Agency for Community Empowerment Probolinggo
regency, at least there are certain conditions of society a decent home for the
repair or surgery. Among other things, they are the poor, then indeed the house
unfit for occupancy or dirt floors. Additionally, a surgical house implementation
mechanism stems from neighborhood local submit proposals to the Government
of Probolinggo regency of citizens who are entitled to fund that program.
Condition, among others, rickety shack owned and the owner did not haves.
Theory approach used in analyzing the implementation of surgical house
program is a theory put forward by George C. Edwards III. Where implementation
can be started from the abstract and a question about whether the requirement for
implementation of the policy to succeed, according to George C. Edwards III,
there are four variables in the public policy of Communications
(Communications), Resources (resources), attitudes (dispositions or Attitudes)
and bureaucratic structures (bureucratic structure).
This research was conducted using a qualitative approach with descriptive
methods. Technique of data collecting is done through: Observations and
interviews and documentation. After validity examination, data were analyzed by
way of presenting the data at once analyzed and conclusion.
From the data obtained that (1) The reason the government makes a house
a surgical program policy is to assist the community in order to have healthy and
decent house, thus expected to improve the health and welfare of the community.
While to know the house unfit for human habitation had been determined prior to

surgery since the early houses, including housing conditions at least have an area
of 8 (eight) feet, floored soil, bamboo-walled, which is then the regulation
Housing and Building design repaired home, and yag have given the design house
ventilation. In this case the Agency for Community Empowerment at Village
kedawung also designed the building that houses will be renovated, and adjusted
the budget for a house of Rp. 4 million, so that poor people can live comfortably.
While the problem of statistical mapping assisted by officers in the district which
is then facilitated by the related department, PU Bina Marga, the PKK, Bapemas,
where the implementation of the program is conducted once a year downy mildew
May and June. (2) Policy kedawung Surgery Houses in the village had been
planned prior to the relevant parties, such as village chief in coordination with the
existing district in this region to determine when the time and date of starting
implementation. For the implementation of the surgical program at the Village
House kedawung already good and successful, because the implementation of its
policies are in accordance with regulation No. 13 of 2010 as well as no support
from the local community. Process evaluation is conducted to study the existing
shortcomings and implemented after completion of approximately four to six
months. (3) Constraints in the surgical program at the village house kedawung is
the lack of funds budgeted since there is some condition of the house before
surgery suffered severe damage that will require additional funding. However,
these shortcomings can be overcome with community participation by providing
funding assistance for the development outright appropriate housing as a form of
caring for their brothers in need.

Approved,

Advisors I

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si)

Advisors II

(Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ......................................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Lembar Pernyataan .......................................................................................... iii
Lembar Persembahan ....................................................................................... iv
Kata pengantar ................................................................................................. v
Abstraksi ......................................................................................................... vi
Daftar Isi ......................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
E. Definisi Konseptual ..................................................................................... 6
F. Definisi Operasional .................................................................................... 8
G. Metode Penelitian ....................................................................................... 9
1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 9
2. Subyek Penelitian .................................................................................... 9
3. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 10
4. Sumber Data............................................................................................ 10
5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 11
6. Teknik Analisa Data ................................................................................ 13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kebijakan Umum Pembangunan Rumah (Bedah Rumah).. .......................... 15
B. Implementasi Kebijakan Program Pembangunan Rumah ............................ 21
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan ...................... 32
D. Teori Implementasi ..................................................................................... 36

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH
A. Kondisi Geografis ....................................................................................... 40
1. Letak Geografis Desa Kedawung ........................................................... 40
2. Kondisi Penduduk .................................................................................. 41
3. Kondisi SDM Pemerintah Desa .............................................................. 46
4. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa .................................................. 47
B. Badan Pemberdayaan Masyarakat (BAPEMAS).......................................... 49
C. Program Bedah Rumah Desa Kedawung Kec.Kuripan Kab. Probolinggo ... 52
BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Alasan pemerintah membuat kebijakan program bedah rumah di Desa
Kedawung Kecamatan Kuripan Kab. Probolinggo ....................................... 55
1. Penentuan rumah yang tidak layak huni ................................................. 55
2. Merancang bangunan rumah yang akan direnovasi ................................. 59
3. Rincian anggaran biaya .......................................................................... 63
B. Kendala Badan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kedawung Kecamatan
Kuripan Kabupaten Probolinggo dalam pelaksanaan bedah rumah ............. 67
1. Pendanaan .............................................................................................. 67
2. Pemetaan kemiskinan ............................................................................. 70
3. Fasilitasi pelaksanaan bedah rumah ........................................................ 73
C. Kebijakan Progam Bedah Rumah ............................................................... 76
1. Perencanaan ........................................................................................... 76
2. Pelaksanaan ........................................................................................... 80
3. Evaluasi ................................................................................................. 83
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 89
B. Saran ........................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin, 1990, Pengantar Analisis Kebijakan Negara, Rineka
Cipta, Jakarta
___________________, 2001, Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke
Implementasi Kebijakan Negara, PT. Bumi Aksara, Jakarta
___________________, 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi Aksara.
Jakarta
Anonim, Undang-Undang Perumahan dan Pemukiman (UU No.4 Tahun 1992),
Djambatan, Jakarta
________, Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat tentang Pembangunan
Perumahan Sangat Sederhana dengan Dukungan Falisitas KPR
(Kepmenpera No. 03/KPTS/1990), Djambatan, Jakarta
Ali Aziz, Rr. Suhartini, A. Halim. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat
Paradigma Aksi Metodologi. Pustaka Pesantren LKIS Yogyakarta
Ardani, Tristiadi A. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia
Bardac, Eugene, 1977, The Implementation Game : Massacchussetts, The Mit
Press
Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Bastanul, Girsang, Erna Siregar, 2006. Angka Kemiskinan Kembali Melonjak.
Bisnis Indonesia. Edisi 2 September
Doni Setiawan, 2002. Pelembagaan Prtisipasi Masyarakat Melalui Pembangunan
BKM
Dunn, N. William, 2000, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, dalam Muhadjir
Darwin (Penyunting), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Dwiyanto, Agus, 1999, Evaluasi Program dan Kebijaksanaan Pemerintah,
Pelatihan dan Teknik Manajemen Kebijakan Publik, Angkatan II, UGM,
Yogyakarta
Eddy Prayitno, 2007. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
(P2KP). Universitas Sriwijaya (UNSRI)

Gallion, Arthur, 1994, Pengantar Perancangan Kota, PT. Erlangga, Jakarta
Komarudin, 1996, Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Pemukiman,
Yayasan Real Estate Indonesia, Jakarta
Linebery, Robert L, 1977, American Public Policy, New York : Harper & Row
Martin, Lawrence L dan Kettner, M Peter, 1996, Measuring The Peformance of
Human Service Programs, International Educational and Professional
Publisher Thousand Oaks, London New Delhi, California
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya
Putra, Fadillah, 2001, Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik, Pustaka
Pelajar Offset, Yogyakarta
Ripley, B Randal, 1995, Policy Analysis in Political Science, Chicago, Nelson
Sabatier, Paul and Daniel, Mazmanian, 1986, Top Down and Buttom Up Approach
to Implementation Research, in Journal of Public Policy
Salusu J, 1998, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit, PT. Grasindo, Jakarta
Soehartono, Irawan. 2002. Metode penelitian sosial. Bandung
Tim dosen bahasa Indonesia UMM, 2003. Bahasa Indonesia untuk karangan
ilmiah, UMM Press, Malang
Thompson, Artur A Jr and Stricland III. AJ, 1992, Strategic Management Concept
and Causes, Boston : Irwin
Van Meter, Donald S and Carl, E Van Horn, 1975, The Policy Implementation
Proceess A Conceptual Framework in Administration and Society,
Volume, 6 No. 4, Sage, Baverly Hills
Sumber lain:
http://www.cybertokoh.com/index.php?option=com_content&task=view&id=126
3&Itemid=95
http://bpm.malangkab.go.id/newsdetail.php?id=35.Diakses 21-10-2010
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

BAHAN PENELITIAN
a. Bagaimanakah metode yang digunakan oleh LPMD/ Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang Kabupaten Probolinggo dalam menentukan rumah yang
tidak layak huni?
b. Bagaimana upaya LPMD/ Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten
Probolinggo dalam merancang bangunan rumah yang akan direnovasi?
c. Berapakah Rincian anggaran biaya yang digunakan LPMD/ Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang Kabupaten Probolinggo dalam merenavasi rumah?
d. Apakah selama ini Dinas Cipta Karya dan Tata Usaha Kabupaten
Probolinggo dalam pelaksanaan bedah rumah mengalami kendala
pendanaan ? jelaskan
e. Apakah selama ini Dinas Cipta Karya dan Tata Usaha Kabupaten
Probolinggo dalam pelaksanaan bedah rumah mengalami kendala dalam
Pemetaan kemiskinan?
f. Apakah selama ini Dinas Cipta Karya dan Tata Usaha Kabupaten
Probolinggo dalam pelaksanaan bedah rumah mengalami kendala
Fasilitasi pelaksanaan bedah rumah?
g. Bagaimana perencanaan kebijakan Progam Bedah Rumah yang dilakukan
oleh LPMD/ Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Probolinggo?
h. Bagaimana Pelaksanaan kebijakan Progam Bedah Rumah yang dilakukan
oleh LPMD/ Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Probolinggo?
i. Bagaimana Evaluasi kebijakan Progam Bedah Rumah yang dilakukan
oleh LPMD/ Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Probolinggo?

Informan:
a.
b.
c.
d.
e.

Kepala Dinas Cipta Karya
Kepala Bidang Tata Perumahan dan Tata Bangunan
Kepala desa
LPMD
Masyarakat Desa Kedawung

NB> Cantumkan nama, pekerjaan dan tanggal wawancara

RUMAH SASARAN PROGRAM BEDAH RUMAH DESA KEDAWUNG

Gambar 1. Rumah sasaran RT 06 RW 13

Gambar 2. Rumah sasaran RT 02 RW 05

Gambar 3. Rumah sasaran RT 03 RW 06

Gambar 4. Rumah sasaran RT 04 RW 07

Gambar 5 Rumah sasaran RT 05 RW 12

Gambar 6. Rumah sasaran RT 01 RW 04

Gambar 7 Rumah sasaran RT 07 RW 03

Gambar 8. Rumah sasaran RT 04 RW 11

Gambar 9. Rumah sasaran RT 03 RW 06

Gambar 10. Rumah sasaran RT 04 RW 07

Gambar 11. Rumah sasaran RT 06 RW 13

Gambar 12. Rumah sasaran RT 02 RW 05